BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO MENURUT PRINSIP NILAI EKONOMI ISLAM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS BESARAN UJRAH DI PEGADAIAN SYARIAH KARANGPILANG SURABAYA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB IV PEMANFAATAN GADAI SAWAH PADA MASYARAKAT DESA SANDINGROWO DILIHAT DARI PENDAPAT FATWA MUI DAN KITAB FATH}UL MU I<N

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI QARD} BERAGUN EMAS DI BANK BRI SYARIAH KANTOR CABANG (KC) SIDOARJO

membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin

BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN NO.25/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN PADA PRODUK AR-RAHN. A. Aplikasi Pelaksanaan Pembiayaan Rahn Di Pegadaian Syariah

BAB IV. Sejalan dengan tujuan dari berdirinya Pegadaian Syariah yang berkomitmen

dibanding penelitian yang disebutkan diatas, dan juga di luar Bank Umum Syariah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

Rahn - Lanjutan. Landasan Hukum Al Qur an. Al Hadits

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGUASAAN BARANG GADAI OLEH RAHIN (STUDY KASUS DI DESA KUMESU KEC. REBAN KAB. BATANG) SKRIPSI

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGUPAHAN DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO. Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo

BAB IV TINJAUAN FATWA NO /DSN-MUI/III/2002 TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD IJA>RAH PADA SEWA TEMPAT PRODUK GADAI EMAS BANK BRI SYARIAH KC SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijawab dengan tuntas oleh ajaran Islam melalui al-qur an sebagai

RAHN, DAN KETENTUAN FATWA DEWAN SYARIAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GADAI KTP SEBAGAI JAMINAN HUTANG

Rahn /Gadai Akad penyerahan barang / harta (marhun) dari nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB II LADASAN TEORI. Rahn secara etimologis, berarti tsubut (tetap) dan dawam (kekal,terus

RAHN DI PEGADAIAN SYARIAH KARANGPILANG SURABAYA

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB III PENERAPAN PERHITUNGAN BIAYA IJARAH DI PERUM PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Konvensional. Pendirian Pegadaian Syariah Ponolawen dilatar belakangi oleh

BAB II MEKANISME GADAI SYARIAH (RAHN) harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak, dan dapat diambil kembali

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

STUDI ANALISIS TERHADAP PASAL 105 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG PEMELIHARAAN ANAK YANG BELUM/SUDAH MUMAYYIZ

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

PEMBIAYAAN GADAI EMAS KONVENSIONAL DAN SYARIAH. Oleh. Laily Nurhayati Radjab Djamali

BAB V PENUTUP. kepada Kospin Jasa Syariah sebagai agunan atas pembiayaan yang di terima

BAB I PENDAHULUAN. yang membentuk pandangan hidup manusia. Islam hadir dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

BAB IV ANALISIS DUA AKAD (MURA>BAH}AH DAN RAHN) DALAM PEMBIAYAAN MULIA (MURA>BAH}AH EMAS LOGAM MULIA UNTUK INVESTASI ABADI) MENURUT HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB II LANDASAN TEORI. terhadap penelitian-penelitian sebelumnya sebagai berikut:

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

A. Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Gadai. emas BSM adalah penyerahan hak penguasaan secara fisik atas

BAB I PENDAHULUAN. Melakukan kegiatan ekonomi dan bermuamalah merupakan tabi at. manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam melakukan kegiatan

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal

BAB III PERBANDINGAN HUKUM JAMINAN FIDUSIA MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 DENGAN HUKUM RAHN TASJÎLÎ

BAB I PENDAHULUAN. ingin tahu, Man is corious animal. Dengan keistimewaan ini, manusia dengan

BAB VI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI GADAI SAWAH DI DESA MORBATOH KECAMATAN BANYUATES KABUPATEN SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG PENAMBAHAN UANG SEWA TAMBAK DI DESA GISIK CEMANDI KEC. SEDATI KAB.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH

BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PERUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG PONOLAWEN PEKALONGAN, UPS WONOYOSO DAN UPCS VETERAN PEKALONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI DALAM JUAL BELI ANAK BURUNG

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan, baik konvensional maupun syariah, berperan dalam segi. ekonomi dan keuangan. Sesuai dengan Undang-Undang Republik

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS PERSEPSI NASABAH RENTENIR TENTANG QARD} PADA PRAKTIK RENTENIR DI DESA BANDARAN KECAMATAN BANGKALAN

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP SIMPAN PINJAM BERGULIR PADA P2KP (PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

DANA TALANGAN H A J I. خفظ اهلل Oleh: Ustadz Dr. Erwandi Tirmidzi, MA. Publication: 1433 H_2012 M DANA TALANGAN HAJI

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

ANALISIS PSAK 107 TERHADAP PEMBIAYAAN GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI KCP MOH. TOHA BANDUNG

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

Contoh Penghitungan Murabahah (Hipotesis)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ijarah berasal dari kata al-ajru yang berarti al-'iwadhu (ganti).

Pembiayaan Multi Jasa

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Utang Piutang Dengan Jaminan. bab sebelumnya, bahwa praktek utang piutang dengan jaminan barang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kehadiran Bank Muamalat Indonesia, namun karena kurang didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat hidup, kecuali dengan cara bermasyarakat. 1

BAB IV ANALISIS PENERAPAN MULTI AKAD DALAM PEMBIAYAAN ARRUM (USAHA MIKRO KECIL) PEGADAIAN SYARIAH (STUDI KASUS DI PEGADAIAN SYARIAH PONOLAWEN KOTA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SIMPANAN WADI AH BERJANGKA DI BMT TEGAL IJO DESA GANDUL KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN

murtahin di Desa Karangankidul Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik. Dari

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO MENURUT PRINSIP NILAI EKONOMI ISLAM A. Analisis Besaran Ujrah pada Pembiayaan Rahn di Pegadaian Syariah Sidokare. Salah satu bentuk jasa pelayanan keuangan yang menjadi kebutuhan masyarakat adalah pinjaman dengan menggadaikan barang sebagai jaminan utang. Fungsi inti dari prinsip muamalah dalam Islam, yaitu menolong dan meringankan beban orang lain. Oleh karena itu lembaga keuangan syariah perlu merespon kebutuhan masyarakat tersebut dalam berbagai macam produknya. Pembiayaan rahn merupakan salah satu bentuk tolong-menolong yang berupa menyalurkan dana kepada pihak yang membutuhkan dengan sistem gadai secara syariah. Ar-rahn adalah menjadikan suatu (barang) sebagai jaminan terhadap hak (piutang) itu, baik keseluruhan maupun sebagiannya. 1 Kemudian, ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan/atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa di ikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. 2 Penentuan tarif simpanan barang yang digadaikan, sebenarnya belum ditemukan seberapa besar tarif yang tepat. Namun tarif dapat ditentukan dengan memperhitungkan harga barang gadai dan lama 1 Abdul Rahman Ghazaly, dkk, Fiqh Muamalat..., 265. 2 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah..., 247 65

66 waktu penitipan, dan yang terpenting adalah pengenaan tarif tersebut harus disepakati oleh kedua belah pihak (rahin dan murtahin). 3 Seperti yang telah penulis jelaskan pada bab terdahulu, bahwa untuk merespon kebutuhan masyarakat tersebut, maka Pegadaian Syariah Sidokare Sidoarjo menjalankan bisnis dengan menyalurkan dana kepada pihak yang membutuhkan melalui sistem gadai secara syariah. Mekanisme operasional yang dijalankan menggunakan akad rahn dan akad ijarah. Dengan akad rahn, nasabah menyerahkan marhun yang memiliki nilai ekonomis kepada pihak Pegadaian Syariah (murtahin) sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya dan batas tempo gadai selama empat bulan. Kemudian dengan akad ijarah, pihak Pegadaian Syariah menyimpan dan merawat marhun milik nasabah di tempat yang telah disediakan oleh pihak Pegadaian Syariah. Karena adanya akad ijarah maka timbul ujrah. Dari akad ini, dimungkinkan bagi Pegadaian Syariah untuk menarik sewa (ujrah) atas jasa pengolahan marhun, yaitu biaya yang dipungut untuk sewa tempat, pengamanan dan pemeliharaan marhun milik rahin selama digadaikan dengan tarif per 10 hari. Sebagaimana data yang telah dipaparkan dalam bab III bahwa Pegadaian Syariah unit Sidokare Sidoarjo dalam menentukan besaran ujrah pada pembiayaan rahn didasarkan pada harga barang/nilai taksiran marhun (ujrah = nilai taksiran * tarif ujrah) dan lamanya penitipan/pinjaman. 3 Ahmad Sarwat, Fikih Sehari-hari..., 95.

67 Pengenaan ujrah melalui taksiran memenuhi unsur keadilan, yaitu barang (marhun) yang memiliki nilai tinggi, memiliki resiko biaya lebih tinggi sehingga dikenakan ujrah lebih tinggi. Dalam sistem rahn di Pegadaian Syariah Sidokare Sidoarjo, terjadi perbedaan pengenaan biaya ujrah antara satu nasabah dengan nasabah yang lain dalam menggadaikan marhun (barang) dengan jenis barang yang sama, harga yang sama, taksiran yang sama, dan kondisi barang yang sama. Hal itu, disebabkan karena adanya diskon ujrah. Diskon ujrah adalah potongan biaya sewa (ujrah) yang diberikan kepada nasabah karena melakukan pinjaman lebih kecil/di bawah nilai pinjaman maksimal, sehingga resiko yang dihadapi perusahaan, yaitu resiko marhun bih tidak dikembalikan oleh nasabah menjadi berkurang. Namun dalam praktek yang terjadi, penentuan prosentase tarif diskon ujrah di Pegadaian Syariah Sidokare Sidoarjo, perhitungannya masih dikaitkan dengan besarnya jumlah pinjaman nasabah. Untuk penjelasannya, sebagai berikut: Bu Rini dan Bu Ida merupakan dua nasabah yang berbeda. Mereka samasama menggadaikan satu keping logam mulia berat 5 gram dengan karatase emas 24 karat di Pegadaian Syariah unit Sidokare Sidoarjo. Setelah ditaksir, diketahui nilai taksiran marhun sebesar Rp.2.257.910,- dan marhun bih (pinjaman) maksimal sebesar Rp.2.100.000,-. Jumlah pinjaman yang di ajukan oleh kedua nasabah tersebut berbeda:

68 a. Bu Rini melakukan pinjaman sebesar Rp.1.000.000,- Pinjaman sebesar Rp.1.000.000,- termasuk golongan pinjaman B 1 dan tarif ujrah nya sebesar 0,71%. Maka rumus perhitungannya: Ujrah awal = Nilai Taksiran * Tarif Ujrah = Rp.2.257.910,- * 0,71% = Rp.16.031,161,- per 10 hari. Karena Bu Rini melakukan pinjaman di bawah pinjaman maksimal, maka Bu Rani mendapatkan diskon ujrah. Penentuan tarif diskon ujrah, didasarkan pada prosentase pinjaman dari nilai taksiran marhun. Prosentase pinjaman = Pinjaman/Taksiran * 100% = Rp.1.000.000,- / Rp.2.257.910,- * 100% = 44% Kemudian dicocokkan dalam tabel 4 bahwa pinjaman sebesar 44% dari nilai taksiran mendapatkan diskon ujrah sebesar 52,7% dari ujrah awal. Diskon ujrah =Ujrah awal (Tarif diskon ujrah * Ujrah awal) = Rp.16.031 (52.7% * Rp.16.031;) = Rp.16.031 - Rp.8.448,337 = Rp.7.582,663 (dibulatkan Rp.7.600) per 10 hari Maka besaran ujrah yang dikenakan oleh pihak Pegadaian Syariah Sidokare Sidoarjo kepada Bu Rani dengan pinjaman Rp.1.000.000,- adalah sebesar Rp.7.600; tiap 10 hari

69 b. Bu Ida melakukan pinjaman sebesar Rp.500.000,- Pinjaman sebesar Rp.500.000,- termasuk golongan pinjaman A dan tarif ujrah nya sebesar 0,45%. Maka perhitungannya: Ujrah awal = Nilai Taksiran * Tarif Ujrah = Rp.2.257.910,- * 0,45% = Rp.10.160,595,- per 10 hari. Karena pinjaman Bu Ida di bawah nilai pinjaman maksimal, maka Bu Ida mendapatkan diskon ujrah. Rumus perhitungannya sama dengan kasus pinjaman Bu Rini. Prosentase pinjaman = Pinjaman/Taksiran * 100% = Rp.500.000,- / Rp.2.257.910,- * 100% = 22.1% Pinjaman sebesar 22.1% dari nilai taksiran mendapatkan diskon ujrah sebesar 76.4% dari ujrah awal. Diskon ujrah = Ujrah awal (Tarif diskon ujrah * Ujrah awal) = Rp.10.161; (76.4% * Rp.10.161;) = Rp.10.161; - Rp.7.763; = Rp.2.397,9; (dibulatkan Rp.2.400;) per 10 hari. Maka besaran ujrah yang dikenakan oleh pihak Pegadaian Syariah Sidokare Sidoarjo kepada Bu Ina dengan pinjaman Rp.500.000,- adalah sebesar Rp.2.400,- tiap 10 hari. Berdasarkan pemaparan kasus di atas, bahwa besaran ujrah di Pegadaian Syariah Sidokare Sidoarjo ditentukan berdasarkan nilai taksiran

70 marhun, sedangkan yang membedakan besaran ujrah adalah adanya diskon ujrah. Dalam perhitungan pemberian diskon ujrah, penentuan tarif diskon ujrah di Pegadaian Syariah didasarkan pada prosentase pinjaman dari nilai taksiran marhun (Prosentase pinjaman=pinjaman/taksiran*100%) dan perhitungan tarif pada ujrah awal (sebelum diskon), juga dihitung berdasarkan jumlah pinjaman nasabah. Ketika Bu Rini melakukan pinjaman sebesar Rp.1.000.000; (golongan B 1 ), prosentase tarif ujrah awal (sebelum diskon) yang dikenakan sebesar 0,71% dari nilai taksiran (Rp.16.100;), sedangkan ketika Bu Ina melakukan pinjaman Rp.500.000; (golongan A), prosentase tarif ujrah awal (sebelum diskon) dikenakan sebesar 0,45% dari nilai taksiran (Rp.10.200;). Telah dijelaskan di bab II tentang kebolehan mengambil Ujrah (upah), kalau itu dianggap sebagai perbuatan baik. Dengan demikian dasar hukum Al-Ijarah ini dapat dilihat dari ketentuan hukumnya. Pada surah (QS. Al-Baqarah (2): 233). و إ ن أ ر د م ت أ ن ت س ت ر ض ع م وا أ و ل د مكم ف ل م جن اح ع ل ي مكم إ ذ ا س ل م تمم م ا آت ي تمم ب ال م ع م رو ف و ات مقوا الل و و اع ل موا أ ن الل و ب ا ت ع م لمون ب ص ري Artinya : "Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al- Baqarah :233)

71 Sedangkan landasan sunnahnya dapat dilihat pada sebuah hadits yang diriwayatkan Para ulama menyempurnakan alasan diperbolehkannya sewa menyewa (Al-Ijarah). أ ع طموا ا أل ج ي ر أ ج ر ه م ق ب ل أ ن ي ف ع ر قم و م Artinya: Berilah upah kepada para pekerja sebelum mengering keringatnya (HR. Ibnu Majah) Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam bab II bahwa Pegadaian Syariah dalam hukum Islam seharusnya menentukan besaran Ujrah pada pembiayaan Rahn didasarkan pada harga barang/ nilai taksiran Marhun dan lamanya penitipan/ pinjaman. Namun dalam praktek yang terjadi, penentuan prosentase tarif diskon ujrah di Pegadaian Syari ah Sidokare Sidoarjo ini perhitungannya masih dikaitkan dengan besarnya jumlah pinjaman nasabah. B. Analisis Prinsip Dasar Ekonomi Islam terhadap Besaran Ujrah pada Pembiayaan Rahn di Pegadaian Syariah Sidokare Sidoarjo Sesuai dengan konsep prinsip dasar ekonomi Islam yang menempatkan etika dan moral sebagai atap dari prinsip tersebut, memberikan gambaran bahwa setiap lini yang ada dalam ekonomi Islam adalah etika dan moral. Begitu juga Pegadaian Syari ah Sidokare Sidoarjo, dengan segala daya dan keinginan kuat menempatkan etika dan moral sebagai pemandu dalam setiap langkah aktivitas pgadaian. Sebagai lembaga keuangan syariah yang mungkin masih baru saat ini, tidak

72 menutup kemungkinan praktek yang dijalankan melenceng dari prinsip syariah. Untuk membuktikan hal tersebut, agar tidak menjadi perdebatan antar masyarakat muslim, cendekiawan, pelajar dan sebagainya. Dengan melihat pada salah satu kasus pembiayaan antara Bu Rini dan Bu ida yang mana mereka sama-sama menggadaikan satu keping logam mulia berat 5 gram dengan karatase emas 24 karat di Pegadaian Syariah unit Sidokare Sidoarjo dengan nilai taksiran marhun sama tetapi marhun bih berbeda dan biaya ujrah pun berbeda. Hal ini sangatlah tidak adil, karena Bu Rini dan Bu ida menggadaikan barang yang sama dan nilai taksiran juga sama tetapi biaya ujrahnya berbeda. Mengacu pada pembahasan tersebut di atas, dalam penerapan prinsip ekonomi Islam keadilan. Dimana dalam menyelesaikan pembiayaan, Pegadaian Syariah Sidokare kurang menerapkan prinsip ekonomi Islam, ini terlihat pada prinsip keadilan yang kurang diterapkan dengan menzalimi nasabahnya. Jadi persoalan pada skripsi ini adalah di Pegadaian Syariah Sidokare Sidoarjo dalam menjalankan transaksinya, yakni menerapkan biaya ujrah itu tidak adil karena seperti kasus Bu ida dan Bu Rini yang mana seharusnya biaya ujrahnya sama karena marhunnya juga sama, dan juga di Pegadaian Syariah Sidokare biaya ujrahnya masih dikaitkan dengan besaran pinjaman yang mana dalam Fatwa Dewan Syariah

73 Nasional No. 25/DSN-MUI/III/2002 Bahwa besar biaya administrasi dan penyimpanan Marhun tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman. (jadi perhitungan biaya yang ada bukan dilihat dari jumlah pinjaman nasabah, tetapi dari nilai barang yang digadaikan).