BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH EKSTRAK ETANOL HERBA PURWOCENG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. PENGARUH DEKOK BIJI DAUN SENDOK (Plantaginis semen) TERHADAP AKTIVITAS SEKSUAL MENCIT JANTAN GALUR Swiss-Webster

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. disebut the silence disease. Penyakit ini juga dikenal sebagai heterogenous

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAD I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Pilose Antler Capsule, Tingkatkan Fungsi Seksual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penampilannya (Ibiyemi, dkk. 2011). Alasan tersebut menjadi satu dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang bidang pekerjaannya sangat menuntut penampilan seperti pramugari

I. PENDAHULUAN. disfungsi ereksi, dan ejakulasi dini. Pada tahun 2025, diduga terdapat 322 juta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan, penyakit degeneratif dan menurunnya kualitas hidup.

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK AIR DAUN STROBERI (Fragaria vesca L.) TERHADAP PERILAKU SEKSUAL MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN

BABf PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL CABE JAWA (Piper Retrofractum Vahl.) TERHADAP PERILAKU SEKSUAL MENCIT JANTAN GALUR SWISS-WEBSTER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK RIMPANG JAHE (Zingiberis rhizoma) SEBAGAI ANALGETIK PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS-WEBSTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai perkembangan penyakit yang bersifat degeneratif.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu ciri dari makluk hidup adalah dapat berkembang biak untuk menghasilkan keturunan. Proses berkembang biak ini terjadi baik pada tumbuhan, hewan maupun manusia. Manusia berbeda dari tumbuhan maupun hewan, salah satu perbedaannya yaitu manusia dapat mengontrol hawa nafsu atau libidonya. Kemampuan ini disebabkan manusia memiliki cipta, rasa, karsa dan pikiran yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup lain. Seiring perkembangan zaman yang semakin maju, dengan tingkat stres yang meningkat, tingkat polusi udara yang semakin tinggi, dan pengaruh bahan pengawet dalam makanan, menyebabkan keluhan dari masyarakat mengenai seksualitas, khususnya kaum pria makin meningkat. Salah satunya adalah penurunan aktivitas seksual. Upaya untuk mengatasi gangguan seksual ini dapat dilakukan dengan berbagai cara baik dengan bantuan medis maupun non medis. Upaya pertama yang dilakukan masyarakat pada umumnya adalah dengan mengonsumsi obat-obatan yang dipasarkan lewat iklan di TV, seperti golongan sildenafil sitrat dan testosteron, juga dapat menggunakan eugenol sebagai bahan tambahan dalam parfum. Iklan-iklan ini terutama ditujukan untuk pria dewasa, terbukti dengan mulai menjamurnya klinik-klinik konsultasi masalah seksual. Pemakaian obat-obatan ini sering menimbulkan efek samping baik jangka pendek dan jangka panjang. Pemakaian sildenafil dalam jangka pendek menimbulkan efek samping sakit kepala, merah pada muka, dispepsia, hidung tersumbat, gangguan penglihatan, ISK, diare, pusing, ruam kulit (Harrison, 2007), sedangkan dalam jangka waktu lama menimbulkan efek samping berbahaya seperti gangguan kardiovaskular serius, meliputi infark miokardial, gagal jantung secara 1

2 mendadak, aritmia ventrikular, pendarahan serebrovaskular, terjadinya iskemia sementara dan hipertensi (Butet Benny Manurung, 2008). Keadaan ini menyebabkan tidak sedikit masyarakat berpindah dengan menggunakan bahan-bahan tradisional, yaitu bahan-bahan yang dapat meningkatkan gairah seksual (afrodisiak). Afrodisiak adalah suatu agen (dapat berupa makanan atau obat-obatan termasuk tumbuhan herba) yang dapat meningkatkan gairah seksual (aphrodisiology, 2008). Pemilihan tumbuhan herbal disebabkan tumbuhan herbal mudah didapat, murah, telah dikenal masyarakat dan pengetahuan tersebut telah diwariskan secara turun-temurun. Bahan-bahan yang telah dipercaya dapat meningkatkan gairah seksual yaitu madu, ginseng, kerang, pala, vanila, coklat, dan bawang putih (Health howstuffwoks, 2008). Madu yang telah dikenal masyarakat luas ini, adalah cairan alami yang umumnya memiliki rasa manis yang diambil oleh lebah madu dari sari bunga tanaman (floral nectar) atau bagian lain dari tanaman (extra floral nectar) atau ekskresi serangga yang berkhasiat dan bergizi tinggi. Sejak 500 SM, madu dipercaya mampu meningkatkan gairah seksual, bahkan digunakan oleh orang mesir kuno sebagai salah satu bahan dasar obat untuk penderita sterilitas dan impotensi (Anonim 1, 2008). Mitos tentang penggunaan susu telur madu jahe untuk meningkatkan libido masyarakat Indonesia pun sudah tersebar luas. Hal ini mendorong penulis untuk meneliti efek madu dalam meningkatkan aktivitas seksual secara ilmiah. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut, apakah madu meningkatkan aktivitas seksual.

3 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud penelitian ini adalah untuk menjadikan madu sebagai obat alternatif untuk meningkatkan libido. Tujuan penelitian ini adalah menilai pengaruh madu dalam meningkatkan jumlah introducing atau mounting. 1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah 1. Manfaat akademis: menambah pengetahuan bagian farmakologi produk tanaman tradisional khususnya madu dalam meningkatkan aktivitas seksual berdasarkan jumlah introducing dan mounting. 2. Manfaat praktis : masyarakat diharapkan dapat menggunakan madu sebagai obat alternatif untuk mengobati disfungsi seksual. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka Pemikiran Aksi seksual pria dihasilkan dari mekanisme refleks yang sudah terintegrasi di medula spinalis sakralis dan lumbalis. Mekanisme ini dapat dirangsang baik oleh rangsangan psikis maupun rangsangan seksual yang nyata. Rangsangan psikis yang dimaksud disini yaitu berpikir atau mengkhayal tentang melakukan hubungan seksual (Guyton&Hall, 1997). Aksi seksual pria dimulai dari perangsangan glans penis yang mengandung reseptor sangat sensitif yang meneruskan sensasi seksual ke dalam sistem saraf pusat. Gesekan pada glans penis akan merangsang organ akhir sensorik sehingga menghantarkan impuls saraf melewati saraf pudendus ke pleksus sakralis ke bagian sakral dari medulla spinalis.

4 Impuls tersebut juga masuk ke medulla spinalis dari perangsangan perineum (Guyton&Hall, 1997). Madu kaya akan vitamin B yang berguna dalam produksi testosteron. Madu pun memiliki kandungan boron yang cukup banyak, berfungsi dalam metabolise tubuh, penggunaan estrogen serta berefek pada metabolisme testosteron (health.howstuffworks, 2008). Penelitian mengenai madu yang paling penting yaitu mengenai adanya nitrit oksida, yang berguna sebagai vasodilator dan menciptakan ereksi. Peranan nitrit oksida sebagai vasodilator yaitu dengan aktivasi guanilil siklase. Guanilil siklase menyebabkan relaksasi otot polos (Harun Yahya, 2009). Madu yang diminum dengan dosis 300 ounces, akan meningkatkan produksi nitrit oksida sebanyak 50% (aphrodisiology, 2008). 1.5.2 Hipotesis Penelitian Madu meningkatkan aktivitas seksual. 1.6 Metodologi Penelitian Penelitian ini termasuk tipe penelitian eksperimental sungguhan, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) bersifat komparatif. Data yang diukur adalah jumlah pengenalan (introducing) dan penunggangan (mounting). Analisis statistik dengan uji One Way ANOVA, dilanjutkan dengan uji Tukey HSD dengan α = 0,05. Kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai p dengan menggunakan program komputer.

5 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi : Laboratorium Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Pusat Penelitian Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran. Waktu : Desember 2008 November 2009