BAB II KAJIAN TEORETIK. memiliki ide atau opini mengenai sesuatu (Sudarma, 2013). Selain itu,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Munandar (1987) menyatakan bahwa berpikir kreatif (juga disebut berpikir

BAB I PENDAHULUAN. tersebut boleh jadi berupa sikap, minat atau nilai.

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dibangkitkan, dipertahankan dan selalu dikontrol baik oleh siswa itu sendiri, guru

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. suatu makna (Supardi, 2011).

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan Sumber daya

IDENTIFIKASI TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF (TKBK) SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED PADA MATERI SEGIEMPAT DI KELAS VIII SMP

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Konseptual. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Kualitas suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Percaya diri adalah sikap yang timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BABI PENDAHULUAN. Tuntutan dalam dunia pendidikan telah mengalami banyak perubahan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LATERAL MATEMATIS SISWA MELALUI PEND EKATAN OPEN-END ED

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Motivasi Belajar. a. Pengertian Motivasi Belajar.

PENGARUH KREATIVITAS GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI KELAS XI AP V SMK NEGERI 1 GORONTALO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa

BAB I PENDAHULUAN. atau pengalaman (Ngalim Purwanto, 2007:85). Dimana pengalaman. merupakan guru yang paling baik dalam belajar.

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALLY (TAI) PADA MATA PELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas

II. KERANGKA TEORETIS. kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hesty Marwani Siregar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jayanti Putri Purwaningrum, 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan hal-hal yang sama sekali

BAB I PENDAHULUAN. teknologinya. Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN LOGIS MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP MELALUI LEARNING CYCLE 5E DAN DISCOVERY LEARNING

II. TINJAUAN PUSTAKA. tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai kebutuhan sangat dirasakan

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2

II. KERANGKA TEORETIS. pembelajaran fisika masalah dipandang sebagai suatu kondisi yang sengaja

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. butuhkan dan berguna dalam kehidupan sehari-hari baik dalam sains, teknologi,

BAB II KAJIAN PUATAKA. tujuan (Mc. Donald dalam Sardiman A.M, 2001:73-74). Menurut Mc. Donald. motivasi mengandung 3 elemen penting, yaitu:

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. arti penting dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari ilmu

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang jika

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Learner s, istilah thinking salah satunya diartikan, ideas or opinions

TINJAUAN PUSTAKA. Metakognisi merupakan suatu istilah yang dimunculkan oleh beberapa ahli

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan seorang akan menjadi manusia yang berkualitas. UU No 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ini berguna untuk menghasilkan ide-ide baru yang kreatif.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

Noor Fajriah 1), R. Ati Sukmawati 2), Tisna Megawati 3) Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

II. TINJAUAN PUSTAKA. diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan

matematika mengacu pada pengertian berpikir kreatif secara umum, yaitu berpikir kreatif diartikan sebagai suatu kegiatan mental yang

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH DIVERGEN SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas.

BAB II LANDASAN TEORI

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan,

Key Words: creative thinking, open ended problems. Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember 41

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk berargumentasi atau mengemukakan ide-ide.pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Sementara itu, bangsa Indonesia masih mengalami hambatan dalam menciptakan

Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. dan berbuat. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang. tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Becker dan Shimada (1997: 1) mengungkapkan bahwa we propose to call problem

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam proses pembelajaran bukanlah semata-mata untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang dikemukakan oleh Rusyna (2014: 3) berpikir diakibatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa ahli mendefinisikan tentang pengertian belajar atau lerning, baik

PEMECAHAN MASALAH TIPE WHAT S ANOTHER WAY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V SD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

BAB II KAJIAN TEORETIK. fisik. Goleman (1996:63) menjelaskan bahwa, kesadaran diri adalah

BAB I PENDAHULUAN. wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagai pencetak Sumber Daya Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dianugerahi kemampuan dan kekuatan berpikir. Berpikir

II. KERANGKA TEORITIS. Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang

HUBUNGAN ANTARA HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MOTIVASI SISWA MEMILIH JURUSAN IPS PADA SISWA KELAS XI IPS DI SMAN 1 KOTA JAMBI

Transkripsi:

6 BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Berpikir Kreatif Matematis a. Berpikir Kreatif Proses berpikir merupakan suatu pegalaman memproses persoalan untuk mendapatkan dan menentukan suatu gagasan yang baru sebagai jawaban dari persoalan yang dihadapi (Suryosubroto, 2009). Dengan kata lain, orang-orang yang berpikir adalah orang yang memiliki ide atau opini mengenai sesuatu (Sudarma, 2013). Selain itu, berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori. Ini sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan berpikir secara kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah (Santrock, 2011).. Pada hakikatnya, pengertian kreatif berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada (Slameto, 2010). Berpikir kreatif berarti menemukan cara-cara yang baru yang lebih baik untuk mengerjakan apa saja. Salah satu cara untuk mengembangkan dan menguatkan kemampuan kita dalam berpikir kreatif adalah percaya bahwa sesuatu dapat dilakukan. Untuk melakukan apapun, kita harus terlebih dahulu percaya bahwa hal itu 6

7 dapat dilakukan. Percaya sesuatu dapat dilakukan membuat pikiran bergerak untuk mencari cara untuk melaksanakannya (Schwatz, 1996). Skinner (2004) berpendapat bahwa Creative thinking means that the predictions and/or inferences for the individual are new, original, ingenious, unusual. The creative thinker is one who explores new areas and makes new observations, new predictions, new inerences. Dengan kata lain berpikir kreatif berarti kemampuan bagi individu untuk meprediksi dan atau menyimpulkan hal yang baru, asli, cerdik dan tidak biasa. Seorang pemikir kreatif adalah orang yang mampu mengeksplorasi hal baru, membuat observasi baru, prediksi baru, dan kesimpulan baru. Worthington (2006) memaparkan bahwa mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa dapat dilakukan dengan cara mengeksplorasi hasil kinerja siswa yang mempresentasikan proses berpikir kreatifnya. Perkembangan berpikir kreatif peserta didik merupakan perubahan yang sangat mendasar dalam proses pembelajaran. Dimilikinya kemampuan kreatif, peserta didik tidak hanya menerima informasi dari pendidik, namun juga berusaha mencari dan memberikan informasi dalam proses pembelajaran. Peserta didik yang kreatif selalu mempunyai rasa ingin tahu, ingin mencoba-coba, berpetualang, memiliki banyak ide, mampu mengelaborasi beberapa pendapat, suka bermain dan intuitif (Suryosubroto, 2009). Menurut

8 Suryosubroto (2009) ciri-ciri umum atau karakteristik orang-orang yang kreatif antara lain : bebas dalam berpikir dan bertindak, menyukai hal-hal yang rumit dan baru, mempunyai rasa humor yang tinggi, dan lebih realistis. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan yang dimiliki individu untuk memberikan gagasan-gagasan baru dalam menyelesaikan masalah. b. Kemampuan Berpikir Kreatif dalam Matematika Berpikir kreatif dalam matematika mengacu pada pengertian berpikir secara umum. Karena sebagian besar aktivitas yang dilakukan seseorang yang sedang belajar matematika adalah berpikir. Silver (1997) menjelaskan bahwa untuk menilai kemampuan berpikir kreatif anak-anak dan orang dewasa sering digunakan The Torrance of Creative Thinking (TTCT). Tiga komponen kunci yang dinilai menggunakan TTCT adalah kefasihan (fluency), fleksibilitas (flexibility), dan kebaruan (novelty). Kefasihan mengacu pada banyaknya ide-ide yang dibuat dalam merespon sebuah perintah. Fleksibilitas tampak pada perubahan-perubahan pendekatan ketika merespon perintah. Kebaruan merupakan keaslian ide yang dibuat dalam merespon perintah. Dalam masing-masing komponen, apabila respons perintah disyaratkan harus sesuai, tepat atau berguna dengan perintah yang diinginkan, maka indikator kelayakan, kegunaan atau bernilai berpikir kreatif sudah dipenuhi. Kemudian, Silver (1997)

9 juga mengatakan bahwa indikator keaslian dapat ditunjukkan atau merupakan bagian dari kebaruan. Jadi indikator atau komponen berpikir itu dapat meliputi kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan. Balka (Silver, 1997) mengungkapkan gagasan lain mengenai komponen berpikir kreatif, yaitu kefasihan mengacu pada banyaknya penyelesaian masalah yang dibuat, fleksibilitas mengacu pada banyaknya kategori-kategori berbeda dari pemecahan masalah yang dibuat, dan kebaruan melihat bagaimana keluarbiasaan (berbeda dari kebiasaan) sebuah respon dalam sekumpulan semua respon (Silver, 1997). Dalam penelitian ini, komponen atau indikator berpikir kreatif matematis yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut : a. Kefasihan (fluency) yaitu kemampuan siswa memberi jawaban masalah yang beragam dan benar. b. Fleksibilitas (flexibility) yaitu kemampuan siswa untuk menggunakan bermacam-macam cara atau solusi penyelesaian dalam menyelesaikan masalah. c. Kebaruan (novelty) yaitu kemampuan siswa menjawab permasalahan dengan beberapa jawaban yang berbeda atau satu jawaban yang tidak biasa dilakukan oleh individu (siswa) pada tingkat pengetahuannya. Beberapa jawaban dikatakan berbeda, jika jawaban itu tampak berlainan, lain dari yang lain dan jarang diberikan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa berpikir kreatif matematis sebagai suatu

10 kemampuan siswa untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Dengan demikian, peniliti dapat menyimpulkan bahwa indikator yang digunakan dalam kemampuan berpikir kreatif ada tiga yaitu kefasihan (fluency), fleksibilitas (flexibility), dan kebaruan (novelty). 2. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek unuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat menjadi aktif sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak (Sardiman, 2007) Menurut Mc. Donald (Sardiman, 2007), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Namun seorang siswa yang memiliki inteligensia cukup tinggi, mentak (boleh jadi) gagal karena kekurangan motivasi.

11 Motivasi merupakan pendorong bagi seseorang agar memiliki energi atau kekuatan melakukan sesuatu dengan penuh semangat. Motivasi sebagai suatu kekuatan yang mampu mengubah energi dalam diri seseorang dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Hamalik (Aunurrahman, 2009) motivasi suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan). Perubahan energi di dalam diri seseorang tersebut kemudian membentuk suatu aktivitas nyata dalam berbagai bentuk kegiatan. Motivasi dapat bersifat internal atau intrinsik dan eksternal atau ekstrinsik, motivasi internal atau motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan suatu aktivitas. Sedangkan motivasi eksternal atau motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang berasal dari luar diri individu (Aunurrahman, 2009). Fungsi motivasi (Hamalik, 2011) meliputi berikut ini : 1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar. 2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan. 3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai timbulnya kelakuan, pengarah dan penggerak.

12 b. Pengertian Belajar Menurut Thorndike (Budiningsih, 2005) belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakan atau tindakan. Selain itu menurut Sardiman (2007), belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses di mana seseorang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap oleh alat indera. Lalu kegiatan memperoleh informasi yang disengaja dapat diperoleh dari serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. c. Pengertian Motivasi Belajar Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator dan unsur yang mendukung (Uno, 2009). Selain itu, motivasi belajar juga penting bagi siswa. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009)

13 pentingnya motivasi belajar bagi siswa adalah sebagai berikut : (1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir. (2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya. (3) Mengarahkan kegiatan belajar. (4) Membesarkan semangat belajar. (5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja (disela-selanya adalah istirahat atau bermain) yang berkesinambungan, individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa sehingga dapat berhasil. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dikatakan keseluruhan, karena pada umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakan siswa untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar (Sardiman, 2007). Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan adalah indikator motivasi belajar menurut Uno (2009) yaitu: 1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil 2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan 4. Adanya penghargaan dalam belajar

14 5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah hal yang penting bagi siswa. Karena dengan adanya motivasi belajar di dalam diri siswa dapat menumbuhkan semangat belajar dan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. 3. Materi Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi segiempat dan segitiga. Standar kompetensi dan kompetensi dasar disesuaikan dengan silabus kurikulum 2013. Materi Kompetensi Dasar : Segiempat dan segitiga : 6.3Menghitung keliling dan luas bangun segiempat dan segitiga serta menggunakannya dalam pemecahan masalah. Indikator : 6.3.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun segiempat. 6.3.2 Menghitung masalah yang berkaitan dengan luas bangun segiempat. 6.3.3 Menyelesaikan masalah nyata yang berkaitan dengan luas dan keliling bangun trapesium.

15 B. Penelitian Relevan 1. Penelitian oleh Sidu, Oroh, dan Madjid (2013) menyimpulkan dalam penelitian ini terbagi atas tiga indikator kemampuan berpikir kreatif matematika yakni: kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility) dan kebaruan. Dari hasil deskripsi tiap indikator tersebut maka hasil penelitian memberikan informasi bahwa rata-rata kemampuan berpikir kreatif pada aspek kelancaran sebesar 61,35%. Hal ini termasuk dalam kategori baik. Lalu rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematika dalam aspek keluwesan sebesar 60,35%. Pada aspek keluwesan ini juga termasuk dalam kategori baik. Dan untuk rata-rata kemampuan berpikir kreatif pada aspek kebaruan sebesar 55,73% termasuk kategori baik. Secara keseluruhan hasil rata-rata tiap aspek yang telah dijelaskan tersebut dapat dilihat bahwa kemampuan berpikir kreatif matematika siswa tergolong dalam kategori cukup baik dengan rata-rata mencapai sebesar 59,07%. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematika siswa SMP Negeri 02 Gorontalo dalam soal open-ended system persamaan linier dua variabel sudah cukup kreatif. 2. Penelitian oleh Huludu, Oroh, dan Bito (2013) yang menyimpulkan bahwa secara umum tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas XI SMA Negeri Suwawa masih sedang. Hal ini didasarkan pada teman-teman peneliti dalam masing-masing indikator sebagai berikut :

16 a. Kemampuan berpikir lancar Kemampuan mereka dalam memecahkan soal dengan berpikir lancar masih sangat lemah. Berdasarkan jawaban yang diberikan siswa, siswa banyak menjawab soal hanya satu jawaban. b. Kemampuan berpikir luwes Peneliti menemukan bahwa banyaknya siswa yang mampu menjawab soal berpikir luwes yaitu 12 siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir luwes siswa sudah cukup baik. c. Kemampuan berpikir orisinil Peneliti menemukan bahwa banyaknya siswa yang mampu menjawab soal berpikir orisinil yaitu 12 siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir orisinil siswa sudah cukup baik. d. Kemampuan memperinci Peneliti menemukan bahwa banyaknya siswa yang mampu menjawab soal memperinci yaitu 12 siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir orisinil siswa sudah cukup baik. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Nardi (2012) menyimpulkan bahwa motivasi siswa dengan penerapan kontekstual mengalami peningkatan diantaranya dapat dilihat dari beberapa indikator : a. Antusias siswa dalam persiapan mengikuti pembelajaran meningkat yaitu dari 9 siswa (33,3%) menjadi 21 siswa (77,77%). b. Antusias siswa dalam belajar kelompok meningkat dari 7 siswa (25,92%) menjadi 20 siswa (74,07%).

17 c. Antusias siswa dalam menanggapi atau mengajukan pertayaan tentang mater yang belum dipahami meningkat dari 2 siswa(7,40%) menjadi 13 siswa (48,14%). Berdasarkan penelitian pada proses pembelajaran secara keseluruhan, dapat disimpulkan mengalami perubahan yang positif, karena didapatkan fakta bahwa motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan metode konvensional yang biasa digunakan guru. C. Kerangka Pikir Motivasi merupakan pendorong bagi seseorang agar memiliki energi atau kekuatan melakukan sesuatu dengan penuh semangat. Motivasi sebagai suatu kekuatan yang mampu mengubah energi dalam diri seseorang dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar. Perkembangan berpikir kreatif peserta didik merupakan perubahan yang sangat mendasar dalam proses pembelajaran. Berpikir kreatif merupakan aktivitas mental dimana seseorang memperhatikan berpikir logis maupun intuitif untuk menghasilkan ide-ide. Berpikir kreatif dalm pembelajaran matematika sangat dibutuhkan terutama dalam menyelesaikan soal-soal yang melibatkan siswa untuk berpikir

18 kreatif, dimana siswa diharapkan dapat menemukan ide-ide baru yang kreatif dalam menganalisis dan menyelesaikan soal. Kemampuan berpikir kreatif matematis adalah keterampilan yang dimiliki seseorang untuk menemukan ide penyelesaian atau solusi terhadap suatu masalah matematika yang mencakup aspek fluency, fleksibility, dan novelty. Mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis dan motivasi belajar siswa sangat diperlukan, karena setelah guru mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis dan motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika guru dapat melakukan evaluasi terhadap pembelajaran.