BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Gliserol dari Epiklorohidrin dan NaOH Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

dokumen-dokumen yang mirip
PABRIK GLISEROL DARI COTTON SEED OIL DENGAN PROSES HIDROLISA KONTINYU

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai bahan baku maupun bahan penunjang. Benzil alkohol banyak. solvent, dan sebagai bahan untuk industri kimia yang lain.

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

<Pra (Rancangan (pabri^ metil'klorida dari <MetanoCdan asam Florida ton/tafiun PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Asetanilida dari Anilin dan Asam asetat Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

Dari pertimbangan faktor-faktor diatas, maka dipilih daerah Cilegon, Banten sebagai tempat pendirian pabrik Aseton.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pemanfaatan sumber daya alam yang

PRARANCANGAN PABRIK PROPILEN OKSIDA DARI ISOBUTANA, UDARA DAN PROPILEN KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. desinfektan, insektisida, fungisida, solven untuk selulosa, ester, resin karet,

Prarancangan Pabrik Etilen Glikol dari Etilen Oksida dan Air Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Green Epichlorohydrin (ECH) dengan Bahan Baku Gliserol dari Produk Samping Pabrik Biodiesel Kapasitas 75.

BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

Prarancangan Pabrik Nitrogliserin dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sorbitol dari Tepung Tapioka dan Gas Hidrogen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II DISKRIPSI PROSES

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan Air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Isobutil palmitat dari Asam palmitat dan Isobutanol Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,

BAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Propilen Oksid Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

PRARANCANGAN PABRIK DIKLOROBUTANA DARI TETRAHIDROFURAN KAPASITAS TON PER TAHUN

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

BAB I. PENDAHULUAN. adalah tricresyl phosphate yang merupakan senyawa organik ( ester) dengan

pembersih sepcrti pembersih Iantai, dan Iain-lain. (Kirk and Othmer, 1977;

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Bromopropiopenon dari Propiopenon dan Bromida Kapasitas ton/tahun

I. PENDAHULUAN. menjadi salah satu tulang punggung perekonomian bangsa kita. Titik berat pembangunan saat ini adalah pembangunan dibidang ekonomi

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB I PENDAHULUAN. Paraldehida merupakan senyawa trimer yang dihasilkan dengan mereaksikan

1 Prarancangan Pabrik n-butil Metakrilat dari Asam Metakrilat dan Butanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas ton/tahun Pendahuluan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan pabrik sikloheksana dari benzena Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan dalam menghadapi persaingan perdagangan internasional.

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL METAKRILAT DARI ASAM METAKRILAT DAN BUTANOL DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Metil Ester Sulfonat dari Crude Palm Oil berkapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

II. DESKRIPSI PROSES

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Akrolein dari Propilen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan pabrik isopropil asetat dari asam asetat dan propilen kapasitas ton / tahun

Prarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bidang pembangunan yang paling diharapkan dapat memacu

I. PENDAHULUAN. sangat pesat. Setiap tahunnya berdiri industri-industri baru yang berskala besar.

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Asam Suksinat Dari Maleat Anhydride Dan Hidrogen dengan Kapasitas ton/tahun A.

PRARANCANGAN PABRIK GLISEROL DARI EPICHLOROHYDRIN, AIR DAN NATRIUM HIDROKSIDA DENGAN KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Metil Akrilat Dari Metanol Dan Asam Akrilat Dengan Proses Esterifikasi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang mendorong berdirinya suatu industri adalah adanya kesempatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. oksigen. Senyawa ini terkandung dalam berbagai senyawa dan campuran, mulai

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Kloroform dari Sodium hidroksida, Klorin, dan Aseton dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Oleh : PABRIK BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI (METODE FOOLPROOF)

C3H5 (COOR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 RCOONa

Prarancangan Pabrik Sodium Dodekilbenzena Sulfonat dari Dodekilbenzena dan Oleum 20% Kapasitas Produksi ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

SKRIPSI PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT DARI BIJI DURIAN MENGGUNAKAN H 2 SO 4 DAN H 2 C 2 O 4 DISUSUN OLEH : ANDI TRIAS PERMANA

BAB I PENDAHULUAN. cukup luas seperti industri (Purified Terepthalic Acid) PTA, industri etil

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Tugas Prarancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Aseton Sianohidrin dari Aseton dan HCN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Proyeksi tahunan konsumsi bahan bakar fosil di Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

BAB I PENDAHULUAN. ditumbuhkan dan dikembangkan dalam pembangunan sektor industri.

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

BAB I PENDAHULUAN. impor produk tertentu dari luar negeri, padahal bahan dasar produk tersebut

BAB I PENGANTAR. Gambar I.1. Struktur Kimia Formamid

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Agus Dwi Harjanto (D )

Jurnal Tugas Akhir Teknik Kimia

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Monochlorobenzene dari Benzene dan Chlorine Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRA RANCANGAN PABRIK ASAM BENZOAT DENGAN PROSES HIDROLISIS BENZO TRIKLORIDA KAPASITAS 60.

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan (Pembuatan Biodiesel)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asetat Anhidrid dari Aseton dan Asam Asetat Kapasitas Ton/Tahun A. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Pertumbuhan industri kimia di Indonesia saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan banyaknya pendirian pabrik yang menggunakan bahan-bahan kimia untuk mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi. Seiring dengan berkembangnya industri di Indonesia, maka kebutuhan gliserol yang merupakan bahan baku serta bahan penunjang mengalami peningkatan. Gliserol merupakan istilah untuk zat kimia secara murni, sedangkan gliserin merupakan hasil dari pemurnian secara komersial. Gliserol banyak dibutuhkan di industri kimia sebagai obat-obatan, bahan kosmetik, bahan makanan, maupun pasta gigi. Produksi gliserol di United States mencapai 55.000 ton/tahun pada tahun 1975 dan produksi pada tahun 1992 diperkirakan mencapai 85.000 ton/tahun. Kebutuhan gliserol sintetik sangat besar tetapi gliserol yang diproduksi hanya sebagai hasil samping pembuatan sabun. Alternatif pembuatan gliserol sintetik adalah dari bahan epiklorohidrin, natrium hidroksida, dan air. Gliserol sintetik merupakan kebutuhan terbesar di Indonesia, oleh karena itu untuk mencukupi kebutuhan tersebut, Indonesia mengimpor gliserol sintetik dari Amerika Serikat yang memproduksi sebanyak 30%. Indonesia saat ini belum mempunyai pabrik yang memproduksi gliserol sintetik. Kebutuhan gliserol yang meningkat dari tahun ke tahun membuka peluang untuk mendirikan pabrik dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut : 1. Dapat memenuhi kebutuhan bahan kimia dalam negeri 1

2 2. Pabrik-pabrik industri kimia yang membutuhkan bahan baku gliserol sintetik akan semakin berkembang 3. Mengurangi jumlah impor yang berarti menghemat devisa negara 4. Membuka lapangan pekerjaan yang baru 1.2. Kapasitas Perancangan Penentuan kapasitas produksi pabrik gliserol didasarkan pada beberapa pertimbangan yaitu : 1. Proyeksi kebutuhan produk gliserol di Indonesia 2. Kapasitas pabrik gliserol di luar negeri 3. Ketersediaan bahan baku 1.2.1. Proyeksi Kebutuhan Gliserol dalam Negeri Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik (BPS) di Indonesia dari tahun 2009-2013 yang ditunjukkan pada Tabel 1.1, kebutuhan gliserol dalam negeri mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tabel 1.1. Data Impor Gliserol Tahun Impor Gliserol (ton) 2009 323,6237 2010 304,2248 2011 163,5433 2012 193,8938 2013 183,9840 (Sumber : Badan Pusat Statistik 2009-2013)

Kapasitas Impor (ton) 3 Grafik Hubungan Kapasitas Impor dengan Tahun 400000 300000 200000 100000 0 0 5 10 Tahun ke- y = -38,961x + 467,620 R² = 0,6888 Series1 Linear (Series1) Gambar 1.1. Grafik Hubungan Kapasitas Impor dengan Tahun Berdasarkan data di atas maka dibuat proyeksi kebutuhan impor, sehingga diperoleh persamaan : Y= -38,961X + 467,620 Dengan Y = jumlah kebutuhan gliserol X = tahun ke-n Perencanaan kapasitas perancangan dapat ditentukan dengan berdasarkan data impor pada Tabel 1.1. Dengan menggunakan data tersebut dapat diperkirakan perencanaan kapasitas perancangan pabrik gliserol dari epiklorohidrin dan natrium hidroksida sebesar 50.000 ton/tahun yang akan didirikan pada tahun 2020. 1.2.2. Kapasitas Pabrik Gliserol di Luar Negeri Dari Faith and Keyes (1955) diperoleh data kapasitas yang menguntungkan untuk pabrik gliserol antara 6.000-600.000 ton/tahun. Kemudian dari data yang ada ditetapkan kapasitas rancangan pabrik gliserol ini sebesar 50.000 ton/tahun dengan pertimbangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, serta

4 dapat memberikan keuntungan karena kapasitas perancangan masuk range dalam segi perhitungan ekonomi yang menguntungkan. 1.2.3. Ketersediaan Bahan Baku Bahan baku natrium hidroksida yang digunakan dalam pembuatan gliserol diperoleh dari PT. Aneka Kimia Inti, Surabaya sedangkan bahan baku epiklorohidrin diimpor dari luar negeri seperti Cina. 1.3. Lokasi Pabrik Keberadaan suatu industri baik dari segi komersial maupun keuntungan di masa yang akan datang dipengaruhi oleh lokasi pabrik. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi pabrik. Faktor-faktor tersebut antara lain : 1.3.1. Faktor utama Faktor utama merupakan faktor yang secara langsung dapat mempengaruhi tujuan utama dari sebuah pabrik, dimana tujuan utama ini meliputi kegiatan produksi dan distribusi produk yang diatur menurut macam dan kualitas, waktu dan tempat yang dibutuhkan konsumen pada tingkat harga yang terjangkau, namun masih memberikan keuntungan bagi pabrik itu sendiri. Faktor utama meliputi : 1. Letak sumber bahan baku Bahan baku NaOH yang digunakan diproduksi oleh PT Aneka Kimia Inti Surabaya yang dekat dengan daerah pabrik yaitu di Gresik. 2. Pemasaran produk Lokasi pemasaran dapat mempengaruhi harga produk. Pendirian lokasi pabrik yang berdekatan dengan pasar utama bertujuan untuk mempermudah pemasaran produk agar segera sampai ke konsumen.

5 3. Sarana transportasi Sarana dan prasarana sangat diperlukan untuk proses penyediaan bahan baku dan pemasaran produk. Fasilitas transportasi yang memadai seperti jalan raya sebagai sarana transportasi darat dan tersedia pelabuhan sebagai sarana transportasi laut dapat mempermudah dalam transportasi bahan baku dan pemasaran produk. 4. Tenaga kerja Tenaga kerja yang diperlukan adalah tenaga kerja yang terampil dan diprioritaskan perekrutan di daerah sekitar pabrik. 5. Utilitas Utilitas yang utama meliputi air, steam, bahan bakar, dan listrik. Sumber kebutuhan listrik dapat diperoleh dari PLN dan generator set sebagai cadangan apabila PLN mengalami gangguan, sedangkan kebutuhan air dapat dipenuhi dari air sungai dan air laut yang ada di dekat pabrik. 1.3.2. Faktor pendukung Faktor sekunder merupakan faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi tujuan dari suatu pabrik. Faktor pendukung meliputi : 1. Perluasan area pabrik Perluasan area pabrik memungkinkan untuk pengembangan lebih jauh serta penambahan kapasitas produksi di masa mendatang. 2. Peraturan daerah dan keberadaan masyarakat Diharapkan dalam pendirian dan pengoperasian pabrik tidak mengganggu kehidupan masyarakat sekitar 3. Prasarana Adanya prasarana pendidikan, tempat ibadah, hiburan, bank, perumahan, pusat perbelanjaan, dan lain-lain.

6 Berdasarkan faktor-faktor diatas maka pendirian pabrik di daerah industri Gresik dipilih dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : 1. Sumber bahan baku Bahan baku natrium hidroksida yang digunakan dalam pembuatan gliserol diperoleh dari PT. Aneka Kimia Inti, Surabaya sedangkan bahan baku epiklorohidrin diimpor dari luar negeri seperti Cina. 2. Pemasaran produk Tujuan pemilihan lokasi pabrik mendekati pasar yaitu agar lebih cepat sampai ke konsumen dan menghemat biaya distribusi. Mengingat kebutuhan gliserol yang telah diuraikan sebelumnya, maka daerah Jawa merupakan daerah pemasaran, sebab di daerah Jawa terdapat banyak industri farmasi. Hal ini menunjukkan bahwa pemasaran di Indonesia, khususnya di daerah Jawa mempunyai prospek yang bagus. 3. Sarana transportasi Sarana transportasi di daerah Gresik termasuk memadai karena terdapat jalan raya yang baik, jalan biasa, jalan tol, serta dekat dengan pelabuhan sehingga mempermudah pengangkutan bahan baku atau produk dari dan ke Gresik. 4. Fasilitas air Penyediaan utilitas air untuk proses dan pendingin di daerah Gresik tidak mengalami kesulitan karena dekat dengan aliran air Sungai Bengawan Solo. 5. Tenaga kerja Gresik merupakan sumber tenaga kerja yang potensial karena mempunyai populasi kepadatan penduduk yang tinggi sehingga tenaga kerja dapat direkrut secara langsung.

7 1.4. Tinjauan Pustaka 1.4.1. Macam-macam Proses Gliserol adalah produk samping produksi biodiesel dari reaksi transesterifikasi dan merupakan senyawa alkohol dengan gugus hidroksil berjumlah tiga buah. Gliserol (1,2,3 propanatriol) merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak berbau dan merupakan cairan kental yang memiliki rasa manis. Gliserol dapat dimurnikan dengan proses destilasi agar dapat digunakan pada industri makanan, farmasi atau juga dapat digunakan untuk pengolahan air (Prasetyo, 2012). Gliserol terdapat pada susunan minyak dan lemak nabati maupun hewani namun jarang ditemukan dalam bentuk tersendiri. Gliserol menyusun rninyak dan lemak setelah berkornbinasi dengan asam lemak seperti asam stearat, asam oleat, asam palmitat, dan asam laud (Suleman, 2012). Adapun rumus molekul gliserol adalah: CH 2 OH CHOH CH 2 OH Gliserol dapat dibuat dengan beberapa proses sebagai berikut: 1. Gliserol dari propylene melalui acrolein Propylene direaksikan menjadi acrolein dengan oksida katalitik fase uap. Akrolein dioksidasi menjadi glyceroldehyde dengan hydrogen peroxide (dari oksidasi isopropyl alcohol) pada suhu 350 C dan tekanan 2 atm. Glyceroldehyde kemudian dihidrogenasi menjadi gliserol (Faith and Keyes, 1955)

8 2. Gliserol dari reaksi hidrolisis trigliserida dan air Campuran gliserida dari berbagai asam lemak (komponen utama lemak dan minyak) diuraikan menjadi asam lemak bebas dan gliserol melalui proses hidrolisis. Proses yang dapat dilakukan di antaranya : hidrolisis dengan air pada tekanan biasa dengan bantuan katalis (Twitchell Process), suhu dan tekanan tinggi dengan atau tanpa katalis (Autoclave Process), dan juga Counter Current Hydrolisis secara kontinyu pada suhu dan tekanan tinggi dengan atau tanpa bantuan katalis (Ittner Process). CH2OCOR CH2 OH R COOH HCl CHOCOR + 3 HOH CH OH + R COOH CH2OCOR CH2 OH R COOH Trigliserida Air Gliserol Asam lemak (Faith and Keyes, 1955) 3. Gliserol dari propylene melalui allyl chloride Klorinasi kontinyu dari propylene pada suhu tinggi mencapai 400 C dan tekanan 40 psia (yang didapat dari proses petroleum cracking) menghasilkan allyl chloride yang kemudian direaksikan dengan bahan hydrochlorous acid menjadi dichlorohydrin dan direaksikan kembali dengan susu kapur menghasilkan epichlorohydrin yang bereaksi menjadi gliserol melalui hidrolisa dengan larutan natrium hidroksida (Faith and Keyes, 1955) 4. Gliserol dari reaksi saponifikasi Gliserol dihasilkan dari reaksi saponifikasi yaitu reaksi antara minyak dan basa kuat dengan produk samping berupa sabun.

9 O CH O C R 1 R 1 CO 2 K CH 2 OH O CH O C R 2 + 3KOH R 2 CO 2 K + CH OH O CH O C R 3 R 3 CO 2 K CH 2 OH Minyak Basa kuat Sabun Gliserol (Priani, 2010) 5. Gliserol dari proses hidrolisis epiklorohidrin CH 2 OH O CH 2 CH CH 2 Cl + H 2 O + NaOH CH OH + NaCl CH 2 OH Epiklorohidrin dihidrolisis dengan caustic soda 99% di dalam Reaktor Alir Tangki Berpengaduk menghasilkan larutan gliserol dengan konversi hampir sempurna selama 30 menit pada suhu 150 C.(Faith and Keyes, 1955)

10 1.4.2. Alasan Pemilihan Proses Tabel 1.2. Macam-macam Proses Pembuatan Gliserol Proses Kelebihan Kekurangan Saponifikasi -Kandungan gliserol 10 25%. -Kemurnian produk akhir 90%. -Bahan baku murah dan mudah didapatkan -Produk gliserin merupakan produk samping industri sabun -Membutuhkan tahap pemurnian dan bahan pembantu yang banyak Proses Twitchell -Biaya murah -Instalasi dan operasi mudah -Konsumsi steam besar -Kualitas produk rendah -Menggunakan katalis -Waktu reaksi 36 48 jam Proses Autoclave -Konversi 95% -Waktu reaksi cukup lama (6 10 jam) -Menggunakan katalis Klorinasi kontinyu Konversi yang dihasilkan 80-85 % -Terjadi pada tekanan dan suhu yang tinggi -Memerlukan peralatan yang tahan akan tekanan dan suhu yang tinggi -Memerlukan katalis

11 Transesterifikasi -Kandungan gliserol 25 30%. -Kemurnian produk akhir 99%. Hidrolisis -Reaksi berlangsung satu arah -Konversi yang dihasilkan ± 99% Epoxidation -Konversi yang dihasilkan 80-90 % -Tekanan operasi rendah -Menggunakan katalis -Bahan baku mahal -Produk gliserin merupakan produk samping industri metil ester -Tahap pemurnian panjang dan mahal -Menghasilkan produk samping garam berlebih Memerlukan banyak treatment pada bahan baku Keuntungan dan kerugian semua proses pembuatan gliserol telah diuraikan di atas, maka dalam perancangan pabrik dipilih proses hidrolisis epiklorohidrin. Pertimbangan pemilihan proses ini adalah sebagai berikut : 1. Kemurnian produk yang dihasilkan tinggi berdasarkan konversinya, sehingga tidak memerlukan proses pemurnian yang mahal 2. Kondisi operasi pabrik tergolong kondisi yang beresiko rendah, karena beroperasi pada suhu dan tekanan yang tidak tinggi 1.4.3. Kegunaan Produk Gliserol memiliki banyak kegunaan, diantaranya sebagai emulsifier, agen pelembut, plasticizer, stabilizer es, pelembab kulit, pasta gigi, dan obat batuk; sebagai media pencegah reaksi pembekuan sel darah merah, kornea, dan jaringan lainnya; sebagai tinta printing dan bahan aditif pada industri pelapis dan cat; sebagai bahan antibeku, sumber nutrisi

12 dalam proses fermentasi, dan bahan baku untuk nitrogliserin (Suleman, 2012). Tabel 1.3. Presentase Penggunaan Gliserol No. Kegunaan Presentase (%) 1. Alkid 25% 2. Tembakau 13% 3. Peledak 5% 4. Kertas 17% 5. Obat-obatan dan kebutuhan kamar mandi 16% 6. Monogliserida 7% 7. Urethan foams 3% 8. Lain-lain 14% (Hidayati, dkk., 2012) 1.4.4. Tinjauan Proses Secara Umum Proses pembuatan gliserol dari epiklorohidrin, NaOH, dan air merupakan suatu proses reaksi hidrolisis dalam fase cair dalam suasana basa. CH 2 OH O CH 2 CH CH 2 Cl + H 2 O + NaOH CH OH + NaCl CH 2 OH Hidrolisis adalah suatu proses dimana air bereaksi dengan bahan lain untuk membentuk dua atau lebih produk. Reaksi hidrolisis melibatkan ionisasi dari molekul air sebagaimana pemisahan dari komponen yang terhidrolisis. Produksi gliserol dari epiklorohidrin, NaOH, dan air menghasilkan produk samping yaitu NaCl. Reaksi pembentukan gliserol ini merupakan reaksi yang bersifat eksotermis.

13 Epiklorohidrin dan NaOH dengan perbandingan tertentu direaksikan dalam reaktor alir tangki berpengaduk pada suhu 150 C dan tekanan 5 atm dimana pada suhu tersebut epiklorohidrin dapat terkonversi maksimum. Selanjutnya produk dinetralkan dengan asam klorida dalam tangki netralizer sehingga membentuk garam NaCl. Kemudian kandungan uap air diuapkan dengan evaporator. Garam dan bahan organik lain dipisahkan dengan menggunakan settler. Lalu untuk memisahkan produk epiklorohidrin dan gliserol menggunakan flash drum.