I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yaitu dimana sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian.

dokumen-dokumen yang mirip
AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal ISSN

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan

PENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

ANALISIS PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI JANGGELAN DI KECAMATAN KARANGTENGAH KABUPATEN WONOGIRI

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

Ir. Rahmadi Agus Santosa, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki daerah, baik sumber daya alam maupun sumber daya

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN BIREUEN PROVINSI ACEH. Mimi Hayatiˡ, Elfiana 2, Martina 3 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari. pembangunan Nasional yang bertujuan untuk mewujudkan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

I. PENDAHULUAN. menjadi pemasok hasil pertanian yang beranekaragam yaitu rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula.

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha pada Tahun * (Miliar Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam perekonomian nasional.

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai peluang yang cukup besar dalam

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. secara finansial maupun didalam menjaga keharmonisan alam. Sektor pertanian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan besar), kehutanan, peternakan, dan perikanan (Mubyarto, 1977 : 15).

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

I. PENDAHULUAN , , ,99. Total PDRB , , ,92

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. jangkauan pemasaran mencakup dalam (lokal) dan luar negeri (ekspor). Kopi

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2017 DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN WONOGIRI

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya. Sektor pertanian telah

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, artinya kegiatan pertanian

I. PENDAHULUAN. menyerap tenaga kerja, menghasilkan devisa negara, dan berfungsi dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

I. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor

I. PENDAHULUAN *

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

BAB I. PENDAHULUAN. Tahun. Pusat Statistik 2011.htpp:// [Diakses Tanggal 9 Juli 2011]

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa , , ,16

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sebagai bisnis sepenuhnya, hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan yang memiliki pulau dengan panjang garis pantai

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara turun temurun sebagai sumber kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas unggulan dari sub sektor perkebunan di Indonesia

I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yaitu dimana sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Menurut Hernanto (1991) meskipun Indonesia merupakan negara agraris, luas lautannya lebih luas dari daratannya. Luas lautan Indonesia 2/3 dari luas total wilayah Indonesia. Indonesia dianugerahi daratan yang subur dan didukung iklim yang menguntungkan untuk kegiatan di sektor pertanian. Kegiatan pertanian baik kegiatan budidaya sampai beternak merupakan kegiatan yang diturunkan dari generasi ke generasi. Setiap daerah di Indonesia memiliki kekhasan yang berbeda dalam setiap kegiatan pertanian. Hasil produksi pertanian yang dihasilkan tidak kalah unik. Berbagai keanekaragaman kegiatan dan hasil pertanian inilah yang perlu dikembangkan dan dijadikan sebagai daya tarik Indonesia di pasar dunia. Untuk itu diperlukan pembangunan pertanian Indonesia mulai dari sektor hulu sampai hilir. Pembangunan sendiri merupakan sebuah upaya untuk perubahan terencana seluruh dimensi kehidupan menuju tatanan kehidupan yang lebik baik di masa mendatang. Sebuah perubahan terencana, maka pembangunan harus berpijak pada perencanaan yang matang melalui proses yang melibatkan segenap elemen stategis masyarakat. Perencanaan pembangunan harus terencana mulai persiapan, pelaksanaan, monitoring sampai evalusi bahkan sampai pembiayaan (Munawaroh, 2012). Pembangunan pertanian bertujuan untuk meningkatkan produksi namun tetap memperhatikan alam. Ketika produksi meningkat diharapkan pendapatan petani akan meningkat. Ketika pendapatan penduduk yang meningkat akan memberikan dampak baik pada pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Pembangunan pertanian yang dilakukan tidak hanya berfokus pada pengembangan komoditas pangan, namun juga harus memperhatikan sektor pertanian yang bernilai ekspor. 1

2 Sub sektor pertanian yang memiliki potensi dalam hal ekpor salah satunya adalah tanaman perkebunan. Komoditas perkebunan merupakan sektor yang sangat menjanjikan baik dari harga jual maupun permintaan pasar dunia. Hal ini ditunjukkan pada sebuah artikel yang dirilis Media Indonesia pada tanggal 07 Februari 2013 bahwa permintaan janggelan ke Kabupaten Wonogiri sebesar 25.000 ton janggelan kering. Tabel 1 dibawah ini menunjukkan produksi beberapa komoditas tanaman perkebunan rakyat khususnya di Provinsi Jawa Tengah. Tabel 1. Produksi Beberapa Komoditi Perkebunan Rakyat Berskala Ekspor di Jawa Tengah Tahun 2010-2013 (Ton) No Jenis Tanaman 2010 2011 2012 2013 1 Cengkeh 6.558,44 4.236,27 7.571,76 6.235,55 2 Kakao 1.376,62 1.417,00 1.890,00 1.958,00 3 Kopi 14.739,61 9.017,00 31.463,93 17.610,34 Robusta 4 Lada 955,14 983,00 1.522,25 941,69 5 Janggelan 4.649,00 7.114,00 5.331,00 5.523,00 Sumber : BPS Jawa Tengah diolah Dinas Kehutanan dan Perkebunan Jawa Tengah Tahun 2014 Berdasarkan Tabel 1 Cengkeh, kakao, kopi robusta, lada dan janggelan merupakan beberapa komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekspor. Produksi komoditas perkebunan rakyat ada yang meningkat seperti kakao dan lada namun komoditas lainnya cenderung fluktuatif. Kopi Robusta merupakan komoditas perkebunan yang hasil produksinya paling fluktuatif. Salah satu komoditas perkebunan Indonesia yang berskala ekspor dan banyak dibudidayakan adalah janggelan. Tanaman ini merupakan tanaman asli Asia yang dibawa oleh pedagang hingga akhirnya sampai di Indonesia. Menurut Heyne (1987) janggelan merupakan tanaman perdu dengan ketinggian 30-60 cm dan tumbuh pada ketinggian 150-1800 m diatas permukaan laut. Janggelan biasanya dimanfaatkan untuk pembuatan cincau hitam, tetapi juga dapat

3 dimanfaatkan untuk bahan kosmetik. Menurut Septian dan Tri (2014) janggelan mengandung senyawa bioaktif polifenol, oleanolic acid, ursolic acid dan caffeic acid yang bersifat antioksidan, antikanker, antimugenik, antihipertensi, antidiabetes dan imunomodulator. Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang wilayahnya cocok untuk dilakukan budidaya janggelan. Hal ini dapat dilihat dari sudah banyak janggelan berkualitas ekspor yang dihasilkan Kabupaten Wonogiri. Menurut data BPS Wonogiri (2014) Tahun 2013 Kabupaten Wonogiri khususnya Kecamatan Karangtengah dapat mengekspor 1.770 ton janggelan ke Taiwan dan Korea Luas lahan produksi dan produksi janggelan kering di Kabupaten Wonogiri terdapat pada Tabel 2. Apabila dibandingkan dengan produksi total Provinsi Jawa Tengah yang terdapat pada Tabel 1, Kabupaten Wonogiri menyumbang hampir 75%-100% bagian dari total produksi janggelan Jawa Tengah pada tahun 2009 2013. Tabel.2 Luas Lahan Janggelan, Produksi Janggelan Kering dan Produktivitas Janggelan Kering Di Kabupaten Wonogiri Tahun 2009-2013 Tahun Luas Lahan Produksi kering Produktivitas (Ha) (Ton) (Kg/ha) 2009 1.348 5.399 4.005 2010 1.348 5.323 3.949 2011 1.348 5.323 3.949 2012 1.348 5.331 3.955 2013 1.348 5.523 4.097 Jumlah 6.740 26.899 19.955 Rata-rata 1.348 5.378 3.991 Sumber : BPS Wonogiri diolah Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonogiri tahun 2014 Berdasarkan Tabel 2 produksi janggelan kering setiap tahunnya fluktuatif. Hal ini menyebabkan rata-rata produksi pertahun janggelan juga fluktuatif dengan luas lahan produksi yang tetap yakni 1.348 Ha. Tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami penurunan produksi janggelan namun mulai tahun 2010 sampai tahun

4 2013 produksi janggelan mengalami peningkatan meskipun jumlahnya hanya sedikit. Rata-rata produksi janggelan pertahunnya sebesar 4.191 kg/ha. Kabupaten Wonogiri terbagi menjadi 25 kecamatan dengan luas 182.236,02 Ha. Jumlah penduduk Kabupaten Wonogiri per tahun 2013 sebanyak 948.817 dengan 55,09% jumlah penduduknya bekerja di sektor pertanian. Sepuluh kecamatan di Kabupaten Wonogiri melakukan kegiatan budidaya janggelan seperti Tabel 3 (BPS Wonogiri, 2014). Dari 25 kecamatan yang ada terdapat 10 kecamatan yang sudah melakukan bubidaya janggela. Sepuluh kecamatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel.3 Luas Tanam, Produksi Janggelan Kering, Produktivitas Janggelan Kering dan Jumlah Petani Menurut Kecamatan Di Kabupaten Wonogiri Tahun 2014. No Kecamatan Luas Tanam (Ha) Produksi Kering (Ton) Produktivitas (Kg/ha) Jumlah Petani Janggelan (Orang) 1 Batuwarno 71 295 4.155 76 2 Bulukerto 160 604 3.775 62 3 Girimarto 48 128 2.667 15 4 Jatipuro 55 259 4.709 76 5 Kismantoro 130 727 5.592 65 6 Karangtengah 573 2.238 3.906 320 7 Puh Pelem 38 201 5.289 58 8 Selogiri 5 31 6.200 25 9 Slogohimo 63 345 5.476 65 10 Tirtomoyo 205 695 3.390 85 Jumlah 1.348 5.523 4.097 852 Rata-rata 134,8 552,3 409,7 85 Sumber : BPS Wonogiri diolah Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonogiri tahun 2015 Berdasarkan Tabel 3 Kecamatan Karangtengah merupakan kecamatan dengan luas tanam tanah janggelan terluas, produksi janggelan kering terbanyak dan jumlah petani janggelan terbanyak. Kecamatan Karangtengah merupakan salah satu kecamatan yang terletak di bagian tenggara dari Kabupaten Wonogiri. Kecamatan Karangtengah berada pada ketinggian 650-800 mdpl dengan tanah

5 yang subur dan terhampar luas dengan iklim yang mendukung untuk kegiatan budidaya janggelan. Pemasaran janggelan produksi Kecamatan Karangtengah hampir semuanya untuk memenuhi kebutuhan ekspor dan pasar domestik. Taiwan, Filipina, Cina dan Korea merupakan negara dengan pasar terbesar untuk janggelan. Namun keterbatasan sarana dan prasana pendukung membuat pemasaran janggelan sulit untuk dilakukan. Sarana dan prasana yang dimaksud seperti pabrik pengolahan janggelan menjadi produk jadi, akses jalan dan alat pengering janggelan. Berdasarkan penjelasan tersebut, mendorong peneliti untuk mengkaji lebih dalam mengenai efisiensi dan marjin pemasaran janggelan di Kecamatan Karangtengah Kabupaten Wonogiri. B. Rumusan Masalah Kecamatan Karangtengah berdasarkan data BPS Wonogiri (2013) merupakan kecamatan dengan nilai PDRB per kapita paling tinggi dengan Rp. 14.163.164,00 dengan jumlah penduduk 22.471 jiwa. Sektor kehutanan, perkebunan maupun pertanian menjadi sektor unggulan. Janggelan merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan dari Kecamatan Karangtengah. Tidak hanya janggelan saja namun juga banyak potensi perkebunan dan kehutanan lainnya seperti pinus, cengkeh dan lada. Kecamatan Karangtengah berada ±80 km dari pusat Kabupaten Wonogiri. Jarak yang yang jauh menyebabkan sarana dan prasana di Kecamatan Karangtengah sangat kurang. Prasarana dan sarana seperti sekolah, jalan, transportasi dan tidak ada sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pasca panen dan pemasaran untuk komoditas pertanian. Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung kegiatan pertanian dan kegiatan pemasaran tidak mempengaruhi kualitas dari janggelan yang dihasilkan oleh petani Karangtengah. Janggelan merupakan komoditas ekspor yang memiliki harga jual yang tinggi namun harganya juga fluktuasi. Berdasarkan artikel yang ditulis oleh Yohana pada Kontan.co.id tanggal 06 November 2015

6 menyebutkan bahwa harga janggelan dipasar dibagi menjadi tiga kualitas. Daun kualitas super dihargai Rp. 15.000- Rp 16.000 per kilogram, daun dengan batang utuh Rp. 13.000 Rp 14.000 per kilogram dan daun berbentuk cacahan dengan harga Rp 12.000 per kilogram. Kegiatan pemasaran dari janggelan produksi Kecamatan Karangtengah untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri dan domestik. Pemasaran yang keluar daerah produksi ini membutuhkan kegiatan pasca panen yang lebih intensif dan biaya transportasi tambahan. Kegiatan pasca panen seperti sortasi dan juga packaging serta transportasi akan meningkatkan biaya pemasaran janggelan. Salah satu penyebab meningkatnya biaya pemasaran janggelan adalah panjangnya proses pengangkutan janggelan. Truk bermuatan besar yang seharusnya menjadi alat transportasi utama tidak dapat langsung menjangkau ke daerah penghasil janggelan dikarenakan akses jalan yang kurang memadai. Akibatnya pedagang besar harus mengeluarkan biaya tambahan karena harus menggunakan truk berkapasitas kecil sebagai transpostasi penghubung antara Kecamatan Karangtengah menuju daerah yang dapat dijangkau truk berkapasitas besar yakni Kecamatan Baturetno. Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana saluran dan lembaga pemasaran janggelan di Kecamatan Karangtengah Kabupaten Wonogiri? 2. Berapa besar biaya, keuntungan dan marjin pemasaran pada saluran pemasaran janggelan di Kecamatan Karangtengah Kabupaten Wonogiri? 3. Saluran mana yang paling efisien dalam pemasaran janggelan di Kecamatan Karangtengah Kabupaten Wonogiri?

7 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat dirumuskan tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui saluran dan lembaga pemasaran janggelan di Kecamatan Karangtengah Kabupaten Wonogiri 2. Menganalisis besarnya biaya, keuntungan dan margin pemasaran janggelan pada saluran pemasaran janggelan di Kecamatan Karangtengah Kabupaten Wonogiri 3. Mengetahui saluran yang paling efisien dalam pemasaran janggelan di Kecamatan Karangtengah Kabupaten Wonogiri. D. Kegunaan Penelitian Sebuah penelitian pasti memiliki kegunaan-kegunaan. Adapun kegunaan penelitian ini adalah : 1. Bagi Peneliti Memberikan pengetahuan tentang saluran pemasaran, lembaga pemasaran dan margin pemasaran janggelan di Kecamatan Karangtengah Kabupaten Wonogiri. Sekaligus sebagai syarat untuk memperoleh gelar Strata Satu di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta 2. Bagi Petani Janggelan Memberikan masukan atau bahan pertimbangan bagi petani dalam membuat strategi yang berkaitan dengan pemasaran hasil pertanian khususnya janggelan. 3. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri Memberikan masukan atau bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah Kabupaten Wonogiri dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan pemasaran hasil pertanian khususnya janggelan. 4. Bagi Pembaca Memberikan rujukan atau referensi bagi kalangan akademisi untuk keperluan studi dan penelitian selanjutnya mengenai topik permasalahan yang sama.

8