BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi manusia tidak mengenal batas umur, jenis kelamin ras dan agama.

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan lembaga pendidikan formal yang bertugas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru sebagai teladan bagi peserta didik harus memiliki sikap dan

I. PENDAHULUAN. seharusnya dicapai melalui proses pendidikan dan latihan. mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan peserta didik guna

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. juga menengah. Siswa merupakan satu-satunya subjek yang menerima apa saja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa Indonesia kini sedang dihadapkan pada persoalan-persoalan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dilahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata. Indonesia yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan

BAB I PENDAHULUAN. mendidik siswanya. Guru selalu menjadi contoh dan teladan para siswanya dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lebih tinggi. Salah satu peran sekolah untuk membantu mencapai

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Republik Indonesia, pendidikan nasional berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan akhir dari proses pendidikan. dan ilmu pengetahuan yang mereka miliki sangatlah minim sekali.

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB IV PERBANDINGAN PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN B.F. SKINNER SERTA RELEVANSI PEMIKIRAN KEDUA TOKOH TERSEBUT TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan melakukan tindak lanjut hasil pembelajaran. Guru adalah pemeran utama

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil proyeksi sensus penduduk 2011, jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

MOTIVASI MAHASISWA ANGKATAN JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG TERHADAP PROFESI GURU PKN

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

KELUARGA HARAPAN. Judul Esai PERAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN KELUARGA (INFORMAL) DALAM MENCIPTAKAN KELUARGA HARAPAN

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

KODE ETIK GURU INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

Sistem pendidikan nasional adalah sekaligus alat dan tujuan yang amat penting dalam perjuangan mencapai cita-cita dan tujuan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan budaya dan karakter bangsa Indonesia kini menjadi sorotan

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

BAB I PENDAHULUAN. yang berpendidikan akan mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. negara karena maju tidaknya suatu negara itu tergantung dari kualitas sistem

I. PENDAHULUAN. terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran PKn di sekolah menghadapi sejumlah masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan di Indonesia terus berkembang. Dengan perkembangan pendidikan di Indonesia ini menuntut guru di sekolah sebagai sosok guru yang menjadi sumber inspirasi peserta didik untuk mencapai keberhasilan yang dicitacitakan. Pendidikan dapat mengembangkan kepribadian peserta didik jika guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan tanggung jawab guru. Sehingga apa yang menjadi tujuan dari pendidikan yang dicita-citakan dapat terwujud demi kebaikan masyarakat bangsa dan negara. Djamarah (2005: 52) mengemukakan bahwa Pendidikan merupakan suatu keharusan yang diberikan kepada anak didik. Anak didik ini sebagai manusia yang berpotensi perlu dibina dan dibimbing dengan melalui perantara guru. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, bahwa setiap orang berhak untuk meraih pendidikan, dan guru sebagai perantara untuk memberikan ilmu pengetahuan pada peserta didik. Guru juga sebagai pendidik dan pembina bagi peserta didik baik di kalangan sekolah maupun di luar sekolah, karena guru bukan hanya sekedar memberikan suatu pengetahuan tetapi juga memberikan contoh yang baik untuk peserta didik. Dengan adanya pendidikan, dapat membentuk karakter seseorang dan dapat memberi motivasi diri ke arah yang lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Barizi dan Idris (2010: 142) menguraikan bahwa guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau di dalam kelas. Hamalik (2009: 231) guru merupakan titik sentral, yaitu sebagai ujung tombak di lapangan dalam pengembangan kurikulum. Keberhasilan belajarmengajar antara lain ditentukan oleh kemampuan profesional dan pribadi guru. Undang-Undang Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru: Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik 1

pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa guru sangat berperan penting dalam pembelajaran. Peserta didik memerlukan peran seorang guru untuk membantunya dalam proses perkembangan diri dan mengubah perilaku yang mereka miliki. Tanpa adanya seorang guru, peserta didik tidak dapat mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Namun, pada kenyataan di lapangan tujuan pendidikan belum sesuai dengan apa yang kita harapkan sebenarnya, karena masih banyak peserta didik dikalangan sekolah yang masih memiliki perilaku agresif yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang banyak. Begitu banyak masalah yang ditimbulkan peserta didik di sekolah pada saat ini yakni salah satunya perilaku agresif. Perilaku agresif ini sangat merugikan diri sendiri maupun orang yang disekitarnya dan guru segera mengambil tindakan untuk menangani masalah ini karena perilaku agresif sangat bertentangan dengan nilai-nilai pancasila. Sebagaimana dijelaskan bahwa nilai-nilai pancasila yang terkandung dalam sila-sila pancasila yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Dari kelima nilai pancasila tersebut terlihat jelas bahwa perilaku agresif bertentangan dengan nilai ketuhanan, dan nilai kemanusiaan. Nilai ketuhanan yakni contohnya harus bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam arti mengerjakan semua perintahnya dan menjauhi semua larangannya. Sedangkan nilai kemanusiaan yakni harus saling menghormati, bekerja sama dengan orang lain, tidak membeda-bedakan warna kulit, suku, dan agama. Dari penjelasan diatas terlihat jelas bahwa perilaku agresif peserta didik sangat bertentangan dengan nilai-nilai pancasila yakni nilai ketuhanan dan nilai kemanusiaan. Jika dilihat dari nilai ketuhanan dan nilai kemanusiaan bahwa peserta didik seharusnya melakukan hal-hal yang baik dangan tidak merugikan dirinya sendiri maupun orang yang disekitarnya seperti menghormati orang lain, saling membantu dengan tidak membeda-bedakan warna kulit, kaya atau miskin. 2

Perilaku agresif bisa disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya bahwa anak merasa kurang diperhatikan, merasa tertekan, dan pergaulan buruk. Dampak dari perilaku agresif bisa dilihat dari dampak pelaku dan korban. Dampak dari pelaku, misalnya pelaku akan dijauhi dan tidak disenangi oleh orang lain. Sedangkan dampak dari korban, misalnya timbulnya sakit fisik dan psikis serta kerugian akibat perilaku agresif tersebut. Permasalahan yang biasa terjadi di sekolah yang secara sengaja berperilaku agresif seperti memukul dan mencubit temannya, berkata kasar, menghina dan mengejek serta merusak benda milik sekolah dan milik teman-temannya, sehingga menyebabkan sakit fisik seperti memar dan luka, bagi yang mendapatkan perlakuan psikis akan sakit hati bagi peserta didik yang dihina serta rusaknya benda milik sekolah dan milik teman-temannya. Masalah perilaku agresif di sekolah ini perlu dicegah agar tidak berkembang terus dan berkelanjutan, karena dapat berakibat buruk terhadap diri peserta didik sebagai pelaku maupun korban dari perilaku agresif. Tugas guru sangatlah mulia dan sangat penting, sehubungan dengan permasalahan di atas maka khususnya guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) diharapkan dapat membantu untuk membina permasalahan perilaku agresif ini yang di lakukan oleh peserta didik. Pakaya (2013: 1) PPKn merupakan salah satu bagian pembelajaran yang terpenting di sekolah dalam memupuk nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air. PPKn adalah ilmu dasar dalam dunia pendidikan yang dipelajari dari tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah atas, oleh sebab itu eksistensi konsepkonsep pembelajaran PPKn sangat menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan dimasa kini dan masa akan datang. Guru PPKn memegang peranan penting dalam pembentukan perilaku peserta didik karena ia secara langsung berinteraksi dengan peserta didik pada saat proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran guru PPKn dituntut tidak hanya sebagai fasilitator pemberi materi pelajaran saja. Akan tetapi, harus bertanggung jawab terhadap pembinaan moral dan perilaku peserta didik yang tentunya harus sesuai dengan nilai-nilai pancasila, etika, moral, serta normanorma yang berlaku dalam kehidupan di masyarakat. 3

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa pendidikan bertujuan untuk membangun karakter peserta didik agar lebih memiliki watak dan perilaku yang sesuai dengan moral dan nilai-nilai pancasila maka dibutuhkan mata pelajaran PPKn Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Noor (2010: 3) PPKn adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam mengembangkan kecintaan, kesetiaan, keberaniaan, untuk berkorban membela bangsa dan tanah air indonesia. Berdasarkan fakta atau kenyataan di lapangan dan pengalaman peneliti pada saat melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL-2) selama 2 bulan di SMA Negeri 4 Gorontalo, peneliti melihat berbagai masalah yang timbul yang dilakukan oleh peserta didik dan guru tidak memperhatikan peserta didik yang melakukan perilaku agresif sehingga peserta didik secara terus-menerus melakukan perilaku agresif diantaranya menghina temannya, berkata kasar, memukul, dan mencubit teman. Lebih parah lagi ada peserta didik disaat pelajaran sedang berlangsung mencubit temannya dan guru tidak menegurnya, sehingga peserta didik menganggap bahwa perilaku tersebut hanya masalah kecil yang tidak perlu dicegah. Melihat permasalahan di atas guru di sekolah tidak hanya datang ke sekolah untuk mengajar akan tetapi guru juga harus menjadi cerminan bagi peserta didik maka dari itu guru harus memiliki pribadi yang kuat, bertanggung jawab terhadap peserta didiknya, berwibawa, dan disiplin. Seperti peran guru yang dikemukakan oleh Mulyasa (2006: 35-64) yakni peran guru sebagai pendidik, peran guru sebagai pengajar, peran guru sebagai pembimbing, peran guru sebagai penasehat, dan peran guru sebagai model atau teladan bagi peserta didik. Jika guru melaksanakan peran tersebut maka akan menciptakan peserta didik yang baik, yang saling menghargai dan berguna bagi nusa dan bangsa. Dan jika guru tidak melaksanakan peran tersebut dampaknya pada peserta didik seperti peserta didik berteriak di dalam kelas, saling menghina, mengganggu teman yang lainnya dan ini akan terjadi karena tidak ada arahan, nasehat, bimbingan dari guru. 4

Dari berbagai masalah yang terjadi di sekolah SMA Negeri 4 Gorontalo salah satunya yakni perilaku agresif. Dari jumlah seluruh peserta didik di SMA Negeri 4 Gorontalo sekitar 575 peserta didik dan peserta didik yang agresif baik secara fisik (memukul, mencubit), maupun verbal (berteriak di dalam kelas, menghina, berkata kasar) sekitar 30% peserta didik, berbagai masalah di atas maka peran guru sangatlah dibutuhkan untuk mencegah perilaku agresif peserta didik. Menyikapi hal tersebut maka peran guru dalam mencegah perilaku agresif peserta didik sangatlah penting sehingga perlu dioptimalkan. Berdasarkan uraian di atas peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam dengan judul Peran Guru PPKn Dalam Mencegah Perilaku Agresif Peserta Didik Di SMA Negeri 4 Gorontalo. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dengan ini peneliti mengangkat permasalahan pokok dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimanakah peran guru PPKn dalam mencegah perilaku agresif peserta didik? 2. Faktor-faktor apakah yang dapat mempengaruhi timbulnya perilaku agresif peserta didik? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana peran guru PPKn dalam mencegah perilaku agresif peserta didik. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi timbulnya perilaku agresif peserta didik. 5

1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dalam yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Sebagai bahan acuan untuk mencegah perilaku agresif. 2. Sebagai bahan kajian bagi guru PPKn untuk mencegah perilaku agresif. 1.4.2 Manfaat Praktis a. Bagi Guru: Memberi masukan kepada guru bagaimana cara dan peran yang dilakukan guru untuk mencegah perilaku agresif di sekolah agar perilaku agresif yang sering dilakukan peserta didik akan berkurang atau teratasi. b. Bagi Siswa Memberikan kesadaran pada peserta didik bahwa perilaku agresif dilakukan oleh peserta didik maka akan merugikan diri sendiri, sehingga peserta didik harus menyadari bahwa perilaku agresif itu tidak baik dilakukan dan harus dihindari. c. Bagi Sekolah Membantu sekolah untuk menyelesaikan masalah perilaku agresif yang sering dilakukan peserta didik di sekolah terutama dalam hal mencegah perilaku agresif. 6