SATUAN ACARA PENYULUHAN

dokumen-dokumen yang mirip
Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

PENDIDIKAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam

RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan dari fungsi psikologis seperti pembicaraan yang kacau, delusi,

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia adalah gangguan yang benar-benar membingungkan dan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. serta perhatian dari seluruh masyarakat. Beban penyakit atau burden of disease

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat

BAB II TINJAUAN TEORI

PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan a. Tujuan Umum b. Tujuan Khusus

PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan dalam kehidupan dapat memicu seseorang

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3 tahun 1966 adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SATUAN ACARA PENYULUHAN PRE KLINIK KEPERAWATAN JIWA MENARIK DIRI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,

Dasar Dasar Pelayanan Pemulihan Gangguan Jiwa

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gangguan jiwa (Neurosa) dan sakit jiwa (Psikosa) (Yosep, hubungan interpersonal serta gangguan fungsi dan peran sosial.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengendalian diri serta terbebas dari stress yang serius. Kesehatan jiwa

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive),

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

SATUAN ACARA PENYULUHAN NUTRISI UNTUK KANKER PARU DAN MENCUCI TANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

BAB I PENDAHULUAN. adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku dimana. individu tidak mampu mencapai tujuan, putus asa, gelisah,

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2005). Kesehatan terdiri dari kesehatan jasmani (fisik) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat

/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas

BAB 1 PSIKIATRI KLINIK

1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku sehingga menimbulkan penderitaan dan terganggunya fungsi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan fungsi mental berupa frustasi, defisit perawatan diri, menarik diri

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di masyarakat yang sangat tinggi, yakni satu dari empat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

Modul ke: Pedologi. Skizofrenia. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan suatu tindakan

Strategi pemulihan gangguan jiwa berdasar stress vulnerability model

KONSEP KESEHATAN MENTAL OLEH : SETIAWATI

Bab 5. Ringkasan. Dalam bab pertama yang berisi latar belakang penulisan skripsi ini, saya menjabarkan

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Tesis ini mengkaji tentang perilaku keluarga dalam penanganan penderita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sisiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptif

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) di dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan penarikan diri dari lingkungan (Semiun, 2006). Skizofrenia merupakan

TIM CMHN BENCANA DAN INTERVENSI KRISIS

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan C. Manfaat

BAB I PENDAHULUAN. baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Masalah gangguan kesehatan jiwa menurut data World Health

16/02/2016 ASKEP KEGAWATAN PSIKIATRI MASYKUR KHAIR TENTAMEN SUICIDE

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Wahid, dkk, 2006).

BAB VII ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA

BAB I PENDAHULUAN. signifikan dengan perubahan sosial yang cepat dan stres negatif yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut yang disertai dengan perilaku mengamuk yang tidak dapat dibatasi

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Masalah : Isolasi sosial Pertemuan : I (satu)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. lain, kesulitan karena persepsinya terhadap dirinya sendiri (Djamaludin,

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI

PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN PADA Tn. E DI RUANG P8 WISMA ANTAREJA RSJ Prof. dr.

BAB I PENDAHULUAN. mengancam hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Masalah

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH

INTERVENSI ORGANISASI PADA MASALAH KESEHATAN KERJA KARYAWAN

Transkripsi:

SATUAN ACARA PENYULUHAN Materi Waktu : Deteksi dini gangguan jiwa : 30 menit 1. Analisa Situasional Penyuluh : Mahasiswa profesi Program Studi Keperawatan Unsri Peserta : Keluarga pasien di Poli jiwa RSJ Ernaldi Bahar Tempat: Poli Jiwa 2. Tujuan Instruksional 2.1 Tujuan Instruksional Umum Setelah kegiatan penyuluhan tentang deteksi dini gangguan jiwa, diharapkan keluarga lebih mnegerti dan mengetahui tentang tanda dan gejala gangguan jiwa pada seseorang. 2.2 Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kegiatan keluarga pasien mampu : 1) Mengetahui tanda dan gejala gangguan jiwa 2) Mengetahui macam-macam gangguan jiwa yang sering terjadi. 3. Metode 1) Ceramah 2) Tanya jawab 4. Media 1) Flipchart 2) Leaflet 5. Kegiatan No Tahap dan Waktu Kegiatan Penyaji Kegiatan Peserta Pelaksana 1. Pendahuluan 5 menit Pembukaan : 1) Mengucapkan salam. 2) Memperkenalkan tim. 3) Menyebutkan topik yang akan diberikan. 4) Menjelaskan tujuan penyuluhan dan hasil yang akan diharapkan. Mendengarkan dan menjawab salam. Moderator

5) Menyampaikan kontrak waktu dan mekanisme penyuluhan. 2. 3. Kegiatan inti 15 menit Penutup 10 menit Pelaksanaan : 1) Menggali pengetahuan dan pengalaman tentang tanda dan gejala gangguan jiwa 2) Menjelaskan secara rinci tentang : a) Pengertian gangguan jiwa b) Tanda ganguan jiwa c) Gejala gangguan jiwa d) Jenis gangguan jiwa yang sering muncul Evaluasi : 1) Memberikan kesempatan bertanya kepada. 2) Memberikan pertanyaan umpan balik (feed back) kepada. Terminasi : 1) Memberikan kesimpulan. 2) Mengucapkan terima kasih. 3) Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan salam. 4) Membagikan leaflet. Memperhatikan Aktif dalam bertanya dan memperhatikan penjelasan Memperhatikan dan menjawab salam Penyaji Moderator

6. Pengorganisasian Pembimbing 1) Akademik : 2) Klinik : Penyaji : Moderator : Observer : Fasilitator : u Flipchart Moderator + Notulen nnnnn Penyaji + Operator Fasilitator Fasilitator Observer

7. Job Description Moderator : 1. Membuka dan menutup acara. 2. Memperkenalkan tim. 3. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme acara. 5. Memberikan umpan balik atau feed back 6. Memfasilitasi diskusi. 7. Membuat kesimpulan. Penyaji: 1. Menggali kemampuan dan pengalaman mengenai topik yang dibicarakan. 2. Menyampaikan materi. Notulen: Menulis pertanyaan dan jawaban. Observer : 1. Mengobservasi jalannya penyuluhan. 2. Mengevaluasi jalannya penyuluhan. Fasilitator : 1. Memperhatikan kehadiran anggota. 2. Memotivasi anggota. 3. Mempertahankan dan meningkatka motivasi anggota. Operator : Membantu dalam hal teknis penyajian penyuluhan 8. Evaluasi 1. Evaluasi struktur 1) Kesiapan SAP. 2) Kesiapan media dan tempat. 3) Peserta yang hadir minimal 70% dari jumlah diundang. 4) Pengorganisasian dilakukan 1 hari sebelumnya.

2. Evaluasi proses 1) Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya. 2) Kegiatan berjalan sesuai dengan SAP. 3) Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description. 4) Peserta antusias terhadap penyuluhan yang dilakukan. 5) Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai. 6) Peserta terlibat aktif dalam kegiatan diskusi. 3. Evaluasi hasil 1) Peserta mampu memahami maksud dan tujuan dari diadakannya penyuluhan tentang deteksi dini kanker paru. 2) Peserta mengetahui pokok masalah yang telah di diskusikan yaitu tanda dan gejala awal kanker paru. 3) Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan.

MATERI DETEKSI DINI GANGGUAN JIWA I. Pengertian Gangguan jiwa atau mental illness adalah kesulitan yang harus dihadapi oleh seseorang karena hubungannya dengan orang lain, kesulitan karena persepsinya tentang kehidupan dan sikapnya terhadap dirinya sendiri-sendiri (Djamaludin, 2001). Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive), kemauan (volition),emosi (affective), tindakan (psychomotor) (Yosep, 2007). Secara umum gangguan jiwa dibagi dalam dua golongan besar yaitu psikosa dan non psikosa (ansietes, depresi,insomnia,alkoholisme dan ketergantungan obat). Golongan psikosa di tandai dengan dua gejala utama yaitu tidak adanya pemahaman dari ketidak mampuan menilai realitas. Sedangkan golongan psikosa itu sendiri dibagi dalam dua sub golongan, yaitu psikosa fungsional dan psikosa organik Psikosa fungsional adalah gangguan jiwa yang disebabkan karena terganggunya fungsi sistem penghantar sinyal sel-sel saraf (neurotransmitter) dalam susunan saraf pusat (otak), tidak terdapat kelainan struktural pada sel-sel saraf otak tersebut. Sedangkan Psikosa organik adalah gangguan jiwa yang disebabkan karena adanya kelainan pada struktur susunan saraf pusat (otak) yang disebabkan misalnya tumor di otak, kelainan pembuluh darah otak, infeksi di otak, keracunan NAPZA, dan lain sejenisnya, yang termasuk dalam psikosa fungsional adalah Skizofrenia. II. Etiologi Penyebab seseorang bisa menderita gangguan jiwa bermacam-macam atau disebut multifaktorial, yaitu : a. Faktor genetik, keturunan b. Kondisi ibu selama dia mengandung, bila ada gangguan mental, emosional, atau fisik maka akan mempengaruhi saraf otak janin yang dikandungnya c. Proses persalinan, bila ada komplikasi maka meningkatkan risiko d. Penyakit fisik seperti panas tinggi, kejang, atau penyakit berat lainnya mulai dari lahir sampai usia sekarang e. Riwayat jatuh, terbentur kepala, kena pukul atau kecelakaan

f. Penggunaan Narkoba/Napza seperti : alkohol, ganja (cannabis). Shabu-shabu, Extasy, obat penenang, heroin (putaw), dll g. Riwayat trauma, beban psikologis yang berat, masalah yang sulit diselesaikan, konflik, keinginan yang tidak tercapai, kemarahan yang terpendam, kesedihan yang mendalam, kehilangan, kekecewaan, dll Semuanya itu membuat keseimbangan zat kimia di otak (neurotransmiter) menjadi berubah dan tidak stabil dan inilah yang memunculkan adanya perubahan pada : cara berpikir, perasaan, sikap, dan perilaku. III.Tanda tanda gangguan jiwa Beberapa tanda gangguan jiwa diantaranya adalah : 1. Alam perasaan (affect) tumpul dan mendatar. Gambaran alam perasaan ini dapat terlihat dari wajahnya yang tidak menunjukkan ekspresi. 2. Menarik diri atau mengasingkan diri (withdrawn). Tidak mau bergaul atau kontak dengan orang lain, suka melamun (day dreaming). 3. Delusi atau Waham yaitu keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk akal) meskipun telah dibuktikan secara obyektif bahwa keyakinannya itu tidak rasional, namun penderita tetap meyakini kebenarannya. Sering berpikir / melamun yang tidak biasa (delusi). 4. Halusinasi yaitu pengelaman panca indra tanpa ada rangsangan misalnya penderita mendengar suara-suara atau bisikan-bisikan di telinganya padahal tidak ada sumber dari suara/bisikan itu. 5. Merasa depresi, sedih atau stress tingkat tinggi secara terus-menerus. 6. Kesulitan untuk melakukan pekerjaan atau tugas sehari-hari walaupun pekerjaan tersebut telah dijalani selama bertahun-tahun. 7. Paranoid (cemas / takut) pada hal-hal biasa yang bagi orang normal tidak perlu ditakuti atau dicemaskan. 8. Suka menggunakan obat hanya demi kesenangan. 9. Memiliki pemikiran untuk mengakhiri hidup atau bunuh diri. 10. Terjadi perubahan diri yang cukup berarti.

11. Memiliki emosi atau perasaan yang mudah berubah-ubah. 12. Terjadi perubahan pola makan yang tidak seperti biasanya. 13. Pola tidur terjadi perubahan tidak seperti biasa. 14. Kekacauan alam pikir yaitu yang dapat dilihat dari isi pembicaraannya, misalnya bicaranya kacau sehingga tidak dapat diikuti jalan pikirannya. 15. Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan semangat dan gembira berlebihan. 16. Kontak emosional amat miskin, sukar diajak bicara, pendiam. 17. Sulit dalam berpikir abstrak. 18. Tidak ada atau kehilangan kehendak (avalition), tidak ada inisiatif, tidak ada upaya usaha, tidak ada spontanitas, monoton, serta tidak ingin apa-apa dan serba malas dan selalu terlihat sedih. IV. Jenis Gangguan Jiwa Berikut ini beberapa gangguan jiwa yang sering terjadi dan memerlukan perhatian khusus : 1. Pada anak a. Gangguan perkembangan perfasif, 3 area perkembangan utama yaitu perilaku, interaksi soialdan komunikasi Macam gangguan perfasif: a) Retardasi mental adalah gangguan fungsi intelektual secara signifikan berada di bawah rata-rata(iq< 70) dan ketebatasan terkait dalam 2 bidang keterampilan adaptasi atau lebih(komunikasi, perawatan diri) b) Autisme adalah gangguan yang dicirikan dalam interaksi social dan komunikasi serta aktivitas dan minat yang terbatas. c) Gangguan perkembangan spesifik dicirikan dengan keterlambatan perkembangan yang mengarah kepada kerusakan fungsi pada berbagai bidang seperti membaca dan bahasa b. Defisit pehatian dan gangguan perilaku distruktif diantaranya: a) ADHD (Attention Deficit Hiperactivity Disorder) dicirikan dengan tingakt gangguan perhatian impulsifitas dan hiperaktifitas yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan. b) Gangguan perilaku dicirikan dengan perilaku berulang distruktif dan kesengajaan untuk tidak patuh. 2. Pada remaja

a) Skizofrenia pada awalnya meliputi perubahan ekstrim dalam perilaku seharihari isolasi social, sikap yang aneh, penurunan nilai-nilai akademik, dan mengekspresikan perilaku yang tidak disadarinya. b) Bunuh diri mempunyai tanda-tanda diantaranya menarik diri secara tiba-tiba dengan memberontak atau berperilaku keras, menyalah gunkan obat atu alcohol dan ancaman butuh secara terang terangan secara verbal. c) Gangguan penyalahgunaan obat (Narkotika) 3. Pada lansia a) Dimensia adalah suatu gangguan intelektual atau daya ingat yang ummnya progresif dan ireversibel biasanya terjadi pada usia lebih dari 65 tahun b) Depresi gejalanya kehilangan minat mudah lelah dan konsentrasi berkurang dan kurang percaya diri c) Gangguan kecemasan berupa gangguan manik, fobia, dan gangguan stress akut d) Fenomena yang sering dikeluhkan pada lansia adalah lebih banyak terbangun pada dini hari ngantuk pada siang hari dan tidur sejenak pada siang hari Gangguan jiwa membuat seseorang menjadi terganggu fungsi dan produktivitasnya dan ini bisa mengganggu juga keluarga dan masyarakat. Dengan melakukan deteksi dini dan penanganan yang baik maka gangguan jiwa dapat cepat dipulihkan dan tidak mejadi makin berat. Deteksi dini gangguan jiwa dapat dilakukan di puskesmas, rumah sakit, psikiater, psikolog, perawat jiwa dan di rumah sakit jiwa. Pemeriksaan yang dilakukan adalah wawancara, pemeriksaan lab dan radiologi (bila diperlukan), tes kesehatan mental dan tes psikologis lainnya. Setelah diagnosis ditegakkan maka terapi akan segera dimulai dan kesembuhan akan cepat diraih. Pengobatan untuk gangguan jiwa berlangsung lama dan dibutuhkan konsultasi yang rutin. Dengan melakukan deteksi dini dan pemeriksaan maka gangguan jiwa yang berat dapat dihindari sehingga bahaya juga bisa dicegah. IV. Peran Keluarga Keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya (Friedman, 1981), dan tugas keluarga pada anggotanya yang mengalami gangguan jiwa adalah sebagai berikut: a. Mengenal gangguan jiwa setiap anggotanya.

b. Menetapkan pelayanan kesehatan jiwa yang tepat. c. Merawat anggota keluarganya yang gangguan jiwa. d. Menyediakan lingkungan yang mendukung kesehatan jiwa. e. Memanfaatkan pelayanan kesehatan jiwa, lintas sektor dan jaringan dukungan keluarga yang tersedia di lingkungan.