VARIASI JUMLAH KOIL DENGAN 2 BUSI TERHADAP PERFORMA YAMAHA JUPITER Z 110 CC

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

ANALISA VARIASI BAHAN BAKAR TERHADAP PERFORMA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. pembakaran yang lebih cepat dan mengurangi emisi gas buang yang di

Jurnal Teknik Mesin UMY

ANALISA VARIASI BAHAN BAKAR TERHADAP PERFORMA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

Jurnal Teknik Mesin. menggunakan alat uji percikan bunga api, dynotest, dan uji jalan.proses pengujian dapat dilihat dibawah ini.

PENGARUH PENGGUNAAN CDI RACING TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC TAHUN 2009

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

DAMPAK KERENGGANGAN CELAH ELEKTRODE BUSI TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 4 TAK

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

Wardoyo. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. (khususnya sepeda motor) berkembang. semakin pesat dewasa ini, yang juga diikuti oleh perkembangan

PERUBAHAN BENTUK THROTTLE VALVE KARBURATOR TERHADAP KINERJA ENGINE UNTUK 4 LANGKAH

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

Abstract. Keywords: Performance, Internal Combustion Engine, Camshaft

Pengaruh Variasi Durasi Noken As Terhadap Unjuk Kerja Mesin Honda Kharisma Dengan Menggunakan 2 Busi

Jurnal Teknik Mesin UMY

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Pengaruh Penggunaan Camshaft Standard dan Camshaft Racing Terhadap Unjuk Kerja Motor Bensin Empat Langkah

ANALISA MODIFIKASI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR 4 TAK 110cc

PERUBAHAN BENTUK THROTTLE VALVE KARBURATOR TERHADAP KINERJA ENGINE UNTUK 4 LANGKAH

PENGARUH PENGGUNAAN KOIL DAN BUSI RACING DENGAN JENIS BAHAN BAKAR BENSIN TERHADAP UNJUK KERJA MOBIL SUZUKI VITARA TIPE JLX 1994

BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN. Mulai. Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z.

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

KARAKTERISTIK PERFORMA MOTOR BENSIN PGMFI (PROGAMMED FUEL INJECTION) SILINDER TUNGGAL 110CC DENGAN VARIASI MAPPING PENGAPIAN TERHADAP EMISI GAS BUANG

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA PENGARUH JARAK CELAH ELEKTRODA BUSI TERHADAP PERFORMA MOTOR BAKAR 4 LANGKAH STUDI KASUS PADA MOTOR BAKAR HONDA GX-160

PENGARUH PENGGUNAAN CDI PREDATOR DUAL MAP TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC

Seminar Nasional (PNES II), Semarang, 12 Nopember 2014

PENGARUH PEMASANGAN ALAT PENINGKAT KUALITAS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR SPESIFIK MOTOR BENSIN

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI ELEKTRODA BUSI TERHADAP PERFORMA MOTOR BENSIN TORAK 4 LANGKAH 1 SILINDER HONDA SUPRA-X 125 CC

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

PENGARUH PENAMBAHAN TURBULATOR PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 TAK

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SWIRL SEBAGAI ALAT PEMBUAT ALIRAN TURBULEN CAMPURAN BAHAN BAKAR DAN UDARA PADA SALURAN INTAKE MANIFOLD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN THROTTLE SWITCH SYSTEM PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 TERHADAP DAYA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR

Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan

ANALISIS VARIASI PANJANG KABEL BUSI TERHADAP PERFORMA MOTOR BAKAR 4 LANGKAH

Jurnal Teknik Mesin UMY 2017

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN BIOETANOL PADA BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BENSIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

MODIFIKASI MESIN DIESEL SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR SOLAR MENJADI LPG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GAS MIXER

Karakterisasi dan Pengembangan Awal Sistem Kontrol pada Mesin Otto Satu Silinder Empat Langkah Berkapasitas 65 cc

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

TUGAS AKHIR CONVERTER KITS SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN MENJADI GAS PADA MOTOR SUPRA X 125 CC

Gambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

ARTIKEL ANALISA VARIASI KERENGGANGAN CELAH ELEKTRODA BUSI TERHADAP TORSI DAN DAYA MOTOR SUPRA X 125

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

ANALISA VARIASI BUSI TERHADAP PERFORMA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin 2 langkah 135 cc dengan data sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang masuk melalui lubang intake dengan 7 variabel bukaan klep in saat

UJI PERFORMA PENGARUH IGNITION TIMING TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN BERBAHAN BAKAR LPG

Jurnal ENGINE Vol.1 No.1, Mei 2017, pp e-issn:

KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK SPESIFIK UNTUK REDUKSI EMISI GAS BUANG O 2 MOTOR BAKAR (SEPEDA MOTOR) 4 TAK

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

PENGARUH PEMASANGAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR DENGAN SISTEM MAGNET

LEMBAR PERSETUJUAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 2-LANGKAH 150 CC Andriansyah Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut :

UJI PERFORMANSI MESIN DIESEL BERBAHAN BAKAR LPG DENGAN MODIFIKASI SISTEM PEMBAKARAN DAN MENGGUNAKAN KONVERTER KIT SEDERHANA

PENGARUH VARIASI MAIN JET NOZZEL PADA SISTEM KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN

ANALISIS PENGARUH VARIASI CDI TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR HONDA VARIO 110cc

TUGAS AKHIR. PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR GAS LPG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR 4 LANGKAH 100cc

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengujian Kinerja Mesin Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Dengan Rasio Kompresi Dan Bahan Bakar Yang Berbeda

STUDY PENGARUH CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN ETHANOL TERHADAP UNJUK KERJA MESIN MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

Analisis Variasi Intake Manifold Standard dan Porting Pada Piston Standard dan Racing Terhadap Kinerja Sepeda Motor Honda GL100

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen cylinder. Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme Katup

BAB III METODE PENELITIAN

PENGUJIAN STANDARD CAMSHAFT DAN AFTER MARKET CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC

PENGARUH VARIASI BAHAN DAN JUMLAH LILITAN GROUNDSTRAP TERHADAP MEDAN MAGNET PADA KABEL BUSI SEPEDA MOTOR

ABSTRAK. : I Made Sumaryanta

PENGARUH VARIASI UNJUK DERAJAT PENGAPIAN TERHADAP KERJA MESIN

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK KINERJA SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI JENIS BAHAN BAKAR BENSIN

ARTIKEL. Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar terhadap Unjuk Kerja Mesin

Pengaruh Penggunaan Busi Terhadap Prestasi Genset Motor Bensin

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KERENGGANGAN CELAH ELEKTRODE BUSI NIKEL DENSO U20EPR TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN PERFORMA MOTOR HONDA SUPRA X 125

PERBANDINGAN UNJUK KERJA MESIN 4 LANGKAH MENGGUNAKAN BUSI DAN KOIL STANDAR DENGAN BUSI DAN KOIL RACING SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH IGNITION TIMING DENGAN BAHAN BAKAR LPG TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH SATU SILINDER

ANALISA VARIASI BENTUK JET NEEDLE KARBURATOR PADA MOTOR4 TAK 125 CC BERBAHAN BAKAR E 100 DENGAN SISTEM REMAPPING PENGAPIAN CDI

TUGAS AKHIR. DisusunOleh: MHD YAHYA NIM

UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 SILINDER TYPE 4G63 SOHC 2000 CC MPI

ANALISIS VARIASI DERAJAT PENGAPIAN TERHADAP KINERJA MESIN

PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010

Transkripsi:

VARIASI JUMLAH KOIL DENGAN 2 BUSI TERHADAP PERFORMA YAMAHA JUPITER Z 110 CC Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Oleh : DEDY SANTOSO D 200 120 114 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

i

ii

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa publikasi ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak ada karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya. Surakarta, Rabu 2 November 2016 Penulis DEDY SANTOSO D 200 120 114 iii

VARIASI JUMLAH KOIL DENGAN 2 BUSI TERHADAP PERFORMA YAMAHA JUPITER Z 110 CC. Abstrak Busi dan koil merupakan komponen penting dalam sistem pengapian yang akan mempengaruhi kinerja motor bakar. Penelitian ini akan mengungkap pengaruh variasi jumlah koil dengan 2 busi terhadap kinerja motor bakar 4 langkah dengan 1 silinder melalui pengujian secara eksperimental. Kinerja motor bakar diukur dengan parameter torsi, daya, dan konsunsi bahan bakar spesifik.riset ini diawali dengan memodifikasi kepala silinder motor menjadi 2 lubang busi. Seperangkat dynotest dipergunakan dalam pengujian torsi dan daya yang dihasilkan. Data konsumsi bahan bakar spesifik diperoleh dengan beberapa alat ukur seperti buret, stopwatch, dan tachometer. Data pengujian beberapa variasi penggunaan 2 busi 2 koil, dan penggunaan 2 busi 1 koil selanjutnya dibandingkan dengan pengapian standar. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pengapian standar menghasilkan torsi tertinggi sebesar 7,21 Nm dengan konsumsi bahan bakar paling hemat mencapai 0,105 kg/hp.h. Kata Kunci : Dua pengapian, Busi, Koil, Kinerja Abstract Both spark plugs and coils are important component in the ignition ssystem that will affect performance of the motorcycle combustion engine. This study will reveal the effect of the coils number with two spark plugs on the performance of the internal combustion engine with single cylinder four stroke through experimental testing. Performance parameters measured by the combustion engine torque, power, and specific fuel consumption. This research begins with modifying the internal combustion cylinder head into two holes of spark plug. A dynotets set was used in the experimental in order of test both torque and power. Specific fuel consumption data were obtained with several measuring tools such as burrettes, stopwatch, and tachometer. Both calculated variations data of single coil and two coils are compared to standard design. The result show that the standard ignition produces that the highest torque of 7,21 Nm with the fuel consumption up to 0,105 kg/hp.h. Keyword : Double Ignition, Spark plug, Coil, Performance. 1.PENDAHULUAN Latar Belakang Motor bakar merupakan suatu mesin konversi energi yang merubah energi kalor menjadi energi mekanik. Untuk menghasilkan energi kalor diperlukan adanya suatu proses pembakaran yang dilakukan di ruang bakar, guna menghasilkan suatu proses pembakaran, minimal harus ada tiga komponen utama, yaitu bahan bakar, udara, dan kalor. Sumber kalor 1

didapat dari letikan bunga api listrik pada busi. Untuk mendapatkan performa busi yang maksimum perlu adanya sistem pengapian pada motor bensin, sistem pengapian tersebut terdiri dari beberapa komponen yang saling berhubungan. Banyak faktor yang mempengaruhi peforma motor bakar. Salah satu faktor yang mempengaruhi peforma motor bakar, yaitu pada sistem pengapian perlu diketahui bahwa busi dan koil menjadi komponen yang paling penting dalam proses pengapian. Pada tugas akhir ini penelitian akan dilakukan untuk mengetahui tentang pengaruh pengapian dengan menggunakan dua busi terhadap peforma motor bakar. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan dynamometer. Pengamatan yang dilakukan untuk unjuk kerja mesin dilakukan pada beberapa perbandingan jumlah komponen yaitu koil. Ismail Altin dan Atilla Bilgin (2009), melakukan penelitian mengenai perbandingan efisiensi performa motor menggunakan 1 busi dan 2 busi. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa penggunaan 2 busi menghasilkan performa terbaik dan konsumsi bahan bakar yang lebih efisien dibandingkan dengan penggunaan 1 busi sekaligus menghasilkan pembakaran yang lebih cepat dan mengurangi emisi gas buang yang di hasilkan Sakti Prihardintama (2010) melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan 2 busi pada motor bensin 4 langkah 1 silinder dengan variasi durasi noken As 260 (standar), 270, 290, 310, dan 330, Pada penelitian ini didapatkan torsi, daya dan bmep tertinggi dengan menggunakan noken as berdurasi 310, yaitu torsi = 45.12N.m pada putaran 4500 rpm, daya = 11.89 hp pada putaran 7000 rpm, dan bmep =1547.64kPa pada putaran 4000 rpm. Sedangkan nilai Sfc terendah dan effisiensi thermal tertinggi diperoleh dengan menggunakan noken as berdurasi standar (260 ).Pengurangan emisi gas buang berupa CO dan HC terbaik Muhammad Indiono Indarto (2012), melakukan penelitian mengenai analisa kinerja motor bakar dengan penerapan 2 busi pengapian dan variasi derajat waku pengapian. Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa penerapan 2 busi dapat menurunkan emisi gas buang. Kadar CO menurun dari 2.74% kadar CO pada kondisi busi utama map pengapian 15 derajat menjadi 2.26% kadar CO pada kondisi dua busi map pengapian 16 derajat. Power pada roda juga meningkat dari 4.2 HP pada kondisi busi utama map pengapian 15 derajat menjadi 4.4 2

HP pada kondisi 2 busi map pengapian 16 derajat. Dapat di simpulkan bahwa penerapan 2 busi dapat mempernaiki kinerja mesin ditunjukan dengan menurunnya emisi gas buang yaitu sekitar 0.48% emisi gas CO dan meningkatnya power sekitar 0.2HP dari kondisi standar. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui performa motor Jupiter Z menggunakan 2 busi dengan variasi jumlah koil yang meliputi parameter sebagai berikut : a) Torsi, b) Daya, dan c) Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (KBBS). Batasan Masalah adalah : Agar pembahasan masalah tidak terlalu meluas, maka batasan masalah yang diambil a. Bahan bakar yang digunakan adalah jenis premium. b. Pada penelitian ini menggunakan mesin bensin 4 langkah 1 silinder dengan dynamometer. c. Tidak membahas tentang pembuatan dan penempatan 2 busi pada kepala silinder. d. Tidak membahas bagian bagian dari koil dan kabel busi. e. Kedua busi menyala secara bersamaan 3

2.METODE PENELITIAN Diagram Alir Penelitian Gambar 1. Alir penelitian Bahan Penelitian Bahan yang digunakan untuk penelitian dan pengambilan data adalah sebagai berikut : 1. Busi iridium dan busi standar 2. Koil standar 3. Kabel busi standar 4. Kop silinder yang telah dimodifikasi Alat Uji Pada percobaan ini alat uji yang digunakan adalah : 1. Sepeda motor Jupiter Z 110 cc 4 langkah Spesifikasi Sepeda motor jupiter Z sebagai berikut : Tipe Mesin Jumlah Silinder Diameter x Langkah Volume Silinder : 4 langkah, SOHC, 2 valve : 1 Silinder : 51.0 x 54.0 mm : 110.3 cc 4

Perbandingan Kompresi : 9.3 : 1 Power Maksimum : 9.0 PS/8000rpm Torsi maksimum : 9.2 Nm/5000rpm Sistem Pengkabutan : Karburator Mikuni VM 17 x 1 Sistem Pendingin : Pendingin udara Blok Head :Blok Head dengan 2 busi pengapian Gambar. 2 Penampang Cylinder Head 2. Dynotest Merk Seri Model Dimensi ( p x l x t ) Berat Wheelbase Daya Maksimum Kecepatan Maksimum Beban Maksimum : Sportdyno : SD325 : 2110 x 1000 x 800 mm : 800 Kg : 850 1850 mm : 200 Hp (147 Kw) : 300 km/h : 450 Kg Data-data yang dapat ditampilkan/dihasilkan : a. Tenaga/power yang dihasilkan, b. Torsi Mesin, c. Kecepatan roda, dan d. Kecepatan putaran mesin. 5

Prosedur pengambilan data dan penggunaan alat uji 1. Prosedur pengambilan data konsumsi bahan bakar (KBB) Gambar.3 Instalasi burret pada karburator Sebelum pengujian menggunakan dynotest, perlu didapatkan data konsumsi bahan bakar terlebih dahulu untuk mengetahui konsumsi bahan bakar spesifik ( KBBS ). Prosedur pengambilan konsumsi bahan bakar ( KBB ) : a. Pasang burett seperti pada gambar 3.3 b. Atur putaran mesin menggunakan tachometer dengan cara mencolokkan ujung tachometer yang berbentuk runcing ke dalam putaran mesin seperti pada gambar dibawah. Gambar. 4 instalasi tachometer pada poros c. Setting putaran mesin sesuai dengan rpm yang dibutuhkan dengan menarik tuas gas dan menjaga putaran agar tetap konstan, dalam penelitian ini putaran mesin yg digunakan adalah 3000-9000 rpm. d. Set timer selama satu menit kemudian perhatikan berapa cc bahan bakar yang habis dalam waktu 1 menit mulai dari rpm 3000 sampai 9000 dengan kelipatan 500 rpm. 2. Prosedur instalasi sepeda motor pada alat uji 6

Pada pengujian performa mesin ini menggunakan dynotest yang dapat menampilkan performa mesin pada berbagai tingkat kecepatan, tahapan pengujian adalah sebagai berikut; a. Menaikan sepeda motor keatas dynotest. b. Mengunci roda depan dan memposisikan bang belakang tepat pada roller alat uji. c. Mengikat atau mengunci bagian depan sepeda motor dengan mengencangkan sabuk pengikat. d. Kondisi transmisi motor yang digunakan adalah gear 3. e. Setelah semua aman, sepeda motor siap untuk di uji. 3. Prosedur pengambilan data pada dynotest Pengujian ini menggunakan alat dynamometer Sportdyno v3.3 pengambilan data dilakukan diatas alat uji dimana terlebih dahulu menaikkan sepeda motor diatas alat uji dengan memposisikan roda belakang tepat berada diatas roller alat uji. Tahapan pengambilan datanya adalah sebagai berikut : a. Menguji sepeda motor dengan 1 busi standar dan panjang koil standar. b. Menguji sepeda motor dengan penggunaan 2 busi dan 2 koil c. Menguji sepeda motor dengan penggunaan 2 busi dan 1 koil d. Pengujian sepeda motor dengan dynamometer pada posisi tranmisi gear 3 dengan putaran mesin 5500 rpm sampai 10750 rpm dan data yang dihasilkan adalah torsi dan power. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Torsi Analisis torsi pada percobaan ini didapa dengan menggunakan data yang diperoleh dari pengujian dynotest. Pada dynotest data ditampilkan berupa grafik sebagai hasil dari pengujian. Sehingga dapat diperoleh data hubungan antara putaran mesin dengan torsi yang di sajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut. 7

TORSI (Nm) Tabel. 1 Data Torsi pada poros Standar 2 Koil 1 Koil Rpm Torsi Poros Rpm Torsi Poros Rpm Torsi Poros 5500 2,34 5250 3,22 5250 2,89 5750 6,89 5500 4,00 5750 6,89 6000 7,2 5750 6,75 5871 6,90 6030 7,21 5971 7,01 6500 6,69 7500 6,55 7500 6,48 7500 6,23 8000 6,03 8000 6,07 8000 5,84 8500 5,42 8500 5,36 8500 5,32 9000 5,14 9000 5,01 9000 4,96 10000 3,79 10000 3,96 10000 4,90 10750 2,68 10750 2,61 10750 2,25 8 7 6 5 4 Torsi Poros Standar 3 Torsi Poros 2 Koil 2 Torsi Poros1 Koil 1 0 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 RPM Gambar.1 Hubungan antara Torsi terhadap putaran mesin Berdasarkan Gambar. 1 menunjukan hubungan antara torsi dan putaran mesin pada pengapian standar didapatkan torsi tertinggi dihasilkan pada putaran 6030 yaitu sebesar 7,21 Nm dan torsi terendah dihasilkan pada putaran 5500 rpm yaitu 2,34 Nm. Pada penggunaan 2 busi dengan 2 koil torsi tertinggi dihasilkan pada putaran 5971 sebesar 7,01 Nm dan torsi terendah dihasilkan pada putaran 10750 yaitu sebesar 2.61, Pada penggunaan 2 busi dengan 1 koil torsi tertinggi pada putaran 5871 yaitu sebesar 6.90 Nm dan torsi terendah terjadi pada putaran 10750 rpm yaitu sebesar 2.25 Nm 8

Daya (Hp) Pada hasil percobaan diatas memperlihatkan bahwa penggunaan 2 busi menghasilkan performa dibawah standar,hal ini diakibatkan karena sistem kelistrikan dari pengapian sudah di program untuk kondisi standar jadi tidak optimal. Analisis Daya Dari hasil pengolahan data diperoleh daya sebagai berikut : Tabel.2 Data Daya poros dan Daya efektif teoritis Standar 2 Koil 1 Koil Rpm Daya Poros Daya Efektif Rpm Daya Poros Daya Efektif Rpm Daya Poros Daya Efektif 5500 1,8 6,61 5250 2,4 6,31 5250 2,1 6,31 5750 5,6 6.91 5500 3,1 6,61 5750 5.6 6,91 6000 6,1 7,21 5750 5,5 6,91 5871 5,7 7,05 6030 6,1 7,24 5971 5,9 7,17 6500 6,1 7,81 7500 6,9 9,01 7500 6,9 9,01 7500 6,6 9,01 8000 6,8 9,61 8000 6,9 9,61 8000 6,6 9,61 8500 6,5 10,21 8500 6,5 10,21 8500 6,4 10,21 9000 6,5 10,81 9000 6,5 10,81 9000 6,3 10,81 10000 5,4 12,01 10000 5,6 12,01 10000 4,9 12,01 16 14 12 Daya Poros Standar Daya Poros 2 Koil 10 8 Daya Poros 1 Koil 6 daya efektif standar 4 2 daya efektif 2 koil 0 daya efektif 1 koil 2000 4000 6000 8000 10000 12000 Puataran (Rpm) Gambar.2 Hubungan antara daya efektif dan daya poros terhadap putaran mesin. Dari gambar.2 diatas hubungan antara daya efektif dan daya poros terhadap putaran mesin,dimana semakin besar putaran mesin maka akan semakin besar pula daya efektifnya karena pada daya efektif belum dipengaruhi oleh pembebanan sedangkan untuk daya poros 9

Daya (Hp) terdapat titik optimalnya dimana setelah titik puncaknya daya poros akan mengalami penurunan. Tabel.3 Data Daya poros `Standar 2 Koil 1 Koil Rpm Daya Poros Rpm Daya Poros Rpm Daya Poros 5500 1,8 5250 2,4 5250 2,1 5750 5,6 5500 3,1 5750 5.6 6000 6,1 5750 5,5 5871 5,7 6030 6,1 5971 5,9 6500 6,1 7500 6,9 7500 6,9 7500 6,6 8000 6,8 8000 6,9 8000 6,6 8500 6,5 8500 6,5 8500 6,4 9000 6,5 9000 6,5 9000 6,3 10000 5,4 10000 5,6 10000 4,9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 Puataran (Rpm) Daya Poros Standar Daya Poros 2 Koil Daya Poros 1 Koil Gambar.3 Hubungan daya poros terhadap putaran mesin Dari gambar. 3 memperlihatkan pengaruh pengapian 2 busi terhadap daya mesin. Seperti yang terdapat pada gambar, pengambilan data dilakukan pada putaran mesin 5250 rpm sampai 10000 rpm. Terlihat pada grafik bahwa mesin yang menggunakan busi standar pada putaran mesin 7629 rpm menghasilkan daya tertinggi sebesar 7,1 Hp. Pada penggunaan 2 busi dengan 2 koil pada putaran mesin 7839 rpm menghasilkan daya tertinggi sebesar 7,0 Hp, pada kondisi ini daya yang dihasilkan hanya selisih 0.1 Hp dari kondisi standar. 10

KBBS (kg/hp.h) Pada penggunaan 2 busi dengan 1 koil pada putaran mesin 7804 rpm menghasilkan daya tertinggi sebesar 6,7 Hp, daya yang dihasilkan cenderung rendah dari pada dua variabel diatas, ini disebabkan karena letikan bunga api dari busi lemah sehingga proses pembakaran kurang optimal. Dari gambar 3 di atas dapat diketahui bahwa penggunaan busi standar dan penggunaan 2 busi dengan 2 koil menghasilkan daya yang hampir sama tetapi hanya selisih daya sebesar 0,1 Hp. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (KBBS) Hasil pengolahan data dari pengukuran konsumsi bahan bakar yang akan di tampilkan pada grafik sebagai berikut : Tabel 4 Data Kbb dan Kbbs Standar 2 Koil 1 Koil Rpm kbb KBBS Rpm kbb KBBS Rpm Kbb KBBS 5750 23,8 0,18 5750 25,5 0,19 5750 26,2 0,20 6000 23,5 0,17 6000 24,6 0,17 6000 25,3 0,18 6500 22 0,15 6500 22 0,15 6500 23,0 0,16 7000 20 0,13 7000 20,2 0,13 7000 20 0,13 7500 19,5 0,12 7500 19,3 0,12 7500 19 0,12 8000 17,5 0,11 8000 17,3 0,10 8000 17,5 0,11 8500 16 0,11 8500 16,4 0,10 8500 16 0,10 9000 18 0,12 9000 17,3 0,11 9000 16,5 0,11 0,25 0,20 0,15 KBBS Standar 0,10 KBBS 2 koil 0,05 KBBS1 Koil 0,00 5000 6000 7000 RPM 8000 9000 10000 Gambar 4 Hubungan Konsumsi Bahan Bakar Spesifik terhadap Putaran mesin 11

Dari gambar 4 di atas dapat terelihat bahwa konsumsi bahan bakar terendah pada penggunaan kondisi standar mencapai 0.1057kg/Hp.h pada putaran mesin 8500 rpm, pada penggunaan 2 busi 2 koil konsumsi bahan bakar terendah mencapai 0,1077 kg/hp.h pada putaran mesin 8000rpm, KBBS cenderung lebih boros dari kondisi standar, sedangkan penggunaan 2 busi 1 koil konsumsi bahan bakar terendah sebesar 0,1074 kg/hp.h, Dari gambar grafik 4 tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan kondisi standar konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan lebih irit dibandingkan 2 busi 2 koil dan 2 busi 1 koil, dan perlu di ketahui bahwa pengambilan data kbb tidak dilakukan bersama dengan torsi dan daya,jadi untuk pengambilan data kbb tidak di beri pembebanan, sehingga data kbb hanya sebagai permisalan untuk memperoleh data kbbs. Dan hasilnya pun hanya selisih beberapa cc saja. PENUTUP Dari penelitian yang telah dilakukan tentang variasi jumlah koil dengan 2 busi terhadap performa yamah jupiter z 110 cc dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Performa maksimal dihasilkan dari pengapian standar dengan daya dan torsi tertinggi 2. Dari penelitian didapatkan puncak torsi yang semakin maju, dan kbbs paling hemat didapatkan pada pengapian standar. PERSANTUNAN Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas bekah, rahmat, dan hidanya-nya sehingga penyusunan laporan penelitian tugas akhir dapat terselesaikan : Tugas Akhir berjudul VARIASI JUMLAH KOIL DENGAN 2 BUSI TERHADAP PERFORMA YAMAHA JUPITER Z 110 CC dapat diselesaikan atas dukungan dari beberapa pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada : 1. Kedua orang tua tersayang, yang senantiasa mendoakan yang terbaik untuk kami putraputranya, sehingga kami bisa sampai saat ini. 2. Bapak Ir. Sri Sunarjono, MT., Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. 12

3. Bapak Tri Widodo BR, ST., MSc., Ph.D selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta. 4. Bapak Ir. Sartono Putro, MT selaku dosen pembimbing utama yang senantiasa memberikan arahan dan masukan-masukan yang sangat bermanfaat bagi terselesaikannya tugas ini. 5. Bapak Ir. Sarjito, MT, Ph.D. Selaku dosen pembimbing pendamping telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. 6. Teman-teman seperjuangan 2012, yang telah 4 tahun berjuang bersama baik suka maupun duka. DAFTAR PUSTAKA Altin, I., & Bilgin, A. (2009). A parametric study on the performance parameters of a twin-spark SI engine. Energy Conversion and Management, 1902 1907. Turkey Arends, B., & Berenschot, H. (1996). Motor Bensin. Jakarta: Erlangga. Arismunandar, W. (1988). "Motor Bakar Torak". Bandung: Institut Teknologi Bandung. Badrawada, I. G. (2008). Pengaruh Perubahan Sudut Pengapian Terhadap Prestasi Mesin 4 Langkah. Forum Teknik, 221-231. Boentarto, & Marlindo, M. (n.d.). Analisa Penggunaan CDI Racing Progammable dan Koil Racing Pada Mesin Sepeda Motor Standar. Dasuki, F. (1997). Motor Bakar. Jakarta: Astra Honda Motor. Haryono. (1997). Uraian Praktis Mengenai Motor Bakar. Semarang: Aneka Ilmu. Heywood. (1988). Internal Combustion Engine Fundamental. New York: Mc. Graw-Hill Book. Indarto, M. I. (2012). Analisis Kinerja Motor Bakar Dengan Penerapan 2 Busi dan Variasi Derajat Pengapian. Jakarta: Universitas Indonesia. Jama, J., & Wagino. (2008). Teknik Sepeda Motor Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Prihardintama, S. (2010). Pengaruh Variasi Durasi Noken As Terhadap Unjuk Kerja Mesin Honda Kharisma Dengan Menggunakan 2 Busi. Sukma, T. (2013). Pemeliharaan Kelistrikan Sepeda Motor., Pemeliharaan Kelistrikan Sepeda Motor (p. 71). Jakarta: Kementerian Pendidikan & Kebudayaan. Widodo, & Rahmat, D. (2008). Buku Ajar Teori Mesin Diesel. Semarang: Universitas Negeri Semarang. 13

14