PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R) PADA KELAS V SD NEGERI 11 PALALUAR KABUPATEN SIJUNJUNG Wedi Harianto 1, Fazri Zuzano 2, Ira Rahmayuni Jusar 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2 Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail: wediharianto@gmail.com Abstract The researchers found problems Class V SD STATE AT 11 PALALUAR Sijunjung showed Learning math has not done well. It caused hearts initials Learning math, teacher Still Many models use the conventional and the provision of telecoms, so that students look Many Are Bored follow the learning activity. Besides was not on. When Students Participate instrumental ongoing learning process. With a lying word Learning Process underway One Direction, while students only passive listener That tends AS Only. As a result, the findings of study Students Being Low. General the husband of research aims to review the findings describe the improvement of learning mathematics Elementary School Grade V 11 Palaluar Sijunjung. This research Label is a Class Action Research (action research) in Education and mathematics teaching with using Method Survey, Question, Read, Recite, and Review (SQ3R). In practice, research conducted prayer hearts husband cycle. Each cycle consists From prayer times Meeting And The Final Exam times cycle. Subject Research husband is Grade V SD Negeri 11 Palaluar, which amounted to 14 orangutans. Results The lead with using Method Survey, Question, Read, Recite, and Review (SQ3R) cycle with prayer showed an increase. It initials visible from the average Owned Students study findings on cycle I is 75 fg completeness with 64.29%, increases in the cycle II Being 89 92.86% fg completeness. Article Search Google thus be said that the method can Survey, Question, Read, Recite, and Review (SQ3R) can improve the results of learning mathematics Elementary Student Class V on State 11 Palaluar Sijunjung. Keywords: Results Learning, Mathematics, SQ3R Pendahuluan Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam kehidupan manusia yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan dan juga berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu, untuk menguasai dan menciptakan teknologi
diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Pembelajaran matematika dapat menumbuhkan beberapa kemampuan dan pengetahuan pada siswa, maka pembelajaran matematika harus diajarkan kepada siswa dengan cara tertentu yang dapat membangkitkan minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika agar lebih menarik dan menyenangkan. Hal ini hanya akan terlaksana apabila guru dapat melibatkan siswa secara aktif pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah dasar, ada beberapa model yang telah dipraktekkan atau dipergunakan guru dalam membimbing siswa pada kegiatan pembelajaran matematika. Namun hal tersebut belum dapat meningkatkan kemampuan siswa dan pencapaian tujuan pembelajaran. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar di kelas V SD 11 Palaluar Kecamatan Koto Tujuh Kabupaten Sijunjung, peneliti merasa masih mennggunakan model pembelajaran yang kurang tepat. Contohnya saja pembelajaran masih banyak menggunakan model konvensional dan pemberian tugas, sehingga siswa terlihat banyak yang bosan mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu siswa tidak ikut berperan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan kata lain proses pembelajaran berlangsung satu arah, sedangkan siswa hanya bersifat pasif yaitu cenderung sebagai pendengar saja. Sehingga hasil belajar siswa banyak yang di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini dapat dilihat dari rendahnya nilai siswa pada ulangan harian I semester II kelas V Tahun Pelajaran 2014 / 2015 dengan nilai rata-rata 5,8. Yang mana, dari 14 orang siswa hanya 5 orang yang mendapat nilai di atas KKM, sedangkan sisanya sebanyak 9 orang belum mencapai nilai minimal yang ditetapkan yaitu 70. Berbagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa telah peneliti lakukan, seperti : 1) Menggunakan metode diskusi, baik diskusi dengan teman sebangku maupun diskusi dalam kelompok yang
lebih besar, 2) Melengkapi sarana pembelajaran, seperti penyediaan buku paket yang lebih lengkap, 3) Mengubah variasi tempat duduk dan mengganti teman sebangku siswa setiap 2 minggu sekali, dan 4) Memperindah ruang kelas. Namun demikian, upaya yang dilakukan tersebut belum memberikan hasil yang memuaskan. Berdasarkan hasil yang dicapai siswa, peneliti menyadari bahwa guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan di kelas. Guru diharapkan mampu menciptakan pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pola pikir. Guru sebagai salah satu komponen utama dalam proses pembelajaran juga diharapkan mampu menciptakan kondisi yang merangsang siswa aktif dalam belajar. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang bervariasi dan sesuai dengan bahan yang diajarkan, serta dapat menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, maka kemauan belajar dari siswa meningkat dengan sendirinya. Adapun salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah metode Survey, Question, Read, Recite and Review (SQ3R). Metode SQ3R merupakan metode belajar yang dirasa efektif agar siswa dapat memahami dan mempelajari materi pelajaran matematika sehingga timbul pertanyaan dan mencoba memahami materi dengan membaca serta berani mengemukakan pendapat dari materi yang tidak dipahami. Dengan menggunakan metode SQ3R siswa dapat lebih aktif karena menyelidiki sendiri permasalahan yang terdapat dari materi pelajaran. Guru dalam metode ini lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan pendapatnya, sehingga terjadi interaksi yang baik selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Menggunakan Metode Survey, Question, Read, Recite And Review (SQ3R) Pada Kelas V SD Negeri 11 Palaluar Kec. Koto VII Kabupaten Sijunjung.
Kerangka Teoretis Pembelajaran matematika adalah suatu proses membuat orang belajar matematika. Pembelajaran matematika harus disampaikan dengan metode yang baik agar timbul keinginan untuk mempelajarinya. Menurut Nikson dalam Muliyardi (2002: 3) bahwa Pembelajaran matematika adalah upaya untuk membantu siswa dalam mengkonstruksikan konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep dan prinsip itu terhubung kembali. Berdasarkan pendapat di atas, dapat diartikan bahwa Pembelajaran matematika merupakan upaya untuk membantu siswa dalam menemukan konsep dan prinsip matematika menurut kemampuannya sendiri Metode Survey, Question, Read, Recite and Review (SQ3R) Langkah-Langkah Metode SQ3R Menurut Syah ( 2010: 128), langkah-langkahnya metode SQ3R adalah sebagai berikut: 1) Survey, memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi suatu teks, 2) Question, maksudnya menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks, 3) Read, maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaanpertanyaan yang telah tersusun, 4) Recite, maksudnya memahami setiap jawaban yang telah ditemukan, 5) Review, maksudnya meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun pada langkah kedua dan ketiga. Sesuai langkah-langkah metode SQ3R yang dikemukakan di atas, maka penulis menjabarkan sebagai berikut: 1) Siswa mengidentifikasi materi yang terdapat dalam handout (tahap survey), 2) Siswa membuat pertanyaan tentang ha-hal yang belum dipahami (tahap question), 3) Siswa membaca kembali materi yang terdapat dalam handout untuk menjawab pertanyaan yang telah dibuat pada tahap question (tahap read), 4) Siswa diminta menyebutkan kembali materi dengan baik dan memberi jawaban terhadap
pertanyaan yang telah dibuatnya ke depan kelas (tahap recite), 5) Siswa meninjau ulang kembali seluruh jawaban atau pertanyaan yang telah tersusun pada langkah kedua dan ketiga (tahap review). Setelah langkah ini selesai, guru menjelaskan materi pelajaran serta memberikan jawaban atas pertanyaan yang dibuat siswa dan diakhiri dengan mengerjakan latihan. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Devi Netria Delvita (2013), yang berjudul Pengaruh Penerapan Metode Survey, Question, Read, Recite, and Review (SQ3R) Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang Tahun Pelajaran 2012/2013). Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa hasil belajar matematika dengan menggunakan metode Survey, Question, Read, Recite and Review (SQ3R) disertai Handout lebih baik daripada hasil belajar matematika dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Metodologi Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arik unto (2010:58) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Penelitian ini dilakukan di SDN 11 palaluar Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 11 Palaluar Kecamatan Koto VII Kabupaten Sijunjung yang berjumlah 14 orang, terdiri dari 7 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada semseter II tahun pelajaran 2014/ 2015, dimulai pada Maret sampai Mei 2015. Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 22 April 2015 dan hari Sabtu tanggal 25 April 2015, serta dilaksanakan tes akhir siklus I pada hari Rabu tanggal 29 April 2015, sedangkan siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 04 Mei 2015 dan pada hari Rabu tanggal 06 Mei 2015, dan juga dilaksanakan tes akhir siklus II pada hari Sabtu tanggal 09 Mei 2015.
Penelitian dilakukan dengan mengacu pada disain Arikunto (2010:16) yang terdiri dari empat komponen yaitu : Perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran diukur dengan menggunakan persentase hasil belajar siswa dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Adapun indikator dalam penelitian ini adalah apabila siswa yang telah tuntas mencapai 75 %. Instrumen penelitian dalam penelitian adalah : 1. Lembar Observasi Aktivitas Guru Ini dilakukan untuk mengamati berlangsungnya proses pembelajaran matematika. Untuk mengetahui apa yang tampak pada kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 2. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, gunanya untuk mengabadikan kegiatan penting dalam proses pembelajaran, sehingga dapat melengkapi data yang terjadi di lapangan bila ada hal- hal yang terlepas dari pengamatan peneliti. 3. Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar digunakan untuk melihat pencapaian dari materi matematika. Tes ini dilakukan secara tertulis yang terdiri dari soal yang berbentuk essay. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah : a. Untuk menilai hasil observasi aktivitas guru Untuk mengetahui hasil observasi aktifitas guru dapat dirumuskan sebagai berikut : Persentase perolehan skor = x 100% b. Untuk menilai tes formatif Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif yang dapat dirumuskan sebagai berikut : Rumus : X = x x x... x 1 2 n 3 n
Keterangan : X = Rata-Rata tes formatif. n = Jumlah seluruh siswa. c. Untuk ketuntasan belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perseorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan kelas dikatakan tuntas belajar bila nilai siswa yang telah mencapai KKM dapat memenuhi daya serap lebih dari sama dengan 75%. Untuk nilai kriteria ketuntasan minimal pelajaran matematika SDN 11 Palaluar Kec. Koto VII adalah 70. Untuk menghitung persentase ketuntasan hasil belajar siswa dapat digunakan rumus sebagai berikut: f P = x 100% N Keterangan : P = persentase ketuntasan f = frekuensi responden N = jumlah responden Hasil dan Pembahasan Hasil Penelitian a. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus I 1) Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Berdasarkan lembar observasi aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus I, maka jumlah skor dan persentase kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus I dapat berikut : dilihat pada tabel Tabel 1. Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I Pertemuan Jumlah Skor Persentase 1 13 54,17% 2 17 70,83% Rata- rata 62,50% Dari tabel di atas dapat dibuat analisis bahwa persentase guru dalam mengelola pembelajaran pada pertemuan 1 mencapai 54,17% sedangkan pada pertemuan 2 menjadi 70,83% sehingga bisa dikatakan cukup baik. Hal ini disebabkan karena guru belum terbiasa membawakan
pembelajaran dengan menggunakan metode Survey, Question, Read, Recite, and Review (SQ3R). 2) Hasil Belajar siswa Berdasarkan hasil belajar siswa pada akhir siklus I diperoleh siswa yang tuntas hanya 64,29 %. Hasil belajar siswa tersebut ternyata belum mencapai target yang diharapkan yaitu 75 %. Oleh karena itu, pada pertemuan I peneliti merasa masih banyak kelemahan dalam penggunaan metode SQ3R. Hal ini terbukti masih banyaknya deskriptor yang belum terlaksana dengan baik. b. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus I 1) Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Berdasarkan lembar observasi aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus II (Lampiran VIII halaman 93), maka jumlah skor dan persentase kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II Jumlah Pertemuan Persentase Skor 1 20 83,33% 2 22 91,67% Rata- rata 87,50% Target 70,00% Dari tabel di atas dapat dibuat analisis bahwa persentase guru dalam mengelola pembelajaran memiliki rata- rata persentase 87,50%, sehingga dapat dikatakan baik. Hal ini disebabkan karena guru sudah mulai terbiasa membawakan pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R pada pembelajaran matematika. 2) Hasil Belajar Siswa Ketercapaian hasil belajar siswa pada akhir siklus II adalah 92,86 %. Mencermati hal tersebut, terlihat bahwa persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada tes akhir siklus II sudah tergolong baik karena telah
mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu 75 %. Pembahasan Pembelajaran melalui metode SQ3R merupakan hal yang baru bagi siswa, sehingga dalam pelaksanaannya siswa mengalami perubahan cara belajar. Biasanya siswa hanya mendengar guru menjelaskan pelajaran dan mencatat materi di buku pelajaran dilanjutkan dengan latihan. Guru kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa pasif dalam belajar dan kurang berinteraksi dengan guru, namun dengan menggunakan metode SQ3R guru lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran. 1) Aktivitas Guru Tabel 3. Persentase Aktivitas Guru Pada Siklus I dan Siklus II Siklus Rata- rata persiklus I 62,50% II 87,50% Rata- rata Siklus I dan II 75,00% Target 70% Berdasarkan gambaran tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran melalui metode SQ3R pada siklus I belum dikatakan baik, hal ini dapat dilihat dari rata- rata persentase aktivitas guru yaitu 62,50%. Pada siklus I, guru kurang bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Sementara pada siklus II, rata- rata persentase aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi 87,50%, sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran melalui metode SQ3R sudah dapat dikatakan baik dan sudah mencapai target, serta mengalami sebelumnya. 2) Hasil Belajar peningkatan dari siklus Tabel 4. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II Uraian Siklus I Siklus II Jumlah siswa 14 14 yang mengikuti tes Jumlah siswa yang tuntas tes Jumlah siswa yang tidak tuntas tes Persentase ketuntasan tes hasil belajar siswa Rata- rata tes akhir siklus 9 13 5 1 64,29 % 92,86 % 75 89
Berdasarkan tabel di atas, peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II dapat dilihat yaitu : siswa yang mencapai KKM pada siklus I adalah 9 orang (64,29 %) dan pada siklus II adalah 13 orang (92,86 %), sedangkan rata- rata hasil belajar secara klasikal pada siklus I adalah 75 dan pada siklus II adalah 89. Jika dilihat secara klasikal, hasil belajar siswa sudah merngalami peningkatan dan sudah mencapai standar nilai KKM dan indikator keberhasilan. Namun, dari peningkatan hasil belajar itu juga terdapat kelemahan yang dilakukan oleh peneliti yaitu bentuk soal yang diujikan pada akhir siklus II satu tipe. Kesimpulan Pembelajaran operasi hitung pecahan dalam masalah perbandingan dan skala dengan penggunaan metode Survey, Question, Read, Recite And Review (SQ3R) dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini terlihat pada persentase ketuntasan siswa yang mencapai KKM (70) pada siklus I 64,29% dan meningkat menjadi 92,86 % pada siklus II. Jadi, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R pada kelas V SD Negeri 11 Palaluar Kabupaten Sijunjung dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Delvita, Devi Netria.2013. Pengaruh Penerapan Metode Survey, Question, Read, Recite, and Review (SQ3R) terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII MTsN Durian Tarung Padang, Skripsi, STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang, Indonesia. Tidak diterbitkan. Muliyardi. 2002. Strategi Pembelajaran Matematika. Padang: Jurusan Matematika FMIPA UNP. Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda Karya