BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pernapasan manusia adalah sistem organ yang terjadi dalam tubuh manusia. Pada materi ini siswa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

meningkatkan prestasi belajar siswa disetiap jenjang pendidikan. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif adalah model

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara komprehensif, baik fisik, mental, maupun emosional.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gresi Gardini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang

DAFTAR ISI. Lembaran Pengesahan Riwayat Hidup. Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti penyelidikan, penyusunan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. IPA atau sains merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi, meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Geografi, yang diujikan dalam ujian nasional merupakan pelajaran

I. PENDAHULUAN. Istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan

I. PENDAHULUAN. sehingga siswa menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tempat yang sangat strategis dalam pembangunan di negara kita

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kognitifnya. Costa (1988) mengkategorikan proses pembelajaran menjadi tiga

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya manusia yang cerdas serta mampu bersaing di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 2 SMA

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. prasarana serta faktor lingkungan. Apabila faktor-faktor tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan salah satu bidang IPA yang menyediakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia terdidik sesuai dengan tuntutan jaman. adalah situasi yang mempengaruhi pertumbuhan individu.

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang sangat penting dalam pendidikan untuk yang memilih penjurusan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan hasil belajar siswa, pemilihan model pembelajaran sangat

I. PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

I. PENDAHULUAN. formal (Mudyahardjo, 2006:6). Hal ini senada dengan yang diungkapkan

PENERAPAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-I SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

I. PENDAHULUAN. kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semua mata pelajaran yang ada di SD tentunya memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. diperlukan penguasaan matematika sejak dini. Oleh karena itu, selayaknya mata

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pengajarannya, oleh karena itu setiap pengajar menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu aspek yang paling penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar di sekolah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pernapasan manusia adalah sistem organ yang terjadi dalam tubuh manusia. Pada materi ini siswa sudah mengetahui alat-alat pernapasan manusia, pernafasan dada, dan kelainan alat pernapasan seperti influenza, asma, dan sesak napas. Dalam materi sistem pernapasan manusia terdapat kompetensi dasar yang harus dicapai dalam pembelajaran yaitu menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem pernapasan dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan proses pernapasan serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem pernapasan manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi. Dan untuk mencapai kompetensi dasar tersebut diperlukan suatu model pembelajaran yang yang dapat meningkatkan pengetahuan akademik, rasa antusias, berpikir kritis, dan rasa percaya diri siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi Biologi di SMA N 1 Kutalimbaru bahwa sejauh ini pembelajaran Biologi yang dilakukan masih menggunakan metode konvensional yaitu ceramah. Pembelajaran Biologi masih berpusat pada guru sebagai pemberi ilmu pengetahuan pada peserta didik, penyampaian materi pembelajaran cenderung didominasi dengan metode ceramah serta siswa yang jarang bertanya kepada guru. Akibatnya peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran dan untuk membangun serta menemukan sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya. Biologi merupakan mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman. Pembelajaraan kooperatif yang memungkinkan siswa berdiskusi dan bertukar pikiran dengan temannya dapat memudahkan pemahaman dalam mempelajari materi Biologi. Berdasarkan karakteristik dan fenomena pembelajaran disekolah selama ini bahwa sebagian besar siswa kurang aktif berinteraksi antara siswa denga siswa, siswa dengan guru baik melalui pertanyaan maupun mengajukan pendapat pada saat kegiatan pembelajaran di kelas. 1

2 Pembelajaran biologi berlangsung bersifat teoritis. Pembelajaran masih berorientasi pada upaya penguasaan materi sebanyak-banyaknya pada siswa tanpa diikuti sikap dan keterampilan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya pembelajaran cenderung berlangsung satu arah dengan guru sebagai sumber belajar utama. Prosesnya adalah guru sebagai pusat pembelajaran aktif menyampaikan materi dengan metode ceramah, latihan dan penugasan sebagai pilihan utama. Sementara guru aktif, siswa pasif menerima materi menjadi pendengar yang budiman. Materi sistem pernapasan manusia merupakan salah satu materi Biologi yang memiliki cakupan yang cukup luas sehingga dibutuhkan pemahaman yang tinggi agar kompetensi dasar di Sekolah Menengah Atas tentang materi tersebut tercapai. Pada materi ini siswa biasanya hanya menghafal bagaimana sistem pernapasan manusia tanpa memahaminya. Kegiatan menghafal yang dibuat guru membuat siswa lebih cepat lupa tentang materi tersebut sehingga apabila dievaluasi kembali siswa kebanyakan tidak mampu menjelaskan kembali. Padahal kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran Biologi menuntut peserta didik agar lebih maksimal dalam belajar Biologi. Peserta didik tidak hanya dituntut menguasai konsep dan teori saja, tetapi harus dapat menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari sehingga pembelajaran lebih bermakna dan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pengamatan penulis di SMA N 1 Kutalimbaru pembelajaran Biologi masih berpusat pada guru sebagai pemberi ilmu pengetahuan pada peserta didik, penyampaian materi pembelajaran cenderung didominasi dengan metode ceramah. Akibatnya peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran dan untuk membangun serta menemukan sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya. Hasil wawancara dengan guru Biologi SMA N 1 Kutalimbaru bahwa lebih kurang 55 % siswa dari seluruh populasi mendapat nilai <75 dengan rata rata 65, dimana kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran Biologi di sekolah tersebut adalah 75. Dari keterangan yang disampaikan guru tersebut, masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran yaitu kurangnya keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, seperti siswa tidak memperhatikan guru, siswa

3 enggan bertanya ketika diberikan suatu pertanyaan dan sangat sedikit siswa yang mau menjawab pertanyaan guru serta siswa lebih banyak diam ketika dimintai pendapat. Adapun faktor yang mempengaruhi kurangnya keaktifan siswa tersebut diantaranya latar belakang siswa, kesiapan belajar siswa, serta model pembelajaran yang digunakan guru cenderung monoton sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar dalam pembelajaran. Numbered Head Together merupakan model pembelajaran kooperatif yang dapat merangsang pola interaksi dan keaktifan peserta didik, karena setiap peserta didik mempunyai tanggungjawab secara individual terhadap pembelajaran dalam diskusi kelompok sehingga menjadikan peserta didik selalu siap dan tidak lagi bergantung pada temannya. Pada model ini siswa dikelompokkan dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 5-6 orang peserta didik dan diberi nomor. Selanjutnya peserta didik diberikan materi kepada setiap kelompok serta kesempatan untuk berdiskusi dengan anggota kelompoknya dalam memecahkan masalah, menyampaikan temuan, bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas serta membantu kelompok lain dalam menyelesaikan masalah melaui tanggapan. Sehingga peserta didik diharapkan dapat memahami dan menerapkan konsep serta dapat lebih aktif dalam pembelajaran. Menurut Dewi dan Yunansyah (2013), pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat melatih siswa untuk saling berbagi informas, mendengar dengan cermat serta berbicara sesuai pendapat mereka masing-masing sehingga siswa dapat lebih aktif dalam pem\belajaran. Dalam penelitian yang dilakukan ZuLfah (2015) bahwa penerapan model NHT pada pembelajaran sistem pencernaan makanan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik pada materi sistem pencernaan makanan di kelas VII SMP N Comal dan juga meningkatkan sikap dan minat siswa. Dalam penelitian yang dilakukan Pakpahan dan Riwayati (2016) tentang perbedaan hasil belajar siswa mengugunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dengan tipe Think Pare Share pada materi pokok ekosistem di kelas VII diperoleh nilai hasil belajar akhir lebih tinggi pada model NHT daripada TPS yaitu 76,8, sehingga penulis juga ingin membuktikan bahwa model NHT

4 (Numbered Head Together) ini dapat meningkatkan hasil belajar di SMA N 1 Kutalimbaru. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar dan Kemampuan Bertanya Siswa Pada Materi Sistem Pernapasan Manusia di Kelas XI IPA SMA N 1 Kutalimbaru T.P. 2016/2017. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Hasil belajar Biologi siswa < KKM 75 khususnya pada pokok bahasan sistem pernapasan manusia. 2. Kurangnya keaktifan siswa dalam bertanya ketika belajar biologi 3. Pembelajaran biologi berorientasi pada upaya penguasaan materi sebanyak-banyaknya pada siswa tanpa diikuti sikap dan keterampilan penerapan dalam kehidupan. 4. Model pembelajaran Numbered Head Together jarang diterapkan. 1.3 Batasan Masalah Agar peneliti mencapai sasarannya, maka penulis membatasi masalah yang diteliti. Masalah dalam penelitian hanya dibatasi pada: 1. Hasil belajar Biologi pada ranah kognitif dan keterampilan bertanya siswa dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together. 2. Subjek penelitian adalah Siswa kelas XI IPA SMA N 1 Kutalimbaru T.P. 2016/2017. 3. Materi pelajaran dibatasi pada pokok bahasan sistem pernapasan manusia dengan kompetensi dasar : menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem pernapasan dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan proses pernapasan serta

5 gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem pernapasan manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan manusia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together di kelas XI IPA SMA N 1 Kutalimbaru T.P. 2016/2017? 2. Bagaimana kemampuan bertanya siswa pada materi sistem pernapasan manusia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together di kelas XI IPA SMA N 1 Kutalimbaru T.P. 2016/2017? 3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together terhadap hasil belajar dan kemampuan bertanya siswa pada materi sistem pernapasan manusia di kelas XI IPA SMA N 1 Kutalimbaru T.P. 2016/2017? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan manusia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together di kelas XI IPA SMA N 1 Kutalimbaru T.P. 2016/2017. 2. Untuk mengetahui kemampuan bertanya siswa pada materi sistem pernapasan manusia dengan menggunakan model kooperatif tipe Numbered Head Together di kelas XI IPA SMA N 1 Kutalimbaru T.P. 2016/2017. 3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together terhadap hasil belajar dan kemampuan bertanya siswa pada materi sistem pernapasan manusia di kelas XI IPA SMA N 1 Kutalimbaru T.P. 2016/2017.

6 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penilitian ini adalah : 1. Bagi siswa, mendapatkan pengalaman belajar yang tidak membosankan dan meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan mendapatkan hasil pembelajarn yang lebih baik. 2. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam pengembanagn pembelajaran formal dengan menggunakan pembelajaran yang sesuai sebagai upaya memperoleh hasil belajar yang optimal. 3. Bagi sekolah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan informasi sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. 1.7 Defenisi Operasional Agar tidak terjadi kekeliruan menafsirkan istilah dalam penelitian ini maka perlu diberikan defenisi operasional sebagai berikut. 1. Model pembelajaran numbered head together merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang memiliki sintaks yang dimulai dengan penomoran, mengajukan pertanyaan berpikir bersama dan menjawab pertanyaan diterapkan pada pembelajaran tentang materi sistem pernapasan manusia selama 3 pertemuan (6 x 45 menit). 2. Hasil belajar merupakan kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif dan psikomotorik. Ranah kognitif diperoleh dengan menggunakan tes objektif berbentuk pilihan ganda berjumlah 30 soal yang diberikan kepada siswa dan disusun berdasarkan aspek pengetahuan C1, C2, C3, C4, C5, C6 dan ranah psikomotorik diperoleh dengan menggunakan lembar observasi kemampuan bertanya siswa. Kemampuan bertanya merupakan kemampuan yang ditunjukkan siswa tentang materi sistem pernapasan manusia mulai dari bertanya sederhana dan kompleks diamati dan diukur selama pembelajaran berlangsung berdasarkan 5 kriteria yaitu: keberanian bertanya, ketepatan pertanyaan, singkat dan kejelasan pertanyaan, kelogisan pertanyaan dan tingkatan pertanyaan berdasarkan taksonomi Bloom.