BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan ekonomi nasional dan penurunan jumlah penduduk

dokumen-dokumen yang mirip
KONTRIBUSI SEKTOR KETENAGAKERJAAN TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. bawah garis kemiskinan (poverty line), kurangnya tingkat pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Todaro (2006), ketimpangan dan memberantas kemiskinan untuk mencapai kehidupan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Dalam. mengukur pencapaian pembangunan sosio-ekonomi suatu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Dalam proses pembangunan ekonomi, manusia berperan cukup penting

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasarkan status sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Perkapita Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Provinsi Riau. Vol. II, No. 02, (Oktober, 2015), 1-2.

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya. pertumbuhan penduduk yang cepat dan dinamis (Sadhana, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian kebijakan-kebijakan. yang diambil pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

3. Kondisi Ekonomi Makro Daerah

BAB I PENDAHULUAN. dengan laju pertumbuhan ekonomi wilayah itu sendiri, oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

DAFTAR TABEL. Jawa Tengah Tahun Realisasi Proyek dan Investasi Penanaman Modal di Provinsi

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja. Biasanya semakain tinggi pertumbuhan ekonomi cenderung

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB I PENDAHULUAN. melalui peningkatan pendapatan perkapita penduduk dalam kurun waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM), sumber daya alam (SDA), teknologi, sosial budaya dan lain-lain. Oleh

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut. Sehubungan dengan arah pembangunan nasional, maka pada

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Padahal sebenarnya, kemiskinan adalah masalah yang

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan umum yang sering dihadapi oleh negara-negara sedang

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar dalam struktur sosial, sikap, mental dan kelembagaan, ketimpangan, dan mengatasi kemiskinan (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BAB I PENDAHULUAN. sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya bervariasi antarwilayah, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencapai social welfare (kemakmuran bersama) serta

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

Pemanfaatan DATA Statistik Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi suatu negara, khususnya di negara berkembang. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan tersendiri dalam pembangunan manusia,hal ini karena. sistem pemerintahan menjadi desentralisasi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 5 PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Ringkasan Hasil Regresi

BAB I PENDAHULUAN. antar daerah dan struktur perekonomian yang seimbang (Sukirno, 2005).

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidakstabilan ekonomi yang juga akan berimbas pada ketidakstabilan dibidang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sejahtera, mandiri maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya.

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat guna memperoleh gelar. Sarjana Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan. suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi. Di lain segi istilah tersebut bertujuan untuk menggambarkan

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah. otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Perencanaan berfungsi sebagai alat koordinasi antar lembaga pemerintahan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan merangsang proses produksi barang. maupun jasa dalam kegiatan masyarakat (Arta, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi meningkat (Atmanti, 2010). perekonomian. Secara lebih jelas, pengertian Produk Domestik Regional Bruto

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketenagakerjaan merupakan masalah yang selalu menjadi perhatian utama

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam konteks bernegara, pembangunan diartikan sebagai

dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2011). pemerataan, akan terjadi Ketimpangan wilayah (regional disparity), terlihat

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. perbedaaan kondisi demografi yang terdapat pada daerah masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Alitasari (2014), teknik analisis yang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan reformasi sosial politik di Indonesia. Reformasi tersebut

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. orang lain, daerah yang satu dengan daerah yang lain, negara yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan nasional dapat dilihat dari meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi nasional dan penurunan jumlah penduduk miskin, kedua indikator tersebut selama ini masih menjadi strategi atau instrument utama dalam rangka menciptakan pembangunan ekonomi yang positif. (Pantjar Simatupang dan Saktyanu K, 2003). Pertumbuhan ekonomi selalu dipengaruhi oleh tingkat pengangguan, dan terjadi baik di negara maju ataupun emerging countries. Salah satu penyebab terjadinya pengangguran adalah semakin kecilnya lapangan pekerjaan dan semakin bertambahnya labor force, disinilah peran pemerintah dibutuhkan dalam membentuk kesempatan kerja bagi warganya sehingga dapat mengurangi angka pengangguran dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang positif. (Herbert, 1998). Pertumbuhan ekonomi daerah tercermin dalam PDRB per kapita (Pratiwi dan Sutrisna, 2014), apabila pertumbuhan PDRB maupun PDRB per kapita tinggi berarti terdapat lebih banyak kesempatan kerja yang lebih baik dan tingkat pendapatan yang lebih tinggi, serta basis pemungutan pajak yang lebih besar sehingga memungkinkan pemerintah untuk dapat berbuat lebih banyak bagi kesejahteraan masyarakat miskin. (Norton, 2002). Tenaga kerja yang terampil dan terdidik menjadi syarat terciptanya pertumbuhan 1

2 ekonomi yang positif, dimana berarti kualitas tenaga kerja harus dibekali dengan pendidikan yang layak dan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Faktor penentu dalam peningkatan keterampilan tenaga kerja adalah pendidikan, dimana pendidikan berhubungan erat dalam pembangunan karakter, sekaligus menjadi salah satu investasi sumber daya manusia dalam rangka mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Seseorang yang mengenyam pendidikan yang lebih tinggi biasanya memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat pekerjaan dengan bayaran lebih tinggi, dibandingkan dengan individu dengan tingkat pendidikan lebih rendah (Wiguna, 2011) Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Berlaku di Jawa Tengah Tahun 2011-2014 TAHUN JUMLAH PDRB (Jutaan Rupiah) 2011 498.763.824,16 2012 754.529.463,05 2013 832.953.579,11 2014 925.662.692,21 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah 2011-2014. Sebagaimana data dalam Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku di Jawa Tengah dari Tahun 2011-2014 terus mengalami peningkatan, kinerja pembangunan ekonomi di Provinsi menunjukkan bahwa Jawa Tengah berkembang dengan arah pertumbuhna yang positif.

3 Gambar 1.1 Klasifikasi Produk Domestik Regional Bruto berdasarkan Wilayah di Jawa Tengah Tahun 2014 Sumber: Jawa Tengah dalam Angka 2014, Rupa Bumi Jawa Tengah, diolah Melihat persebaran wilayahnya, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dicerminkan dalam pembentukan PDRB, Gambar 1.1 menunjukkan klasifikasi PDRB di Jawa Tengah pada Tahun 2014. Dalam gambar tersebut diketahui bahwa daerah dengan PDRB tertinggi terletak di tiga wilayah yaitu : Kota Semarang, Kudus dan Cilacap, Kota Semarang masih menjadi daerah dengan pertumbuhnan ekonomi tertinggi di Jawa Tengah, hal tersebut mengartikan bahwa peran semarang sebagai core of economic di Jawa Tengah belum tergantikan, PDRB tertinggi kedua adalah Kota Kudus, sektor utama penggerak perekonomian di kudus masih didominasi oleh sektor industry, sedangkan Cilacap merupakan daerah penghasil sumber daya mineral di Jawa Tengah bahkan nasional sehingga pembentukan PDRB di

4 wilayah ini sangat didominasi dari sektor mineral dan pertambangan. PDRB dengan kategori sedang, terletak di sekitar dearth dengan PDRB tinggi, misalnya Kendal dan Kab Semarang yang berbatasan langsung dengan Kota Semarang, kemudian Pati yang berbatasan langsung dengan Kota Kudus dan Brebes serta Banyumas yang berbatasan langsung dengan Cilacap, hanya Surakarta saja yang letaknya tidak berseberangan. Permasalahan tenaga kerja yang cukup lama dihadapi oleh Negara Indonesia adalah rendahnya tingkat upah. Upah rendah umumnya terjadi pada sektor-sektor pertanian, industri kecil, dan sektor-sektor informal yang lain, padahal jika dicermati, sektor-sektor inilah yang mampu menyerap tenaga kerja dalam skala besar. Pengupahan sering kali menjadi bahan perdebatan dan bahkan sering kali menjadi pemicu pemogokan buruh. Kebijakan upah minimum juga berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan dan PDRB, gagasan upah minimum yang sudah dimulai dan dikembangkan sejak awal tahun 1970-an bertujuan untuk mengusahakan agar dalam jangka panjang besarnya upah minimum paling sedikit dapat memenuhi Kebutuhan Hidup Minimum (KHM), sehingga diharapkan dapat menjamin tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan hidup beserta keluarga dan sekaligus dapat mendorong peningkatan produktivitas kerja dan kesejahteraan mereka. (Prastyo, 2010)

5 Gambar 1.2 Grafik Upah Minimum Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2014 1000.000 Upah Minimum Provinsi 800.000 600.000 400.000 200.000 0.000 2011 2012 2013 2014 UMP 675.000 765.000 830.000 910.000 Sumber: BPS, Jawa Tengah Dalam Angka Berbagai Tahun Terbitan, Diolah Gambar 1.2 menunjukkan sampai tahun 2014 tingkat upah minimum di Provinsi Jawa Tengah terus mengalami peningkatan disetiap tahunnya. Pada tahun 2011 tingkat upah minimum sebesar Rp. 675.000 kemudian naik menjadi Rp. 765.000 pada tahun 2012 dan Rp. 830.000 di tahun 2013. Kenaikan tertinggi terjadi di tahun 2014 sebesar Rp 910.000. Teori Solow menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi selalu bersumber dari satu atau lebih dari tiga faktor kenaikan kuantitas dan kualitas tenaga kerja (melalui pertubuhan jumlah penduduk dan perbaikan pendidikan), penambahan modal dan teknologi. Sedangkan salah satu alat untuk mengukur pembangunan kualitas dan kuantitas tenaga kerja adalah IPM (Todaro, 2003:150). Indek Pembangunan Manusia (IPM) dapat disebut juga dengan HDI, merupakan suatu indeks komposit yang mencakup tiga bidang pembagian manusia yang dianggap sangat mendasar yaitu kesehatan

6 yang diukur dari rata-rata usia harapan hidup, pengetahuan dan pendidikan yang diukur dari rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf dan standar hidup layak (kesejahteraan). IPM berperan penting dalam pembangunan perekonomian modern sebab pembangunan manusia yang baik akan menjadikan faktor-faktor produksi mampu di maksimalkan. Tujuan kebijakan ekonomi adalah menciptakan kemakmuran. Salah satu ukuran kemakmuran terpenting adalah pendapatan, dimana kemakmuran akan tercipta karena ada kegiatan yang menghasilkan pendapatan. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada suatu daerah. Tingkat pendapatan masyarakat dapat diukur dari total pendapatan suatu daerah maupun tingkat pendapatan rata-ratanya. Salah satu ukuran pendapatan suatu daerah adalah PDRB atau Produk Domestik Regional Bruto, yaitu penghitungan seluruh nilai uang dari barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu daerah dalam suatu tahun tertentu. Besaran PDRB tersebut juga dapat menjadi suatu ukuran keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah, sehingga suatu daerah dituntut untuk dapat meningkatkan besaran PDRB dari tahun ke tahun. (Suparno, 2012) Mendasarkan pada latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengetahui peran sektor ketenagakerjaan terhadap pembentukan struktur ekonomi daerah Provinsi Jawa Tengah dengan kajian, sehingga penelitian ini diawali dengan judul Kontribusi Sektor Ketenagakerjaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Tengah.

7 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh sektor ketenagakerjaan yang diwakili oleh UMK, Tingkat Pengangguran Terbuka, Tingkat Pendidikan Masyarakat Usia Kerja, dan Indeks Pembangunan Manusia terhadap pembentukan pertumbuhan ekonomi daerah Jawa Tengah yang ditunjukkan dalam PDRB, dalam mencapai tujuan tujuan tersebut peneliti merumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Jawa Tengah 2. Bagaimanakah pengaruh Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) terhadap PDRB di Jawa Tengah? 3. Bagaimanakah pengaruh Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota terhadap PDRB di Jawa Tengah? 4. Bagaimanakah pengaruh Tingkat Pendidikan Masyarakat Usia Kerja Kabupaten/Kota terhadap PDRB di Jawa Tengah? 5. Bagaimanakah pengaruh Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten/ Kota terhadap PDRB di Jawa Tengah? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian diatas tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui kondisi dan potret pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah 2. Mengetahui pengaruh Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) terhadap PDRB di Jawa Tengah? 3. Mengetahui pengaruh Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota (UMK) terhadap PDRB di Jawa Tengah?

8 4. Mengetahui pengaruh Tingkat Pendidikan Masyarakat Usia Kerja Kabupaten/Kota terhadap PDRB di Jawa Tengah? 5. Mengetahui pengaruh Indeks Pembangunan Masnusia Kabupaten/Kota terhadap PDRB di Jawa Tengah? D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan kepada pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk melaksanakan kebijakan yang akan ditempuh dalam upaya meningkatkan pertumbuhan PDRB di Provinsi Jawa Tengah. 2. Penelitian ini diharapkan mampu menyajikan informasi dan membuka pengetahuan bagi penelitian selanjutnya. 3. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi peneliti sebagai bahan perbandingan antara teori dan praktek yang sesungguhnya. E. Metode Analisis Untuk menganalisis pengaruh sektor ketenagakerjaan yang diwakili oleh UMK, Tingkat Pengangguran Terbuka, Tingkat Pendidikan Masyarakat Usia Kerja, dan Indeks Pembangunan Manusia terhadap pembentukan pertumbuhan ekonomi daerah Jawa Tengah penelitian ini mengguanakan analisis data panel. Data panel adalah gabungan antara data silang (cross section) sengan data runtut waktu (time series). Data runtut

9 waktu biasanya meliputi satu objek, tetapi meliputi beberapa periode. Data silang terdiri atas beberapa atau banyak objek dengan beberapa jenis data. Model regresi data panel bisa dirumuskan sebagai berikut. (Winarno,2009:91) Dimana : PDRB : Produk Domestik Bruto atas dasar harga berlaku Kabupaten/Kota Jawa Tengah TPT : Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota Jawa Tengah UMK : Tingkat UMK Kabupaten/Kota Jawa Tengah TingkatPendidikan : Tingkat Pendidikan Kabupaten/Kota Jawa Tengah HDI i : Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota Jawa Tengah : Menunjukkan Kota atau Kabupaten t : Menunjukkan deret waktu 2011-2014 β : Menunjukkan arah dan pengaruh masing-masing variabel µ : Faktor gangguan atau tidak dapat diamati F. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, metode analisis serta sistematika penulisan.

10 Bab II Landasan Teori Berisi tentang informasi serta teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan, tinjauan terhadap penelitianpenelitian terkait yang pernah dilakukan sebelumnya. Bab III Metode Penelitian Bab ini berisi tentang ruang lingkup penelitian, teknik analisis data, jenis dan sumber data. Bab IV Analisis Data Dan Pembahasan Bab ini menguraikan deskripsi pengolahan teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis data panel. Pembahasan dan hasil analisis yang meliputi seberapa besar pengaruh UMK, Tingkat Pengangguran Terbuka dan Tingkat Pendidikan Terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah. Bab V Penutup Bab ini berisi membahas tentang kesimpulan dan saran.