Analisis Perbandingan Performa Protokol Routing OSPF, IGRP dan EIGRP pada Topologi Mesh dan Tree

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KINERJA ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL PADA TOPOLOGI MESH

BAB III METODOLOGI. beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan. suatu jaringan dapat membantu meningkatkan hal tersebut.

Analisis Kinerja Protokol Routing OSPF dan EIGRP Untuk Aplikasi VoIP Pada Topologi Jaringan Mesh

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP

Widianto Wahyu Perdana¹, Rendy Munadi ², Yudha Purwanto³. ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

Tujuan Menjelaskan role (peran) protokol routing dinamis dan menempatkannya dalam konteks desain jaringan modern.

ANALISIS PERFORMANSI PROTOKOL ROUTING DISTANCE VECTOR DAN HYBRID ROUTING DENGAN ROUTER PROPRIETARY

SIMULASI KINERJA ROUTING

ROUTING. Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng.

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET

LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS. Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B

Konfigurasi dan Analisis Performansi Routing OSPF pada Jaringan LAN dengan Simulator Cisco Packet Tracer versi 6.2

Static Routing & Dynamic Routing

Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN

Distance Vector Routing Protocols

Medi Taruk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol

Analisis Kinerja EIGRP dan OSPF pada Topologi Ring dan Mesh

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK

ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG )

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

BAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang

BAB II LANDASAN TEORI

PROTOKOL ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T

Analisis Pengaruh RSVP Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP

ABSTRAK. Kata kunci: DSR, Manet, OLSR, OPNET, Routing. v Universitas Kristen Maranatha

Mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Teknik Informatika - UNIKOM ROUTING DINAMIK

Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing. Border Gateway Protocol

Prodi D3 Teknik Telekomunikasi 2014

NETWORK LAYER : Routing

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Kata Kunci : GRE, HTTP, IMS, IPsec, L2TP, OPNET Modeler 14.5, Video Call, VoIP, VPN.

Perancangan dan Simulasi Routing Static Berbasis IPV4 Menggunakan Router Cisco

Routing. Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Routing LOGO. Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs.

Universitas IGM. Internet Routing. Komunikasi Data Fery Antony, S.T., M.Kom

ANALISIS KINERJA JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) MENGGUNAKAN APLIKASI CISCO PACKET TRACER

Resmana Lim Program Studi Teknik Elektro ABSTRAK

LATAR BELAKANG DAN SEJARAH

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM

ROUTING PADA TCP/IP. Mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Teknik Informatika - UNIKOM

DYNAMIC ROUTING. Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost. Contohnya adalah algoritma link state.

MODUL SISTEM JARINGAN KOMPUTER MODUL 6 DYNAMIC ROUTING

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perancangan dan Analisis Perbandingan Implementasi OSPF pada Jaringan IPv4 dan IPv6

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk

ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T

7.1 Karakterisasi Trafik IP

Kholid Fathoni, S.Kom., M.T.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan internet semakin meningkat dari tahun ke tahun. Internet digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN INTERNET PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah.

Mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Teknik Informatika - UNIKOM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1

Statik Routing. School of Industrial and System Engineering System Information Program 2016

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Contoh IPTV

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

LAPORAN SKRIPSI. ANALISIS PERBANDINGAN JARINGAN OSPF PADA IPv4 DAN IPv6 MENGGUNAKAN GNS3

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN CODEC TERHADAP QUALITY OF SERVICE VOIP PADA JARINGAN UMTS

Rudy Samudra P Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro

Bab 2. Tinjauan Pustaka

ANALISIS LAYANAN VOIP PADA JARINGAN MANET DENGAN CODEC YANG BERBEDA

STATIC & DYNAMIC ROUTING. Rijal Fadilah, S.Si

RANCANG BANGUN TESTBED

SIMULASI DYNAMIC ROUTING DENGAN PROTOKOL OPEN SHORTEST PATH FIRST DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TUGAS AKHIR

Routing: Algoritma Routing (Dinamis) :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jaringan Komputer. Router dan Routing Protokol. Adhitya Nugraha.

SIMULASI ROUTING PROTOCOL OSPF DAN EIGRP, BERSERTA ANALISA PERBANDINGANNYA DALAM MENENTUKAN KINERJA YANG PALING BAIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PEDOMAN PEDOMAN

INTERNETWORKING. Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO

BAB 4. Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada

Analisis dan Perancangan Quality of Service Pada Jaringan Voice Over Internet Protocol Berbasis Session Initiation Protocol

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141

Protokol Routing. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc.

IMPLEMENTASI DAN ANALISA PERFORMANSI REDUNDANCY PADA JARINGAN MULTICAST DENGAN METODE PROTOCOL INDEPENDENT MULTICAST

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN BERBASIS MPLS DI PT INDONUSA SYTEM INTEGRATOR PRIMA

Switching & Routing Rev 0.0. Nyoman Suryadipta Computer Science Faculty Narotama University

Analisis Perbandingan Penggunaan Metric Cost dan Bandwidth Pada Routing Protocol OSPF

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS

BAB 2. LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar untuk kemajuan dunia telekomunikasi. Di dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. terutama dengan semakin luasnya jangkaun internet hingga ke pelosok-pelosok pedesaan.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA SISTEM EVALUASI QUALITY OF SERVICE PADA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING. Agustino

Performance Analysis of VoIP-SIP using RSVP on a Proxy Server

Optimasi Parameter Metric Routing Protocol pada Dynamic Routing Protocol EIGRP. Artikel Ilmiah

ANALISIS KINERJA PROTOKOL REAKTIF PADA JARINGAN MANET DALAM SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR DAN TRACEGRAPH

Transkripsi:

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 7, Juli 218, hlm. 2825-2833 http://j-ptiik.ub.ac.id Analisis Perbandingan Performa Protokol Routing OSPF, IGRP dan EIGRP pada Topologi Mesh dan Tree Enggar Saka Dirgantara 1, Rakhmadhany Primananda 2, Widhi Yahya 3 Program Studi Teknik Informatika, Email: 1 enggarsaka95@gmail.com, 2 rakhmadhany@ub.ac.id, 3 widhi.yahya@ub.ac.id Abstrak Internet adalah sekumpulan Autonomous System (AS) yang saling terhubung. Autonomous system terhubung dengan sekumpulan autonomous system lain dengan kebijakan routing yang berbeda. Setiap protokol routing memiliki karakter yang berbeda, maka dari itu perlu dilakukan penelitian menggunakan routing protokol OSPF, IGRP dan EIGRP pada topologi mesh dan tree. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui protokol routing yang terbaik dalam masing-masing topologi, terutama dalam pengiriman data menggunakan protokol TCP dan UDP. Paket data yang dikirimkan mengunakan protokol TCP adalah HTTP dan protokol UDP adalah VoIP. Pengujian dilakukan dengan cara menyusun beberapa router menjadi topologi mesh dan tree, dengan jumlah router 16, 32 dan 64.Hasil simulasi menunjukan pada topologi mesh dan tree EIGRP memiliki waktu konvergensi tercepat dari protokol routing yang lain. OSPF sangat baik digunakan dengan topologi tree dibandingkan dengan protokol routing lain terutama EIGRP. EIGRP terjadi stuck in active dalam topologi tree, sehingga mempunyai kinerja yang kurang baik. EIGRP mempunyai kinerja yang paling baik dalam topologi mesh dibandingkan protokol routing lain. Tetapi jika topologi mesh tersebut dikoneksikan dengan beberapa jenis link berbeda akan terjadi bottle neck yang lebih besar dari protokol routing lainnya Kata kunci: Protokol routing, VoIP, HTTP, mesh dan tree. Abstract The Internet is a set of interconnected Autonomous Systems (AS). Autonomous systems connect with other autonomous systems with different routing policies. Each routing protocol has a different character, need to do research using routing protocol OSPF, IGRP and EIGRP on mesh and tree topologi. This research is intended to find out the best routing protocol in each topologi. This research performs data transmission using TCP and UDP protocol. Data packets that like to use TCP protocol are HTTP and UDP protocol is VoIP. Testing is done by way of several routers into mesh and tree topologi, with the number of routers 16, 32 and 64.The simulation shows on the mesh topologi and topologi tree, EIGRP has the fastest convergence time of other routing protocols. OSPF is very well used in tree topologi compared to other routing protocols. EIGRP occurs stuck in active in the topologi tree, so it has poor performance. EIGRP has the best performance in mesh topologi compared to other routing protocols. But if the mesh topologi is connected with several different types of links there will be bottle neck, larger than other routing protocols. Keywords: Routing protocol, VoIP, HTTP, mesh and tree 1. PENDAHULUAN Internet atau interconnection networking adalah sekumpulan Autonomous System (AS) yang saling terhubung menggunakan standar system global Transmission Control Protocol / Internet Protocol (TCP/IP) (Sofana,212). Autonomous system terdiri dari sekumpulan jaringan komputer yang memiliki IP Prefix yang terkoneksi dengan satu kebijakan routing yang telah didefinisikan oleh administrator jaringan. Autonomous system dalam jaringan internet dapat terhubung dengan beberapa autonomous system lain dengan kebijakan routing berbeda (Kurose,213). Administrator Jaringan boleh mengatur kebijakan routing autonomous systemnya, tanpa harus memiliki perjanjian dengan administrator jaringan yang lain. Protokol routing adalah suatu aturan membentuk tabel routing dimana router akan bertukar informasi routing, sehingga Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya 2825

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2826 menghasilkan rute terpendek untuk mengirimkan paket data ke tujuan. Protokol routing dibagi menjadi dua yaitu interior routing protocol dan exterior routing protocol. Interior routing protocol adalah protokol routing yang digunakan didalam autonomous system. Contoh interior routing protocol adalah RIP, OSPF, IGRP dan EIGRP. Sedangkan untuk exterior routing protocol adalah protokol routing yang digunakan untuk menyambungkan antar autonomous system. Contoh dari exterior routing protocol adalah EGP, BGP dan CSPF (Medhi,27). Selain protokol routing, di dalam suatu autonomous system juga terdapat topologi jaringan. Topologi adalah konsep untuk menghubungkan beberapa komponen jaringan komputer menjadi suatu jaringan yang saling terkoneksi. Contoh dari topologi jaringan adalah ring, bus, star, tree dan mesh. Topologi tree adalah gabungan dari beberapa topologi star yang dihubungkan dengan topologi bus. Topologi mesh dapat diartikan dengan hubungan point-to-point ke setiap node. Topologi mesh baik digunakan pada daerah kritis, sehingga jika salah satu link putus ada rute alternatif melalui link lain (Sofana,213). Setiap protokol routing dan topologi memiliki karakter yang berbeda, maka dari itu perlu dilakukan penelitian menggunakan routing protocol OSPF, IGRP dan EIGRP pada topologi mesh dan tree. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui protokol routing yang terbaik dalam masing-masing topologi, terutama dalam pengiriman data menggunakan protokol TCP dan UDP. Salah satu paket data yang dikirimkan mengunakan protokol TCP adalah HTTP dan protokol UDP adalah VoIP. Pengujian dilakukan dengan cara menyusun beberapa router menjadi topologi mesh dan tree, dengan jumlah router 16, 32 dan 64 pada simulator OPNET 14.5. Perbedaan jumlah node dilakukan agar hasil dari perbandingan tersebut terlihat jelas perbedaan kinerjanya Dalam penelitian ini penulis membatasi area penelitian hanya sebatas dua topologi berbentuk topologi mesh dan tree pada satu autonomous system, dengan pengujian QoS pada VoIP dan HTTP dalam simulator OPNET 14.5. 2. DASAR TEORI 2.1 Routing Protocol Routing protocol adalah suatu perjanjian atau aturan agar router pada suatu jaringan dapat berkomunikasi atau bertukar data pada suatu jaringan (Abdulkadhim,215). Routing protocol ini memungkinkan router secara dinamis memilih jalur terpendek yang mereka lalui agar memperoleh optimal cost yang efektif. Secara umum ada tiga metode yang digunakan oleh protokol routing yaitu (Sofana,212) : Link State Protocol Disebut link state karena protokol ini menggunakan informasi dari router-router lain, protokol ini menggunakan algoritma Djikstra. Sebagai contohnya OSPF dan IS- IS. Distance Vector Protocol Pada Distance Vector Protocol karena penentuan routing didasarkan jarak terdekat dari router-router lain dengan perhitungan hop, protokol ini menggunakan algoritma Belman-Ford. Contoh dari protokol ini adalah IGRP, RIP dan BGP. Hybrid Protokol ini mengembangkan algoritma dari protokol Link State dan Distance Vector. Sebagai contoh nya adalah EIGRP. 2.2 Voice over Internet Protocol (VoIP) Voice over Internet Protocol adalah teknologi yang memiliki kemampuan melakukan pertukaran data suara secara interaktif melalui internet. Data suara diubah ke bentuk digital menggunakan kompresi audio, kemudian dibungkus dalam paket lalu dikirim melalui jaringan berbasis IP menggunakan udp (Kurose,213. Voice adalah parameter uji yang mudah terjadi loss. Performa voice juga ditentukan dari link yang digunakan, oleh karena itu penelitian disini menggunakan link yang berbeda beda. Sebuah audio yang baik akan mengambil bandwidth sekitar 64Kbps tanpa di kompresi. Kita dapat menghemat sebuah kanal suara menjadi 6Kbps (half-duplex) dengan adanya teknik kompresi. G.711 adalah standar Internasional untuk kompresi audio dengan menggunakan teknik Pulse Code Modulation (PCM) dalam pengiriman suara(iskandar,23). 2.3 Web dan HTTP Protokol HTTP merupakan aplicationlayer dari Web, hal ini didefinisikan dalam [RFC

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2827 1945] dan [RFC 2632]. HTTP diimplementasikan dalam dua program, program client dan program server. Program client dan program server dijalankan pada sistem akhir yang berbeda, saling berkomunikasi dengan bertukar pesan HTTP. HTTP mendefinisikan bagaimana client web meminta halaman web dari server web dan bagaimana server mentransfer halaman web ke client (Kurose,213). 3. PERANCANGAN 3.1 Perancangan Topologi A. Topologi mesh dengan 16 router. C. Topologi mesh dengan 32 router Gambar 3 Topologi mesh dengan 32 router Topologi jaringan mesh dengan 32 router disimulasikan menggunakan protokol routing D. Topologi tree dengan 32 router Gambar 1 Topologi mesh dengan 16 router Topologi jaringan mesh dengan 16 router disimulasikan mengunakan protokol routing B. Topologi tree dengan 16 router Gambar 4 Topologi tree dengan 32 router Topologi jaringan tree dengan 32 router disimulasikan menggunakan protokol routing E. Topologi mesh dengan 64 router Gambar 2 Topologi tree dengan 16 router Topologi jaringan tree dengan 16 router akan disimulasikan menggunakan protokol routing OSPF, IGRP dan EIGRP. Dalam topologi ini disertai failure recovery untuk memutus beberapa link dan menyambungkan kembali. Gambar 5 Topologi mesh dengan 64 router Topologi jaringan mesh dengan 64 router disimulasikan menggunakan protokol routing

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2828 F. Topologi tree dengan 64 router Gambar 6 Topologi tree dengan 64 router Topologi jaringan tree dengan 64 router disimulasikan menggunakan protokol routing 3.2 Perancangan Simulasi Perancangan simulasi digunakan untuk merencanakan tahapan yang akan digunakan dalam melakukan simulasi. Perancangan membuat simulasi dapat fokus sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditentukan dan memperoleh hasil yang maksimal. Dalam penelitian ini simulasi dibagi menjadi 5 skenario yaitu: Skenario satu. Simulasi dengan memperhatikan jumlah node sebagai pembanding untuk menganalisis bagaimana kinerja protokol routing berdasarkan perbedaan jumlah node. Skenario dua. Simulasi dengan memperhatikan perbedaan topologi yaitu topologi mesh dan tree. Skenario tiga. Simulasi dengan menggunakan link yang berbeda yaitu PPP DS1, PPP DS3 dan 1BaseT. Hal ini dilakukan agar setiap protokol routing memliki perhitungan metrik yang berbeda dalam setiap link, sehingga dari perhitungan tersebut dapat terpilih jalur yang tercepat. Skenario empat. Memasang VoIP PCM dan Web untuk pengujian Quality of Service seperti delay, waktu konvergensi, page response time dan packetloss. Skenario lima. Melakukan failure recovery pada masing masing topologi. Hal ini dilakukan untuk melihat waktu konvergensi yang dapat dilakukan oleh protokol routing jika link nya diputus dan disambung kembali. Pemilihan link berdasarkan link yang berpengaruh untuk parameter QoS Tabel 1. Failure recovery untuk topologi tree dengan 16 router R6-R9 24 failure R6-R9 34 recovery R7-R8 52 failure R7-R8 7 recovery R4-R11 6 failure R4-R11 8 recovery Tabel 2. Failure recovery untuk topologi mesh dengan 16 router R7-R15 24 failure R7-R15 44 recovery R16-R12 52 failure R16-R12 72 recovery R4-R3 6 failure R4-R3 8 recovery Tabel 3. Failure recovery untuk topologi tree dengan 32 router R5-R2 24 failure R5-R2 44 recovery R3-R6 52 failure R3-R6 72 recovery R23-R24 6 failure R23-R24 8 recovery Tabel 4. Failure recovery untuk topologi mesh dengan 32 router R12-R2 24 failure R12-R2 44 recovery

second second Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2829 R7-R15 52 failure R7-R15 72 recovery R18-R7 6 failure R18-R7 8 recovery Tabel 5. Failure recovery untuk topologi tree dengan 64 router R3-R6 24 failure R3-R6 44 recovery R35-R33 52 failure R35-R33 72 recovery R39-R4 6 failure R39-R4 8 recovery Grafik pada gambar 7 menampilkan data waktu konvergensi pada topologi mesh dengan jumlah router 16, 32 dan 64. Dari data tersebut dapat kita simpulkan bahwa waktu konvergensi tercepat adalah protokol routing EIGRP dengan rentang waktu 1,8 hingga 2,2 detik. Algoritma DUAL yang dimiliki EIGRP menggunakan memori dan bandwith lebih sedikit dari protokol routing lainnya untuk konvergensi. Hal ini membuat waktu konvergensi EIGRP selalu lebih kecil dari semua protokol lain. Selain karena penggunaan bandwith yang lebih sedikit, kemampuan unequal load balancing juga membuat aktifitas konvergensi lebih cepat di topologi mesh. Ketika salah satu link mengalami kegagalan atau fail maka EIGRP tidak perlu mencari feasible successor pada topologi. EIGRP akan menggunakan link alternatif yang telah diketahui di topology table, sehingga waktu konvergensi berlangsung lebih cepat. Tabel 6. Failure recovery untuk topologi mesh dengan 64 router R3-R2 24 failure R3-R2 44 recovery R27-R2 52 failure R27-R2 7 recovery R49-R5 6 failure R49-R5 8 recovery 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan Perbandingan Convergence Duration Convergence duration pada mesh 3 2 1 Mesh 16 router Mesh 32 router Gambar 7. Grafik perbandingan convergence duration pada topologi mesh Convergence duration pada tree 2 18 16 14 12 1 8 6 4 2 Tree 16 router Tree 32 router Tree 64 router Gambar 8. Grafik perbandingan convergence duration pada topologi mesh Pada gambar 8 menampilkan data waktu konvergensi pada topologi tree dengan jumlah router 16, 32 dan 64. Dari data tersebut dapat kita simpulkan bahwa waktu konvergensi tercepat ada pada protokol routing EIGRP dengan rentang waktu 1,8 hingga 2,2 detik. Waktu konvergensi dipengaruhi oleh banyak node, algoritma protokol routing dan posisi link yang putus dalam topologi. Algoritma DUAL yang dimiliki EIGRP menggunakan memori dan bandwith lebih sedikit dari protokol routing lainnya untuk konvergensi. Hal ini membuat waktu konvergensi EIGRP selalu lebih cepat

second second Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 283 dari semua protokol lain. 4.2 Hasil dan Perbandingan Delay pada Voip,4,2 mesh 16 router mesh 32 router mesh 64 router Gambar 9. Delay pada topologi mesh Pada gambar 9 memperlihatkan bahwa pada topologi mesh 16 router EIGRP memiliki nilai delay paling kecil, dan pada topologi dengan 32 router berganti menjadi IGRP yang memiliki nilai yang terbaik. Tetapi pada nilai delay di topologi dengan 16 maupun 32 router nilai delay tidak berbeda secara signifikan. Semua nilai delay masih dalam ambang batas pendengar yaitu kurang dari 15 ms. Di topologi mesh dengan 64 router semua protokol routing melewati ambang batas delay yang bisa diterima oleh pedengar. EIGRP memiliki nilai delay yang paling besar di topologi mesh dengan 64 router. EIGRP memiliki fitur unequal load balancing yang memungkinkan menggunakan jalur lain untuk pengiriman data. Hal ini menyebabkan kemungkinan terjadi bottle neck lebih besar, sehingga delay menjadi lebih besar. 1,5 Delay pada topologi mesh Delay pada topologi tree pendengar yaitu kurang dari 15 ms dan tidak berbeda secara signifikan antar protokol routing. Ketika simulasi pada topologi mesh dengan 64 router semua protokol routing melewati ambang batas delay untuk pedengar. Bertambahnya suatu node pada suatu jaringan menyebabkan proses transmisi data juga semakin besar sehingga delay yang dihasilkan pun semakin besar. Pada topologi tree EIGRP tidak bisa melakukan fitur unequal load balancing. Hal ini karena pada topologi tree EIGRP tidak bisa menemukan jalur alternatif. Sehingga kemungkinan terjadi bottle neck pada EIGRP lebih kecil. 4.3 Perbandingan Packet Loss pada VoIP 5,% 4,% 3,% 2,% 1,% Packet loss pada VoIP di topologi mesh,% mesh 16 router 32 router mesh 64 router Gambar 11. Packet loss pada VoIP di topologi mesh Pengiriman data voice bersifat delay sensitive dan loss tolerant serta dikrim menggunakan protokol UDP. Hal ini menyebabkan paket data voice rentan sekali terjadi loss. Pada grafik gambar 11 menunjukan bahwa pada topologi mesh 16 dan 32 router EIGRP memiliki nilai packet loss paling sedikit dari protokol routing yang lain. Protokol EIGRP dalam topologi ini memiliki nilai yang sangat besar. Hal ini terjadi karena EIGRP terjadi bottle neck yang lebih besar. Tree 16 router Tree 32 router Tree 64 router Gambar 1. Delay pada topologi tree Pada gambar 1 terlihat bahwa pada topologi tree 16 router EIGRP memiliki nilai delay paling kecil. Nilai delay di topologi tree dengan 16 router masih dalam ambang batas

second second Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2831 6,% 5,% 4,% 3,% 2,% 1,%,% Packet loss pada VoIP di topologi tree Gambar 12. Packet loss pada VoIP di topologi tree Pada grafik gambar 12 menunjukan bahwa pada topologi tree 16 router IGRP memiliki nilai packet loss paling sedikit dari protokol routing yang lain. Di topologi tree dengan 32 dan 64 router OSPF memiliki packet loss paling sedikit dari protokol routing yang lain. Dalam topologi tree EIGRP mengalami stuck in active. Stuck in active adalah pengiriman query secara berulang untuk mencari feasible successor Pengulangan ini dapat menggangu pengiriman data, sehingga menyebabkan packet loss yang besar pada EIGRP. 4.4 Perbandingan Page Response Time 1 8 6 4 2 16 router 32 router 64 router Page Response Time topologi mesh mesh 16 router mesh 32 router mesh 64 router Gambar 13. Page response time topologi mesh Pada gambar 13 bisa dilihat pada topologi mesh dengan 16 router dan 32 router perbedaan page response time tidak terlalu signifikan dan masih dibawah 1 detik. Ketika topologi dengan 64 router, EIGRP memiliki angka yang lebih buruk dari protokol routing lainnya. EIGRP memiliki fitur unequal load balancing yang memungkinkan menggunakan jalur lain untuk pengiriman data. Hal ini menyebabkan kemungkinan terjadi bottle neck lebih besar. Sehingga kemungkinan page response time yang lebih lambat bisa terjadi. Gambar 14. Page response time topologi tree Pada gambar 14 bisa dilihat EIGRP memiliki page response time paling cepat diantara protokol routing yang lain. Nilai page response time EIGRP di topologi tree menunjukan perbedaan yang signifikan terutama dalam topologi dengan 64 router. Perbedaan page response time terjadi karena kecepatan waktu konvergensi pada protokol routing. EIGRP selalu memiliki kecepatan waktu konvergensi yang paling cepat dibandingkan dengan protokol routing yang lain, sehingga page response time-nya lebih cepat. Sedangkan IGRP memiliki waktu konvergensi yang lambat. Lambatnya waktu konvergensi yang dilakukan membuat page response time juga menjadi lebih lambat dari protokol routing yang lain. 4.5 Perbandingan Packet Loss HTTP 6,% 5,% 4,% 3,% 2,% 1,%,% 2 15 1 5 Page response time topologi tree tree 16 router tree 32 router tree 64 router Packet loss HTTP topologi mesh mesh 16 router mesh 64 router mesh 32 router Gambar 15. Packet loss HTTP topologi mesh Packet loss HTTP tidak terlalu besar seperti pada packet loss VoIP. HTTP dikirim menggunakan protokol TCP yang bersifat reliable, sedangkan VoIP dikirim dengan protokol UDP yang bersifat unreliable.

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2832 Pengiriman data menggunakan TCP dapat meminimalisir terjadi nya paket loss karena bersifat reliable. Pada gambar 15 semua protokol routing memiliki perbedaan loss yang tidak terlalu tinggi pada topologi dengan 16 dan 32 router. Nilai pada topologi dengan 16 dan 32 router masih berada dalam nilai dibawah 1 %. Tetapi saat menggunakan topologi mesh dengan 64 router nilai loss menjadi tinggi. Di topologi dengan 64 router nilai OSPF lebih baik dari protokol routing yang lain. EIGRP dan IGRP memiliki nilai yang besar dari protokol routing yang lain. IGRP memiliki waktu konvergensi yang sangat lama, sehingga menyebabkan packet loss menjadi lebih besar. Sedangkan pada EIGRP terjadi bottle neck yang lebih banyak sehingga packet loss-pun lebih besar. 15,% 1,% 5,%,% Packet loss HTTP topologi tree tree 16 router tree 32 router tree 64 router Gambar 16. Packet loss HTTP topologi tree Pada gambar16 menunjukan bahwa pada topologi dengan 16 router perbedaan loss tidak terlalu signifikan, yaitu masih dalam range kurang dari 1%, Pada topologi dengan 32 router EIGRP memiliki loss paling tinggi dari protokol routing lain yang masih dibawah range 1%. Pada topologi dengan 64 router protokol routing OSPF dan EIGRP memiliki range nilai yang lebih baik walaupun loss lebih dari 1%. Dalam topologi tree dengan 64 router IGRP memiliki nnilai packet loss yang lebih besar dari protokol routing lain. Besarnya packet loss pada IGRP disebabkan waktu konvergensi yang lebih lama dari yang lain. Sedangkan besarnya packet loss EIGRP yang lebih besar dalam topologi tree 32 router karena stuck in active. Stuck in active terjadi ketika EIGRP tidak memiliki feasible successor. Untuk mencari feasible successor. EIGRP mengirim query ke semua rute secara berulang-ulang, pengulangan pengiriman query inilah yang disebut stuck in active. Pengulangan ini dapat menggangu pengiriman data, sehingga menyebabkan packet loss yang besar pada EIGRP. 5. KESIMPULAN Pada topologi mesh dan tree EIGRP memiliki waktu konvergensi yang paling cepat dari protokol routing yang lain. OSPF sangat baik digunakan dalam topologi tree dibandingkan dengan protokol routing lain terutama EIGRP. Pada pengiriman data VoIP dan HTTP dengan topologi mesh, EIGRP memiliki kinerja pengiriman data yang lebih baik dari protokol routing lain. Tetapi ketika topologi mesh mempunyai node berskala besar dengan link berbeda, akan terjadi bottle neck yang lebih besar dan memperburuk pengiriman data. OSPF lebih baik dalam pengiriman data di topologi tree dibandingkan dengan protokol routing yang lain. Pada topologi mesh dan tree dengan 16 router EIGRP bekerja paling baik dari protokol routing lain. EIGRP memiliki waktu konvergensi yang tercepat, sehingga bekerja paling efisien pada topologi dengan 16 router. EIGRP mulai terlihat bermasalah pada topologi mesh dan tree dengan 32 router. Hal ini karena pada topologi mesh menggunakan link yang berbeda-bedadan terjadi bottle neck. EIGRP mulai mengalami stuck in active yang besar dari topologi tree 32 router. OSPF memiliki kinerja yang lebih efisien untuk semua topologi dengan jumlah node yang besar. 6. DAFTAR PUSTAKA Abdulkadhim, M. (215). Routing Protocols Convergence Activity and Protocols Related Traffic Simulation With It's Impact on the Network. Nahrain University. Balchunas, A. (212). IGRP. Dipetik January 5, 217, dari http://www.routeralley.com Kalamani, P. (214). Comparison of RIP, EIGRP, OSPF, IGRP Routing Protocols in Wireless Local Area Network (WLAN) by using OPNET Simulator tool - A Practical Approach. Bangalore, India: IOSR Journal of Computer Engineering. Kurose, J. F. (213). A Top-Down Approach (SIXTH EDITION ed.). boston: Pearson Education.

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2833 M.Iskandarsyah. (23). Dasar Dasar Jaringan VoIP. Dipetik January 5, 217, dari IlmuKomputer.Com Medhi, D. (27). Network Routing Algorithms, Protocols, and Architectures. Amsterdam: Elsevier. Russell, T. (28). THE IP MULTIMEDIA SUBSYSTEM. New York: Mc Graw Hill. Sofana, I. (212). Cisco CCNA dan Jaringan Komputer. Bandung: Informatika. Sofana, I. (212). Cisco CCNP dan Jaringan Komputer. Bandung: Informatika. Sofana, I. (213). Membangun Jaringan Komputer. Bandung: Informatika.