BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PUPUK DALAM KELOMPOK TANI DI DESA KALIGAMBIR KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR

Pada bab ini, penulis akan mengulas secara terperinci praktik. pembayaran hutang dengan mempekerjakan sebagai pijakan dasar pengambilan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

A. Analisis Praktik Sistem Kwintalan dalam Akad Utang Piutang di Desa Tanjung Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS TENTANG ARISAN TEMBAK DI DESA SENAYANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI IKAN TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

waka>lah. Mereka bahkan ada yang cenderung mensunnahkannya dengan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV PEMANFAATAN GADAI SAWAH PADA MASYARAKAT DESA SANDINGROWO DILIHAT DARI PENDAPAT FATWA MUI DAN KITAB FATH}UL MU I<N

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

adalah suatu transaksi yang sering terjadi saat masyarakat membutuhkan adalah penjual mencari seorang pembeli melalui jasa makelar.

BAB IV ANALISIS TRANSAKSI JUAL BELI BBM DENGAN NOTA PRINT BERBEDA SPBU PERTAMINA DI SURABAYA UTARA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PATOKAN HARGA BERAS DALAM ARISAN DARMIN DI DESA BETON KECAMATAN MENGANTI KABUPATEN GRESIK

tabarru dengan tujuan tolong menolong yang dianjurkan oleh ajaran Islam.

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GADAI KTP SEBAGAI JAMINAN HUTANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

A. Analisis Mekanisme Angsuran Usaha Kecil dengan Infaq Sukarela pada Bantuan Kelompok Usaha Mandiri di Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG DANA ZAKAT MA L DI YAYASAN NURUL HUDA SURABAYA. A. Analisis Mekanisme Hutang Piutang Dana Zakat

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK HUTANG PIUTANG DALAM TRADISI DEKEKAN DI DESA DURUNGBEDUG KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG PENAMBAHAN UANG SEWA TAMBAK DI DESA GISIK CEMANDI KEC. SEDATI KAB.

BAB IV ANALISIS SEWA MENYEWA TAMBAK YANG DIALIHKAN SEBELUM JATUH TEMPO MENURUT HUKUM ISLAM. A. Analisis Terhadap Akad Sewa Menyewa Tambak

BAB IV. A. Persamaan dan Perbedaan Aplikasi Produk Talangan Haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan NUsantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo

BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA TKI DENGAN PJTKI DI PT. AMRI MARGATAMA CABANG PONOROGO

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Arisan Bahan Pokok Untuk Resepsi Di Desa Bunut Seberang Kecamatan Way Ratay Kabupaten Pesawaran

BAB IV. Sebagaimana deskripsi pada dua bab terdahulu dapat dipahami. bahwa dalam hukum Islam dan hukum positif di Indonesia menjelaskan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah saw. diberi amanat oleh Allah swt. untuk menyampaikan kepada. tercapainya kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat.

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB II UTANG-PIUTANG DALAM HUKUM ISLAM. menurut istilah fiqh, terdapat beberapa definisi yang dikedepankan oleh

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS PRAKTIK PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN PASAL 106 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI TANAH MILIK ANAK YANG DILAKUKAN OLEH WALINYA

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

HILMAN FAJRI ( )

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERJANJIAN BAGI HASIL PENGOLAHAN TANAH DI DUSUN DARAH DESA SADENGREJO KEC. REJOSO KAB.

BAB VI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI GADAI SAWAH DI DESA MORBATOH KECAMATAN BANYUATES KABUPATEN SAMPANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA TERHADAP SURABAYA. A. Analisis Berdasarkan Hukum Islam Terhadap Kontrak, Prosedur, Realisasi

BAB II LANDASAN TEORI A. HUTANG PIUTANG MENURUT HUKUM ISLAM. Secara bahasa qard{ berarti al-qat{ yang artinya potongan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan tersebut sangat. beragam baik primer, sekunder, maupun tersier, untuk memperoleh

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH

MUD{A<RABAH DALAM FRANCHISE SISTEM SYARIAH PADA KANTOR

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. piutang dapat terjadi di dunia. Demikian juga dalam hal motivasi, tidak sedikit. piutang karena keterpaksaan dan himpitan hidup.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

1 Ahmad Faisol Amir, wawancara (Banjarsari, 17 Januari 2014)

BAB IV ANALISIS TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG ARISAN BERSYARAT DI PERUMAHAN GATOEL MOJOKERTO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. ingin tahu, Man is corious animal. Dengan keistimewaan ini, manusia dengan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK GADAI TANAH SAWAH DI DESA ULULOR KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU NO 7 TAHUN 2004 TERHADAP JUAL BELI AIR IRIGASI DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV. dan pemborong cat yang dilakukan masyarakat Tambak wedi. Musha>rakah

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO Pada bab ini, penulis akan mengulas secara terperinci praktik transaksi qard} antara kreditur dan debitur untuk usaha tambak ikan sebagai pijakan dasar pengambilan kesimpulan dan untuk mempermudah dalam pengambilan keputusan hukum sesuai dengan objek yang dikaji dalam skripsi ini. A. Analisis Terhadap Praktik Transaksi Qard} Untuk Usaha Tambak Ikan Di Desa Segoro Tambak Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo. Hutang piutang atau qard} merupakan salah satu bentuk muamalah yang sering dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan hidup yang tidak kita miliki. Adanya qard} ini untuk mempermudah atau memberikan keringanan kepada orang lain dalam kegiatan sosial. Dengan cara perikatan atau perjanjian antara kedua belah pihak, dimana pihak pertama menyediakan harta atau memberikan harta dalam arti meminjamkan kepada pihak kedua sebagai peminjam uang atau orang yang menerima harta yang dapat ditagih atau diminta kembali harta tersebut, dengan kata lain meminjamkan harta kepada orang lain yang mebutuhkan dana cepat tanpa mengharapkan imbalan. Dalam transaksi qard} yang menjadi objek penelitian ini merupakan perjanjian atau kesepakatan hutang piutang usaha yang didalamnya pemberi pinjaman memberikan dana usaha (harta) pada debitur 58

59 (penerima pinjaman) yang digunakan untuk membiayai usaha tambak ikannya yang nantinya debitur berkewajiban memberikan keuntungan atas usaha tambak ikannya kepada kreditur sesuai dengan apa yang mereka sepakati, selain memberikan pinjaman untuk dana usaha debitur, pihak kreditur juga memberikan pinjaman uang untuk untuk memenuhi kebutuhan harian pribadi kepada pihak debitur yang akan dilunasi diakhir kesepakatan hutang piutang usaha diantara mereka. Selain itu praktik qard} yang diterapkan di Desa Segoro Tambak Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo yakni kesepakatan hutang piutang usaha tambak ikan antara kreditur dan debitur dalam mendanai usaha tambak ikan debitur ini hanya berlandaskan kepercayaan antara masing-masing pihak saja, karena memang kedua belah pihak yang berakad merupakan warga desa Segoro Tambak sendiri, hal itulah yang menjadikan hutang piutang usaha tambak ikan ini tidak disertai dengan pembuatan kontrak (akta) kesepakatan hutang piutang sebagai bukti adanya hutang piutang diantara mereka. Dalam hutang piutang usaha tambak ikan tersebut tidak terdapat ketentuan yang mengikat dan pasti tentang: 1. Batas waktu pengembalian pinjaman uang pribadi diluar dana usaha selama kesepakatan hutang piutang masih berlangsung. 2. Tidak adanya bunga atas pinjaman kepada pihak kreditur. 3. Seluruh pendanaan kebutuhan usaha tambak ikan di tanggung sepenuhnya oleh pihak kreditur.

60 4. Jika terjadi kerugian atau gagal panen, maka pihak debitur yakni Bapak Waris, Bapak Gunawan dan Bapak Arif akan menangguhkan pemberian keuntungan atas usaha pada waktu panen berikutnya sehingga debitur memberikan keuntungan usaha 2 kali lipat kepada pihak debitur yakni Ibu Sholikhah. 5. Pemberian keuntungan usaha dibagi sesuai dengan kesepakatan diawal perjanjian. Semua ketentuan usaha diserahkan sepenuhnya kepada peminjam tanpa campur tangan pemberi pinjaman, sehingga pemberi pinjaman hanya memberikan pinjaman dana usaha dan menunggu pemberian keuntungan dimasa panen, baik Ibu Sholikhah selaku kreditur maupun Pak Waris, Pak Gunawan, Pak Arif selaku debitur, mereka sama-sama menjaga agar kesepakatan hutang piutang usaha tambak ikan mereka berjalan dengan baik karena masing-masing pihak saling mengambil keuntungan dalam kesepakatan hutang piutang usaha tambak ikan ini. Ketentuan Apabila Terjadi Kegagalan Panen Atau Wanprestasi. Ketentuan apabila terjadi kegagalan panen atau wanprestasi yang dimaksudkan oleh penulis ini adalah ketentuan yang berkaitan dengan terjadinya kegagalan panen atau wanprestasi antara pelaku akad (pemberi pijaman dan peminjam) yakni pihak kreditur yang memberikan pinjaman dana usaha dan pinjaman uang pribadi dalam kesepakatan hutang piutang usaha tambak ikan dengan pihak kreditur yang memberikan keuntungan atas usaha tambak ikannya, akan tetapi

61 dalam praktiknya transaksi qard} antara kreditur dan debitur untuk usaha tambak ikan ini tidak terdapat ketentuan apapun mengenai apabila terjadi kegagalan panen atau wanprestasi, ini dikarenakan pihak yang berakad adalah sesama warga satu desa sendiri sehingga dalam kesepakatan hutang piutang usaha mereka tidak mencantumkan ketentuan apapun, baik ketentuan batas akhir pengembalian peminjaman, pembuatan akta kesepakatan hutang piutang, dan wanprestasi juga tidak dijelaskan dalam akad perjanjian. Selama ini dalam praktiknya pihak debitur menangguhkan pemberian keutungan atas usaha tambak ikannya kepada kreditur pada panen berikutnya sehingga pihak debitur memberikan keuntungan usaha tambak ikannya dua kali lipat kepada kreditur pada panen berikutn ya. Sedangkan dalam ketentuan hukum Islam padaakad qard} tidak dibenarkan adanya pengambilan keuntungan atas pinjaman yang telah diberikan apalagi menangguhkan keuntungannya apabila pihak debitur tidak mampu memberikannya akibat adanya gagal panen yang dialaminya. Sedangkan apabila terjadi wanprestasi ataupun kecurangan serta hal-hal yang dilakukan oleh salah satu pihak diluar kesepakatan yang dibuat diawal perjanjian tanpa sepengetahuan atau izin pihak lainnya dalam usaha tambak ikan ini juga tidak dipermasalahkan, seperti pihak debitur yang dengan sengaja melakukan tindakan yang mengakibatkan timbulnya kegagalan panen yakni peminjam yang dengan sengaja telah

62 mengambil ikan sebelum datangnya masa panen atau melakukan kelalaian seperti tidak membuka tutup pintu tambak untuk mengganti air tambak sehingga ikan mati dan lain sebagainya, semuanya tidak dipermasalahkan lantaran demi menjaga kenyamanan serta kepercayaan antar satu sama lain agar kesepakatan hutang piutang usaha ini tetap berlangsung baik. B. Analisis Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Transaksi Qard} Untuk Usaha Tambak Ikan Di Desa Segoro Tambak Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo. Sebagaimana dijelaskan diawal bahwa qard} pada praktik hutang piutang usaha tambak ikan antara kreditur dan debitur merupakan suatu praktik hutang dalam hutang piutang usaha yang telah disepakati oleh pihak kreditur dan debitur, didalam praktik tersebut antara pihak kreditur dan debitur mempunyai kesepakatan atau akad yang jelas dalam suatu perjanjian, dan menurut pengamatan penulis, praktik qard} seperti itu bertentangan dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam syari at Islam. Terkait dengan realita praktik qard} yang terjadi di Desa Segoro Tambak, pihak debitur telah menjelaskan bahwasannya pihak debitur kesulitan dalam membiayai keperluan usaha tambak ikannya dan meminta bantuan pinjaman dana usaha tambak ikan kepada kreditur agar debitur terbantu dalam membiayai segala keperluan yang

63 dibutuhkan dalam usahanya tersebut yang mana selain meminjam uang sebagai dana usahanya, debitur juga meminjam uang pribadi selama perjanjian tersebut berlangsung yang nantinya akan dibayar diakhir perjanjian beserta pemberian keuntungan atas usahanya disetiap panennya. Sebagaimana telah dijelaskan dalam riwayat Imam Bukhari ia berkata, و ال خل صة أ ن الق ر 1 - أ ل ي خ ر ن فعا ف إ ض ج ائ ز ب ش ر طي )2(: ن ك ا ت ن املنفعة ل ل دا فع 2 - أ ل ينضم إ ل السلف ع قد آخ ر ك الب يع 1 وغ يه Pendapat ulama fiqih tentang qard} dapat disimpulkan bahwa qard} dibolehkan dengan dua syarat : a. Tidak menjurus pada suatu manfaat b. Tidak bercampur dengan akad lain, seperti jual-beli. 2 Sehingga adanya keuntungan dalam kesepakatan hutang piutang ini tidak diperbolehkan dalam ketentuan hukum Islam. Karena begitu pentingnya kecakapan bertindak sebagai persyaratan untuk melakukan suatu akad, dan didalam rukun qard} telah dijelaskan bahwa dalam akad qard} harus jelas 1. Sighat (ijab qabul/serah terima), 2. Objek akad/ Muqtarad} (barang yang dipinjamkan), 3. Pelaku akad, yang terdiri atas pemberi pinjaman (Muqrid}), serta 4. Penerima pinjaman (Muqtarid}), di Desa Segoro Tambak pelaksanaan qard} atau hutang piutang usaha 1 Wahab bin Musthofa Az zukaili, Fiqh Islam Wa Adilatuhu, (Darul Fikri, Suria, Damaskus), 3796. 2 Abdullah bin Muhammad ath-thayar, Ensiklopedi Fiqih Muamalah, 156.

64 dalam pemberian pinjaman dana usaha antara pihak kreditur dan pihak debitur yang disertai dengan pemberian pinjaman uang pribadi kepada pihak debitur diluar uang dana usaha telah sesuai dengan rukun akan tetapi masih tidak disyaratnya. Pelaku akad, yang terdiri atas pemberi pinjaman (Muqrid}) dan Penerima pinjaman (Muqtarid}) dilakukan oleh orang yang mampu melakukan tasharruf yakni yang cakap bertindak hukum dan baligh, berakal sehat, dan tidak mahjur (bukan orang yang oleh syariat tidak diperkenankan untuk mengatur sendiri hartanya karena faktor-faktor tertentu), baik pihak debitur maupun kreditur sama-sama mencukupi syarat sebagai seorang pelaku akad. Objek akad/ Muqtarad} (barang yang dipinjamkan) juga telah sesuai dengan syarat karena pinjaman uang yang digunakan dalam praktik perjanjian hutang piutang usaha ini diketahui dengan jelas, dan dapat disimpulkan bahwa yang terkait dengan objek akad/ Muqtarad} (barang yang dipinjamkan) telah sesuai dengan yang disyaratkan: 1) Harta berupa harta yang ada padanya, maksudnya harta yang satu sama lain dalam jenis yang sama tidak banyak berbeda yang mengakibatkan perbedaan nilai, seperti uang, barang-barang yang dapat ditakar, ditimbang, ditanam, dan dihitung. 2) Harta yang di utangkan disyaratkan berupa benda, tidak sah mengutangkan manfaat (jasa).

65 3) Harta yang diutangkan diketahui, yaitu diketahui kadarnya dan diketahui sifatnya. Sighat (ija>b dan qabu>l/serah terima) juga telah diucapkan oleh kedua belah pihak serta ketentuan kesepakatan perjanjian hutang piutang usaha telah disepakati berdua yakni pihak kreditur yang mendanai usaha tambak ikan debitur dan pihak debitur yang akan memberikan keuntungan atas usaha tambak ikannya pada setiap tiba masa panen. Akan tetapi dalam perjanjian hutang piutang ini tidak dicantumkan dalam akta kerjasama, serta ketentuan tersebut juga tidak diberbolehkan dalam ketentuan hukum qard}. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh melalui metode wawancara dengan pihak kreditur, debitur dan tokoh masyarakat di Desa Segoro Tambak Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo, kemudian penulis mengkorelasinya dengan hukum Islam, dan penulis memberikan kesimpulan bahwa praktik transaksi qard} antara kreditur dan debitur untuk usaha tambak ikan kurang sesuai sebagai berikut: 1. Syarat yang berkaitan dengan Pelaku akad, yang terdiri atas pemberi pinjaman (Muqrid}) dan Penerima pinjaman (Muqtarid}). Sebagaimana praktik yang telah dilakukan di Desa Segoro Tambak telah memenuhi syarat pelaku akad yakni dilakukan oleh orang yang telah baligh dan berakal dan tidak gila. Sehingga akad ini sah karena telah memenuhi syarat untuk orang yang berakad.

66 2. Syarat yang berkaitan dengan Objek akad/ Muqtarad} (barang yang dipinjamkan) Salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam qard} adalah adanya kejelasan harta berupa harta yang ada padanya, disyaratkan berupa benda, tidak sah mengutangkan manfaat (jasa), diketahui kadarnya dan diketahui sifatnya. Pada praktik qard} yang terjadi di Desa Segoro Tambak Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo, sudah jelas saat awal kesepakatan. Sedangkan dalam hal pemberian keuntungan dalam qard} tidak dibenarkan, dalam surah al-baqarah ayat 278-279 dijelaskan: 278. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orangorang yang beriman. 279. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. Sehingga hal tersebut tidak diperbolehkan hanya karena masing-masing pihak sama-sama sepakat, rela dan tidak keberatan di antara keduanya, mereka menganggap hal tersebut saling menguntungan satu sama lain dan kedua belah pihak telah terbiasa

67 dengan hal tersebut, karena dalam hulum Islam telah ditegaskan bahwasannya hal tersebut tidak diperkenankan dalam ketentuan hukum qard} yang merupakan akad tabarru yang tidak menghendaki adanya pengambilan keuntungan atau pemanfaatan didalamnya. 3. Syarat yang berkaitan dengan sighat (ija>b dan qabu>l) Shighat dalam praktik hutang piutang usaha tambak ikan ini telah terpenuhi, kedua belah pihak telah mengucapkan ija>b dan qabu>l yang telah mereka sepakati, yakni pihak kreditur sebagai pemberi dana usaha yang membiayai seluruh keperluan yang dibutuhkan dalam usaha tambak ikan dan pihak debitur yang memberikan keuntungan atas hasil usahanya pada setiap masa panennya, hal inilah yang tidak dibolehkan dalam ketentuan hukum qard}. Akan tetapi dalam sighat (ija>b dan qabu>l) ini tidak ada perjanjian tertulis yang menjelaskan adanya kesepakatan hutang piutang usaha tambak ikan diantara mereka dikarenakan kedua belah pihak yang berakad merupakan warga desa Segoro Tambak sendiri, sehingga hanya berlandaskan kepercayaan antara masingmasing pihak saja. Ketentuan hal ini jika dipandang dari aturan syari at Islam memang bertentangan karena tidak ada kekuatan hukum di

68 dalamnya, dalam firman Allah Q.S. Al-Baqarah ayat 282 yang berbunyi: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. 3 Berdasarkan pengamatan yang telah dipaparkan di atas, penulis berkesimpulan bahwa praktik transaksi qard} antara keditur dan debitur dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Syarat yang berkaitan dengan Pelaku akad, yang terdiri atas pemberi pinjaman (Muqrid}) dan Penerima pinjaman (Muqtarid}) telah sesuai dengan syari at Islam. 2. Syarat yang berkaitan dengan Objek akad/ Muqtarad} (barang yang dipinjamkan) juga telah sesuai akan tetapi tidak dibenarkan dalam syari at Islam mengenai adanya pengambilan keuntungan didalamnya. 3. Syarat yang berkaitan dengan sighat (ija>b dan qabu>l) masih ada yang kurang yakni tidak adanya kontrak kerjasama (hitam diatas putih) yang menjelaskan adanya perjanjian kesepakatan hutang piutang diantara keduanya serta adanya kesepakatan pemberian keuntungan yang disyaratkan di awal akad yang tidak dibolehkan dalam ketentuan hukum qard}. 3 Departemen Agama RI, 48.

69 Demikian deskripsi nyata praktik transaksi qard} antara kreditur dan debitur untuk usaha tambak ikan di Desa Segoro Tambak Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo. Dari deskripsi ini, penulis menilai bahwa praktik transaksi qard} semacam ini dirasa tidak sesuai dalam syari at Islam dan juga tidak sesuai dengan rukun dan syarat qard}. Sehingga akan lebih baik jika warga Desa Segoro Tambak Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo lebih diperhatikan dalam melakukan suatu transaksi, karena dalam hukum Islam pada ketentuan qard} tidak diperkenankan untuk mengambil keuntungan, apabila menginginkan keuntungan maka seharusnya menggunakan kesepakatan kerjasama (mud}arabah) yang menghendaki bagi hasil ataupun keuntungan didalamnya dan bukan menggunakan kesepakatan qard} yang sama sekali tidak diperkenankan untuk mencari keuntungan didalamnya karena qard} merupakan akad tabarru (bersifat non komersial) bukan seperti mud}arabah yang merupakan akad tijari (bersifat komersial). Serta dalam segala ketentuan yang telah disepakati diawal dituliskan dalam akta kesepakatan hutang piutang sehingga terdapat kekuatan hukum dalam kerjasama ini.