KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA NOMOR: 06/MUNAS/PAEI/2013

dokumen-dokumen yang mirip
ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

MUKADIMAH PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) Bahwa sesungguhnya penyakit tumor/kanker adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan.

IKATAN ZEOLIT INDONESIA (Indonesian Zeolite Association)

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA DI PHILIPPINA (PPMIP)

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI)

ANGGARAN DASAR DEWAN PENGURUS PUSAT IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA MUKADIMAH

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (PERHEPI)

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SURVEYOR INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1. Pasal 2. Pasal 3

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR PDSKJI M U K A D I M A H

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI)

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN FISIKA MEDIK DAN BIOFISIKA INDONESIA (HFMBI) BAB I UMUM. Pasal 1

PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN ERGONOMI INDONESIA INDONESIAN ERGONOMIC SOCIETY

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN ANAK TRANSMIGRAN REPUBLIK INDONESIA ( P A T R I ) MUKADIMAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH

IKATAN ALUMNI CEDS UI

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA PT INDOSAT BAB I NAMA, SIFAT, JANGKA WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 Nama

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA MUKADIMAH

AD/ART PPI UT Pokjar Kuala Lumpur

KONGRES XI IKATAN SARJANA PETERNAKAN INDONESIA Nomor : 05/KONGRES XI-ISPI/XI/2014. Tentang: ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN HOTEL & RESTORAN INDONESIA. Disempurnakan Pada Munas XV Februari 2010

PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN ERGONOMI INDONESIA INDONESIAN ERGONOMIC SOCIETY

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI)

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016

Musyawarah Nasional VI Ikatan Refraksionis Optisien Indonesia. Tata Tertib Musyawarah Nasional

BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 15

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS SARAF INDONESIA (PERDOSSI ) Mukadimah

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI)

Indonesian Student s Association in Japan 在日インドネシア留学生協会 Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR: ASOSIASI PROFESI PENDIDIKAN EKONOMI INDONESIA (ASPROPENDO) MUKADIMAH

KETETAPAN KONGRES XXXII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI JEPANG Nomor: 05/TAP/KONGRES/PPI-JEPANG/VIII/2012

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN DASAR DHARMAYUKTI KARINI

ANGGARAN DASAR ( AD ) GAKESLAB INDONESIA

Anggaran dasar/anggaran Rumah Tangga HIMAFI ITB ANGGARAN DASAR MUKADIMAH

PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA (PPI) DELFT

ANGGARAN RUMAH TANGGA KMB DHAMMAÑANO ITB

ANGGARAN RUMAH TANGGA DEWAN PENGURUS PUSART IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERSI INDONESIA

ANGGARAN DASAR PERSATUAN MAHASISWA INDONESIA DI AMERIKA SERIKAT (PERMIAS) NEW JERSEY

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD / ART)

PEMBUKAAN. BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1. Pasal 2

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA

Pasal 3 HMPF-ITB berkedudukan di Class Room 1.2 LABTEK VIII Institut Teknologi Bandung Kampus Ganesha.

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SARJANA KATOLIK INDONESIA SANCTUS ALBERTUS MAGNUS. BAB I Lambang dan Atribut Organisasi

ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN

HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA

ANGGARAN DASAR ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA AGRONOMI (HIMAGRON) INSTITUT PERTANIAN BOGOR

ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD)

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PERUBAHAN KE VII

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH. BAB I WAKTU DAN LAMBANG Pasal 1 Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah tanggal 14 Maret.

ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR)

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS SARAF INDONESIA (PERDOSSI)

AD/ART IKATAN DOSEN TETAP NON PNS REPUBLIK INDONESIA. Mukaddimah

ANGGARAN DASAR. Research Study Club Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya BAB I NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN

MUKADIMAH. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa

IKATAN KELUARGA ALUMNI PENDIDIKAN KESEHATAN PANTI RAPIH (IKADIKTIRA) Sekretaris Akper Panti Rapih Jl. Kaliurang KM 14 Yogyakarta (0274)

ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN DASAR

ANGGARAN DASAR IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI) ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI)

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kampus IPB Darmaga, Wing barat rektorat lt. 1

ANGGARAN DASAR ORARI H A S I L M U N A S U S

Bahwa penerapan prinsip dan program kerja kesehatan masyarakat merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.

Transkripsi:

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA NOMOR: 06/MUNAS/PAEI/2013 TENTANG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya peranan para ilmuwan dalam menciptakan kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa dan negara sangatlah besar. Hal itu bukan hanya tergantung dari jumlah dan mutu pakarnya saja, tetapi terutama juga dari pengamalannya. Epidemiologi merupakan perangkat yang handal dalam bidang kesehatan untuk menyelesaikan masalah kesehatan secara efektip dan efisien. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari terjadinya dan distribusi masalah kesehatan, serta faktor yang mempengaruhinya. Pengamalan epidemiologi yang berdaya dan berhasil guna sudah banyak dilakukan oleh para pionir epidemiologi. Pengamalan tersebut harus dikembangkan dan ditingkatkan oleh generasi penerusnya. Upaya ini merupakan peningkatan kualitas manusia Indonesia, yang menjadi syarat utama sekaligus tujuan pembangunan bangsa.

Sadar akan semua hal tersebut, para ahli epidemiologi Indonesia terpanggil untuk berhimpun, guna meningkatkan pengamalan ilmu dan kreativitasnya, serta peran sertanya dalam upaya menuju tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. BAB I Nama, Waktu dan Kedudukan Pasal 1 : Pasal 2 : Pasal 3 : Organisasi ini bernama Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia disingkat PAEI dan dalam bahasa Inggris disebut sebagai "The Indonesian Epidemiological Association". PAEI diresmikan berdirinya di Kampus FKMUI Depok pada tanggal 14 Maret 1989 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Pengurus Pusat PAEI berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia. BAB II Azas dan Sifat Pasal 4 : Pasal 5 : PAEI berazaskan Pancasila (1). PAEI adalah organisasi profesi kesehatan di Indonesia. (2). PAEI bersifat independen

BAB IV Keanggotaan Pasal 8 : Anggota PAEI terdiri dari: (1). Anggota biasa (2). Anggota muda (3). Anggota luar biasa (4). Anggota kehormatan BAB V Organisasi Pasal 9 : (1). Organisasi PAEI terdiri dari Badan Legislatif, Badan Eksekutif dan BadanBadan Khusus. (2). Badan Legislatif adalah Musyawarah Nasional, Musyawarah Kerja dan Rapat Anggota. (3). Badan Eksekutif adalah Pengurus Pusat dan Pengurus Cabang. (4). Badan-Badan Khusus adalah badan-badan yang dibentuk oleh Pengurus Pusat untuk melaksanakan amanat Musyawarah Nasional. (5). Pengurus PAEI Cabang dapat membentuk komisaris sesuai kebutuhan

BAB III Tujuan dan Upaya Pasal 6 : Pasal 7 : PAEI bertujuan: (1). M e n i n g k a t k a n d e r a j a t k e s e h a t a n masyarakat. (2). Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta metoda epidemiologi untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan kesehatan. (3). Melindungi dan memperjuangkan kepentingan profesi dan anggota. Untuk mencapai tujuan, PAEI: (1). Melaksanakan upaya-upaya kesehatan. (2). Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengabdian masyarakat dalam bidang kesehatan, khususnya epidemiologi. (3). Menetapkan standar profesi epidemiologi (4). Memfasilitasi anggota untuk dapat m e m e n u h i s t a n d a r p r o f e s i d a n pengembangannya (5). Melaksanakan usaha lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan azas, sifat dan tujuan PAEI. (6). Mengembangkan kemitraan pemerintah, masyarakat dan kerjasama internasional

BAB VI Kekayaan Pasal 10 : Kekayaan PAEI diperoleh dari : (1). Uang pangkal (2). Uang iuran (3). Upaya-upaya lain yang syah dan tidak mengikat BAB VII Perubahan Anggaran Dasar Pasal 11 : Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional BAB VIII Pembubaran PAEI Pasal 12 : Pembubaran PAEI hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional yang khusus diadakan untuk itu. BAB IX Aturan Tambahan Pasal 13 : Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar PAEI dimuat dalam Anggaran Rumah Tangga PAEI sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar PAEI

Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 10 April 2013 Atas nama peserta Musyawarah Nasional (MUNAS) III Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia Tahun 2013 Ketua MUNAS : DR. Dr. Hariadi Wibisono, MPH ttd Wakil Ketua MUNAS : Prof.DR.Chatarina UW, Dr.MS,MPH ttd Sekretaris MUNAS : Andiek Ochman, SKM, Mkes ttd Panitia Penyelenggara Musyawarah Nasional (MUNAS) III Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia Tahun 2013 Ketua Panitia : Dr. M. Nadhirin ttd Sekretaris 1 Panitia : Bambang Wahyudi, SKM, MM ttd

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA NOMOR: 06/MUNAS/PAEI/2013 TENTANG ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDOENSIA BAB I Keanggotaan Pasal 1 : Ketentuan : (1). Anggota Biasa PAEI adalah warga negara Indonesia yang berijazah sarjana epidemiologi atau yang diakui ahli oleh PAEI. (2). Anggota Muda PAEI adalah warga negara Indonesia berijasah Diploma III Kesehatan dan ditambah pelatihan epidemiologi (3). Anggota Luar Biasa PAEI adalah warga negara asing yang berijazah sarjana epidemiologi atau yang diakui ahli oleh PAEI. (4). Anggota Kehormatan PAEI adalah mereka yang telah berjasa dalam bidang e p i d e m i o l o g i, k h u s u s n y a d a l a m pembinaan dan pengembangan PAEI.

Pasal 2 : Pasal 3 : Tata Cara Penerimaan Anggota (1). Anggota Biasa, Anggota Muda dan Anggota Luar Biasa diterima oleh Pengurus Cabang setempat melalui pendaftaran tertulis dan pernyataan persetujuan terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PAEI. (2). Apabila belum ada PAEI Cabang, pendaftaran dapat dilakukan melalui Pengurus Cabang terdekat atau Pengurus Pusat. (3). Anggota Kehormatan ditetapkan oleh Pengurus Pusat atas usul Pengurus Cabang. (4). Anggota Biasa yang diakui ahli oleh PAEI berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat. (5). Setiap anggota mendapatkan kartu anggota yang diterbitkan oleh Pengurus Pusat Hak Anggota (1). Anggota Biasa berhak mengeluarkan pendapat, mengajukan usul atau pertanyaan secara lisan atau tertulis kepada pengurus, mengikuti semua kegiatan organisasi dan mempunyai hak memilih serta dipilih dalam rapat anggota dan Musyawarah Nasional sesuai ketentuan. (2). Anggota Muda, Anggota Luar Biasa dan A n g g o t a K e h o r m a t a n b e r h a k mengeluarkan pendapat, mengajukan

usul atau pertanyaan secara lisan atau tertulis kepada Pengurus, mengikuti semua kegiatan organisasi, tetapi tidak mempunyai hak memilih dan dipilih dalam rapat anggota dan Musyawarah Nasional sesuai ketentuan. Pasal 4 : Pasal 5 : Kewajiban Anggota (1). Anggota Biasa, Anggota Muda dan Anggota Luar Biasa berkewajban menjunjung tinggi dan mengamalkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, serta segala peraturan dan keputusan PAEI. (2). Anggota Biasa, Anggota Muda dan Anggota Luar Biasa wajib membayar uang pangkal dan iuran anggota. (3). Anggota Kehormatan diharapkan menjaga dan mengem-bangkan PAEI. Kehilangan Keanggotaan (1). Anggota kehilangan keanggotaannya karena meninggal dunia, atas permintaan sendiri atau diberhentikan oleh Pengurus Pusat atas usulan Pengurus Cabang. (2). Anggota dapat diberhentikan karena b e r t i n d a k b e r t e n t a n g a n d e n g a n ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan organisasi serta bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik PAEI.

Pasal 6 : Tata Cara Pemberhentian Anggota (1). Pemberhentian anggota atas permintaan sendiri hanya dapat dilakukan dengan pemberitahuan secara tertulis kepada Pengurus Cabang sekurang-kurangnya satu bulan sebelumnya. (2). Seorang anggota dapat dikenakan pemberhentian sementara oleh Pengurus Cabang sesudah didahului dengan peringatan. (3). Paling lama enam bulan sesudah pemberhentian sementara, Pengurus Cabang dapat merehabilitasi atau mengusulkan pemberhentian kepada Pengurus Pusat untuk dikukuhkan. BAB II Organisasi Pasal 7 : Musyawarah Nasional (1). Status a. Musyawarah Nasional merupakan Badan Legislatif tertinggi PAEI. b. Musyawarah Nasional merupakan musyawarah utusan cabangcabang PAEI. c. Musyawarah Nasional diadakan sekali dalam empat tahun. d. Dalam keadaan luar biasa, Musyawarah Nasional dapat diadakan sewaktu-waktu atas usul

sekurang-kurangnya setengah dari jumlah cabang yang ada. e. Musyawarah Nasional dapat menyelenggarakan sidang ilmiah di luar sidang organisasi (2). Kekuasaan dan Wewenang a. Musyawarah Nasional menetapkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, pedoman-pedoman pokok, rekomendasi dan program kerja PAEI. b. Menilai Pertanggungjawaban Pengurus Pusat PAEI periode yang lalu mengenai amanat yang diberikan Musyawarah Nasional. c. Memilih Formatur Pengurus Pusat PAEI periode berikutnya. (3). Tatatertib Musyawarah Nasional a. M u s y a w a r a h N a s i o n a l diselenggarakan oleh Pengurus Pusat bersama Panitia Pelaksana Musyawarah Nasional yang dibentuk oleh Pengurus Pusat. b. Panitia Pelaksana Musyawarah Nasional bertanggung jawab atas penyelenggaraan Musyawarah Nasional. c. Musyawarah Nasional dihadiri oleh Pengurus Pusat, Utusan Cabang, Peninjau dan undangan Pengurus Pusat. d. Musyawarah Nasional sah bila

dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah Utusan Cabang. e. Bila persyaratan diatas tidak terpenuhi, maka Musyawarah Nasional diundur paling lama 1x24 jam dan setelah itu Musyawarah Nasional dianggap sah dengan Utusan Cabang yang hadir. f. Utusan Cabang dengan mandat resmi mempunyai hak bicara dan hak suara, sedangkan Peninjau hanya mempunyai hak bicara. g. Musyawarah Nasional dipimpin oleh seorang Ketua, seorang Wakil Ketua dan seorang Sekretaris Musyawa-rah Nasional yang dipilih dari dan oleh peserta dalam sidang lengkap yang diadakan khusus untuk itu. h. Sidang Pengesahan Kuorum, Sidang Pengesahan Acara, Sidang Pengesahan Tatatertib dan Sidang Pemilihan Pimpinan Musyawarah Nasional dipimpin oleh Ketua Panitia Pelaksana Musyawarah Nasional. i. A p a b i l a p e n i l a i a n Pertanggungjawaban Pengurus Pusat selesai, maka Pengurus P u s a t y a n g b e r s a n g k u t a n dinyatakan demisioner. j. Banyaknya suara cabang dalam

Musyawarah Nasional adalah : - sampai dengan 20 anggota memiliki 1 suara - 21 sampai dengan 50 anggota memiliki 2 suara - 51 sampai dengan 100 anggota memiliki 3 suara - 101 sampai dengan 300 anggota memiliki 4 suara - 301 sampai dengan 500 anggota memiliki 5 suara - 501 sampai dengan 800 anggota memiliki 6 suara - lebih dari 800 anggota memiliki 7 suara k. Banyaknya suara pengurus pusat PAEI dalam Musyawarah Nasional adalah 3 suara l. Hal-hal yang belum tercantum dalam tatatertib ini diatur dalam suatu peraturan tersendiri, sepanjang tidak bertentangan dengan jiwa tata tertib ini. Pasal 8 : Musyawarah Kerja (1). Status a. Musyawarah Kerja merupakan B a d a n L e g i s l a t i f A n t a r a Musyawarah Nasional yang dihadiri oleh segenap perangkat organisasi dari tingkat pusat dan tingkat cabang.

b. Musyawarah Kerja diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam periode kepengurusan Pengurus Pusat. c. Dalam keadaan luar biasa, Musyawarah Kerja dapat diadakan sewaktu-waktu atas usul Pengurus Pusat atau Pengurus Cabang dan mendapat persetujuan sekurangkurangnya setengah jumlah cabang yang ada. (2). Kekuasaan dan Wewenang a. Menilai pelaksanaan program kerja amanat Musyawarah Nasional, m e n y e m p u r n a k a n d a n m e m p e r b a i k i n y a u n t u k dilaksanakan pada sisa periode kepengurusan selanjutnya. b. M e n g a d a k a n p e m b i c a r a a n pendahuluan tentang bahan-bahan Musyawarah Nasional yang akan datang. (3). Tata Tertib Musyawarah Kerja a. Musyawarah Kerja diadakan oleh Pengurus Pusat bersama dengan Panitia Pelaksana Musyawarah Kerja yang dibentuk oleh Pengurus Pusat. b. Panitia Pelaksana Musyawarah Kerja bertanggung jawab atas penyelenggaraan Musyawarah Kerja.

c. Musyawarah Kerja dihadiri oleh Pengurus Pusat, Pengurus Cabang dan Pengurus Badan Khusus, Peninjau dan Undangan Pengurus Pusat. d. Musyawarah Kerja dipimpin oleh Pengurus Pusat. e. Hal-hal yang belum tercantum dalam tatatertib ini diatur dalam peraturan tersendiri sepanjang tidak bertentangan dengan tatatertib ini. Pasal 9 : Rapat Anggota (1). Status a. Rapat Anggota merupakan Badan Legislatif tertinggi pada tingkat cabang. b. R a p a t A n g g o t a m e r u p a k a n Musyawarah Anggota. c. Rapat Anggota diadakan sekurangkurangnya sekali dalam empat tahun d. Dalam keadaan luar biasa, Rapat Anggota dapat diadakan sewaktuwaktu atas usul sekurangkurangnya lima Anggota Biasa dan mendapat persetujuan sekurangkurangnya setengah dari jumlah Anggota Biasa yang ada. (2). Kekuasaan dan Wewenang a. Menilai Pertanggungjawaban

Pengurus Cabang periode yang lalu mengenai amanat yang diberikan oleh Rapat Anggota. b. Menetapkan Garis-garis Besar Program Kerja Cabang yang m e n u n j a n g s e r t a t i d a k bertentangan dengan program kerja Pengurus Pusat. c. Memilih Formatur Pengurus Cabang untuk periode berikutnya. d. Memilih dan memberi mandat anggota PAEI sebagai Utusan C a b a n g u n t u k m e n g h a d i r i Musyawarah Nasional. (3). Tata Tertib Rapat Anggota a. Rapat Anggota diselenggarakan olah Pengurus Cabang bersama Panitia Pelaksana Rapat Anggota yang dibentuk oleh Pengurus Cabang. b. Panitia Pelaksana Rapat Anggota b e r t a n g g u n g j a w a b a t a s penyelenggaraan Rapat Anggota. c. Rapat Anggota dihadiri oleh Pengurus Cabang, Anggota Biasa, Peninjau dan Undangan Pengurus Cabang. d. Rapat Anggota sah jika dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah Anggota Biasa. e. Bila persyaratan di atas tidak terpenuhi, maka Rapat Anggota

diundur selambat-lambatnya 1x24 jam, dan setelah itu Rapat Anggota diangap sah dengan jumlah anggota yang hadir. f. Anggota Biasa mempunyai hak bicara dan hak suara, Peninjau hanya mempunyai hak bicara. g. Rapat Anggota dipimpin oleh seorang Ketua, seorang Wakil Ketua dan seorang Sekretaris Rapat Anggota dan dipilih dari dan oleh peserta dalam sidang lengkap yang diadakan khusus untuk itu. h. Sidang Pengesahan Kuorum, Sidang Pengesahan Acara dan Tatatertib Rapat Anggota dan Sidang Pemilihan Pimpinan Rapat Anggota dipimpin oleh Ketua Panitia Pelaksana Rapat Anggota. i. A p a b i l a p e n i l a i a n Pertanggungjawaban Pengurus Cabang selesai, maka Pengurus Cabang yang bersangkutan dinyatakan demisioner. j. Hal-hal yang belum tercantum dalam tatatertib rapat anggota ini diatur dalam suatu peraturan tersendiri, sepanjang tidak bertentangan dengan tatatertib ini. Pasal 10 : Pengurus Pusat (1). Status

a. Pengurus Pusat adalah Badan Eksekutif tertinggi PAEI. b. Masa jabatan Pengurus Pusat PAEI adalah empat tahun c. Pengurus Pusat PAEI sekurangkurangnya terdiri dari seorang Ketua Umum, seorang Wakil Ketua Umum, seorang Sekertaris Umum, seorang Bendahara Umum, beberapa orang Ketua Bidang dan beberapa Anggota yang secara bersama-sama melaksanakan kegiatan organisasi secara kolektif. d. Dalam melaksanakan kegiatannya, Pengurus Pusat didampingi oleh Dewan Penasehat. (2). Kekuasaan dan Wewenang a. Melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan semua keputusan yang telah ditetapkan Musyawarah Nasional. b. Menetapkan keputusan-keputusan o r g a n i s a s i d a l a m r a n g k a pelaksanaan amanat Musyawarah Nasional. c. Membina hubungan baik dengan P e m e r i n t a h, S w a s t a d a n masyarakat di dalam ataupun di luar negeri. d. B e r t a n g g u n g j a w a b k e p a d a Musyawarah Nasional. e. M e m b e n t u k d a n m e m b i n a komisariat bila dipandang perlu

(3). Tatacara a. Ketua Formatur yang terpilih dalam Musyawarah Nasional PAEI secara otomatis adalah Ketua Umum Pengurus Pusat PAEI. b. Formatur menyusun kepengurusan PAEI c. Selambat-lambatnya 30 hari setelah Musyawarah Nasional berakhir, Formatur harus sudah m e n g u m u m k a n s u s u n a n kepengurusan yang baru. d. Serah terima kepengurusan harus telah dilakukan paling lambat dalam w a k t u 4 5 h a r i s e l e s a i n y a Musyawarah Nasional yang bersangkutan. e. U n t u k m e n y e l e n g g a r a k a n kegiatannya, Pengurus Pusat melaksanakan rapat-rapat sesuai dengan kebutuhan organisasi. f. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata cara ini diatur dalam suatu peraturan tersendiri. Pasal 11 : Komisariat (1). Komisariat adalah kelompok kerja para anggota PAEI pada suatu unit kerja tertentu (2). Komisariat dapat dibentuk apabila terdapat tiga anggota atau lebih pada suatu unit kerja tertentu

(3). Dalam melaksanakan kegiatannya, komisariat dibawah kendali dan bertanggung jawab pada Pengurus Cabang/Pusat yang membentuk komisariat Pasal 12 : Pengurus Cabang (1). Status a. Cabang merupakan kesatuan organisasi PAEI yang dibentuk di tempat yang mempunyai sekurangkurangnya lima Anggota Biasa. b. Dalam satu Propinsi hanya boleh ada satu Cabang. c. Calon anggota yang bertempat tinggal di daerah yang belum mempunyai Pengurus Cabang, dapat menjadi anggota dari Cabang terdekat. d. Masa jabatan Pengurus Cabang adalah empat tahun. e. Susunan kepengurusan Pengurus C a b a n g s e d a p a t - d a p a t n y a disesuaikan dengan susunan kepengurusan Pengurus Pusat. (2). Kekuasaan dan Wewenang a. M e l a k s a n a k a n K e p u t u s a n Musyawarah Nasional dan Rapat Anggota. b. Memberikan laporan kepada Pengurus Pusat tentang hasil kerja yang dilakukan, minimal satu kali

dalam satu tahun. c. Membina hubungan baik dengan P e m e r i n t a h, S w a s t a d a n masyarakat. d. Bertanggungjawab kepada Rapat Anggota. f. M e m b e n t u k d a n m e m b i n a komisariat bila dipandang perlu (3). Tatacara a. Ketua Formatur yang terpilih dalam Rapat Anggota secara otomatis adalah Ketua Pengurus Cabang. b. Formatur menyusun kepengurusan PAEI Cabang c. Selambat-lambatnya 30 hari setelah Rapat Anggota berakhir, F o r m a t u r h a r u s s u d a h m e n g u m u m k a n s u s u n a n kepengurusan yang baru d. Serah terima kepengurusan harus telah dilakukan paling lambat dalam waktu 45 hari setelah selesai Rapat Anggota. e. U n t u k m e n y e l e n g g a r a k a n kegiatannya, Pengurus Cabang mengadakan rapat-rapat sesuai dengan kebutuhan. f. Hal-hal yang belum tercantum dalam tatacara ini diatur dalam suatu peraturan tersendiri.

Pasal 13 : Badan Khusus (1). Badan-badan Khusus adalah badan yang dibentuk secara khusus oleh Pengurus Pusat untuk melaksanakan amanat Musyawarah Nasional. (2). Jenis dan jumlah Badan Khusus yang dibentuk oleh Pengurus Pusat sesuai dengan keperluan dalam menjalankan amanat Musyawarah Nasional. (3). Kekuasaan dan wewenang Badan Khusus diatur oleh Pengurus Pusat PAEI. BAB III Keputusan Pasal 14 : (1). Semua keputusan yang diambil dalam organisasi PAEI dilakukan secara musyawarah dan mufakat. (2). Jika musyawarah dan mufakat tidak berhasil, maka keputusan diambil atas dasar perhitungan suara terbanyak. BAB IV Kekayaan Pasal 15 : (1). Besarnya Uang Pangkal sebesar Rp 50.000,-. Besarnya Uang Iuran Anggota Biasa sebesar Rp 100.000,- /tahun dan Anggota Muda sebesar Rp 50.000,-/tahun.

(2). Pengurus Cabang diwajibkan menyerahkan 25 % Uang Pangkal dan Uang Iuran yang diterimanya kepada Pengurus Pusat. BAB V Atribut dan Lambang Pasal 16 : Atribut dan Lambang PAEI berupa lingkaran bola dunia, kata PAEI ditengah dengan penjelasan Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia disekeliling lingkaran. Pada lingkaran terdapat gambar sepatu bolong. BAB VI Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Serta Pembubaran Organisasi Pasal 17 : Perubahan Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga (1). Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PAEI hanya dilakukan dalam Musyawarah Nasional. (2). Rencana Perubahan tersebut diajukan oleh Pengurus Pusat atau oleh Pengurus Cabang. (3). R e n c a n a p e r u b a h a n t e l a h disampaikan kepada Pengurus Pusat

selambat-lambatnya dalam waktu 3 bulan sebelum Musyawarah Nasional dan tembusannya disampaikan kepada semua badan kelengkapan organisasi. Pasal 18 : Pembubaran Organisasi (1). Pembubaran PAEI hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional yang dilaksanakan khusus untuk itu dan dihadiri minimal 2/3 Utusan Cabang. (2). Keputusan pembubaran PAEI harus disetujui sekurang-kurangnya oleh 2/3 suara. (3). Sesudah pembubaran, maka segala hak milik PAEI diserahkan kepada b a d a n - b a d a n s o s i a l a t a u perkumpulan-perkumpulan yang ditetapkan oleh Musyawarah Nasional. BAB VII Aturan Tambahan Pasal 19 : (1). Setiap anggota PAEI dianggap telah mengetahui Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PAEI (2). Perselisihan dalam penafsiran Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga diputuskan oleh Pengurus Pusat.

(3). Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini dimuat dalam peraturan tersendiri sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Rumah Tangga PAEI Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 10 April 2013 Atas nama peserta Musyawarah Nasional (MUNAS) III Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia Tahun 2013 Ketua MUNAS : DR. Dr. Hariadi Wibisono, MPH Wakil Ketua MUNAS : Prof. DR. Chatarina UW, Dr. MS, MPH Sekretaris MUNAS : Andiek Ochman, SKM, Mkes ttd ttd ttd Panitia Penyelenggara Musyawarah Nasional (MUNAS) III Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia Tahun 2013 Ketua Panitia : Dr. M. Nadhirin Sekretaris 1 Panitia : Bambang Wahyudi, SKM, MM ttd ttd