BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kemandirian anak, sehingga pendidikan anak tidakdapat dipisahkan dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pola asuh orang tua merupakan perlakuan orang tua dalam mendidik anak- anak secara

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan juga makhluk sosial. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. seseorang dalam hidup bermasyarakat dan sebagai prasyarat kehidupan. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia diberi

BAB I PENDAHULUAN. yang kuat untuk memiliki banyak teman, namun kadang-kadang untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. membentuk manusia yang berkualitas, berkompeten, dan bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan banyak orang dan mutlak dibutuhkan terutama bagi orang yang berusia

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, kepintaran, kemampuan berpikir seseorang atau kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendapat tempat terdepan dan terutama. Pendidikan merupakan faktor yang sangat esensial

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini,

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA MENURUT PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya yang memiliki ciri-ciri yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kepercayaan Diri Anak Usia Remaja. yang berkualitas adalah tingkat kepercayaan diri seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak dan semakin menguat pada masa remaja.hurlock (1980:235) kesatuan membentuk apa yang disebut sebagai konsep diri.

BAB I PENDAHULUAN. melalui individu menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri dan juga dengan orang lain yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang individu atau lebih,

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

PENGARUH PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

BAGIAN 4 MASALAH DAN HIPOTESIS PENELITIAN

sebagai makhluk sosial maka manusia akan senantiasa berinteraksi dengan orang lain

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara sadar atau disengaja yang bertujuan untuk menambah pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan

HUBUNGAN POLA ASUH TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK DI RA/BA KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA MENURUT PERSEPSI SISWA DAN RELASI SOSIAL SISWA SKRIPSI

Remaja Pertengahan (15-18 Tahun)

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

PENGARUH POLA ASUH OTORITER PADA PERILAKU BELAJAR SISWA SD MENJELANG UJIAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat

BAB I PENDAHULUAN. kurang berkembang karena mereka tidak mengaktualisasikan seluruh potensi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan perlu

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas, sumber daya manusia yang diharapkan adalah yang

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang bermakna dan bisa mengaktifkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah, agar memperoleh prestasi harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anita Novianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai macam hal yang tidak pernah diketahui sebelumnya. Dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bagian otak yang memiliki spesifikasi berpikir, mengolah data seputar

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRA-SEKOLAH DI TK AISYIYAH MENDUNGAN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB SISWA TIDAK MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH DI SMP NEGERI 25 KOTA JAMBI OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari tiga ciri utama yaitu derajat kesehatan, pendidikan dan. bertumbuh dan berkembang (Narendra, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekayaan sumber daya alam di masa depan. Karakter positif seperti mandiri,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bermatabat dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Peran serta pendidikan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada orangtua dan orang-orang yang ada di lingkungannya hingga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan (Arikunto,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana

HAYAT NUR ISNAINI JUNIARTI,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Berkaitan dengan Pendidikan, Musaheri (2007 : 48) mengungkapkan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan komponen penting dalam pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

POLA ASUH ORANG TUA DAN PERKEMBANGAN SOSIALISASI REMAJA DI SMA NEGERI 15 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

KEMANDIRIAN REMAJA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA PADA SISWA SMP NEGERI 3 TERAS BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran dunia pendidikan di Indonesia untuk memberikan layanan

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB I PENDAHULUAN. sarana dalam membangun watak bangsa. Tujuan pendidikan diarahkan pada

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI ANAK UNTUK BERSEKOLAH DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan. pendidikan diharapkan mampu mencetak manusia yang berkualitas yang

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lebih tinggi. Salah satu peran sekolah untuk membantu mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai arti penting dalam pengembangan teknologi. Konsep-konsep fisika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Motivasi Belajar Siswa SMA Kelas XI pada Setiap Indikator Motivasi Belajar

BAB V PEMBAHASAN. A. Prestasi Belajar Siswa dengan Pola Asuh Otoriter. Berdasarkan hasil penelitian terhadap siswa yang mengalami

III. METODE PENELITIAN. suatu keadaan atau situasi. Jenis penelitian eksplanatori tersebut sama

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan istilah kunci yang penting dalam kehidupan manusia,

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berpikir siswa. Untuk mengembangkan pola berpikir kritis

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berupa angket tentang hubungan pola asuh orang tua dengan disiplin siswa di

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

B A B I V H A S I L P E N E L I T I A N D A N P E M B A H A S A N

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan wadah pendidikan yang sangat besar pengaruhnyadalam perkembangan kemandirian anak, sehingga pendidikan anak tidakdapat dipisahkan dari keluarganya. Hal ini karena keluarga merupakan tempat utama dan pertamaanak dididik dan belajar menyatakan diri sebagai mahkluk sosial untuk berinteraksidengan kelompoknya.orang tua merupakan orang yang bertanggung jawab penuh terhadap keluarga serta memegang peran utama dalam mengasuh dan mendidik anak. Pola asuh orang tua terdiri atas tiga yakni Otoriter, Permisif dan Demokratis,Baumrind (2005:97). Pola asuh otoriter, menekankan pada segala aturan orang tua harusditaati oleh anak. Anak harus menurut dan tidak boleh membantah terhadap apayang diperintahkan oleh orang tua. Dalam hal ini, anak seolah-olah menjadi robot,sehingga ia kurang inisiatif, merasa takut, tidak percaya diri, pencemas, rendahdiri, minder dalam pergaulan, tetapi disisi lain anak bisa memberontak, nakal ataumelarikan diri dari kenyataan. Pola asuh permisif, yakni segalaaturan dan ketetapan keluarga bergantungpada anak. Apa yang dilakukan oleh anakdiperbolehkan orang tua, orang tua menuruti segala kemauan anak. Anakcenderung bertindak semena-mena, tanpa pengawasan orang tua, ia bebasmelakukan apa saja yang diinginkan, anak kurang disiplin dengan aturan-aturansosial yang berlaku. Bila anak mampu menggunakan kebebasan tersebut secarabertanggung jawab,

maka anak akan menjadi seorang yang mandiri, kreatif,inisiatif dan mampu mewujudkan aktualisasinya. Pola asuh demokratis, yakni kedudukan antara orang tua dan anak sejajar. Suatukeputusan diambil bersama dengan mempertimbangkan kedua belah pihak. Anakdiberi kebebasan yang bertanggung jawab artinya apa yang dilakukan oleh anaktetapi harus dibawah pengawasan orang tua dan dapat dipertanggung jawabkansecaramoral.orang tua dan anak tidak dapat berbuatsemena-mena,anakdiberikepercayaandan dilatih untukmempertanggungjawabkan segalatindakannya,tidak munafik dan jujur.pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya tidak hanya berpengaruh pada perilaku si anak melainkan akan berpengaruh pula pada prestasi belajarnya. Pola asuh yang tepat dari orang tua memungkinkan anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, salah satunya yaitu kemandirian belajar anak. Kemandirian anak berawal dari keluarga serta dipengaruhi oleh pola asuh orang tua didalam keluarga, orang tualah yang berperan dalam mengasuh,membimbing, membantu, dan mengarahkan anak untuk menjadi mandiri. Dunia pendidikan atau sekolah juga turut berperan dalam memberikankesempatan kepada anak untuk mandiri, namun pola asuh orang tua tetap merupakanpilar utama dan pertama dalam membentuk anak untuk mandiri termasuk kemandirian belajar. Siswa yang memiliki kemandirian dalam belajar adalah siswa yang secaramandiri mempunyai kebebasan untuk belajar tanpa harus mengharapkan materi dari guru. Siswa dapat mempelajari pokok materi tertentu dengan membaca modul serta mengakses materimateri dari berbagai media pembelajaran yang ada. Disamping itu siswa mempunyai

otonomi belajar yamg terwujud dalam berbagai kebebasan untuk menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sesuai dengan kondisi dan kebutuham belajar siswa. Dalam kemandirian belajar, siswa akan berusaha sendiri untuk memahami isi pelajaran yang dibaca atau dilihat maupun yang didengarnya.siswa secara bebas menentukan tujuan belajarnya,membuat keputusan akademik dan melakukan kegiatankegiatan untuk tercapainya tujuan belajar. Jika mendapat kesulitan barulah siswa akan bertanya atau mendiskusikan dengan teman, guru, ataupun orang lain. Siswa yang memiliki kemandirian dalam belajar mampu mencari sumber belajar yang dibutuhkannya sehingga mampu meningkatkan kreativitas belajarnya. Berdasarkan data awal yang diperoleh saat melakukan observasi di SMA Negeri 7 kelas X1 IPA-1 Kupangdiketahui bahwa masih banyak siswa yang kurang mendapat perhatian khusus dari orang tua.data awal tersebut antara lain: Siswa mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain dalam kegiatan pembelajaran disekolah, sering menghindari bahkan lari dari masalah yang dihadapi seperti tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, tidak mampu berpikir secara mendalamdan selalu meminta bantuan orang lain untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, kurang disiplin dan tidak bertanggung jawab atas tindakannya sendiri. Hal-hal tersebut mendorong peneliti untukmengadakan penelitian tentang Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Menurut PersepsiSiswaterhadap KemandirianBelajar Siswa Kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016. B. Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian iniadalah:

1. Masalah Umum: Apakah ada pengaruh pola asuh orang tua menurutpersepsi siswa terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7Kupangtahun pelajaran 2015/2016? 2. Masalah Khusus a. Apakah ada pengaruh pola asuh otoriter menurut persepsi siswa terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7Kupang tahun pelajaran 2015/2016? b. Apakah ada pengaruh pola asuh permisif menurut persepsi siswa terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7Kupangtahun pelajaran 2015/2016? c. Apakah ada pengaruh pola asuh demokratis menurut persepsi siswa terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7Kupangtahun pelajaran 2015/2016? C. Tujuan Penelitian Bertolak dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Tujuan Umum: untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua menurut persepsi siswa terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengaruh pola asuh otoriter terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016.

b. Untuk mengetahui pengaruh pola asuh permisif terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016. c. Untuk mengetahui pengaruh pola asuh demokratis terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi beberapa manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Orang Tua Siswa Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi orang tuasiswa agar dapat menerapkan pola asuh yang tepat sesuai persepsi anak sehingga dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa. 2. Bagi Konselor Sekolah Hasil penelitian ini menjadi masukan bagi konselor sekolah agar dapat meningkatkan kinerjanya untuk meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar. 3. Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi siswa agar siswa dapat meningkatkan kemandirian dalam belajar demi perestasinya di sekolah. 4. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti sebagai calon konselor, untuk membantu siswa menangani masalah yang berkaitan dengan kemandirian siswa dalam belajar. E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian mengacu pada hal-hal yang menjadi titik perhatian dalam penelitian ini.hal ini dimaksudkan agar penelitian ini lebih berfokus pada objek yang diteliti. Adapun batasan atau ruang lingkup penelitian ini mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Variabel Penelitian. Penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu: a. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah pola asuh orang tua b. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah kemandirian belajar siswa. 2. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 31 orang. b. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah populasi yakni siswakelas XI IPA-II SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 31 orang, dengan demikian sampel penelitian ini adalah sampel populasi. 3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada SMA Negeri 7 Kupang, Jln. Frans Daromes. Kec. Maulafa Kupang. 4. Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2015 Mei 2016. F. Penegasan Konsep

Untuk menyamai persepsi dan menghindari penafsiran yang berbeda dari para pembaca tentang topik penelitian ini, peneliti menjelaskan istilah-istilah yang tercakup didalam topik penelitian sebagai berikut: 1. Pola Asuh Orang Tua Menurut Thoha (1996:109), Pola asuh orang tua adalah suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak. Menurut Silalahi (2010:10), Pola asuh adalah perlakuan orang tua dalam rangka memberikan perlindungan dan pendidikan anak dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya Silalahi mengelompokan pola asuh orang tua menjadi tiga bagian yaitu pola asuh otoriter, premisif dan demokratis. Dari uraian tersebut dapat ditarik simpulan bahwa pola asuh orang tua merupakan cara yang ditempuh oleh orang tua dalam mendidik anaknya sebagai wujud dari rasa tanggung jawab yang meliputi pola asuh otoriter, permisif dan demokratis. Berhubungan dengan penelitian ini, pola asuh orang tua yang meliputi pola asuh otoriter, permisif dan demokratismerupakan cara yang digunakan orang tua dalam membimbing dan mendidik serta membentuk watak siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupangtahun pelajaran 2015/2016 yang mempunyai imbas terhadap kemandirian belajar. 2. Persepsi Siswa Menurut Sudirman (1995:47), Persepsi adalah proses yang sifatnya kompleks dalam menerima dan menginterpretasikan informasi yang datangnya dari berbagai

indera penerima.sedangkan menurut Slameto (2010:102), Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atauinformasi ke dalam otak manusia. Berdasarkan pendapat tersebut maka disimpulkam bahwa persepsiadalah proses dimana seseorang menerima dan menginterpretasikan bentuk-bentuk pesan ataupun informasi yang diberikan oleh orang lain. Berkaitan dengan penelitian ini, persepsi yang dilihat adalah presepsi dari seorang siswa sehingga presepsi siswa dapat diartikan sebagai proses dimana siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016 menerima dan menginterprestasikan informasi atau pesansebagai bentuk asuhan baik secara otoriter, permisif maupun demokratis yang diterapkan oleh orang tua. 3. Kemandirian Belajar Siswa Haryono (1986:75), Kemandirian belajar adalah sikap, kemauan siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara individual atau sendiri tanpa adanya keharusan atau paksaan. Selanjutnya Soeparno (2003:114), mengemukakanbahwa kemandirian belajar adalah proses menggerakkan kekuatan atau dorongan dari dalam diri individu yang belajar untuk menggerakan potensi dirinya mempelajari objek belajar tanpa ada tekanan atau pengaruh asing di luar dirinya. Dengan demikian Kemandirian belajar lebih mengarah pada pembentukan cara-cara belajar mandiri. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah kemauan atau dorongan dari dalam diri untuk belajar tanpa dipengaruhi oleh paksaan atau tekanan dari orang lain. Dalam hubungan dengan penelitian ini, yang dimaksud dengan kemandirian belajar adalah kemauan siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupangtahun pelajaran 2015/2016 untuk belajar tanpa dipengaruhi olehpaksaan atau tekanan dari orang lain.

G. Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian 1. Anggapan Dasar Arikunto (2006:65), berpendapat bahwa anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakinikebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai tempat berpijak bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian. Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa perlunya anggapan dasar dalam penelitian adalah: (a) agar ada dasar berpijak yang kokoh bagi masalah yang akan diteliti; (b) untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatian penelitian; (c) guna menentukan dan merumuskan hipotesis. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa anggapan dasar merupakan titik tolak atau pedoman kerja yang kokoh untuk mempertegas variabel, guna menentukan dan merumuskan hipotesis dalam penelitian. Dengan demikian anggapan dasar dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Kemandirian belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar siswa adalah penerapan pola asuh orang tuayang tepat menurut presepsi siswa. b. Pola asuh orang tua yang tepat menurut persepsi siswa akan berpengaruh baik terhadap kemandirian belajar siswa. Sebaliknya pola asuh orang tua yang tidak tepat menurut persepsi siswa akan berpengaruh kurang baik terhadap kemandirian belajar siswa. 2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah suatu jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji melalui penelitian. Sebagaimana dikatakan oleh Nasir dalam Sisilia (2010:13), bahwa hipotesis merupakan pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal merupakan dasar kerja dan panduan dalam verifikasi. Sehubunga dengan itu, Arikunto (2006:73)merumuskan bahwa berdasarkan isi dan rumusannya yang bermacam-macam, hipotesis dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu: Hipotesis Kerja (Ha) dan Hipotesis Nol (Ho). Selanjutnya Arikunto (2006:74) merumuskanbahwa berdasarkan ruang lingkup besar kecilnya variabel, maka hipotesis dapat dibagi menjadi dua yakni: a. Hipotesis mayor adalah hipotesis mengenai kaitan seluruh variabel dan seluruh subjek penelitian. b. Hipotesis minor adalah hipotesis mengenai kaitan sebagian dari variabel atau dengan kata lain pecahan dari hipotesis mayor. Bertolak dari pendapat Arikunto, maka peneliti merumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Hipotesis Mayor Hipotesis mayor merupakan hipotesis yang mencakup kaitan seluruh variabel dan seluruh objek penelitian. Hipotesis mayor dalam penelitian ini: 1) Hipotesis Nol (Ho):tidak ada pengaruh pola asuh orang tua menurut persepsi siswaterhadap kemandirian belajar siswakelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016.

2) Hipotesis Kerja (Ha): ada pengaruh pola asuh orang tua menurut persepsi siswa terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016. b. Hipotesis Minor Hipotesis minor adalah hipotesis yang terdiri dari bagian-bagian atau subsub dari hipotesis mayor. Rumusan hipotesis minor dalam penelitian ini: Ho 1. Tidak ada pengaruh pola asuh otoriter menurut persepsi siswa terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016. Ho 2. Tidak ada pengaruh pola asuh permisif menurut persepsi siswa terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016. Ho 3. Tidak ada pengaruh pola asuh demokratis menurut persepsi siswa terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016. Ha 1. Ada pengaruh pola asuh otoriter menurut persepsi siswa terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016. Ha 2.Ada pengaruh pola asuh permisif menurut persepsi siswa terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016.

Ha 3.Ada pengaruh pola asuh demokratis menurut persepsi siswa terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016.