Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara

dokumen-dokumen yang mirip
Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyambut lebaran Tahun 2017 (1438 H),

2 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fung

Udara yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Agama

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 503 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN DAN PENGAWASAN PEMENUHAN

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv INTISARI... v ABSTRACT

2 menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 25 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Angkuta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1433H/2012M

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1429 H/2008 M

NOMOR : KP 261 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR KP 104 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1432H/2011M

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. NOMOR : KP. 56 Tahun 2014 TENTANG ORGANISASI SLOT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 363 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2010 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1431 H/2010 M

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1435H/2014M

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1436H/2015M

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERHUBUNGAN UDARA NOMOR KP 112 TAHUN 2017 TENTANG

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SEPTEMBER 2017 PROVINSI LAMPUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 104 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1434H/2013M

2017, No Udara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tam

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 319 TAHUN 2017 TENTANG TIM PENGAWASAN PENANGANAN BAGASI PENUMPANG DI BANDAR UDARA

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 tentang

S U R A T E D A R A N NOMOR : SE 013 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN RUNWAY SAFETY PROGRAM DAN PEMBENTUKAN RUNWAY SAFETY TEAM

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP. 233 TAHUN 2017 TENTANG RUTE DAN PENYELENGGARA ANGKUTAN UDARA PERINTIS KARGO DAN

KEMENAG. Asrama Haji. Unit Pelaksana Teknis. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Telepon : (Sentral)

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan L

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Bab IV huruf A angka 2 huruf a dan b

Udara Jenderal Besar Soedirman di

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2004 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 2005 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TENTANG

2015, No Peraturan Pemerintah 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara (Lembaran Negara Republik Ind

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No personel ahli perawatan harus memiliki sertifikat kelulusan pelatihan pesawat udara tingkat dasar (basic aircraft training graduation

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. NOMOR :rp 280 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN SLOT TIME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2006 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1427 H/2006 M

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 313 ayat 3

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 153 TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 4

b. bahwa dalam rangka memberikan pedoman terhadap tata

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : KP 247 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN DAN STANDAR BAGIAN (MANUAL OF STANDARD

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 2006 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa Pasal 8 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 70 Tahun 2017 tentang Penetapan

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan para pemangku kepentingan perusahaan. penyelenggaraan diklat serta Pengelolaan pusat pelatihan.


PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 522 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR MINIMAL RUANG KERJA DAN PERALATAN PENUNJANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP 030 TAHUN 2018 TENTANG TIM PERSIAPAN DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956);

Survey Sterilisasi Bandara International sesuai standar pengawasan yang optimal dan efektif

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 200

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

PENINGKATAN FUNGSI PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1428 H/2007 M

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JULI 2017 PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP-447 TAHUN 2014 TENTANG PEMBAYARAN PASSENGER SERVICE CHARGE (PSC) DISATUKAN DENGAN

Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JUNI 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/07/18/Th. VII, 1 Agustus 2017

Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi amanat yang diatur dalam

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 017 TAHUN 2018 TENTANG TIM PELAKSANA TINDAK LANJUT UMPAN BALIK PENGGUNA

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI AGUSTUS 2017 PROVINSI LAMPUNG

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 2006 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 82 TAHUN 2015 TENTANG

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Telepon : (Sentral) INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIKINDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,

2017, No Safety Regulations Part 65) Sertifikasi Ahli Perawatan Pesawat Udara (Licensing of Aircraft Maintenance Engineer) Edisi 1 Amandemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001

SKEP /40/ III / 2010

2 Ke Dan Dari Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republi

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 274 TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tent

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No udara niaga tidak berjadwal luar negeri dengan pesawat udara sipil asing ke dan dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia perlu

Transkripsi:

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : INST 009 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UDARA HAJI TAHUN 1438 H / 2017 M DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka Pelaksanaan Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1438 H/2017 M, dipandang perlu untuk mendukung kegiatan Angkutan Udara Haji Tahun 1438 H/2017 M; b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a, perlu mengeluarkan Instruksi Direktur Jenderal Perhubungan Udara tentang Pelaksanaan Penyelenggaraan Angkutan Udara Haji Tahun 1438 H / 2017 M; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4845); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5295); 4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5); 5. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);

6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 25 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 45 Tahun 2017; 7. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 86 Tahun 2016; 8. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor : 124 Tahun 2016 Tentang Penetapan Embarkasi dan Debarkasi Haji; 9. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor : 75 Tahun 2017 tentang Penetapan Kuota Haji Tahun 1438 H /2017 M; 10. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor : 198 Tahun 2017 Tentang Penetapan Bandara Embarkasi Haji Antara; MENGINSTRUKSIKAN : Kepada 1. Direktur Angkutan Udara; 2. Para Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara; 3. Para Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara dan General Manager Badan Usaha Bandar Udara; 4. Pimpinan Penyelenggara Navigasi Penerbangan; 5. Para Pimpinan Badan Usaha Angkutan Udara dan Perusahaan Angkutan Udara Asing; dan 6. Para Pimpinan Ground Handling. Untuk PERTAMA Meningkatkan keselamatan, keamanan dan pelayanan penerbangan dalam rangka Pelaksanaan Penyelenggaraan Angkutan Udara Haji Tahun 1438 H/2017 M yang akan dilaksanakan pada Phase I tanggal 28 Juli 2017-26 Agustus 2017 dan Phase II tanggal 6 September 2017-6 Oktober 2017 yang akan dilaksanakan pada 12 (dua belas) bandar udara embarkasi dan debarkasi Haji yang telah ditetapkan oleh Menteri Agama Republik Indonesia yaitu:

a. Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda - Aceh (BTJ); b. Bandar Udara Internasional Kualanamu - Medan (KNO); c. Bandar Udara Internasional Minangkabau - Padang (PDG); d. Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II - Palembang (PLM); e. Bandar Udara Internasional Hang Nadim - Batam (BTH); f. Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma - Jakarta (HLP); g. Bandar Udara Internasional Adi Sumarmo - Solo (SOC); h. Bandar Udara Internasional Juanda - Surabaya (SUB); i. Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman - Balikpapan (BPN); j. Bandar Udara Syamsuddin Noor - Banjarmasin (BDJ); k. Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin - Makassar (UPG); dan 1. Bandar Udara Internasional Lombok - Mataram (LOP). KEDUA : Peningkatan keselamatan, keamanan dan pelayanan penerbangan sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM PERTAMA dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: a. Direktur Angkutan Udara: 1. mengawasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Angkutan Udara Haji 1438 H/2017 M; dan 2. melaporkan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara terhadap Pelaksanaan H/2017 M. b. Para Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara: 1. mengontrol dan memastikan kesiapan bandar udara di wilayah kerjanya secara keseluruhan termasuk peralatan dan personilnya dalam rangka Pelaksanaan Penyelenggaraan Angkutan Udara Haji 1438 H/2017 M; 2. mengontrol dan memastikan kesiapan operator penerbangan yang beroperasi di wilayah kerjanya termasuk armada dan crew, operator Bandar udara dalam rangka Pelaksanaan Penyelenggaraan Angkutan Udara Haji 1438 H/2017 M;

3. senantiasa melaksanakan dan meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap keselamatan dan keamanan penerbangan serta pelayanan di bandar udara, khususnya selama Pelaksanaan Penyelenggaraan Angkutan Udara Haji 1438 H/2017 M; 4. memastikan penggunaan slot time Bandar udara bekerja dengan baik di lingkungan wilayah kerjanya; 5. melaporkan kepada Direktur Angkutan Udara apabila terjadi peristiwa-peristiwa yang penting (termasuk incident dan accident)', dan 6. menyampaikan contact person Pelaksanaan H/2017 M kepada Direktur Angkutan Udara berupa nama, nomor telepon/hp yang dapat dihubungi sewaktu-waktu selama musim haji berlangsung. c. Para Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara dan General Manager Badan Usaha Bandar Udara: 1. memaksimalkan sistem keselamatan dan keamanan bandar udara dan penerbangan haji; 2. menyelenggarakan dan memastikan bandar udara beroperasi dengan baik terkait fasilitas, personel dan prosedur; 3. menyelenggarakan dan memastikan keselamatan, keamanan serta pelayanan di bandar udara, penumpang dan barang; 4. memastikan pemeriksaan keamanan pesawat udara, penumpang dan barang sesuai dengan prosedur dengan memaksimalkan fasilitas dan mengoptimalkan personel yang ada; 5. memasang lampu penerbangan yang cukup dan tidak membahayakan keselamatan penerbangan pada area yang gelap di daerah keamanan terbatas; 6. menyelenggarakan dan memastikan penyesuaian jam operasi Bandar udara dalam mendukung kelancaran, selama Pelaksanaan Penyelenggaraan Angkutan Udara Haji 1438 H/2017 M, dengan tetap memperhatikan terpenuhinya ketentuan keselamatan dan keamanan penerbangan; 7. memaksimalkan penggunaan slot bandar udara di lingkungan wilayah kerjanya dan memastikan penggunaan slot bekerja dengan baik;

8. melaksanakan publikasi melalui NOTAM apabila dilakukan perpanjangan/perubahan sementara jam operasi bandar udara terkait jadwal penerbangan selama Pelaksanaan Penyelanggaraan Angkutan Udara Haji 1438 H /2017M; dan 9. menyampaikan contact person Pelaksanaan H/2017 M kepada Direktur Angkutan Udara berupa nama, nomor telepon/hp yang dapat dihubungi sewaktu-waktu selama musim haji berlangsung. d. Pimpinan Penyelenggara Navigasi Penerbangan: 1. menyelenggarakan pelayanan navigasi penerbangan sesuai dengan peraturan perundangundangan; 2. melaporkan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara, jika terjadi penyimpangan yang dapat membahayakan keselamatan; 3. mengoptimalkan sistem pelayanan navigasi penerbangan; 4. melaksanakan dan memastikan pelayanan telekomunikasi penerbangan beroperasi dengan baik terkait fasilitas, personel dan prosedur; 5. memaksimalkan penggunaan slot bandar udara di lingkungan wilayah kerjanya dan memastikan penggunaan slot bekerja dengan baik; 6. menjamin konektivitas komunikasi satleit tetap berlangsung dengan baik selama masa Pelaksanaan Penyelenggaraan Angkutan Udara Haji 1438 H/2017 M; dan 7. merealisasikan dan memastikan tingkat availability, reability 8b integrity dalam pelayanan telekomunikasi penerbangan sesuai CASR 171. e. Para Pimpinan Badan Usaha Angkutan Udara dan Perusahaan Angkutan Udara Asing: 1. mengutamakan keselamatan penerbangan; 2. melaksanakan kesiapan armada dan crew dalam menghadapi Pelaksanaan Penyelenggaraan Angkutan Udara Haji Tahun 1438 H/2017 M; 3. melakukan koordinasi dengan pihak Ground Handling dalam rangka persiapan kegiatan operasional pelayanan penerbangan haji;

4. memaksimalkan penggunaan slot bandar udara di bandara embarkasi dan debarkasi dan memastikan penggunaan slot bekerja dengan baik; dan 5. menyampaikan contact person Pelaksanaan H/2017 M kepada Direktur Angkutan Udara berupa nama, nomor telepon/hp yang dapat dihubungi sewaktu-waktu selama musin haji berlangsung. f. Para Pimpinan Ground Handling: 1. melakukan koordinasi dengan perwakilan Operator pesawat (airline) dalam rangka persiapan kegiatan operasional pelayanan penerbangan haji; 2. melakukan koordinasi dengan PPIH (setiap daerah asal jamaah) tiga hari sebelum penerbangan kloter tersebut diberangkatkan, guna mengetahui perkembangan terkini dokumentasi setiap kloter; 3. melakukan persiapan pemenuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam operasional pelayanan haji di bandar udara, antara lain : memastikan jenis dan tipe pesawat yang akan digunakan atau dioperasikan, ketersediaan dan kesiapan peralatan pembantu pelayanan pesawat udara, ketersediaan dan alat-alat komunikasi; 4. melaksanakan pengecekan ulang jadwal keberangkatan dengan pihak penerbangan dan melakukan antisipasi apabila kemungkinan terjadi irregularity; 5. memaksimalkan pengamanan terhadap barang dan bagasi penumpang agar tidak terjadi kehilangan; 6. melakukan koordinasi dengan Koordinator Asrama haji dalam rangka mempersiapkan keberangkatan jamaah dan bagasi ke bandara dan sebaliknya (kedatanganjamaah dan bagasi ke asrama haji); 7. membantu jamaah pada saat boarding ke pesawat udara; dan 8. melaporkan kesiapan seluruh personel kepada Koordinator Asrama bahwa mereka sudah siap melaksanakan pekerjaan. KETIGA : Pelaporan data Pelaksanaan Penyelenggaraan Angkutan Udara Haji 1438 H/2017 M disampaikan melalui email: auntbluarnegeri@gmail.com.

KEEMPAT KELIMA KEENAM Selama masa Pelaksanaan Penyelenggaraan Angkutan Udara Haji 1438 H/2017 M dapat menghubungi Direktorat Angkutan Udara, melalui telepon 021-3507116, fax 021-3507116 dan email: auntbluarnegeri@gmail.com. Dalam H/2017 M agar melaksanakan program 3S+1C (Safety, Security, Services +Compliance) dengan sebaik-baiknya. Instruksi Direktur Jenderal Perhubungan Udara ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : JAKARTA pada tanggal : 26 Juli 2017 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA ttd. Dr. Ir. AGUS SANTOSO, M.Sc y >alinan sesuai dengan aslinya [ /DIREKTORAT PERHUBUNGAN J x^ KEPALA BAGIAN HUKUM, ^ s. ENDAflT Pembina (IV/a) TT 680704 199503 2 001