BAB I PENDAHULUAN. perilaku hidup sehat dan aktif, serta sikap sportif. Pendidikan jasmani merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut, terjadi interaksi antara siswa dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dominan dalam mempengaruhi pembelajaran adalah guru, karena guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu: siswa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III. maka penelitian ini dinamakan penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. integral dari pendidikan secara keseluruhan. Tujuan pendidikan jasmani

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. setelah ada proses pembelajaran. Menurut Sugiyanto (1993: 24-25), berpendapat

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

BAB I PENDAHULUAN. proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa anak didik atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU

BAB I PENDAHULUAN. aktif yaitu ditandai adanya rangkaian kegiatan terencana yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan. Pembekalan pengalaman belajar diarahkan untuk membina, sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tahap perkembangan saja

BAB I PENDAHULUAN. satu wujud kebudayaan yang ada di Indonesia yaitu kebudayaan yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fiqih merupakan sebuah cabang ilmu, yang tentunya bersifat ilmiyah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. langsung dengan siswa sebagai yang menjadi objek dan subjek dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang umumnya dihadapi oleh guru adalah bagaimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Matematika beragam manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan secara keseluruhan. Bertujuan mengembangkan aspek

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Hal ini berhungan

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TGT

BAB I PENDAHULUAN. mengintensifkan peyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BESAR TERHADAP KERJASAMA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik dalam pengetahuan,

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. V SDN 02 Jatiharjo, Jatipuro, Karanganyar. 1. Nilai ulangan Formatif banyak yang kurang memenuhi KKM.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting di

BAB I PENDAHULUAN. Media,2003), hlm 6. 1 UU RI No.20 th 2003 Bab II pasal 3 tentang SISDIKNAS, (Bandung: Fokus

BAB I PENDAHULUAN. interaksi tersebut diharapkan tidak hanya terjadi komunikasi satu arah dari guru

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pertamakali peneliti

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan pada siswa kelas V Sekolah Dasar. Sedikit sekali siswa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat baik negara maupun bangsa. Pendidikan merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. Belajar adalah keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang mempunyai peran sangat besar dalam kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Yunani athon yang berarti kontes. Atletik merupakan cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kerjasama yang baik khususnya antara guru dan siswa. Keberhasilan sebuah

SKRIPSI OLEH NURUL FITRI A1D PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan meningkatkan mutu pendidikan menuntut guru memiliki kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. bahwa peserta didik telah memiliki bakat, fitrah minat, motivasi dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokrasi. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola, baik

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. individu secara menyeluruh. Namun, perolehan keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari alam dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik apa yang akan dilakukan dalam kelas selama pertemuan berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yaitu saling pengaruh antara pendidik dan peserta didik. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Penyelenggaraan

2015 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK DI SDN SUKARASA BANDUNG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang disusun secara sistematik yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani, menambah pengetahuan, membiasakan perilaku hidup sehat dan aktif, serta sikap sportif. Pendidikan jasmani merupakan bagian yang penting dari sistem pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan, maka pendidikan jasmani harus dilaksanakan dengan baik dan benar dalam suatu lembaga pendidikan. Pendidikan jasmani diajarkan dari tingkat Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah Dasar (MI/SD), Madrasah Tsanawiyah atau Sekolah Menengah Pertama (MTS/SMP), Madrasah Aliyah atau Sekolah Menengah Atas (MA/SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), bahkan di Perguruan Tinggi. 1 Dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olah raga dan Kesehatan yang dilaksanakan di sekolah memiliki peranan sangat penting yaitu: memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang dilakukan secara sistematis. Hal tersebut bertujuan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat. 2 Materi pendidikan jasmani dibedakan menjadi dua kelompok yaitu materi pokok dan materi pilihan. Materi pokok merupakan mata pelajaran yang 1 Faruq, M.Muhyi. Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan. (Jakarta: Grafindo.2005). hal.3. 2 Kosasih, Engkos. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.(Jakarta : Erlangga 1995).hal.5. 1

wajib diajarkan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Sedangkan materi pilihan merupakan kegiatan olahraga di luar jam pelajaran sekolah berupa kegiatan ekstrakurikuler olahraga. Lari cepat atau sprint merupakan salah satu cabang olah raga atletik yang termasuk dalam materi pokok pendidikan jasmani. Lari sprint dalam Kids Atletik dipadukan dengan lari gawang dan lari slalom atau lari zig-zag. Perpaduan tersebut bertujuan agar siswa lebih tertarik dan antusias dengan pembelajaran atletik khususnya lari cepat ( sprint ) di sekolah dasar. dalam silabus disebutkan, 1. Standar Kompetensi : Mempraktikan berbagai variasi gerak dasar ke dalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. 2. Kompetensi dasar : Mempraktikkan variasi gerak dasar ke dalam modifikasi atletik, serta nilai semangat, sportivitas, percaya diri dan kejujuran Sebagai olahraga pendidikan, gerak dasar lari sprint diajarkan melalui proses pembelajaran pendidikan jasmani 3. Salah satu tujuan dari pembelajaran lari sprint adalah hasil belajar, maka seorang guru pendidikan jasmani dan kesehatan untuk mencapai tujuan pembelajaran lari sprint, harus memperhatikan perkembangan anak, karakteristik anak, kemampuan anak dan kesukaan anak serta tujuan yang harus dicapai. Dalam melaksanakan pembelajaran atletik khususnya lari cepat di sekolah dasar, masih banyak guru penjas yang belum memberikan suatu bentuk pelajaran atletik yang sesuai, masih menggunakan pembelajaran yang monoton padahal atletik harus diajarkan sejak usia dini. Siswa perlu diberikan materi pelajaran dengan benar 3 Puguh Haryogi. Moh dkk. Penjaskes. (.Jakarta: Endumedia 1995 ).hal.23. 2

yang tersusun dengan baik dan menarik Berdasarkan observasi peneliti, hasil belajar lari cepat (sprint) sebelum diadakan penelitian adalah sebagian besar siswa kelas V MI Nurul Falah Jangkar masih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimun), di mana KKM penjasorkes di MI Nurul Falah Jangkar adalah 80. Dari 20 siswa putra dan putri kelas V, baru sekitar 20% atau 4 siswa yang nilainya sudah mencapai KKM, sedangkan 80% atau 16 siswa nilainya masih dibawah KKM. Ada banyak hal yang menyebabkan hasil belajar lari cepat di MI Nurul Falah Jangkar masih dibawah KKM. Salah satunya banyak siswa kurang senang dan kurang suka ketika guru menyampaikan materi atletik khususnya lari, terlebih lagi setelah melihat sarana dan prasarana yang digunakan merupakan alat pembelajaran yang sesungguhnya. Itu akan membuat anak merasa bosan dan enggan untuk mengikuti proses pembelajaran lari cepat ( sprint ). Hal ini merupakan akibat dari kurangnya sarana dan prasarana yang ada sehingga guru penjasorkes MI Nurul Falah Jangkar kesulitan dalam mengemas model serta strategi pembelajaran sehingga membuat siswa kurang senang dan kurang antusias dalam belajar penjas orkes khususnya pelajaran atletik pada nomor lari cepat (sprint). Ketrampilan dasar atletik merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh setiap siswa sebagai dasar untuk dapat melakukan ketrampilan pada olahraga lainnya.selama ini siswa dalam mengikuti pelajaran atletik khususnya lari cepat (sprint) kurang tertarik karena cenderung berfikiran bahwa pelajaran athletik melelahkan dan monoton. Atas dasar hal tersebut diatas, maka peneliti berusaha mencari solusi 3

bagaimana mengatasi agar tujuan dari pembelajaran lari cepat (sprint) dapat tercapai dengan baik. Jika dalam pembelajaran lari cepat siswa kurang semangat dan kurang antusias yang menyebabkan hasil belajarnya belum maksimal maka perlu langkah yang tepat disesuaikan dengan kondisi siswa. Salah satu metode pembelajaran yang digunakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi guru penjasorkes dalam meningkatkan hasil belajar lari cepat. Metode yang digunakan adalah pembelajaran dengan menggunakan model Team Games Tournament (TGT). Pembelajaran dengan model Team Games Tournament (TGT) merupakan model pembelajaran kooperatif ( Cooperative Learning ) yang mudah diterapkan, selain melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status dalam beraktifitas, juga melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. 4 Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model Team Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebuh rileks disampung menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar. Model Team Games Tournament (TGT) ini dirancang untuk menciptakan kerjasama antar siswa agar suasana pembelajaran menarik, lebih rileks dan bisa menciptakan suasana kondusif. Adapun lima komponen utama dalam TGT, yaitu sebagai berikut : 1. Penyajian kelas 2. Kelompok (team) 3. Games 4. Turnamen 4 Subarjah,Herman. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. (Bandung : Citra Karya Utama Press.1995). hal. 7. 4

5. Team recognize ( penghargaan kelompok ) Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti dan dari masalah umum yang dihadapi guru penjasorkes dalam pengemasan dan penyampaian materi khususnya gerak dasar lari cepat, maka peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas V MI Nurul Falah Jangkar dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Lari Cepat ( Sprint ) Melalui Metode Team Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas V MI Nurul Falah Jangkar Kecamatan Jangkar Kabupaten Situbondo. Diharapkan dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang peneliti lakukan dapat memberikan jalan keluar dari masalah yang selama ini dihadapi oleh guru pendidikan Jasmani, olahraga dan kesehatan dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada umumnya dan pembelajaran lari jarak pendek ( sprint ) pada khususnya, serta mampu memperbaiki proses pembelajaran pendidikan jasmani yang akhirnya mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang olahraga pada umumnya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka masalah yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran Team Games Tournament (TGT)? 2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar lari cepat ( sprint ), melalui metode pembelajaran Team Games Tournament ( TGT ) pada siswa kelas V MI Nurul Falah Jangkar Kecamatan Jangkar Kabupaten Situbondo Tahun Pelajaran 2014/2015? 5

C. Penegasan istilah Untuk menghindari kesalahan persepsi diantara pembaca, maka perlu dijelaskan maksud dari judul penelitian ini. 1. Hasil belajar Lari cepat Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan kesan yang melibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktifitas dalam belajar. Hasil belajar lari cepat merupakan hasil yang telah dicapai peserta didik setelah belajar lari cepat. Dalam penelitian ini upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah dengan menggunakan metode yang lebih kreatif yaitu metode Teams Games Tournaments ( TGT ). 2. Metode Team Games Tournament ( TGT ). Adapun yang dimaksud metode Teams Games Tournament ( TGT ). disini merupakan cara penyajian pelajaran dimana guru menunjukkan atau memperlihatkan suatu proses pembelajaran. Dari pengertian kalimat judul diatas, dapat penulis simpulkan judul penelitian secara keseluruhan adalah peningkatan hasil belajar lari cepat melalui metode Team Games Tournament ( TGT ) pada siswa kelas V MI Nurul Falah Jangkar Kecamatan Jangkar Kabupaten Situbondo. 6

D. Tindakan Yang Dipilih Berdasarkan Rumusan masalah tersebut maka peneliti mengambil tindakan berupa Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan metode Team Games Tournament ( TGT ) dengan alasan sebagai berikut : Berpijak dari analisis masalah tersebut, peneliti berupaya memperbaiki metode Team Games Tournament ( TGT ) dengan alasan sebagai berikut : 1. Penggunaan metode Team Games Tournament ( TGT ) yang baik akan membantu siswa memperoleh pengalaman konkret. 2. Memudahkan siswa memahami materi. 3. Penggunaan metode Team Games Tournament ( TGT ) yang baik diharapkan dapat melibatkan semua ranah belajar anak ( afektif, psikomotor, dan kognitif ). 4. Dengan menggunakan metode Team Games Tournament ( TGT ) yang benar, Proses belajar lebih menarik dan menyenangkan. E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahui penerapan Metode Team Games Tournament ( TGT ) dalam pembelajaran lari cepat ( Sprint ). 2. Untuk mengetahui peningkatan Hasil belajar mata pelajaran Penjas Orkes melalui metode Team Games Tournament ( TGT ) pada siswa kelas V MI Nurul Falah Jangkar Kecamatan Jangkar Kabupaten Situbondo. 7

F. Lingkup Penelitian Melihat keluasannya dan kekomplekan masalah yang terurai pada rumusan masalah, dan untuk menghindari terjadinya penyimpangan dari pokok masalah, maka perlu dibatasi masalah yang diteliti. Masalah yang akan dibahas dalam petelitian ini dibatasi : 1. Materi Penjas Orkes yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lari cepat ( Sprint ). 2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Team Games Tournament ( TGT ). 3. Penelitian ini dilakukan pada siswa Kelas V MI Nurul Falah Jangkar, Kecamatan Jangkar, Kabupaten Situbondo. G. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Melalui hasil penelitian tindakan ini dapat memberi masukan atau informasi ( referensi ) dan bahan pertimbangan dalam meningkatkan kegiatan belajar mengajar khususnya mata pelajaran Penjas Orkes dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran di MI Nurul Falah Jangkar Kecamatan Jangkar Kabupaten Situbondo, pada khususnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan ini, diharapkan dapat memberi masukan dan wawasan kepada guru untuk lebih mengetahui secara tepat, menghayati strategi pembelajaran dengan pendekatan interaktif pada pembelajaran Penjas Orkes. 8

b. Bagi siswa Siswa sebagai subyek langsung dari penelitian ini, yang langsung dikenai tindakan, seharusnya melalui metode metode Team Games Tournament ( TGT ). ada perubahan dalam diri siswa baik dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor dan kebiasaan belajar efektif sehingga penelitian sangat menguntungkan bagi siswa. c. Bagi sekolah Memberikan sumbangan pemikiran sebagai alternatif meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran di madrasah. Khususnya bagi guru mata pelajaran Penjas Orkes dalam menggunakan metode pembelajaran. H. Sistematika Pembahasan Agar skripsi ini tersusun secara sistematis, mudah dipahami dan menjadi satu kesaatuan yang utuh, maka skripsi ini disusun dalam tiga bagian yang meliputi bagian muka, bagian isi, dan bagian akhir. Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, setting penelitian, dan sistematika pembahasan. Kajian pustaka yang meliputi : Hasil belajar, Kajian Mata Pelajaran Penjas Orkes Metode Team Games Tournament ( TGT ). dan Hipotesis Tindakan. Metode Penelitian Tindakan Kelas, yang berisi Jenis penelitian, Subyek penelitian, dan Karakteristik Obyek Penelitian, Prosedur Penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan indikator keberhasilan. 9

Pembahasan penelitian yang berisi Deskripsi persiklus, meliputi Perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan evaluasi, dan pembahasan persiklus yang meliputi pembahasan siklus I dan pembahasan Siklus II. Penutup yang berisikan tentang kesimpulan penelitian dan saransaran dari peneliti. I. Definisi operasional variabel: 1. Lari Cepat atau Lari Sprint Lari cepat atau sprint merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang termasuk dalam materi pokok pendidikan jasmani. Lari sprint dalam kids atletik dipadukan dengan lari gawang dan lari slalom atau lari zig-zag. Lari cepat atau sprint adalah gerakan berlari dengan kecepatan maksimal sepanjang jarak yang harus ditempuh atau ditentukan. Kepentingan relatif dari tuntutan yang diletakkan pada seorang sprinter adalah beragam sesuai dengan eventnya, namun kebutuhan dari semua lari sprint adalah kecepatan. Kecepatan dari lari sprint adalah hasil dari kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan yang halus, lancer, efisien dibutuhkan bagi berlari dengan kecepatan tinggi. Di dalam buku TKJI lari cepat cara mengukurnya dengan melihat waktu tercepat yang bisa di capai siswa untuk menempuh jarak 60 meter untuk puteri dan 70 meter untuk putera 5. 2. Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) Team Games Tournament ( TGT ) terdiri dari siklus reguler dari aktivitas pengajaran, sebagai berikut: 5 Tkji. teknik dan Macam Atletik,(Jakarta:Bumi Aksara. 2006).hal.34. 10

a. Pengajaran Menyajikan materi Lari Cepat ( sprint ), menyampaikan tujuan dari pembelajaran, menyampaikan tugas-tugas yang akan dilaksanakan, atau kegiatan yang harus dilakukan siswa, dan memberikan motivasi agar siswa lebih bergairah dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran lari cepat. b. Belajar Tim Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4 sampai 5 orang atau lebih yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas (bermacam-macam jenis) anggota kelompok diharapkan dapat memotivasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai meteri pelajaran lari cepat yang sudah di sampaikan oleh guru penjasorkes. c. Turnamen Disini yang dimaksud turnamen adalah games-games yang dilakukan oleh kelompok siswa tadi kemudian di kompetisikan, untuk mendapatkan pemenang atau juaranya. d. Rekognisi atau PenghargaanTim Rekognisi atau bisa juga penghargaan berarti tim mana yang menjadi pemenang akan mendapatkan penghargaan dari gurunya 6. 6 Slavin, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. (Jakarta: Erlangga.2005).hal.170. 11