BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Health locus of Control dengan Perilaku berisiko terhadap kesehatan pada

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada penelitian deskriptif atau dalam rangka pengujian hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi bivariat ( bivariate

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk menjawab masalah penelitian (Setiadi dkk, 2005 ). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kecerdasan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

diri dengan kepuasan hidup, dimana lansia yang memiliki kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Menurut Arikunto (2002:23) Penelitian kuantitatif adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. sejauhmana perbedaan harga diri dan perilaku asertif siswa korban bullying

BAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan metode penelitian ini akan menguraikan: (A). Identifikasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. a. Desain Penelitian. pengguna facebook yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian korelasional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitan. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah model korelasional (Newman, 2000). Maksud korelasional dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan. B. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. korelasional yaitu korelasi product moment dari Pearson.Menurut Arikunto

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITTIAN. kepuasan kerja dengan komitmen organisasi. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif jenis ex post facto atau disebut juga penelitian non-eksperimen, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian, (B) Defenisi operasional penelitian, (C) Populasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. untuk melihat perbedaan (kepercayaan diri) ditinjau dari jenis kelamin.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitian

Transkripsi:

33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan studi korelasional yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan variabel bebas dan terikatnya. Di mana penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan konformitas berbusana dengan kesadaran beragama untuk menutup aurat pada anggota Komunitas Hijabers Pekanbaru. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data yang didapat berhubungan dengan angka yang memungkinkan digunakan teknik analisis statisik. Penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : X Y B. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian Variabel penelitian dapat dibedakan menurut menurut kedudukan dan jenisnya yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu :

34 1. Variabel terikat yaitu variabel yang merupakan akibat atau tergantung pada variabel yang mendahuluinya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Kesadaran Beragama Dalam Menutup Aurat, yang dinyatakan dalam (Y). 2. Variabel bebas yaitu merupakan variabel yang mendahului atau mempengaruhi variabel terikat yaitu Konformitas Berbusana, yang dinyatakan dalam (X). 2. Definisi Operasional a. Definisi Konformitas Berbusana Konformitas adalah kecenderungan individu untuk mengikuti pemikiran dan perilaku yang sama, sesuai dengan nilai-nilai kebiasaan dan aktivitas sesama anggota didalam suatu kelompok. Konformitas memiliki banyak objek, salah satu nya yaitu berbusana. Konformitas dalam berbusana merupakan kecenderungan individu untuk meniru gaya berbusana seseorang atau suatu kelompok, dengan indikator : 1) Kecenderungan untuk sama dalam berpikir tentang berbusana. 2) Kecenderungan untuk sama dalam berprilaku tentang berbusana. 3) Kecenderungan untuk sama dalam hobby tentang berbusana. 4) Kecenderungan untuk menyesuaikan diri dengan standar kelompok tentang berbusana.

35 b. Definisi Kesadaran Beragama Dalam Menutup Aurat Kesadaran beragama meliputi rasa keagamaan, pengalaman ke-tuhanan, keimanan, sikap dan tingkah laku keagamaan yang terorganisasi dalam sistem mental dari kepribadian. Karena agama melibatkan seluruh fungsi jiwa-raga manusia, maka kesadaran bergama pun mencakup aspek-aspek afektif, kognitif dan motorik. Keterlibatan fungsi afektif terlihat didalam pengalaman ke-tuhanan, rasa keagamaan dan kerinduan kepada Tuhan. Aspek kognitif nampak dalam keimanan dan kepercayaan. Sedangkan keterlibatan fungsi motorik nampak dalam perbuatan dan gerakan tingkah laku keagamaan. Kesadaran beragama meliputi banyak hal salah satunya menutup aurat bagi wanita, kesadaran beragama dalam menutup aurat merupakan suatu perbuatan menutup aurat yang diwajibkan kepada muslimah dengan dilandasi dari kepercayaan terhadap ajaran islam, perasaan yakin dan nyaman dalam menutup aurat dan melakukannya sebagai sebuah kewajiban yang berasal dari pribadi, dengan indikator : 1. Keterlibatan fungsi kognitif dalam menutup aurat. - Kepercayaan dan keimanan pada kewajiban untuk menutup aurat 2. Keterlibatan fungsi afektif dalam menutup aurat. - Pengalaman ke-tuhanan - Rasa keagamaan 3. Keterlibatan fungsi psikomotor dalam menutup aurat.

36 C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002: 108). Selain itu populasi merupakan keseluruhan subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti (Martono, 2010; 66). Populasi yang akan digunakan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah aggota komunitas hijabers Pekanbaru dengan jumlah anggota keseluruhan diperkirakan 200 orang. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Atau sampel dapat didefinisikan sebagian anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi (Martono, 2010: 66). Sampel dalam penelitian ini diperkirakan 40% dari jumlah populasi. Hal ini dilakukan karena tidak adanya jumlah populasi yang pasti. Pengambilan 40% dikarenakan populasi bersifat homogen. Berdasarkan hal tersebut maka jumlah sampel yaitu sekitar 80 orang anggota komunitas hijabers Pekanbaru dengan karateristik antara lain sebagai berikut : a. Memiliki rentang umur 20-30 tahun b. Memiliki standar pendidikan diatas SMA hingga Sarjana c. Memiliki taraf ekonomi menengah keatas d. Bergabung dengan Komunitas Hijabers Pekanbaru

37 3. Teknik Sampling Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini merupakan teknik non probability sampling yaitu setiap individu yang diambil dari populasi dipilih dengan sengaja menurut pertimbangan tertentu (Kamaruddin, 2012; 72). Teknik yang digunakan adalah snowballing Sampling, yaitu pengambilan sampel mulamula dipilih dua-tiga orang lalu dilanjutkan berdasakan informasi yang diberikan oleh responden terdahulu. D. Teknik Pengumpul Data 1. Alat Ukur Penelitian a. Alat Ukur Variabel Konformitas Berbusana Data yang diperlukan dalam penelitian ini akan diperoleh dengan menggunakan skala ( scale). Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (Kamaruddin, 2012: 78). Skala konformitas berbusana disusun berdasarkan penskalaan respon. Salah satu format respon yang sering digunakan dalam skala psikologi adalah format 4 pilihan yang merupakan jawaban terhadap aitem yang berbentuk pernyataan (Azwar,2006; 46-47). Untuk penelitian ini nilai diberikan dari 1 (satu) hingga 4 (empat), dengan ketentuan sebagai berikut : Untuk pernyataan favorable nilai 4 (empat) jika jawaban SS (Sangat Sesuai ), nilai 3 (tiga) jika jawaban S (Sesuai), nilai 2 (dua) jika jawaban TS (Tidak Sesuai), nilai 1 (satu) jika jawaban STS (Sangat Tidak Sesuai). Untuk pernyataan unfavorable nilai 4 (empat ) jika

38 jawaban STS (Sangat Tidak Sesuai), nilai 3 (tiga) jika jawaban TS (Tidak Sesuai), nilai 2 (dua ) jika jawaban S (Sesuai ), nilai 1 (satu) jika jawaban SS (Sangat Sesuai). Tabel.02 Blue Print Skala Konformitas Berbusana Untuk Uji Coba (Try Out) Indikator Distribusi Item Jumlah Item Kecenderungan untuk sama dalam berfikir tentang berpakaian Favorable Unfavorable 2, 4, 7, 9, 12 3, 17, 25, 32, 34 10 Kecenderungan untuk sama dalam berperilaku (berpakaian) Kecenderungan untuk sama dalam hobby tentang berpakaian 1, 19, 22, 29, 30 10, 13, 24, 28, 37 5, 8, 27, 33, 40 10 6, 11, 16, 20, 35 10 Kecederungan untuk meyesuaiakan diri dengan standar kelompok tentang berpakaian 18, 21, 26, 38, 39 14, 15, 23, 31, 36 JUMLAH 40 b. Alat Ukur Variabel Kesadaran Beragama Dalam Menutup Aurat 10 Skala kesadaran beragama dalam menutup aurat disusun berdasarkan penskalaan respon. Salah satu format respon yang sering digunakan dalam skala psikologi adalah format 4 pilihan yang merupakan jawaban terhadap aitem yang berbentuk pernyataan (Azwar, 2006; 46-47). Untuk penelitian ini nilai diberikan dari 1 (satu) hingga 4 (empat), dengan ketentuan sebagai berikut : Untuk pernyataan favorable nilai 4 (empat) jika jawaban SS (Sangat Sesuai ), nilai 3 (tiga) jika jawaban S (Sesuai), nilai 2 (dua) jika jawaban TS (Tidak Sesuai), nilai 1 (satu) jika jawaban STS (Sangat Tidak Sesuai). Untuk pernyataan unfavorable

39 nilai 4 (empat) jika jawaban STS (Sangat Tidak Sesuai), nilai 3 (tiga) jika jawaban TS ( Tidak Sesuai), nilai 2 (dua ) jika jawaban S (Sesuai ), nilai 1 (satu) jika jawaban SS (Sangat Sesuai). Tabel.01 Blue Print Skala Kesadaran Beragama Dalam Menutup Aurat Untuk Uji Coba (Try Out) Indikator Distribusi Item Jumlah Item Favorable Unfavorable Keterlibatan fungsi kognitif dalam menutup aurat (Kepercayaan dan keimanan dalam menutup aurat) 5, 6, 12, 17, 23, 24, 32, 37, 44, 49 1, 9, 16, 27, 31, 38, 42, 45, 48, 50 20 Keterlibatan fungsi afektif dalam menutup aurat (Pengalaman Ke-Tuhanan) 2, 13, 22, 28, 46 4, 10, 15, 41, 47 10 Keterlibatan fungsi afektif dalam menutup aurat (Rasa keagamaan) Keterlibatan fungsi motorik dalam menutup aurat 7, 14, 21, 29, 35 3, 20, 26, 30, 34 10 8, 18, 25, 33, 39 11, 19, 36, 40,43 10 JUMLAH 50 2. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Penelitian a. Uji Coba Alat Ukur Setelah alat ukur dikonstrak berdasarkan indikator yang dikembangkan dari konstrak teoritis, sebelum digunakan dalam penelitian sesungguhnya terlebih dahulu diuji coba (try out). Uji coba dilakukan pada komunitas hijabers lainnya yang bernama Jamila With Hijab. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat

40 validitas dan reliabilitas, guna untuk mendapatkan item-item yang layak sebagai alat ukur. Untuk melihat daya beda atau diskriminasi aitem, peneliti melakukan uji coba dengan jumlah sampel 50 orang yang tergabung dalam komunitas hijabers Jamila With Hijab. b. Uji Validitas Hasil penelitian yang valid yakni bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mengukur data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Kamaruddin, 2012; 101). Validitas yang akan diestimasi dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi tes menunjuk kepada sejauh mana tes, yang merupakan seperangkat soal-soal, dilihat dari isinya memang mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. Ukuran sejauh mana ini ditentukan berdasar derajat representatif isi tes itu bagi isi hal yang akan diukur. Validitas isi tes ditentukan melalui pendapat profesional (profesional judgement) dalam proses telaah soal. Dengan menggunakan spesifikasi tes yang telah dikembangkan (telah ada) orang melakukan analisis logis untuk menetapkan apakah soal-soal yang telah dikembangkan memang mengkur (representatif) bagi apa yang dimaksudkan untuk diukur (Suryabrata, 2005; 41). Adapun yang menjadi profesional judgement yaitu pembimbing dan narasumber.

41 c. Uji Daya Beda Item Pengujian seluruh butir instrumen dalam satu variabel dapat juga dilakukan dengan mencari daya pembeda skor tiap item dari kelompok yang memberikan jawaban tinggi dan jaawaban rendah. Masrun ( 1979), menyatakan bahwa analisis untuk mengetahui daya pembeda, sering juga dinamakan validitas item (Kamruddin, 2012; 107). Untuk menguji daya pembeda secara signifikan digunakan rumus sebagai berikut: Keterangan : rxy N X Y X2 Y2 = indeks korelasi aitem skor aitem dengan skor total aitem = jumlah subjek = jumlah skor tiap-tiap aitem = jumlah skor total aitem = jumlah kuadrat nilai tiap-tiap aitem = jumlah kuadrat total aitem Dalam perhitungan daya beda selanjutnya menggunakan bantuan komputasi program SPSS (Statistical Package for Social Scienses) 20.0 for windows, hasil try out tersebut akan dilihat indeks daya diskriminasi aitemnya. Uji daya beda aitem pada ke dua skala dalam penelitian ini menggunakan formula koefisien korelasi product-momen dari Pearson. Semakin tinggi koefisien korelasi

42 positif antara skor aitem dengan skor skala berarti semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan yang berarti semakin tinggi daya beda nya (Azwar, 2010). Sebagai kriteria pemilihan aitem total biasanya digunakan batasan (r 0,3). Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembeda aitemnya dianggap memuaskan. Apabila kurang dari 0,30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah (Azwar, 2010; 65). Untuk itu peneliti menggunakan (r 0,30) agar aitem yang digunakan nantinya dalam penelitian memiliki daya beda aitem yang dianggap memuaskan. Jadi aitem yang nilai koefisien korelasi aitem total setelah dikoreksi < 0,30 aitem tersebut dianggap gugur dan tidak dimasukkan kedalam skala penelitian. Adapun skala konformitas berbusana terdiri dari 40 aitem yang terbagi menjadi 20 aitem favourable dan 20 aitem unfavourable. Dari perhitungan analisa terhadap 40 aitem skala konfomitas, maka didapatkan 27 aitem yang gugur dan 13 aitem yang sahih. Berikut ini disajikan gambaran umum analisa uji daya beda aitem yang dapat dilihat pada tabel 0.3. Tabel. 03 Sebaran Aitem Skala Konformitas Berbusana Yang Valid Dan Gugur (Setelah Try Out) Indikator Nomor Item Item Gugur Jumlah Favorable Unfavorable Favorable Unfavorable Item Kecenderungan untuk sama dalam berfikir tentang berpakaian 2, 4, 7, 9, 12 3, 17, 25, 32, 34 2, 4, 7, 9 3, 17, 34 5 Kecenderungan untuk sama dalam berperilaku (berpakaian) 1, 19, 22, 29, 30 5, 8, 27, 33, 40 1, 29 6, 8, 27, 33 7

43 Kecenderungan untuk sama dalam hobby tentang berpakaian 10, 13, 24, 28, 37 6, 11, 16, 20, 35 10, 13, 37 6, 16, 20, 35 8 Kecederungan untuk meyesuaiakan diri dengan standar kelompok tentang berpakaian 18, 21, 26, 38, 39 14, 15, 23, 31, 36 18, 21, 26, 38 14, 15, 23, 31 8 JUMLAH 40 12 28 Berdasarkan aitem yang valid dan membuang aitem yang gugur, maka dapat disusun blue print skala konformitas berbusana untuk penelitian dapat dilihat pada tabel 0.4 berikut : Tabel 0.4 Blue Print Skala Konformitas Berbusana Setelah Uji Coba/Try Out (Untuk Penelitian) Indikator Nomor Item Jumlah Favorable Unfavorable Item Kecenderungan untuk sama dalam berfikir tentang berpakaian 2 6, 9 3 Kecenderungan untuk sama dalam berperilaku (berpakaian) Kecenderungan untuk sama dalam hobby tentang berpakaian Kecederungan untuk meyesuaiakan diri dengan standar kelompok tentang berpakaian 3, 4, 8 13 4 5, 7 1, 10 4 12 11 2 JUMLAH 7 6 13

44 Adapun jumlah skala kesadaran beragama dalam menutup aurat yang sahih dari 50 aitem adalah 34 aitem dan yang gugur sebanyak 16 aitem. Adapun rincian mengenai jumlah aitem yang sahih dan yang gugur untuk skala kesadaran beragama dalam menutup aurat, berikut ini akan disajikan gambaran umum analisa uji daya beda aitem dapat dilihat pada tabel 0.5 : Tabel.05 Sebaran Aitem Skala Kesadaran Beragama Dalam Menutup Aurat Yang Valid dan Gugur (Setelah Try Out) Indikator Nomor Item Item Gugur Jumlah Favorable Unfavorable Favorable Unfavorable Item Keterlibatan fungsi kognitif dalam menutup aurat (Kepercayaan dan keimanan dalam menutup aurat) 5, 6, 12, 17, 23, 24, 32, 37, 44, 49 1, 9, 16, 27, 31, 38, 42, 45, 48, 50 5, 6, 12, 32 9, 27, 38, 45 12 Keterlibatan fungsi afektif dalam menutup aurat (Pengalaman Ke-Tuhanan) Keterlibatan fungsi afektif dalam menutup aurat (Rasa keagamaan) 2, 13, 22, 28, 46 4, 10, 15, 41, 47 13, 22 _ 8 7, 14, 21, 29, 35 3, 20, 26, 30, 34 _ 26 9 Keterlibatan fungsi motorik dalam menutup aurat 8, 18, 25, 33, 39 11,19, 36,40, 43 8, 25 19, 36, 43 5 JUMLAH 50 16 34 Berdasarkan aitem yang valid dan membuang aitem yang gugur, maka dapat disusun blue print skala kesadaran beragama dalam menutup aurat untuk penelitian dapat dilihat pada tabel 0.6 berikut ini :

45 Tabel. 06 Blue Print Skala Kesadaran Beragama Dalam Menutup Aurat Setelah Uji Coba/Try Out (Untuk Penelitian) Indikator Nomor Item Jumlah Favorable Unfavorable Item Keterlibatan fungsi kognitif dalam menutup aurat (Kepercayaan dan keimanan dalam menutup aurat) 11, 15, 16, 24, 29, 33 1, 10, 20, 28, 32, 34 12 Keterlibatan fungsi afektif dalam menutup aurat (Pengalaman Ke- Tuhanan) Keterlibatan fungsi afektif dalam menutup aurat (Rasa keagamaan) Keterlibatan fungsi motorik dalam menutup aurat 2, 17, 30 4, 6, 9, 27, 31 8 5, 8, 14, 18, 23 3, 13, 19, 22 9 12, 21, 25 7, 26 5 JUMLAH 17 17 34 b. Reliabilitas Alat Ukur Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. (Kamaruddin, 2012; 101). Hal ini ditunjukkan oleh taraf keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh para subjek yang diukur dengan alat yang sama, atau diukur dengan alat yang setara pada kondisi yang berbeda (Suryabrata,2000:29).

46 Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi di antara individu lebih ditentukan oleh faktor eror daripada faktor perbedaan yang sesungguhnya. Pengukuran yang tidak reliabel tentu tidak akan konsisten puladari waktu ke waktu (Azwar, 1999; 83). Untuk mengetahui koefisien reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan rumus Alpha Cronbach s sebagai berikut: Keterangan : 2 s1 s2 2 1 sx 2 2 α =Koefisien reliabilitas α S1 2 = Varians skor belahan 1 S2 2 = Varians skor belahan 2 Sx 2 = Varians skor skala Dalam perhitungan ini dilakukan dengan menggunakan rumus program SPSS 20.0 for windows.dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien (rxy) yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai 1. Apabila koefisien reliabilitas semakin mendekati angka1, berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, koefisien yang semakin mendekati angka 0, berarti semakin rendah reliabilitasnya.

47 Berdasarkan uji reliabilitas terhadap aitem skala kesadaran beragama dalam menutup aurat diperoleh α sebesar 0,892 dan skala konformitas sebesar 0,823. Nilai reliabilitas pada kedua skala ini berada pada kategori tinggi. E. Teknik Analisis Data Sesuai dengan tujuan utama dari penelitian ini, mencari hubungan antara konformitas berbusana pada anggota Komunitas Hijabers Pekanbaru dengan kesadaran beragama dalam menutup aurat maka metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis Korelasi Product Moment pada program komputer Statistical Packagefor Social Science (SPSS). Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan konformitas berbusana dengan kesadaran beragama dalam menutup aurat, dan juga menambahkan metode analisis Regresesi Sederhana pada program SPSS 20,0 for windows. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh kesadaran beragama dalam menutup aurat terhadap konformitas berbusana pada anggota komunitas hijabers pekanbaru, menguji taraf signifikansinya, mencari sumbangan efektif prediktornya.