PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MASSED PRACTICE, DISTRIBUTED PRACTICE, DAN KOORDINASI MATAKAKI TERHADAP KEMAMPUAN PASSING MENDATAR SEPAKBOLA

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MASSED PRACTICE, DISTRIBUTED PRACTICE, DAN KOORDINASI MATA-KAKI TERHADAP KEMAMPUAN PASSING MENDATAR

ARTIKEL S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH LATIHAN MENGGIRING BOLA MENGGUNAKAN BOLA BERBEDA DITINJAU DARI KOORDINASI MATA-KAKI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SHOTHING BOLA BASKET PADA MAHASISWA PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

PENJASKESREK FKIP UNS JOURNAL OF PHEDHERAL

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MENGGUNAKAN MODIFIKASI BOLA PLASTIK

KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DITINJAU DARI PENDEKATAN TEKNIK DAN TAKTIK SERTA KEMAMPUAN GERAK DASAR PADA ANAK USIA TAHUN SSB KANDANGAN

S K R I P S I. Oleh : HARIS KURNIAWAN

PENGARUH PENDEKATAN TEKNIK DAN TAKTIK SERTA KEMAMPUAN GERAK DASAR TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA ANAK USIA TAHUN SSB PUTRA KEDIRI

Abdillah. backhand tenis lapangan pada mahasiswa Penjaskesrek semester VI IKIP-PGRI

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH:

S K R I P S I. Oleh : NUGROHO SETYO PRESTANTO

PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW

PENGARUH LATIHAN DISTRIBUTE PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA PADA MAHASISWA PUTRA

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pembangunan Surakarta, untuk pelaksanaan treatment (perlakuan) terhadap latihan

Journal of Physical Education and Sports

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI. Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta

UPAYA MENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING SEPAKBOLA DENGAN KAKI BAGIAN DALAM MENGGUNAKAN METODE BERMAIN

Journal of Sport Sciences and Fitness

PENGARUH LATIHAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN KETEPATAN SHOOTING PADA MAHASISWA UKM SEPAK BOLA PUTRA

S K R I P S I. Oleh : EDI SISWANTO NPM : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

PENDEKATAN TAKTIS UNTUK MENINGKAT KEMAMPUAN SHOOTING KE GAWANG PADA CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA JURNAL. Oleh GATOT WIDYA ANGGARA

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

(Studi Eksperimen Dengan Pembelajaran Inklusi dan Eksplorasi Pada Siswa Putra Kelas XI SMA Negeri 4 Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014)

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

BAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat dan sekarang ini banyak pemain yang berlomba-lomba

I. PENDAHULUAN. telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan

Oleh : Watak Putra Wijaya Kusuma, Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

S K R I P S I. Oleh : LILIK EKO PRAYITNO P

PENGARUH LATIHAN WALLPASS TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING PERMAINAN SEPAKBOLA PADA MAHASISWA PENJASKESREK. (Jurnal) Oleh CHOIRUL UMAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dijadikan sebagai sarana atau media untuk berekreasi, mata pencaharian, pendidikan, kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

S K R I P S I. Oleh : RIDZAL DWI SEPTIAWAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan teknik taktik dan

JURNAL. Oleh : SUGA AL HUDA NPM: Di Bimbing Oleh: 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. Mokhammad Firdaus, M.Or.

PENINGKATAN PASSING SEPAK BOLA MELALUI PENERAPAN BERMAIN KUCING-KUCINGAN DI SDN 07 NANGA MONGKO

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

KINERJA MENGAJAR GURU PENJAS DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PENILAIAN PORTOFOLIO SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEPAK BOLA SISWA

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TENDANGAN PENALTI DENGAN MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN PUNGGUNG TIM SEPAK BOLA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIC

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN PUKULAN FOREHAND DRIVE PADA PERMAINAN TENIS MEJA

Riono Agung Wibowo 1 *, Agustiyanto 2,

Journal of Physical Education and Sports

SURVEI TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 1 PANGGANG GUNUNGKIDUL

PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA

(Studi Eksperimen pada Siswa Ekstrakurikuler Bolavoli SD Negeri Kemiren Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang) TESIS

PENGARUH LATIHAN BOLA LEWAT NET DAN LATIHAN DRILL PASSING

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TERHADAP KETEPATAN SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-KAKI

BAB I PENDAHULUAN. permainan beregu, maka kerjasama yang baik dalam melakukan Passing (

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BOLA VOLI SISWA PUTRA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMP NEGERI 3 SLEMAN TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS TERHADAP KETERAMPILAN SEPAKBOLA SISWA KELAS XI SMA LABSCHOOL UPI KOTA BANDUNG

EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

Journal of Physical Education and Sports

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

MENINGKATKAN HEADING SEPAK BOLA MELALUI MEDIA BOLA PLASTIK DI SDN 07 SEBABAS

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation

pemassalan harus dimulai pada usia dini.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan

PROGRAM PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh. Arif Cahyanto

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI GERAK TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI DI SMA NEGERI 9 PADANG

Oleh : MUHAMMAD NUR SOLIKIN

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang. Waktu penelitian dilaksanakan

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

Pengaruh Permainan Futsal Modifikasi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 4-5 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

SURVEI KETERAMPILAN TEKNIK DASAR UNTUK PEMBINAAN PEMAIN PADA SEKOLAH SEPAKBOLA EAGLE SIDOHARJO SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

MOCHAMAD AGUNG JUNIARTO,

PENGARUH METODE MENGAJAR DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR SEPAKBOLA PADA SISWA PUTRA KELAS VI SD NEGERI PROPPO 1 PAMEKASAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

PENGARUH LATIHAN KNEE-TUCK JUMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Septian Try Ardiansyah 2014

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN LATIHAN MASSED PRACTICE

PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU BOLA TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP KELINCAHAN PEMAIN PUTRA FUTSAL SMA MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017 SKRIPSI

PENGARUH PERMAINAN FUTSAL TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA DI SDIT BANI SALEH 6 KOTA BEKASI. Oleh : Memet Muhamad, Drs., MPd.

I. PENDAHULUAN. beregu yang mengandung unsur kekompakkan dan kerjasama serta olahraga

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN

Transkripsi:

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MASSED PRACTICE, DISTRIBUTED PRACTICE, DAN KOORDINASI MATAKAKI TERHADAP KEMAMPUAN PASSING MENDATAR SEPAKBOLA Dwi Hartanto 1, Ramdani Amrullah 2, Abdillah 3, Putra Sastaman 4, Agusniwati 5 1,2,3,4,5 Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Pontianak Jalan Ampera Nomor 88 Pontianak 78116 1 e-mail: dwihartanto308@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) perbedaan pengaruh pendekatan latihan massed practice dan distributed practice; (2) pengaruh kemampuan koordinasi matakaki tinggi dan kemampaun koordinasi matakaki rendah; dan (3) interaksi antara pendekatan latihan massed practice, distributed practice, dan koordinasi matakaki terhadap kemampuan passing mendatar dalam permainan sepak bola mahasiswa IKIP PGRI Pontianak. Penelitian menggunakan metode eksperimen. Sampel penelitian berjumlah 40 mahasiswa yang kemudian dikelompokkan sesuai rancangan faktorial 2x2 yaitu menjadi 4 kelompok yang dipilih dengan teknik random. Teknik pengumpulan data menggunakan pengukuran dengan alat pengumpulan data berupa tes. Koordinasi matakaki diukur menggunakan soccer wall voley test dan tes menendang bola untuk mengukur kemampuan passing mendatar. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: (1) ada perbedaan latihan massed practice dengan distributed practice; (2) ada perbedaan pengaruh antara koordinasi tinggi dan koordinasi rendah; dan (3) tidak ada interaksi antara metode latihan dan koordinasi matakaki dalam peningkatan kemampuan tendangan mendatar dalam permainan sepakbola mahasiswa IKIP PGRI Pontianak. Kata Kunci: massed practice, distributed practice, koordinasi matakaki, passing mendatar. Abstract The purposes of this research are to know: (1) difference of influence of massed practice and distributed practice training approach; (2) the effect of highcoordination ability and low-level coordination ability; and (3) the interaction between massed practice training approach, distributed practice, and coordination of matakaki to horizontal passing ability in student soccer game of IKIP PGRI Pontianak. Research using experimental method. The sample of this research is 40 students which then grouped according to 2x2 factorial design that is to be 4 groups selected by random technique. Technique of collecting data using measurement by means of collecting data in the form of test. Mathematical coordination is measured using soccer wall voley test and kick ball test to measure horizontal passing ability. The results show that: (1) there is a difference of massed practice practice with distributed practice; (2) there is a difference of influence between high coordination and low coordination; And (3) there is no interaction between training methods and matakaki coordination in the improvement of horizontal kicking ability in the student soccer game of IKIP PGRI Pontianak. Keywords: massed practice, distributed practice, eyefoot coordination, passing horizontal. 33

Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 6, No. 1, Juni 2017 PENDAHULUAN Permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari oleh banyak kalangan. Sepakbola cukup berkembang pesat termasuk di Indonesia. Namun perkembangan prestasi sepakbola di Indonesia kurang memuaskan, berbagai strategi dan upaya pembinaan yang dapat ditempuh untuk meningkatkan prestasi sepakbola nasional diantaranya melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembibitan, dan pemanduan bakat. Untuk membenahi hal tersebut yang pertama dilakukan adalah pembinaan prestasi yang dimulai sejak anak-anak yang diharapkan dapat memunculkan bibit-bibit pemain sepakbola yang akan dibina untuk menjadi pemain yang berprestasi. Sehingga akan menjunjung tinggi nama baik bangsa dan negara. Dalam pembinaan prestasi sepakbola, latihan yang dilakukan harus ditujukan untuk mengembangkan unsur-unsur yang diperlukan dalam sepakbola. Untuk dapat bermain sepakbola dengan baik dan benar serta dapat berprestasi yang setinggitingginya diperlukan beberapa unsur. Menurut Soekatamsi (1991: 14) ada 4 kelengkapan pokok yang harus dimiliki oleh pemain, yaitu pembinaan teknik (keterampilan), pembinaan fisik (kesegaran jasmani), pembinaan taktik (mental, daya ingat, kecerdasan), dan pematangan juara. Dari keempat kelengkapan tersebut, unsur teknik merupakan kelengkapan yang paling fundamental dan menempati urutan pertama. Hal tersebut menunjukkan bahwa, penguasaan teknik dasar sepakbola merupakan syarat yang dimiliki setiap pemain agar mampu bermain sepakbola dengan terampil. Keterampilan teknik dasar dapat dicapai dengan latihan secara sistematis dan berulang-ulang, stabil dan selalu memberi peningkatan beban secara bertahap. Teknik dasar bermain yang harus dikuasai dalam permainan sepakbola antara lain adalah menendang, menyundul, menggiring, dan melempar bola. Soekatamsi (1991: 14) mengemukakan bahwa teknik bermain merupakan kelengkapan yang fundamental sebagai dasar bermain, selain pembinaan lainnya. Berlatih teknik dasar dengan teratur memungkinkan seseorang memiliki keterampilan teknik bermain sepakbola yang lebih baik. Keterampilan teknik bermain sepakbola merupakan penerapan teknik dasar dalam bermain sepakbola (Soekatamsi, 1995: 14). 34

Keterampilan teknik bermain bola merupakan hal yang sistematis, terus menerus, dan berkelanjutan, sehingga menghasilkan kerja sama yang baik antara sekumpulan otot-otot untuk pembentukan gerakan yang harmonis. Salah satu teknik dasar bermain sepakbola adalah menendang bola. Luxbacher (1997: 12) mengemukakan keterampilan pengoperan bola yang paling dasar dan harus dipelajari terlebih dahulu biasanya disebut dengan push pass (operan dorong) karena bagian samping dalam kaki sebenarnya mendorong bola. Pada umumnya bagi anak pemula melakukan operan datar (passing) sering kali belum dapat dilakukan dengan benar. Hal tersebut disebabkan karena belum menguasai teknik menendang bola dengan benar. Anak harus latihan secara teratur. Untuk meningkatkan kemampuan menendang bola, seorang pelatih harus cermat dan tepat dalam menerapkan latihan, sehingga tujuan latihan dapat dicapai lebih optimal. Menurut Lutan (1988: 26) kebutuhan akan metode yang efisien dalam pengajaran atau latihan olahraga dilandasi oleh beberapa alasan, yaitu: (1) efisien akan menghemat waktu, energi atau biaya; dan (2) metode efisien akan memungkinkan para mahasiswa atau atlet menguasai keterampilan yang lebih tinggi. Cara latihan yang tepat diharapkan akan memperoleh hasil yang maksimal yaitu menghemat waktu, biaya, dan peningkatan keterampilan yang lebih baik. Mengingat pentingnya latihan passing mendatar tersebut, maka kemampuan passing mendatar harus mendapat perhatian yang serius dalam latihan sepakbola. Setiap individu pemain sepakbola perlu dilatih kemampuan passing mendatar. Demikian juga dengan mahasiswa Penjaskesrek IKIP PGRI Pontianak dalam rangka untuk meningkatkan prestasinya, kemampuan passing mendatar para pemainnya harus ditingkatkan. Untuk meningkatkan kemampuaan passing mendatar para pemainnya diperlukan bentuk latihan yang sesuai. Ada beberapa bentuk latihan yang dapat diberikan untuk meningkatkan kemampuan passing mendatar diantaranya adalah dengan metode latihan messed practice dan distributed practice. Kedua metode latihan tersebut memiliki tingkat kesulitan dan efektivitas yang berbeda dalam meningkatkan kemampuan passing mendatar. 35

Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 6, No. 1, Juni 2017 Koordinasi matakaki mempunyai peran penting dalam aktivitas olahraga salah satunya dalam sepakbola. Koordinasi dibutuhkan untuk semua aktivitas yang membutuhkan ketepatan terhadap suatu sasaran. Koordinasi pada prinsipnya merupakan pengaturan syaraf-syaraf pusat dan tepi secara harmonis dalam menghubungkan gerakan-gerakan otot synergis dan antogonis selaras. Untuk mencapai tingkat keterampilan suatu cabang olahraga, maka dalam pelaksanaan latihan seorang siswa harus melakukan gerakan dengan frekuensi sebanyak-banyaknya. Metode latihan massed practice merupakan pengaturan giliran latihan yang dilakukan secara terus-menerus tanpa diselingi istirahat. Berkaitan dengan metode massed practice, Lutan (1988:113) menyatakan bahwa massed practice adalah kegiatan latihan yang dilakukan dalam satu rangkaian dengan selang waktu istirahat yang amat kecil di antara kegiatan mencoba. Sedangkan Sugiyanto dan Sudjarwo (1992: 362) menjelaskan bahwa massed practice adalah mempraktikkan gerakan yang dipelajari secara terus-menerus tanpa waktu istirahat atau sangat pendek waktu istirahatnya. Suhendro (2004: 58) berpendapat bahwa massed practice adalah prinsip pengaturan giliran latihan dengan atlet melakukan gerakan secara terus-menerus tanpa diselingi istirahat. Metode distributed practice adalah pengaturan giliran praktik kemampuan motorik yang dilaksanakan dengan diselingi waktu istirahat diantara waktu latihan. Lutan (1988: 113) menjelaskan bahwa distributed practice adalah serangkaian kegiatan latihan dengan memberikan istirahat yang cukup diantara kegiatan mencoba. Sedangkan menurut Sugiyanto dan Sudrajat (1992: 358) distributed practice adalah mempraktikkan gerakan yang dipelajari dengan mengatur secara selang-seling antara waktu praktik dan istirahat. Salah satu faktor yang penting dalam distributed practice adalah waktu istirahat. Suhendro (2004: 58) menjelaskan bahwa penggunaan waktu istirahat secara memadai bukan merupakan pemborosan waktu, tetapi merupakan bagianbagian penting didalam proses belajar gerak untuk memperoleh pemulihan yang cukup. Sedangkan Sugiyanto dan Sudjarwo (1992: 284) menjelaskan bahwa waktu istirahat yang diberikan tidak perlu menunggu sampai kelelahan, tetapi juga jangan terlalu sering. Yang terpenting adalah mengatur agar rangsangan terhadap sistem- 36

sistem yang menghasilkan gerakan tubuh diberikan secara cukup atau tidak kurang, dan tidak juga berlebihan. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, penelitian bertujuan mengkaji tentang pengaruh latihan massed practice, distributed practice, dan koordinasi matakaki terhadap kemampuan passing mendatar dalam permainan sepakbola. METODE Penelitian menggunakan metode eksperimen. Dasar penggunaan metode eksperimen adalah kegiatan diawali dengan melakukan tes awal kemudian memberikan perlakuan kepada subjek dan diakhiri dengan suatu bentuk tes guna mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan. Rancangan penelitian menggunakan rancangan faktorial 2x2. Faktorial adalah rancangan yang bisa dimasukan dua variabel atau lebih untuk memanipulasi secara simultan. Dengan rancangan tersebut, peneliti dapat meneliti pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen dan juga pengaruh interaksi antara variabel-variabel independen (Sugiyanto, 1995: 30). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling. Langkah pertama, mengetes populasi yang berjumlah 50 mahasiswa, sehingga diperoleh kemampuan koordinasi matakakinya, selanjutnya dirangking dari rangking 1 sampai rangking 50. Mahasiswa yang masuk dalam kategori sedang tidak diambil dan diambil 20 mahasiswa yang masuk dalam kategori tinggi serta 20 mahasiswa yang masuk dalam kategori rendah. Sampel sejumlah 40 mahasiswa kemudian dikelompokkan sesuai rancangan faktorial 2x2 yaitu menjadi 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 10 mahasiswa. Pengelompok-kannya dilakukan secara acak (random). Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan pengukuran dengan alat pengumpulan data berupa tes. Untuk mengukur koordinasi matakaki adalah menggunakan soccer wall voley test dan tes menendang bola untuk mengukur kemampuan passing mendatar 37

Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 6, No. 1, Juni 2017 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pengujian hipotesis, diketahui bahwa: (1) ada perbedaan antara latihan massed practice dan distributed practice terhadap peningkatan hasil kemampuan tendangan mendatar pada mahasiswa IKIP PGRI Pontianak; (2) ada perbedaan antara koordinasi matakaki tinggi dan koordinasi matakaki terhadap peningkatan hasil kemampuan tendangan mendatar mahasiswa IKIP PGRI Pontianak; dan (3) tidak ditemukan adanya interaksi antara bentuk latihan massed practice, distributed practice, dan koordinasi matakaki dalam peningkatan kemampuan tendangan mendatar dalam permainan sepakbola mahasiswa IKIP PGRI Pontianak. Berdasar pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pendekatan latihan massed practice dan distributed practice terhadap kemampuan tendangan mendatar pada mahasiswa IKIP PGRI Pontianak. Kelompok yang mendapat perlakuan pendekatan latihan massed practice memiliki peningkatan lebih baik dibanding dengan kelompok yang mendapat perlakuan dengan pendekatan distributed practice. Hal tersebut terlihat dari nilai peningkatan massed practice yaitu 3,30 sedang distributed practice hanya 1,00. Berdasarkan pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara koordinasi matakaki tinggi dan koordinasi matakaki rendah teradap kemampuan tendangan mendatar pada mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki koordinasi tinggi mempunyai peningkatan kemampuan tendangan mendatar yang lebih baik daripada mahasiswa yang memiliki koordinasi matakaki rendah. Berdasarkan angka-angka yang dihasilkan dalama analisis data menunjukkan bahwa perbandingan rata-rata peningkatan hasil kemampuan tendangan mendatar pada mahasiswa yang memiliki koordinasi tinggi lebih baik 1,5 dari pada kelompok yang memiliki kelincahan rendah. 38

B1 B2 Rerata B1-B2 A1 2,2 0,7 1,45 1,5 A2 1,1 0,3 0,7 0,8 Rerata 1,65 0,5 1,075 1,15 A1-A2 1,1 0,4 0,75 0,7 Gambar 1. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor Utama terhadap Peningkatan Kemampuan Tendangan Mendatar dalam Permainan Sepakbola Berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa bentuk garis perubahan besarnya nilai peningkatan kemampuan tendangan mendatar yaitu tidak sejajar, sehingga jika garis tersebut diteruskan akan terdapat satu titik pertemuan atau berpotongan. Hal tersebut berarti ada kecenderungan interaksi antara koordinasi matakaki dan pendekatan berlatih. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai Fhit= 0,9866 ternyata lebih kecil dari Ftabel= 4,11 pada taraf signifikansi 5%. Hal tersebut berarti bahwa antara keduanya belum diketemukan interaksi. Hal teresbut bisa dikarenakan sampel penelitian yang terbatas dan bisa juga karena waktu penelitian yang singkat. Tetapi dilihat dari interaksi koordinasi dan pendekatan latihan yang menunjukkan dua garis yang tidak sejajar melainkan cenderung bertemu disatu titik, artinya memungkinkan ada interaksi antara koordinasi matakaki dan pendekatan berlatih. Berdasarkan teori bahwa pendekatan latihan akan dapat meningkatkan kemampuan fisik salah satunya yaitu koordinasi matakaki, selama pada proses latihan sesuai dengan jumlah repitisi latihan dan berjalan secara kontinuitas. Menurut Sukardi (1999: 17) volume latihan adalah ukuran yang menunjukkan jumlah repitisi, seri atau set, dan panjang jarak yang ditempuh. Peningkatan volume latihan merupakan puncak latihan dari semua cabang olahraga yang memiliki komponen relatif dan juga pada cabang olahraga yang menutut kesempurnaan 39

Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 6, No. 1, Juni 2017 teknik atau keterampilan taktik. Hanya pengulangan latihan yang tinggi yang dapat menjamin akumulasi jumlah keterampilan yang diperlukan untuk perbaikan penampilan secara kuantitatif. Perbaikan penampilan seorang merupakan hasil dari adanya peningkatan jumlah satuan latihan serta jumlah kerja yang diselesaikan setiap satuan latihan. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan: (1) ada perbedaan pengaruh latihan massed practice dengan latihan distributed practice terhadap peningkatan kemampuan tendangan mendatar dalam sepakbola mahasiswa IKIP PGRI Pontianak. Dari analisis data menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok perlakuan; (2) ada perbedaan pengaruh yang meyakinkan antara koordinasi tinggi dan koordinasi rendah terhadap peningkatan kemampuan tendangan mendatar dalam permainan sepakbola mahasiswa IKIP PGRI Pontianak. Dari hasil analisis data menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara koordinasi matakaki tinggi dengan koordinasi matakaki rendah; dan (3) tidak ada interaksi antara metode latihan dan koordinasi matakaki dalam peningkatan kemampuan tendangan mendatar dalam permainan sepakbola. Dari hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan tidak ditemukan adanya interaksi antara bentuk latihan massed practice, distributed practice, dan koordinasi matakaki. DAFTAR PUSTAKA Luxbacher, J. 1997. Sepak Bola Langkah-Langkah Menuju Sukses. Alih Bahasa. Agus Setiadi. Jakarta: PT. Gramedia. Lutan, R. 1988. Belajar Keterampilan Motorik Pengantar dan Metode. Jakarta: PT. Gramedia Soekatamsi. 1984. Teknik Dasar Bermain Sepak Bola. Surakarta: Tiga Serangkai. Sukardi. 1999. Kepelatihan Sepak Bola. Surakarta : UNS Pers. Sugiyanto. 1995. Metodologi Penelitian. Surakarta: UNS Pers. 40

Sugiyanto & Sudjarwo. 1992. Materi Pokok Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta: Depdikbud. Suhendro, A. (20014). Dasar-dasar Kepelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka. 41