BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. diterima untuk tiap investor. Tujuan utama dari aktivitas pasar modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. menaikkan tingkat suku bunga, menaikkan bahan bakar minyak, maupun

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang

BAB I PENDAHULUAN. di masa yang akan datang (Tandelilin, 2000). Kegiatan investasi adalah

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. atau emiten). Dengan adanya pasar modal, pihak yang memiliki kelebihan dana

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. pasang surut perekonomian suatu negara. Lembaga keuangan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset).

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) mengurangi beban negara (Samsul, 2006: 43).

BAB I PENDAHULUAN. bagus untuk memperoleh keuntungan. kemampuan menciptakan nilai tambah (value added creation) dari setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. berinvestasi, maka investor tersebut harus memperhatikan resiko-resiko yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. negara, karena pasar modal merupakan salah satu sarana investasi dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, negara-negara besar telah menaruh perhatian besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya bermunculan perusahaan go publik membuat. Pada era globalisasi ini, peranan pasar modal (capital market) sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. usaha suatu perusahaan (sebagai hasil kerja bertahun-tahun sebelum go public)

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keputusan investasi yang sebelumnya sudah dilakukan diantaranya sebagai berikut

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipertimbangkan yaitu return dan risiko. Return adalah tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan tersebut dan juga mengharapkan dana yang diinvestasikan akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi terhadap Indeks menunjukkan hasil yang berbeda-beda sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik terhadap perusahaan. Meskipun instrumen-instrumen yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang saat ini sedang kembangkan di pasar modal indonesia. Menurut

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Dalam

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara. Pasar modal menjadi media yang dapat digunakan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. modal (IDX, 2016). Dibandingkan dengan investasi surat berharga lainnya di

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan melakukan kegiatan usahanya dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan ekonomi makro merupakan lingkungan yang berpengaruh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh nilai tukar rupiah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. uang dan pengaruhnya terhadap aset investasi. penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi (Husnan, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan, hanya saja yang membedakan pasar modal adalah barang barang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang

OVERVIEW 1/20

BAB I PENDAHULUAN. memperjualbelikan sekuritas, Eduardus Tandelilin (2010 : 26), instrument yang

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan atau laba. Laba tersebut merupakan salah satu sumber daya perusahaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan perusahaan atau institusi pemerintah. Investor merupakan pihak yang mempunyai kelebihan dana, sedangkan perusahaan atau institusi pemerintah memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar modal berfungsi sebagai pengalokasi dana dari investor ke perusahaan atau institusi pemerintah. Pasar modal memiliki fungsi keuangan karena pasar modal memberikan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi investor (Tandelilin 2010). Pada prinsipnya pasar modal (capital market) merupakan pasar sekuritas untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Instrumen-instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal Indonesia seperti saham biasa dan saham preferen, obligasi perusahaan dan obligasi konversi, obligasi negara, bukti right, waran, dan berbagai produk turunan (derivatif) seperti opsi. Pertumbuhan investasi di suatu negara dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula tingkat kemakmuran penduduknya. Tingkat kemakmuran yang lebih tinggi umumnya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan adanya peningkatan pendapatan, maka semakin banyak 1

2 orang yang memiliki kelebihan dana, kelebihan dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk disimpan dalam bentuk tabungan atau diinvestasikan dalam bentuk suratsurat berharga yang diperdagangkan dalam pasar modal. Lingkungan ekonomi makro merupakan lingkungan yang mempengaruhi operasi pasar modal. Kemampuan investor dalam memahami dan meramalkan kondisi ekonomi makro di masa datang akan sangat berguna dalam pembuatan keputusan investasi yang menguntungkan. Untuk itu, seorang investor harus mempertimbangkan beberapa indikator ekonomi makro yang bisa membantu investor dalam membuat keputusan investasinya. Indikator ekonomi makro yang seringkali dihubungkan dengan pasar modal adalah inflasi, suku bunga, dan nilai tukar. Secara teori, tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang panas (overhead), artinya kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga harga-harga cenderung mengalami kenaikan. Inflasi yang terlalu tinggi akan menyebabkan penurunan daya beli uang (purchasing power of money). Disamping itu, inflasi yang terlalu tinggi juga bisa mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasinya (Tandelilin, 2010). Dari grafik 1.1 terlihat bahwa inflasi periode 2005-2011 mengalami fluktuasi, namun tahun 2005 ke 2006 mengalami penurunan yang cukup signifikan dari 17,11% menjadi 6,60% hal ini disebabkan tidak adanya kebijakan kenaikan yang dibuat pemerintah, seperti tarif dasar listrik dan BBM (Bank Indonesia, 2012).

3 Berdasarkan grafik 1.1 menunjukkan pergerakan inflasi selama periode 2005-2011 sebagai berikut : Sumber : Bank Indonesia, data diolah Grafik 1.1 Pergerakan Inflasi Tingginya suku bunga akan menyebabkan beban operasional perusahaan semakin berat serta akan mempengaruhi kinerja keuangan badan usaha yang pada akhirnya berdampak pada pasar modal. Disisi lain, meningkatnya suku bunga merupakan peluang investasi yang cukup menjanjikan bagi investor deposito dan akan berdampak pada harga pasar saham di pasar modal (Mudji Utami dan mudjilah Rahayu, 2003). Tingkat suku bunga bank di Indonesia biasanya mengacu pada tingkat suku bunga BI, berdasarkan grafik 1.2 menunjukkan perkembangan BI Rate mengalami peningkatan dari tahun 2005 ke tahun 2006 sebesar 1,29%, namun pada tahun 2006 ke tahun 2011 BI rate mengalami penurunan yang lebih besar dari tahun sebelumnya sebesar 5,25% yakni dari 11,83% menjadi 6,58 %.

4 Penurunan yang lebih besar dari sebelumnya disambut positif oleh pasar modal. Respon tersebut tecermin dari Indeks Harga Saham Gabungan yang terus bergerak naik. Harapan pelaku pasar terhadap dampak positif dari penurunan suku bunga dalam negeri terhadap perekonomian diperkirakan menjadi salah satu faktor utama penggerak perdagangan lantai bursa (Purwanto Widodo, 2007). Berdasarkan grafik 1.2 menunjukkan pergerakan suku bunga selama periode 2005-2011 sebagai berikut : Sumber : Bank Indonesia, data diolah Grafik 1.2 Pergerakan Suku Bunga Nilai tukar (kurs) merupakan variabel makroekonomi yang turut mempengaruhi volatilitas harga saham. Depresiasi mata uang domestik akan meningkatkan volume ekspor. Bila permintaan pasar internasional cukup elastis hal ini akan meningkatkan cash flow perusahaan domestik, yang kemudian meningkatkan harga saham, yang tercermin pada IHSG. Sebaliknya, jika emiten membeli produk dalam negeri, dan memiliki hutang dalam bentuk dollar maka harga sahamnya akan turun (Suramaya Suci Kewal, 2012).

5 Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap USD periode 2005-2011 disajikan pada Grafik 1.3 sebagai berikut : Sumber : Bank Indonesia, data diolah Grafik 1.3 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD Dollar Berdasarkan grafik 1.3 menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap USD, Rupiah mengalami apresiasi tahun 2005 ke tahun 2006 sebesar 8,24 persen, Rupiah terapresiasi juga terjadi pada tahun 2008 ke tahun 2009 sebesar 14,16 persen, dan 2009 ke 2010 sebesar 4,35 persen, sedangkan Rupiah mengalami depresiasi terjadi pada tahun 2006 ke 2007 sebesar 4,24 persen, Rupiah terdepresiasi juga terjadi tahun 2007 ke 2008 sebesar 16,25 persen, dan 2010 ke 2011 sebesar 0,86 persen. Berdasarkan pada grafik 1.4 menunjukkan bahwa indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami kenaikan dari tahun 2005 ke 2011, namun tahun 2008 pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia mengalami penurunan yang diakibatkan dari adanya krisis global yang berdampak pada pada menurunnya indeks harga saham gabungan.

6 Perkembangan IHSG di BEI periode 2005-2011 disajikan pada Grafik 1.4 sebagai berikut : Sumber : yahoofinance, data diolah Grafik 1.4 Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan Perubahan harga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bukan hanya sekedar mencerminkan perkembangan perusahaan atau industri suatu negara, bahkan bisa dianggap sebagai perubahan yang lebih fundamental dari suatu negara. Maksudnya, IHSG suatu negara yang mengalami penurunan dapat disebabkan oleh kondisi negara tersebut yang sedang menghadapi permasalahan. Sebaliknya harga saham yang mengalami peningkatan bisa mengidikasikan adanya perbaikan kinerja perekonomian di negara tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan ekonomi makro sangat berpengaruh terhadap perkembangan pasar modal (Murwaningsari, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Suramaya Suci Kemal (2012) menemukan bahwa inflasi, tingkat suku SBI, dan pertumbuhan PDB tidak memiliki pengaruh

7 yang signifikan terhadap IHSG, namun pada variabel kurs Rupiah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap IHSG. Etty Murwaningsari (2008) menemukan bahwa suku bunga berpengaruh negatif terhadap IHSG sedangkan kurs tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap IHSG. Purwanto Widodo (2007) menemukan bahwa inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return IHSG dan return LQ 45, tetapi variabel suku bunga dan nilai tukar memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham IHSG. Berdasarkan beberapa pertimbangan di atas, maka penulis mengambil judul penelitian PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP RETURN PASAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2011 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, perumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Apakah inflasi, suku bunga, dan nilai tukar berpengaruh secara simultan terhadap return pasar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah inflasi berpengaruh positif terhadap return pasar di Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah suku bunga berpengaruh negatif terhadap return pasar di Bursa Efek Indonesia? 4. Apakah nilai tukar berpengaruh terhadap return pasar di Bursa Efek Indonesia?

8 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk menguji inflasi, suku bunga, dan nilai tukar berpengaruh secara simultan terhadap return pasar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk menguji inflasi berpengaruh positif terhadap return pasar di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk menguji suku bunga berpengaruh negatif terhadap return pasar di Bursa Efek Indonesia. 4. Untuk menguji nilai tukar berpengaruh terhadap return pasar di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan diadakannya penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi investor Memberikan informasi dan sebagai bahan pertimbangan bagi investor, mengenai pengaruh variabel makro, khususnya inflasi, nilai tukar,dan suku bunga terhadap return pasar, sehingga dapat membantu investor dalam mengambil keputusan berinvestasi. 2. Bagi para peneliti Dapat digunakan untuk menambah wawasan keilmuwan dan pemahaman tentang variabel makro yang berpengaruh terhadap return pasar.

9 1.5 Sistematika Penulisan Penulisan dari penelitian yang dilakukan ini disusun secara sistematis dengan tujuan untuk memudahkan pihak yang membaca dalam memahami isi dari penelitian ini. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini memberikan gambaran umum mengenai isi dari penelitian yang dilakukan, di mana di dalamnya terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi mengenai penelitian terdahulu dengan topik yang sejenis dengan penelitian yang dilakukan, landasan teori yang digunakan sebagai dasar penelitian yang dilakukan, kerangka pemikiran yang diperoleh dari penelitian terdahulu dan landasan teori, serta hipotesis penelitian yang akan diuji dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini terdiri dari rancangan penelitian, keterbatasan dari penelitian yang dilakukan, identifikasi dari variabel yang digunakan, definisi operasional dan cara pengukuran variabel, populasi serta teknik pengambilan sampel yang digunakan, jenis dan sumber data serta metode pengumpulan data yang dipilih, serta teknik

10 analisis data yang digunakan peneliti untuk menguji hipotesis yang telah disusun sebelumnya. BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Bab ini menjelaskan mengenai gambaran dari subyek yang digunakan dalam penelitian. Memberikan analisis dari hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan mengenai masalah yang diuji, serta membandingkannya dengan penelitian terdahulu dan landasan teori yang menjadi acuan. Dengan adanya analisis yang dilakukan tersebut, diharapkan adanya suatu pemecahan dari masalah telah dirumuskan sebelumnya. BAB V PENUTUP Bab ini memaparkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan. Menjelaskan keterbatasan yang dimiliki peneliti selama melakukan penelitian, serta memberikan saran-saran yang nantinya dapat digunakan sebagai dasar bagi pengembangan ilmu pengetahuan maupun penelitian selanjutnya.