sebagainya. Menurut Susan M Sawyer et al, 2012 masa remaja merupakan salah satu fase kehidupan saat fungsi fisik hampir mencapai puncaknya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diemban. Kebugaran jasmani dipertahankan dengan berbagai bentuk latihan.

BAB I PENDAHULUAN. 10 tahun hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. dapat berdampak buruk pada kesehatan. Menurut Alder dan Higbee, walaupun

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membuat penampilan menarik, kebugaran jasmani mempunyai fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

I. PENDAHULUAN. kodratnya dengan tidak bergerak dan tidak beraktivitas. Banyak manfaat

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Problem kebugaran dan kesehatan. Suharjana FIK UNY

AKTIVITAS FISIK BAGI KEBUGARAN DAN KESEHATAN

I. PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. aktif pada tingkat yang tepat untuk mempertahankan atau meningkatkan

YADY SUPRIYATNA, 2014 KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS

I. PENDAHULUAN. Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Sehat adalah keadaan

I. PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatan seperti: Sea Games, Asean Games, dan Olimpiade, PON,

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

BAB I PENDAHULUAN. tahan aerobik yang baik diperlukan tingkat VO 2 max yang tinggi. Banyak faktor

I. PENDAHULUAN. medali pada sejumlah kegiatan perlombaan seperti Sea Games, Asean Games,

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak

BAB I PENDAHULUAN. dewasa, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami penurunan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. diluar itu seperti nongkrong,arisan,jalan-jalan dll.di tambah pola hidup

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2max ini

BAB I PENDAHULUAN. luang dan menanggulangi keadaan-keadaan mendadak yang tidak. yang berkaitan dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan performance.

direncanakan antara pembebanan dan recovery. Lari interval ini merupakan lari

BAB 1 PENDAHULUAN. ketahanan dan pemulihan kardio-respirasi selama latihan fisik. Hal ini

KETAHANAN (ENDURANCE)

BAB I LATAR BELAKANG. dalam kondisi aktivitas fisik yang kurang. Frekuensi aktivitas fisik yang kurang

LEMBAR PERSETUJUAN...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu olahraga populer di dunia. Olahraga ini

NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

BAB I PENDAHULUAN. enzim dari jalur lintas glikolitik dan heksosa monofosfat dari metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses transfer falsafah dan sistem nilai,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

BAB I. antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan. pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh (Giam dan Teh, 1992).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi modern dewasa ini telah membuat manusia lebih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan fisik dan mental serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas olahraga merupakan pilihan banyak orang untuk tetap menjaga

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

BAB I PENDAHULUAN. dari salah satu jalur energi dalam tubuh yang dikenal sebagai glikolisis (Mc

NARASI BENTUK-BENTUK TES KEBUGARAN JASMANI BAGI KARYAWAN


BAB I PENDAHULUAN. atau suatu aktivitas yang dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. komponen tersebut akan sangat mempengaruhi kinerja kerja seseorang,

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN. yang memungkinkan dapat mengakibatkan stres (Suryanto 2011).

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN. secara teratur, sehingga otot otot menjadi kuat, persendian tidak kaku, dan

OLAHRAGA DAN OLAHRAGA KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fisik dengan baik untuk memacu semangat belajar.

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. dan aktifitas fisik, padahal pekerjaan dikantor sebagian besar kerjaan cukup

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. aktifitas lainnya dan kegiatan rekreasi (Hoeger, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. berbanding lurus dengan bertambahnya usia yang menyebabkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai kebiasaan orang. di rumah, halte, stadion olahraga, tempat-tempat olahraga maupun di

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkat kebugaran jasmani berhubungan erat dengan aktivitas fisik yang dilakukan seseorang. Semakin tinggi aktivitas semakin besar tingkat kebugarannya begitupun sebaliknya semakin rendah aktivitas semakin kecil tingkat kebugarannya. Menurut Giriwijoyo dan Dikdik (2013), Kebugaran jasmani adalah keadaan kemampuan jasmani yang dapat menyesuaikan fungsi alat alat tubuhnya terhadap tugas jasmani tertentu dan atau terhadap keadaan lingkungan yang harus di atasi dengan cara yang efisien, tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih sempurna sebelum datang tugas yang sama pada esok harinya. Kebugaran jasmani pada remaja rata rata rendah. Hal ini disebabkan karena pada sebagian remaja terlalu fokus bekerja dan mengejar karir sehingga sulit membagi waktu untuk hanya sekedar berolahraga dan sebagian remaja lainnya yang memiliki banyak waktu mereka hanya menghabiskan waktu untuk bersenang senang dan bermalas malasan. Hal ini dibuktikan dengan data menurut WHO (2015), di negara-negara berpenghasilan tinggi terdapat 26% pria dan 35% wanita sedangkan di negara berpenghasilan rendah terdapat 12% pria dan 24% wanita yang kurang aktif secara fisik. Dari data di atas menunjukkan bahwa wanita tingkat aktivitasnya lebih rendah daripada pria. Sedangkan menurut Mukti (2014), di Indonesia tingkat kebugaran jasmani adalah 4,07 untuk kategori baik dan ini berarti lebih dari 95 % kondisi kebugaran masyarakat kurang baik atau bahkan sangat buruk. Dari gambaran data diatas, diperlukan latihan sebagai tindakan pencegahan agar tidak terjadi penurunan di masa yang akan datang atau setidaknya tetap pada kondisi kebugaran yang sama karena setelah masa remaja kondisi fisik ini akan menurun secara drastis apabila tidak dilakukan latihan. Dengan berolahraga dapat memberikan dampak yang positif yaitu mencegah berbagai macam penyakit yang mungkin timbul di masa tua seperti penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, kolesterol dan lain

2 sebagainya. Menurut Susan M Sawyer et al, 2012 masa remaja merupakan salah satu fase kehidupan saat fungsi fisik hampir mencapai puncaknya. Remaja dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik setidaknya 60 menit sehari. Aktivitas fisik melalui latihan yaitu direncanakan, terstruktur, berulang-ulang, dan bertujuan untuk meningkatkan atau mempertahankan satu atau lebih komponen kebugaran jasmani. Dalam meningkatkan kebugaran jasmani dibutuhkan peran seorang fisioterapi, menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.778 Tahun 2008 tentang pedoman pelayanan fisioterapi di sarana kesehatan, fisioterapi adalah suatu pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk individu dan atau kelompok dalam upaya mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan modalitas, mekanis, gerak, dan komunikasi. Fisioterapi berdasarkan tugasnya dapat berperan sebagai promotif dan preventif dengan tujuan meningkatkan dan mencegah timbulnya penyakit. Fisioterapi memberikan program latihan yang berhubungan dengan peningkatan kebugaran jasmani salah satunya peningkatan kapasitas aerobik. Kapasitas aerobik adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Kapasitas aerobik diukur dengan menghitung jumlah maksimum oksigen yang dipakai selama beraktivitas disebut dengan VO 2 max. Ketika nilai VO2max seseorang tinggi maka makin mampu mengatasi beban kerja yang diberikan atau dengan kata lain, kemampuan produktifitas orang tersebut semakin baik (Pujiastuti, 2003). Metode pelatihan yang diberikan adalah latihan interval dimana suatu bentuk pelatihan yang diselingi oleh interval berupa masa istirahat (Suherman, 2008). Latihan interval ini merupakan penggabungan antara kerja aerobik dan anaerobik sehingga kedua energi tersebut dapat terpakai secara maksimal. Didalam latihan interval tersebut lebih berfokus kepada daya kerja jantung saat memompa darah sehingga diharapkan dapat meningkatkan kebutuhan oksigen di dalam tubuh.

3 Berdasarkan kajian di atas peneliti ingin membandingkan antara 2 latihan interval. Mana yang lebih efektif dalam meningkatkan kapasitas aerobik antara latihan interval jarak 60 meter atau latihan interval jarak 100 meter pada remaja putri. B. Identifikasi Masalah Menurut Depkes RI (2009), Remaja merupakan masa peralihan dari anak anak menuju dewasa. Remaja dibagi menjadi 2 yaitu remaja awal dan remaja akhir. Remaja awal dimulai dari umur 12 16 tahun sedangkan remaja akhir dimulai dari usia 17 25 tahun. Remaja putri kurang aktif dibandingkan remaja laki laki dengan perbandingan 84% dan 78%. Sebenarnya masa remaja merupakan kesempatan yang sangat baik untuk memperoleh status kesehatan yang optimal namun sayang dikarenakan berbagai alasan mereka malas untuk berolahraga sehingga menyebabkan rendahnya tingkat kebugaran jasmani. Hal ini akan berdampak kepada kerja sistem tubuh. Berbagai keluhan muncul setelah usia lanjut. Untuk mencegah hal tersebut diperlukan latihan salah satunya yang berhubungan dengan kapasitas aerobik berupa kerja jantung, paru dan pembuluh darah. Latihan di berikan pada remaja karena setelah masa remaja berkisar > 25 tahun daya tahan kardiorespirasi ini akan menurun. Penurunan terjadi karena paru paru, jantung dan pembuluh darah menurun fungsinya. Kecuraman penurunan dapat dikurangi dengan melakukan olaharaga secara teratur. Daya tahan kardiorespirasi adalah kesanggupan jantung dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal dalam keadaan istirahat serta latihan untuk mengambil oksigen kemudain mendistribusikannya ke jaringan yag aktif untuk digunakan pada proses metabolisme tubuh (Permaesih, 2001). Latihan yang diberikan merupakan latihan interval dengan memanfaatkan sistem aerobik dan anaerobik. Dengan diberikan latihan tersebut diharapkan keluhan keluhan yang muncul pada usia lanjut nantinya dapat berkurang dan dapat dijadikan sebagai tindakan pencegahan di masa tua.

4 C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka perumusan masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah ada perbedaan kapasitas aerobik pada saat sebelum dan sesudah diberikan latihan interval dengan jarak 60 meter pada remaja 2. Apakah ada perbedaan kapasitas aerobik pada saat sebelum dan sesudah diberikan latihan interval dengan jarak 100 meter pada remaja 3. Perbedaan yang lebih memberikan pengaruh terhadap kapasitas aerobik antara latihan interval dengan jarak 60 meter atau 100 meter pada remaja D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui manakah yang lebih memberikan pengaruh terhadap kapasitas aerobik antara latihan interval dengan jarak 60 meter atau 100 meter pada remaja putri. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui hasil perbedaan kapasitas aerobik pada saat sebelum dan sesudah diberikan latihan interval dengan jarak 60 meter pada remaja b. Mengetahui hasil perbedaan kapasitas aerobik pada saat sebelum dan sesudah diberikan latihan interval dengan jarak 100 meter pada remaja E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi institusi pendidikan a. Sebagai bahan kajian bagi peneliti selanjutnya. b. Memberikan sumbangan pemikiran dan studi perbandingan bagi pendidik dan mahasiswa.

5 c. Dapat memperoleh konsep ilmiah tentang metode pelatihan interval dalam meningkatkan kapasitas aerobik. 2. Manfaat institusi pelayanan fisioterapi a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk membuka wawasan berfikir ilmiah dalam melihat permasalahan yang timbul. b. Dari hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam memberikan latihan. c. Dengan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi fisioterapis dalam menentukan program latihan yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas aerobik. 3. Manfaat bagi peneliti a. Peneliti dapat belajar dan mendalami prosedur penelitian serta menambah wawasan dengan melihat peningkatan kapasitas aerobik saat diberikan latihan. b. Peneliti dapat mengetahui sejauh mana manfaat program latihan yang diberikan. 4. Bagi masyarakat Diharapkan masyarakat mendapat gambaran tentang peran latihan terhadap kesehatan dan pengaruhnya terhadap kebugaran serta dapat menentukan sendiri latihan yang tepat.