PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT LAPORAN KEUANGAN RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT PER 31 DESEMBER 2014 VERSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT LAPORAN KEUANGAN RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT PER 31 DESEMBER 2013 VERSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

1. Latar Belakang dan Dasar Penyusunan Kebijakan Akuntansi

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung.

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN SKPD

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH. RSUD Dr. MOEWARDI. Jl. Kol. Sutarto 132 Telp Fax Surakarta CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 105 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN DINAS PENDAPATAN KABUPATEN BLITAR

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI N E R A C A Per 31 Desember Tahun 2009 dan Tahun 2008

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BALAI PENGEMBANGAN INDUSTRI PERSEPATUAN INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. Neraca Komparatif NERACA PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Per 31 Desember 2009 Dan 2008 (Dalam Rupiah)

DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut :

Tabel 12 Rincian Aset lancar per 31 Desember 2014 dan 2013

PROFIL KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 URAIAN REF ANGGARAN 2014

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN


BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK )

Catatan 31 Maret Maret 2010

Akuntansi Keuangan Koperasi

KECAMATAN BAYAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2016 BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

KANTOR ARSIP DAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 31 DESEMBER 2015 PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG KANTOR ARSIP DAERAH

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN KOTA MEDAN TAHUN ANGGARAN 2013 (dalam rupiah) NO.

-1- KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA, BELANJA, TRANSFER DAN PEMBIAYAAN

KEBIJAKAN LRA A. TUJUAN

KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014

Akuntansi Satuan Kerja

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 102 TAHUN 2016

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

BAGIAN I PENDAHULUAN

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2015 dan 2014 dapat disajikan sebagai berikut:

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TI MUR RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA Jl. Manyar Kertoadi Surabaya NERACA PER TANGGAL 31 DESEMBER 2014

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015

BAB I GAMBARAN UMUM LAPORAN KEUANGAN BERBASIS STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO PROVINSI JAWA TENGAH,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN

Laporan Keuangan Pengadilan Agama Giri Menang TA. 2012

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT LAPORAN KEUANGAN RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT PER 31 DESEMBER 2014 VERSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

ii

KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-undang RI No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang No. 1 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun Anggaran 2014, serta Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun Anggaran 2014. Direktur RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Satuan Kerja yang dipimpinnya. Penyusunan laporan keuangan RSUD Patut Patuh Patju Kab. Lombok Barat ini mengacu kepada Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2008 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Lombok Barat. Informasi yang disajikan di dalamnya telah disusun sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kami menyadari bahwa laporan keuangan TA 2014 ini masih belum sempurna, oleh sebab itu kami mengharapkan tanggapan, saran, maupun kritik yang membangun dari para pengguna laporan keuangan ini. Kami akan terus berupaya untuk dapat menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang tepat waktu dan akurat sehingga terwujud tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Diharapkan penyusunan Laporan Keuangan ini dapat meningkatkan akuntabilitas publik. Gerung,... Maret 2015 Direktur drg. Ni Made Ambaryati, M.Kes NIP. 19611230 198701 2 001 iii

PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB Laporan Keuangan RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat versi Standar Akuntansi Keuangan yang terdiri dari Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2014 sebagaimana terlampir adalah tanggung jawab kami. Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai dan isinya telah menyajikan pelaksanaan anggaran, posisi keuangan dan Catatan atas Laporan Keuangan secara layak dan bebas dari salah saji yang material sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Gerung,... Maret 2015 Direktur drg. Ni Made Ambaryati, M.Kes NIP. 19611230 198701 2 001 iv

DAFTAR ISI Halaman Halaman Sampul i Kata Pengantar iii Pernyataan Tanggung Jawab iv Daftar Isi v Daftar Lampiran vi Laporan Keuangan 1 Neraca 1 Laporan Operasional 3 Laporan Arus Kas 5 Catatan atas Laporan Keuangan 7 Lampiran - Lampiran v

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Daftar Rincian Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran Lampiran 2 : Daftar Rincian Saldo Persediaan Lampiran 3 : Daftar Rincian Saldo Aset Tetap Lampiran 4 : Daftar Rincian Saldo Aset Lainnya Lampiran 5 : Daftar Rincian Penambahan Aset Tetap Lampiran 6 : Daftar Jurnal Koreksi dan Penyesuaian vi

RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT NERACA Per 31 Desember 2014 1

Gerung,... Maret 2015 Direktur drg. Ni Made Ambaryati, M.Kes NIP. 19611230 198701 2 001 2

RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT LAPORAN OPERASIONAL Per 31 Desember 2014 3

Gerung,... Maret 2015 Direktur RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat drg. Ni Made Ambaryati, M.Kes NIP. 19611230 198701 2 001 4

RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT LAPORAN ARUS KAS Per 31 Desember 2014 5

Gerung,... Maret 2015 Direktur drg. Ni Made Ambaryati, M.Kes NIP. 19611230 198701 2 001 6

RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Desember 2014 7

BAB I PENDAHULUAN A. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Tahun 2014 disusun dengan maksud sebagai salah satu wujud transparansi dan akuntabilitas, sebagaimana diamanatkan dalam tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sedangkan tujuan Catatan atas Laporan Keuangan adalah menyajikan informasi penjelasan pos-pos Laporan Keuangan selama satu periode pelaporan dalam rangka pengungkapan yang memadai. a. Neraca Neraca menggambarkan posisi keuangan Tahun 2014 mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal pelaporan. Jumlah aset per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 61.206.031.098,72 yang terdiri dari aset lancar sebesar Rp 1.550.739.223,80, aset tetap sebesar Rp 59.575.245.788,92, dan aset lainnya sebesar Rp 80.046.086,00. Sedangkan Jumlah kewajiban per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 3.539.910.442,00 yang terdiri dari utang usaha sebesar Rp 1.711.359.387,00 dan beban yang masih harus dibayar Rp 1.828.551.055,00. Jumlah ekuitas per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 57.666.120.656,73 yang terdiri dari ekuitas dana sendiri sebesar Rp 43.260.422.005,85, surplus/defisit tahun lalu sebesar Rp 12.858.440.402,16 dan surplus defisit tahun berjalan sebesar Rp 1.547.258.248,72. b. Laporan Operasional Laporan Operasional menggambarkan informasi jumlah pendapatan dan biaya selama tahun 2014. Total perolehan pendapatan pada Tahun Anggaran 2014 adalah sebesar Rp 47.937.517.419,06 yang terdiri atas pendapatan operasional sebesar Rp 25.527.348.651,00, pendapatan dari pemerintahan sebesar Rp 22.210.407.889,00 dan pendapatan lain-lain sebesar Rp 199.760.879,06. Sedangkan total beban pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 46.390.259.170,34 yang terdiri atas beban pelayanan sebesar Rp 24.691.777.468,00, beban umum dan administrasi Rp 21.697.450.702,44, dan beban lainnya sebesar Rp 1.030.999,90. Dengan total pendapatan dan total beban tersebut, maka RSUD Patut Patuh Patju berada pada posisi 8

surplus sebesar Rp 1.547.258.248,72. c. Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas berkaitan dengan aktivitas operasional, investasi, dan aktivitas pendanaan dan/atau pembiayaan yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas selama periode tahun 2014. Kenaikan kas dan setara pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 380.142.097,77 yang disebabkan oleh adanya kenaikan arus kas bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp10.110.051.097,77 penurunan arus kas bersih dari aktivitas investasi senilai Rp 9.816.273.000,00 dan kenaikan arus kas bersih dari aktivitas pendanaan senilai Rp86.364.000,00. d. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai, antara lain mengenai dasar penyusunan laporan keuangan, kebijakan akuntansi, kejadian penting lainnya, dan informasi tambahan yang diperlukan. Baik untuk penyajian neraca maupun Laporan operasional, pengakuan atas pendapatan dan beban, aset, kewajiban, dan ekuitas adalah berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan oleh dan dari Kas BLUD maupun Kas Daerah. B. LANDASAN HUKUM 1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) 4) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran 9

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 6) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 7) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 9) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 10) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 48 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502); 11) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123); 12) Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Lombok Barat; 13) Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 12 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun Anggaran 2014; 14) Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 18 Tahun 10

2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun Anggaran 2014; 15) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah; 16) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 17) Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor 41 Tahun 2008 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Lombok Barat; C. UNSUR LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan SKPD RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola periode 1 Januari 2014 s/d 31 Desember 2014, yang terdiri atas: a. Neraca b. Laporan Operasional; c. Laporan Arus Kas; dan d. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). 11

BAB II IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI A. ASUMSI DASAR PENERAPAN AKUNTANSI Asumsi dasar Penerapan Akuntansi pada RSUD adalah bahwasanya RSUD melaksanakan usaha jasa pelayanan secara berkesinambungan tanpa dimaksud untuk dibubarkan atau mengurangi secara material skala usahanya. Asumsi dasar kedua adalah basis akuntansi menggunakan basis akrual, yaitu dengan mengakui transaksi pada saat kejadian bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar dan dicatat dalam periode bersangkutan. B. PERIODE PELAPORAN Periode pelaporan keuangan adalah untuk masa 1 Januari sampai dengan 31 Desember. C. KARAKTERISTIK AKUNTANSI Akuntansi keuangan RSUD merupakan bagian dari akuntansi keuangan Pemerintah Daerah, karena kekayaannya bukan merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan. Dalam rangka pengelolaan kas RSUD dapat langsung menggunakan pendapatannya tanpa menyetorkan terlebih dahulu ke kas daerah. Fleksibilitas pengelolaan kas membolehkan RSUD untuk menyimpan dan mengelola rekening bank. RSUD diperbolehkan memberikan piutang sehubungan dengan penyerahan barang, jasa dan/atau transaksi lainnya yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan rumah sakit. RSUD dapat memiliki utang sehubungan dengan kegiatan operasional dan/atau perikatan peminjaman dengan pihak lain. Akuntansi dan Laporan Keuangan RSUD diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Indonesia (IAI). Untuk tujuan konsolidasi ke Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, laporan keuangan RSUD harus disusun menggunakan Standar Akuntansi Pemerintahan yang berlaku. RSUD dapat mengalihkan dan/atau menghapus aset tetap dengan/melalui persetujuan pejabat berwenang. D. LAPORAN KEUANGAN POKOK 12

Laporan keuangan pokok RSUD terdiri dari neraca, laporan arus kas, laporan operasional dan catatan atas laporan keuangan. E. AKUNTANSI ASET 1. ASET LANCAR a) Aset lancar diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu 12 bulan atau kurang. Kas dan Setara Kas b) Kas meliputi kas di bank, Giro, kas di Bendahara Penerimaan, kas di Bendahara Pengeluaran, kas di Bank atas nama Direktur RSUD, kas kecil; dan deposito berjangka kurang dari 3 (tiga) bulan. c) Pengakuan kas setara diakui dan dicatat pada saat diterima atau dikeluarkan Bendahara. d) Suatu pengeluaran kas dapat diakui apabila memenuhi kriteria: - kemungkinan manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh RSUD; dan - nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai (reliable). e) Pengukuran Kas dan setara kas diukur sebesar nilai nominal pada saat diterima/dikeluarkan dan dinyatakan dalam nilai rupiah. f) Pengukuran untuk investasi jangka pendek mencakup, - investasi jangka pendek dalam bentuk deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito tersebut; dan - investasi jangka pendek dinyatakan dalam nilai rupiah, jika ada investasi jangka pendek dalam valuta asing maka harus dikonversi berdasarkan nilai kurs tengah bank Indonesia pada tanggal transaksi. pada akhir tahun, investasi jangka pendek dalam valuta asing dikonversi berdasarkan nilai kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca. Piutang g) Piutang Usaha merupakan piutang yang timbul dari penyerahan jasa layanan kesehatan, terdiri dari: 13

- Piutang BPJS, yaitu jumlah klaim yang diajukan kepada BPJS atas pelayanan kesehatan kepada pasien yang dijamin BPJS; - Piutang Kerja Sama, yaitu jumlah klaim yang diajukan kepada perusahaan/asuransi atas jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RSUD; dan - Piutang Pasien Umum. h) Pengakuan piutang meliputi: - piutang BPJS diakui dan dicatat pada saat pengajuan FPK kepada BPJS; - Pengukuran piutang meliputi: piutang diukur sebesar nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value) setelah memperhitungkan nilai penyisihan piutang tak tertagih; dan penyisihan kerugian piutang tak tertagih atas piutang usaha dibentuk sebesar nilai piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih berdasarkan daftar umur piutang (aging schedule). - Besarnya penyisihan piutang pada tiap akhir tahun ditentukan berdasarkan Keputusan Pemimpin RSUD. - Penyisihan piutang dikecualikan untuk tagihan kepada Instansi Pemerintah dan Badan Usaha Milik Daerah/Negara. - Penyajian dan pengungkapan piutang meliputi: piutang yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari satu tahun disajikan pada kelompok aset lancar dalam neraca; piutang yang jatuh tempo lebih dari satu tahun disajikan dalam kelompok aset non lancar dalam kelompok aset lainnya; dan piutang disajikan sebesar jumlah bersih, yaitu jumlah seluruh tagihan piutang dikurangi dengan penyisihan kerugian piutang. Persediaan i) Persediaan adalah: - Aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal; - Aset dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; dan 14

- Aset yang tersedia dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam pemberian pelayanan, proses produksi, dan mendukung kegiatan administratif. j) Persediaan RSUD, terdiri dari: - persediaan alat tulis kantor, termasuk barang cetakan; - persediaan alat listrik; - persediaan material/bahan, yaitu persediaan obat-obatan, bahan kimia, alat kesehatan habis pakai dan bahan/alat kebersihan habis pakai; - persediaan benda pos; - persediaan bahan bakar; dan - persediaan bahan makanan pokok. k) Pengakuan persediaan mencakup: - persediaan diakui pada saat barang diterima dan dicatat dalam akun biaya; dan - persediaan pada akhir periode akuntansi diakui berdasarkan hasil perhitungan fisik (stock opname). l) Persediaan dinilai berdasarkan: - harga standar jika diperoleh dengan memproduksi sendiri; dan - harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya jika diperoleh dengan cara lain seperti donasi. Uang Muka dan Beban Dibayar Dimuka m) Uang muka berfungsi untuk membiayai kelancaran operasional rumah sakit. n) Uang muka sebagaimana terdiri dari: - uang muka yang diakui pada saat pembayaran kas; - uang muka kegiatan yang berkurang pada saat dipertanggungjawabkan; dan - uang muka pembelian barang/jasa berkurang pada saat barang/jasa diterima. o) uang muka diukur dengan sejumlah nilai nominal yang dibayarkan. p) Pengakuan biaya dibayar dimuka dilakukan dengan: - biaya dibayar di muka diakui sebagai pos sementara pada saat pembayaran; - biaya dibayar di muka diakui sebagai biaya pada saat jasa diterima; dan 15

- biaya dibayar di muka berkurang pada saat jasa diterima atau berlalunya waktu. q) Biaya dibayar di muka diukur sebesar jumlah uang yang dibayarkan atas prestasi atau jasa yang diterima. r) Penyajian dan pengungkapan biaya di bayar di muka meliputi: s) biaya yang dibayar di muka disajikan pada kelompok aset lancar dalam neraca; dan t) biaya yang dibayar di muka disajikan secara netto. 2. Aset Tetap a) Aset tetap merupakan aset berwujud dengan ciri-ciri: - dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan - diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. b) Aset Tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari pendapatan fungsional maupun sumber dana lainnya yang sah melalui pembelian, pembangunan, donasi, dan pertukaran dengan aset lainnya (trade-in). c) Tanah, gedung dan bangunan merupakan aset yang dimaksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional RSUD dan dalam kondisi siap dipakai. d) Peralatan dan Mesin meliputi mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat elektronik, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari satu periode dan dalam kondisi siap pakai. e) Jalan, Jaringan, dan Instalasi mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh RSUD dan dalam kondisi siap dipakai. f) Aset Tetap Lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional RSUD dan dalam kondisi siap dipakai. g) Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan belum selesai seluruhnya. 16

h) Pengakuan Aset tetap meliputi aset yang diperoleh dari pembelian, pekerjaan konstruksi dan atau donasi yang diakui dalam periode berjalan, yaitu pada saat aset tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah. i) Pengakuan Aset tetap harus memenuhi kriteria: - mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode; - biaya perolehan aset dapat diukur secara andal; - tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan - diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk dimanfaatkan. j) Pengukuran Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap tidak memungkinkan untuk menggunakan biaya Perolehan, maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. k) Tanah diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh tanah tersebut sampai dengan siap digunakan. l) Gedung dan bangunan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau membangun gedung dan bangunan sampai dengan siap untuk dipakai. m) Pengukuran bangunan yang dibangun sendiri dicatat sebesar seluruh nilai bahan/peralatan yang digunakan, biaya pengerjaan serta biaya-biaya umum lainnya yang terkait dengan pembangunan aset tetap tersebut. n) Aset tetap yang diperoleh dari hibah tidak terikat diukur berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau harga gantinya dengan mengkredit akun Pendapatan Hibah. o) Pengukuran untuk konstruksi dalam pengerjaan meliputi: - rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan, berikut tingkat penyelesaian dan jangka waktu penyelesaiannya; - nilai kontrak konstruksi dan sumber pembiayaannya; dan - uang muka yang diberikan dan retensi (untuk masa pemeliharaan). p) Usulan penghapusan aset tetap diajukan oleh Pimpinan RSUD kepada Kepala Daerah untuk dimintakan persetujuannya. Jika disetujui, kerugian penghapusan dibebankan sebagai biaya lain-lain sebesar nilai buku tersebut. 17

q) Penilaian kembali aset tetap dapat dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional. r) Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai buku (nilai tercatat) aset dibukukan dalam akun ekuitas. Penyusutan s) Tarif penyusutan aset dan masa manfaat bukan bangunan dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu: - kelompok masa manfaat 4 (empat) tahun tarif penyusutan 25% (dua puluh lima persen); dan - kelompok masa manfaat 8 (delapan) tahun tarif penyusutan 12,5% (dua belas koma lima persen). t) Yang termasuk bukan bangunan kelompok masa manfaat 4 (empat) tahun adalah: - meubel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk meja, bangku, kursi, lemari, dan sejenisnya yang bukan bagian dari bangunan; - mesin kantor seperti mesin ketik, mesin hitung, duplikator, mesin fotokopi, accounting machine, komputer, printer, scanner, dan sejenisnya; - alat-alat komunikasi seperti pesawat telepon, faksimile, telepon seluler dan sejenisnya; - perlengkapan lainnya seperti tv, video recorder, tape/cassette, amplifier, dan sejenisnya; - sepeda motor, sepeda, dan becak; dan - alat-alat dapur yang relatif besar. u) Yang termasuk bukan bangunan kelompok masa manfaat 8 (delapan) tahun adalah: - mebel dan peralatan dari logam termasuk meja, bangku, kursi, lemari, dan sejenisnya yang bukan bagian dari bangunan; - alat pengatur udara seperti ac, kipas angin, dan sejenisnya; - mobil, bus, truk, dan sejenisnya; dan - peralatan medis. v) Tarif penyusutan aset dan masa manfaat bangunan dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu; - permanen masa manfaat 20 (dua puluh) tahun tarif penyusutan 5% (lima persen); dan 18

- tidak permanen manfaat 10 (sepuluh) tahun tarif penyusutan 10% (sepuluh persen). w) Aset tetap disajikan berdasarkan nilai perolehan, akumulasi penyusutan disajikan secara terpisah dari aset tetap. x) Nilai buku aset tetap disajikan di neraca dengan mengurangi harga perolehan dengan akumulasi penyusutan. y) Mesin, peralatan, dan aset berwujud lainnya, yang tidak berfungsi (tidak produktif) harus disajikan terpisah ke dalam kelompok Aset Lainnya sub kelompok Aset Non Produktif sebesar nilai bukunya. 3. Aset Lainnya Aset lainnya yaitu aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam aset lancar dan aset tetap yang meliputi: - aset tak berwujud; - aset kerjasama operasi (KSO); dan - aset lain-lain. F. AKUNTANSI KEWAJIBAN 1. Kewajiban adalah utang RSUD masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya RSUD yang mengandung manfaat ekonomi. Kewajiban Lancar 2. Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang diharapkan akan dibayar/diselesaikan atau jatuh tempo dalam waktu 12 bulan atau kurang setelah tanggal neraca. 3. Utang usaha diakui pada saat RSUD menerima jasa/hak atas barang/jasa, tetapi RSUD belum membayar atas barang/jasa yang diterima. 4. Utang pajak diakui pada saat transaksi atau kejadian telah mewajibkan RSUD untuk membayar pajak kepada negara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 5. Biaya yang masih harus dibayar diakui pada saat RSUD telah menerima manfaat ekonomis dari pihak lain tetapi RSUD belum melakukan pembayaran atas manfaat ekonomi yang telah diterima. 6. Pendapatan diterima di muka diakui pada saat diterimanya kas dari pihak ketiga dan RSUD sebagai pembayaran jasa tertentu tetapi RSUD belum memberikan jasa tersebut kepada pihak 19

ketiga. Bagian lancar utang jangka panjang diakui pada saat reklasifikasi utang jangka panjang pada setiap akhir periode akuntansi. 7. Kewajiban jangka pendek dinilai sebesar nilai nominal kewajiban jangka pendek. Kewajiban jangka pendek berkurang pada saat pembayaran/penyelesaian oleh RSUD. 8. Penyajian dan pengungkapan utang usaha, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, pendapatan diterima di muka, bagian lancar utang jangka panjang, dan utang jangka pendek lainnya disajikan pada neraca dalam kelompok kewajiban jangka pendek. 9. Penyajian dan pengungkapan utang lancar RSUD diungkapkan secara rinci dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. Kewajiban Jangka Panjang 10. Kewajiban jangka panjang merupakan kewajiban yang diharapkan akan dibayar/diselesaikan atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah tanggal neraca. 11. Kewajiban jangka panjang tetap diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang walaupun kewajiban jangka panjang tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan sejak tanggal neraca apabila: - kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan; dan - RSUD bermaksud membiayai kembali kewajibannya dengan pendanaan jangka panjang yang didukung dengan perjanjian kembali atau penjadualan kembali pembayaran yang resmi disepakati sebelum laporan keuangan disetujui. 12. Kewajiban jangka panjang diakui pada saat RSUD menerima hak dari pihak lain tetapi RSUD belum memenuhi kewajiban kepada pihak tersebut. 13. Kewajiban jangka panjang dinilai sebesar nominal utang jangka panjang. 14. Kewajiban jangka panjang disajikan dalam neraca sebesar bagian utang yang belum dibayar/diselesaikan atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah tanggal neraca. G. KEBIJAKAN AKUNTANSI EKUITAS 1. Ekuitas tidak terikat merupakan ekuitas berupa sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu yang 20

meliputi ekuitas awal, surplus dan defisit tahun lalu, surplus dan defisit tahun berjalan, ekuitas donasi. 2. Ekuitas awal merupakan hak residual awal RSUD yang merupakan selisih aset dan kewajiban pada saat pertama kali RSUD ditetapkan, kecuali sumber daya ekonomi yang diperoleh untuk tujuan tertentu. 3. Surplus dan defisit tahun lalu merupakan akumulasi surplus & defisit pada periode sebelumnya. 4. Surplus dan defisit tahun berjalan berasal dari seluruh pendapatan setelah dikurangi seluruh biaya pada tahun berjalan. 5. Ekuitas Donasi merupakan sumber daya yang diperoleh dari pihak lain berupa sumbangan atau hibah yang sifatnya tidak mengikat. 6. Ekuitas tidak terikat diakui pada saat: - ditetapkannya nilai kekayaan RSUD; - diterimanya dana sumbangan/bantuan yang tidak mengikat; - diterimanya aset tetap dari sumbangan/bantuan yang tidak mengikat; dan - pengalihan ekuitas terikat temporer menjadi ekuitas tidak terikat. 7. Ekuitas tidak terikat dinilai sebesar: - nilai buku ekuitas tidak terikat pada saat penetapan RSUD; - nominal dana sumbangan/bantuan yang tidak mengikat; - nilai perolehan atau nilai wajar aset sumbangan/bantuan yang tidak mengikat mana yang lebih andal; dan - jumlah dana/nilai wajar aset yang dialihkan dari ekuitas terikat temporer menjadi ekuitas tidak terikat. 8. ekuitas tidak terikat disajikan dalam kelompok ekuitas pada neraca sebesar saldonya. Ekuitas Terikat Temporer 9. Ekuitas terikat temporer merupakan ekuitas berupa sumber daya ekonomi yang penggunaannya dan/atau waktunya dibatasi untuk tujuan tertentu dan/atau jangka waktu tertentu oleh pemerintah atau donator. Pembatasan dapat berupa pembatasan waktu dan/atau pembatasan penggunaan ekuitas tersebut oleh rumah sakit. 10. Pembatasan ekuitas terikat temporer antara lain mencakup: - sumbangan untuk aktivitas operasi tertentu; - investasi untuk jangka waktu tertentu; 21

- dana yang penggunaanya ditentukan selama periode tertentu dimasa depan; dan - dana untuk memperoleh aset tetap 11. Ekuitas terikat temporer diakui pada saat: - ditetapkannya nilai kekayaan RSUD; - diterimanya dana sumbangan/bantuan yang mengikat secara temporer; dan - diterimanya aset dari sumbangan/bantuan yang mengikat secara temporer. 12. Ekuitas terikat temporer dinilai sebesar: - nilai buku ekuitas terikat temporer pada saat penetapan RSUD; dan - nominal dana sumbangan/bantuan yang sifatnya mengikat temporer. 13. Ekuitas terikat temporer disajikan dalam kelompok ekuitas pada neraca sebesar saldonya. Ekuitas Terikat Permanen 14. Ekuitas terikat permanen yang berupa ekuitas sumber daya yang penggunaannya dibatasi secara permanen untuk tujuan tertentu oleh pemerintah/ donatur, yang meliputi: - tanah atau gedung/bangunan yang disumbangkan untuk tujuan tertentu dan tidak untuk dijual; - aset yang digunakan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen; dan - donasi pemerintah atau pihak lain yang mengikat secara permanen. 15. Ekuitas terikat permanen diakui pada saat: - ditetapkannya nilai kekayaan RSUD pada saat ditetapkan untuk menerapkan PPK-BLUD; - diterimanya dana dan/atau aset sumbangan/bantuan yang mengikat secara permanen; dan - digunakannya aset untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen. 16. Ekuitas terikat permanen dinilai sebesar: - nilai buku ekuitas terikat permanen pada saat penetapan PPK- BLUD pada RSUD; - nominal dana sumbangan/bantuan yang sifatnya mengikat permanen; 22

- nilai perolehan atau nilai wajar aset sumbangan/bantuan yang terikat permanen mana yang lebih andal; dan - nilai tercatat aset yang digunakan untuk investasi. 17. Ekuitas terikat permanen disajikan dalam kelompok ekuitas pada neraca sebesar saldonya. H. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN 1. Pendapatan merupakan arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas RSUD selama satu periode yang mengakibatkan penambahan ekuitas bersih. 2. Pendapatan terdiri dari: - jasa layanan berupa imbalan yang diperoleh dari jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat; - hibah berupa hibah terikat dan hibah tidak terikat; - hasil kerjasama dengan pihak lain berupa perolehan dari kerjasama operasional, sewa menyewa dan usaha lainnya yang mendukung tugas dan fungsi RSUD; - APBD berupa pendapatan yang berasal dari otorisasi kredit anggaran pemerintah daerah bukan dari kegiatan pembiayaan APBD; dan - APBN berupa pendapatan yang berasal dari pemerintah dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi dan/atau tugas pembantuan dan lain-lain; - lain-lain pendapatan RSUD yang sah. 3. Lain-lain pendapatan RSUD yang sah meliputi antara lain: - keuntungan hasil penjualan kekayaan yang tidak dipisahkan; - hasil pemanfaatan kekayaan; - jasa giro pendapatan bunga; - keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing; - komisi potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh RSUD; dan - hasil investasi. 4. Pendapatan usaha dari jasa layanan dan pendapatan usaha lainnya diakui dengan cara sebagai berikut: - untuk pendapatan tunai, pendapatan diakui pada saat kas diterima oleh bendahara penerimaan; 23

- untuk pendapatan BPJS, pendapatan diakui pada saat FPK diajukan ke BPJS; dan - Pendapatan dari APBN/APBD diakui pada saat pengeluaran belanja dipertanggungjawabkan dengan diterbitkannya SP2D LS/GU/GU Nihil untuk belanja non modal. - Pendapatan Hibah berupa barang diakui pada saat hak kepemilikan berpindah. - Pendapatan Hibah berupa uang diakui pada saat kas diterima oleh RSUD. 5. Pengukuran pendapatan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang diterima dan atau akan diterima. 6. Pendapatan yang diukur dengan mata uang asing dikonversi ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat terjadinya pendapatan. 7. Pendapatan disajikan secara terpisah pada laporan keuangan untuk setiap jenis pendapatan. I. KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN Beban Operasional 1. Beban operasional merupakan seluruh biaya yang menjadi beban RSUD dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi. 2. Beban operasional terdiri dari biaya pelayanan, dan biaya umum umum dan administrasi. Beban Pelayanan 3. Beban pelayanan mencakup seluruh biaya operasional yang berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan, yang terdiri dari: - biaya pegawai, meliputi honorarium dari tenaga medis dan para medis; - biaya bahan, meliputi obat-obatan, alat kesehatan habis pakai, bahan kimia, gas medis, bahan makan/minum pasien; - biaya jasa pelayanan, meliputi insentif yang diberikan yang diperhitungkan dengan jasa pelayanan; - biaya pemeliharaan, yaitu biaya untuk pemeliharaan sarana kesehatan meliputi pemeliharaan bangunan, peralatan dan mesin yang terkait kegiatan pelayanan; - biaya barang dan jasa, meliputi listrik, air, telepon, alat tulis untuk pelayanan 24

- biaya penyusutan aset tetap yang digunakan untuk pelayanan; dan - biaya pelayanan lain-lain. Beban Administrasi dan Umum 4. Beban umum dan administrasi mencakup seluruh biaya operasional yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan, terdiri dari: - biaya pegawai meliputi gaji dan tunjangan, honorarium dari tenaga non medis; - biaya administrasi kantor meliputi alat tulis kantor, bahan habis pakai, makan/minum pegawai; - biaya pemeliharaan meliputi pemeliharaan sarana kantor, pemeliharaan peralatan dan mesin kantor - biaya barang dan jasa meliputi alat tulis listrik, air, telepon untuk kantor; - biaya penyusutan aset tetap yang digunakan untuk non pelayanan; - biaya promosi; dan - biaya umum dan administrasi lain-lain; termasuk biaya penyisihan kerugian piutang. Beban Non Operasional 5. Beban non operasional merupakan seluruh biaya yang menjadi beban RSUD dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi. 6. Biaya non operasional meliputi seluruh biaya yang menjadi beban RSUD dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi, terdiri dari: - biaya bunga; - biaya administrasi bank; - biaya kerugian penjualan aset tetap; - biaya kerugian penurunan nilai; dan - biaya non operasional lain-lain. 7. Pengakuan dan Pengukuran biaya dengan cara sebagai berikut: - biaya yang timbul dari pengeluaran yang bersumber dari APBD diakui dan dicatat pada saat pengeluaran belanja dipertanggungjawabkan dengan diterbitkannya SP2D LS/GU/GU Nihil untuk belanja non modal; - biaya yang timbul dari pengeluaran yang bersumber dari pendapatan fungsional diakui dan dicatat pada saat 25

pengeluaran kas bendahara pengeluaran atas pengeluaran definitif; - pada akhir tahun dibentuk penyisihan kerugian piutang tak tertagih berdasarkan daftar umur piutang (aging schedule); - pada awal tahun dilakukan penyesuaian pembebanan biaya atas sisa persediaan awal tahun; - pada akhir tahun dilakukan penyesuaian pembebanan biaya atas sisa persediaan akhir tahun; - pada awal tahun dilakukan penyesuaian pembebanan biaya atas saldo biaya yang masih harus dibayar pada awal tahun; - pada akhir tahun dilakukan penyesuaian pembebanan biaya atas saldo biaya yang masih harus dibayar pada akhir tahun; - biaya penyusutan diakui dan dicatat pada akhir tahun. koreksi atas pengeluaran biaya (penerimaan kembali biaya) yang terjadi pada periode berjalan dicatat sebagai pengurangan biaya. Apabila diterima pada periode akuntansi berikutnya dicatat sebagai penambah Surplus dan Defisit tahun lalu. 8. pembebanan biaya penyusutan untuk pertama kalinya atas aset yang diperoleh sampai dengan bulan September, biaya penyusutan dibebankan setahun, sedangkan atas aset yang diperoleh pada bulan Oktober sampai dengan Desember biaya penyusutannya mulai dibebankan pada periode akuntansi berikutnya; 9. Pengukuran biaya menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang dikeluarkan dan atau akan dikeluarkan. Biaya yang diukur dengan mata uang asing dikonversi ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat pengakuan biaya. 10. Pengungkapan biaya disajikan pada laporan keuangan secara terpisah untuk setiap jenis biaya. 26

BAB III PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN A. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA 31 Desember 2014 (Rp ) 31 Desember 2013 (Rp ) 1. Aset 61.206.031.098,72 63.874.079.273,72 Saldo Aset SKPD RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat per 31 Desember 2014 sebesar Rp 61.206.031.098,72 dengan rincian sebagai berikut: Aset Lancar 1.550.739.223,80 7.021.570.613,36 Tanah 1.260.000.000,00 1.260.000.000,00 Gedung dan Bangunan 40.587.310.945,37 39.453.446.079,29 Peralatan dan Mesin 16.724.552.110,30 15.974.586.534,57 Jalan, Irigasi dan Jaringan 1.000.982.733,25 82.029.960,50 Aset lain-lain 2.400.000,00 2.400.000,00 a) Aset Lancar Saldo Aset Lancar SKPD RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat per 31 Desember 2014 sebesar Rp 2.860.278.552,74, dengan rincian sebagai berikut. Uraian Tahun 2014 Tahun 2013 (Rp ) (Rp ) Kas dan Setara Kas 648.853.170,80 268.711.073,03 Piutang Pelayanan 2.000.000,00 5.790.628.859,33 Persediaan 899.886.053,00 962.230.681,00 Total 1.550.739.223,80 7.021.570.613,36 1) Kas Saldo Kas SKPD RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat per 31 Desember 2014 sebesar Rp 648.853.170,81 terdiri atas: Uraian Jumlah (Rp) Kas Di Bendahara Pengeluaran BLUD 2.572.442,07 Bank Pengeluaran BLUD 646.280.728,74 Jumlah 648.853.170,81 27

2) Piutang Pelayanan Saldo Piutang Retribusi SKPD RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat per tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp 2.000.000,00 yang merupakan piutang dari Yayasan Kemanusiaan Indonesia (YKI). 3) Persediaan Saldo akun ini menggambarkan jumlah persediaan barang yang mempunyai sifat habis pakai dan diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional SKPD RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat, serta barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual/diserahkan dalam rangka pelayanan masyarakat. Saldo persediaan berdasarkan hasil inventarisasi fisik per 31 Desember 2014 sebesar Rp 899.886.053,00, dengan rincian sebagai berikut. b) Aset Tetap Saldo Nilai Buku Aset Tetap SKPD RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat per 31 Desember 2014 sebesar Rp 52.157.159.303,99, dengan rincian sebagai berikut: Uraian 2014 2013 Tanah 1.260.000.000,00 1.260.000.000,00 Gedung dan Bangunan 40.587.310.945,37 39.453.446.079,29 Peralatan dan Mesin 16.724.552.110,30 15.974.586.534,57 Jalan, Irigasi dan Jaringan 1.000.982.733,25 82.029.960,50 Aset lain-lain 2.400.000,00 2.400.000,00 Jumlah 59.575.245.788,92 56.772.462.574,36 28

Mutasi penambahan aset tetap selama tahun 2014 sebesar Rp 2.668.048.175,00 dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Tanah Saldo Tanah SKPD RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat per 31 Desember 2014 sebesar Rp 1.260.000.000,00 dengan perincian sesuai BA Serah Terima Nomor.001/804/VI/2012 dengan luas 42.000 M 2 dengan nilai sebesar Rp 1.260.000.000,00. Saldo tersebut tidak mengalami mutasi tambah maupun kurang pada tahun 2014. 2) Gedung dan Bangunan Nilai buku gedung dan bangunan SKPD RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat per 31 Desember 2014 sebesar Rp 40.587.310.945,37 dengan perincian sebagai berikut. 1. Saldo Awal (sebelum penyusutan) 46.400.427.284,99 2. Penambahan: - Baliho HUT 3.660.000,00 Lobar - Baliho Pelayanan 2.210.000,00 - Pamplet 35.000.000,00 - Gedung Kantor 95.400.000,00 - Kotak Saran dan 15.400.000,00 White Board Lokal - Gedung IBS 111.421.000,00 (Tambahan) - Reklasifikasi atas 1.613.773.000,00 Bangunan Ruang Bangsal anak - Reklasifikasi atas Baliho/Billboard /Papan Reklame 32.000.000,00 Total 1.969.708.000,00 3. Pengurangan 0,00 4. Mutasi Periode Berjalan (3-2) (Rp) 1.969.708.000,00 5. Saldo Akhir Sebelum Penyusutan Per 31 48.370.135.284,99 Desember 2014 (Rp) 6. Akumulasi Penyusutan (7.782.824.339,62) 7. Nilai Buku per 31 Desember 2014 40.587.310.945,37 29

3) Peralatan dan Mesin Saldo Nilai Buku Peralatan dan Mesin SKPD RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat per 31 Desember 2014 sebesar Rp 16.724.552.110,30 dengan perincian sebagai berikut. 1. Saldo awal 40.050.462.527,86 2. Penambahan: - Kendaraan Dinas 86.364.000,00 Bermotor Perorangan - Alat Ukur/ Pembanding 5.000.000,00 - Mesin Hitung/ Jumlah 8.000.000,00 - Alat Penyimpanan 37.000.000,00 Perlengkapan Kantor - Alat Kantor Lainnya 7.837.500,00 - Meubelair 38.240.000,00 - Alat Pendingin 34.345.000,00 - Alat Dapur 9.811.000,00 - Alat Rumah Tangga 15.000.000,00 Lainnya (Home Use) - Personal Komputer 161.875.000,00 - Peralatan Mini Komputer 43.200.000,00 - Peralatan Personal 7.000.000,00 Komputer - Peralatan Jaringan 30.000.000,00 - Meja Kerja Pejabat 11.860.000,00 - Kursi Hadap Depan Meja 4.500.000,00 Kerja Pejabat - Alat Komunikasi 32.000.000,00 Telephone - Alat Komunikasi Radio 11.900.000,00 HF/FM - Alat Kedokteran Umum 1.147.408.875,00 - Alat Kedokteran Gigi 110.790.431,00 - Alat Kedokteran THT 120.927.855,00 - Alat Kedokteran Bedah 360.223.305,00 - Alat Kesehatan 386.161.064,00 Kebidanan dan Penyakit Kandungan - Alat Kedokteran Bagian 3.761.302.010,00 penyakit Dalam - Alat Kesehatan Anak 27.827.830,00 - Alat Kedokteran 503.198.404,00 Neurologi (syaraf) - Alat Kedokteran Jantung 450.093.675,00 - Alat Kesehatan 918.108.051,00 Perawatan - Alat Laboratorium 196.199.000,00 30

Lainnya - Alat Bantu Keamanan 19.900.000,00 Total 8.546.073.000,00 3. Pengurangan: - Reklasifikasi Bangunan 1.613.773.000,00 Ruang Bangsal - Reklasifikasi atas 32.000.000,00 Baliho/ Billboard/ Papan Reklame - Koreksi Pencatatan 214.345.000,00 Total 1.645.773.000,00 4. Mutasi Periode Berjalan (Rp) 6.900.300.000,00 5. Saldo Akhir Per 31 46.950.762.527,86 Desember 2014 (Rp) 6. Akumulasi Penyusutan (30.226.210.417,56) 7. Nilai Buku per 31 Des 2014 16.724.552.110,30 4) Jalan, Jaringan dan Instalasi Saldo jalan, jaringan dan instalasi SKPD RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat per 31 Desember 2014 sebesar Rp 1.000.982.733,25, dengan perincian sebagai berikut: 1. Saldo awal sebelum Penyusutan (Rp) 103.460.090,00 2. Penambahan: INCINERATOR (Smokeless) 946.265.000,00 3. Saldo Akhir Per 31 Desember 2014 (Rp) 1.049.725.090,00 4. Akumulasi Penyusutan (48.742.356,75) 5. Nilai Buku per 31 Desember 2014 1.000.982.733,25 5) Aset Tetap Lainnya Saldo Aset Tetap Lainnya SKPD RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat per 31 Desember 2014 sebesar Rp 2.400.000,00 yang merupakan saldo tahun 2013. 6) Konstruksi dalam Pengerjaan Saldo kontruksi dalam pengerjaan per 31 Desember 2013 sebesar Rp 0,00. c) Aset Lainnya Saldo Aset Lainnya SKPD RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 80.046.086,00, yang merupakan aset tetap yang rusak berat dengan perincian sebagai berikut. 31

Uraian Nilai (Rp) - Pemotong Rumput 9.000.000,00 - Kipas Angin 1.140.750,00 - Televisi 7.392.000,00 - Mesin Absensi 9.700.000,00 - Komputer Note BOOK Axio 40.833.336,00 - Kamera 5.000.000,00 - LCD Proyektor 6.980.000,00 Jumlah 80.046.086,00 31 Desember 2014 (Rp ) 31 Desember 2013 (Rp ) 2. Kewajiban 3.539.910.442,00 7.737.844.999,82 Saldo Kewajiban SKPD RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 3.539.910.442,00 dengan rincian sebagai berikut. 1. Utang Obat-obatan Rp 406.979.068,00 2. Utang BHP/Alkes Rp 469.996.568,00 3. Utang Reagen Rp 450.126.051,00 4. Utang Akomodasi Rp 128.153.200,00 5. Utang Darah Rp 62.550.000,00 6. Utang ATK Rp 41.801.500,00 7. Utang alat Kebersihan/Pembersih Rp 96.239.000,00 8. Utang Cetak Rp 53.225.000,00 9. Utang Alat Listrik dan Elektronik Rp 2.289.000,00 10. Beban yang Masih Harus Dibayar Rp 1.828.551.055,00 3. Ekuitas 57.666.120.656,73 56.136.234.273,91 Saldo Kewajiban SKPD RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 57.666.120.656,73 dengan rincian sebagai berikut. Uraian Tahun 2014 Tahun 2013 Ekuitas Sendiri 43.260.422.006 43.174.058.006 Surplus/Defisit Tahun Lalu 12.858.440.402 12.962.176.268 Surplus/Defisit Tahun 1.547.258.249 Berjalan - Penambahan ekuitas sendiri sebesar Rp 86.364.000 berasal dari penambahan 1 unit kendaraan Roda 4 (empat) yang diserahkan penggunaannya ke RSUD oleh Kantor Aset. 32

B. PENJELASAN LAPORAN OPERASIONAL 1. Pendapatan Besarnya perolehan pendapatan SKPD RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat per 31 Desember 2014 adalah Rp 47.937.517.419,06 dengan rincian sebagai berikut. - Pendapatan Jasa Layanan 25.526.151.179,00 - Pendapatan APBD Operasional 13.457.241.389,00 - Pendapatan APBD Investasi 8.842.470.500,00 - Pendidikan dan Latihan 20.075.000,00 - Pendapatan Sewa 143.498.300,00 - Pendapatan Jasa Lembaga 26.672.478,00 Keuangan - Hasil Kerjasama dengan Pihak Lain 9.500.000,00 - Pendapatan Usaha Lainnya 15.101,06 2. Beban Beban meliputi Beban Operasional, Beban Administrasi Umum dan beban lainnya. Besaran beban pada tahun 2014 adalah Rp 46.390.259.170,34, dengan rincian sebagai berikut. Uraian Rp Beban Pegawai 14.317.223.752,00 Beban Pemakaian 12.653.935.332,00 Persediaan/Bahan Beban Jasa Pelayanan 9.788.765.771,00 Beban Pemeliharaan 965.820.430,00 Beban Langganan Daya dan Jasa 1.183.438.375,00 Beban Administrasi Perkantoran 55.655.325,00 Beban Penyusutan 7.013.489.785,44 Beban Promosi 70.820.100,00 Beban Umum dan Administrasi 339.937.300,00 Lainnya Beban Administrasi Bank 30.000,00 Penyesuaian Kontraktual 1.000.999,90 Jumlah 46.390.117.170,34 33

C. PENYAJIAN KEMBALI NERACA TAHUN 2013 Neraca Tahun 2013 disajikan kembali dengan rincian perubahan sebagai berikut. D. KINERJA KEUANGAN Berdasarkan posisi keuangan tahun 2014 dan 2013, kinerja keuangan RSUD Patut Patuh Patju ditinjau dari rasio keuangan adalah sebagai berikut: No. Jenis Rasio Rasio 2014 2013 1 Return On Investment (ROI) 14,85% 32,06% 2 Cash Ratio (CAR) 18,33% 3,47% 3 Current Ratio (CR) 43,81% 90,74% 4 Collection Period (CP) 0,02 43,46 34

No. Jenis Rasio Rasio 2014 2013 5 Perputaran Persediaan (PP) 6,85 7,22 6 Perputaran Total Aset (TATO) 78,32% 76,14% 7 Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva Penjelasan Ratio: 1) Return on Investment (ROI). Formula: 70,68% 67,59% - EBIT (earning before interest and taxes) adalah surplus defisit sebelum dikurangi bunga dan pajak. - Penyusutan adalah depresiasi dan amortisasi - Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku. Total aktiva dikurangi hutang lancar - Hasil ukur : rasio persentase Kesimpulan: Kinerja keuangan RSUD Patut Patuh Patju tahun 2014 ditinjau dari sisi ROI menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 2) Cash Ratio (CAR) Formula: - Kas, bank dan surat berharga jangka pendek adalah posisi masing-masing akhir tahun buku - Current Liabilities adalah posisi seluruh kewajiban lancar pada akhir tahun buku - Hasil ukur : rasio persentase Kesimpulan: Cash ratio mengalami perbaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 3) Rasio lancar//current Ratio. Formula: 35

- Current asset adalah posisi Total Aktiva Lancar pada akhir tahun buku. - Current Liabilities adalah posisi Total kewajiban Lancar pada akhir tahun buku - Hasil ukur : ratio persentase Kesimpulan: Current ratio mengalami penurunan kinerja dibandingkan dengan periode sebelumnya. 4) Collection Period (CP). Formula: - Total piutang usaha adalah posisi piutang usaha setelah dikurangi cadangan penyisihan piutang pada akhir tahun buku - Total pendapatan usaha adalah jumlah pendapatan usaha selama tahun buku - Hasil ukur : ratio dan persentase. Kesimpulan: Collection period mengalami peningkatan kinerja yang signifikan dibandingkan dengan periode sebelumnya 5) Perputaran Persediaan (PP) - Formula: Kesimpulan: Perputaran Persediaan mengalami peningkatan kinerja dibandingkan tahun sebelumnya. 6) Perputaran Total Aset (Total asset turnover/tato) - Formula: - Total pendapatan usaha adalah total pendapatan usaha dan non usaha tidak termasuk pendapatan hasil penjualan aktiva tetap - Total asset adalah total asset dikurangi dengan dana-dana yang belum ditetapkan statusnya pada posisi akhir tahun buku yang bersangkutan 36

Kesimpulan: Total asset turnover mengalami peningkatan kinerja dibandingkan tahun sebelumnya 7) Perputaran Total Aset (Total asset turnover/tato) - Formula: - Total modal sendiri adalah seluruh komponen modal sendiri pada akhir tahun buku diluar dana-dana yang belum ditetapkan statusnya - Total asset adalah total asset dikurangi dengan dana-dana yang belum ditetapkan statusnya pada posisi akhir buku yang bersangkutan - Hasil ukur : rasio dan persentase Kesimpulan: Rasio modal sendiri terhadap total asset mengalami peningkatan kinerja dibandingkan tahun sebelumnya 37

BAB IV PENJELASAN ATAS INFORMASI NON KEUANGAN A. PROFIL SINGKAT RSUD PATUT PATUH PATJU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat adalah Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat. RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok barat menjadi fasilitas unggulan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dalam hal pemberian layanan kesehatan kepada penduduk Kabupaten Lombok Barat dan penduduk wilayah kabupaten sekitar. Untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien dan sekaligus memberikan sumbangan pendapatan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat, RSUD Patut Patuh Patju senantiasa mengembangkan diri dalam hal inovasi layanan, peningkatan mutu layanan, peningkatan mutu pengelolaan keuangan dan lain sebagainya. RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat berdiri diatas lahan seluas 40.000 m 2 ( 4 Ha ), dengan luas bangunan sampai saat ini 12.369,11 m 2, yang terletak di Jalan H.L. Anggrat BA No.2, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, Propinsi Nusa Tenggara Barat, Telepon (0370)-681321, 681561, Fax. (0370)-681341, email : rsudtripat@yahoo.com, Kode Pos 83363. RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat, sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 660 / Menkes / SK / IV / 2005 tentang RSUD Patut Patuh Patju adalah milik Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dan berkedudukan sebagai Rumah Sakit tipe C. Sedangkan status pengelolaannya merupakan Rumah Sakit yang sudah terakreditasi penuh 5 ( lima ) Pelayanan Tingkat Dasar sesuai dengan Surat Keputusan Nomor 0301/C.III/SK/428/2010, Tanggal 15 April 2010, dan status lainnya merupakan Rumah Sakit Non Pendidikan. Selanjutnya dinyatakan sebagai PPK - BLUD PENUH sesuai dengan SK Bupati No 01 A/001.b/RSUD/2012 tanggal 1 Januari 2012. B. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT 1. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi 38