BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. public goods and services disebut governance (pemerintahan atau

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada era-era yang lalu tidak luput dari

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

AKUNTABILITAS PENDIDIKAN. As ari Djohar

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan daerah Propinsi Bali serta pembangunan nasional. Pembangunan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN. Berdasarkan hasil analisis data yang sudah dilakukan, maka penulis

BAB 1 PENDAHULUAN. Kantor Pengelolaan Taman Pintar. Pada BAB 1, penelitian ini menjelaskan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS TAHUN PENGADILAN AGAMA KOTABUMI

DESAIN APLIKASI COLLECTING DATA BORANG AKREDITASI PROGRAM STUDI (STUDI KASUS PRODI TEKNIK INFORMATIKA IST AKPRIND)

BAB I PENDAHULUAN. Terkait dengan penilaian kinerja, dalam pasal 75 UU ASN disebutkan

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian dilandasi ruh yang merupakan nilai (value) dan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan Sub Sektor Peternakan di Provinsi Jawa Barat

Kebutuhan Pelayanan Publik

KATA PENGANTAR. Kepala Badan Pengawasan, Dr. H.M. SYARIFUDDIN, SH., MH.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

4.1. Profil Badan Pengawas Provinsi Riau

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD )

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki posisi yang strategis dalam pembuatan kebijakan dan pelayanan publik.

STMIK MUSIRAWAS Jl. Jendral Besar H.M Soeharto RT.08 Kelurahan Lubuk Kupang Kecamatan Lubuklinggau Selatan I Kota Lubuklinggau DOKUMEN STANDAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Governance) menjadi berhubungan satu dengan yang lainnya. Tujuan reformasi

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

REFORMASI BIROKRASI PENGADILAN AGAMA JAKARTA UTARA KATA PENGANTAR

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis

I. PENDAHULUAN. tinggi (Katz, dalam Moeljarto 1995). Pembangunan nasional merupakan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh

BAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Strategi Implementasi..., Baragina Widyaningrum, Program Pascasarjana, 2008

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah.

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan utama dari organisasi sektor publik adalah bagaimana

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

DR. H. M. KUSASI, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain

AGENDA REFORMASI BIROKRASI MELIPUTI (DELAPAN) AREA PERUBAHAN. 1. Manajemen Perubahan 2. Penataan Peraturan PerundangUndangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang sudah ditentukan. Saat ini good governance sangat ramai. yang dipimpin oleh seorang atasan terhadap pegawai-pegawainya.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang

BAB I PENGANTAR. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta pelayanan

PEMERINTAH KOTA SORONG PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang

profesional, bersih dan berwibawa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah daerah sekarang ini dihadapkan oleh banyaknya tuntutan baik dari

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Governance), baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap BAB I PENDAHULUAN

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita bangsa dan negara. Untuk itu diperlukan pengembangan dan

LAPORAN REVIEW SOP SEMESTER II 2016

Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan. kebijakan yang ditetapkan. (BPPK Depkeu, 2014 )

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

I. PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (RPJMN) tahun , program reformasi birokrasi dan tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. kinerja aparat birokrasi menurun. Terungkapnya banyak kasus-kasus korupsi baik

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan keuangan negara merupakan suatu kegiatan yang akan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semangat reformasi telah mewarnai pendayagunaan aparatur Negara dengan tuntunan untuk mewujudkan Administrasi Negara yang mampu mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dan pembangunan dengan memperaktekan prinsipprinsip good governance. Selain itu masyarakat menuntut agar pemerintah memberikan perhatian yang sungguhsungguh dalam menanggulangi korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) sehingga tercipta pemerintahan yang bersih dan mampu menyediakan public goods and services. Proses penyelenggaraan kekuasaan Negara dalam melaksanakan penyediaan public goods and services disebut Governance (pemerintahan atau kepemerintahan) sedangkan praktek terbaiknya disebut Good Governance (pemerintahan yang baik). Agar Good Governance menjadi kenyataan dan sukses, dibutuhkan komitmen dari semua pihak, pemerintah dan masyarakat. Good Governance yang efektif menuntut adanya koordinasi yang baik dan integritas, profesionalisme serta etos kerja dan didukung dengan moral yang tinggi. Dengan demikian kekuasaan pemerintah, penyelenggaraan kekuasaan merupakan tantangan tersendiri. Dalam rangka mencapai terselenggaranya good governance diperlukan pengembangan dan penerapan system pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan nyata sehingga pembangunan dapat berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari KKN. Konsep dasar Akuntabilitas didasarkan pada klarifikasi responbilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi. Masingmasing individu pada tiap jajaran aparatur bertanggungjawab atas setiap kegiatan yang dilaksanakan pada bagiannya, sehingga terkendali, benarbenar direncanakan, dilaksanakan dan dinilai hasilnya. Menurut Lembaga Administrasi Negara (2000, 43) dijelaskan bahwa akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan

pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan ataupun pertanggungjawaban. Berdasarkan pengertian diatas, maka semua instansi pemerintah, Badan dan Lembaga Negara serta organisasi non pemerintah baik yang berada di pusat ataupun didaerah sesuai dengan tugas pokok masingmasing harus memahami lingkup akuntabilitasnya masingmasing karena akuntabilitas yang diminta meliputi keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi/instansi yang bersangkutan. Disamping itu akuntabilitas diinterpretasikan mencakup keseluruhan aspek tingkah laku seseorang yang mencakup baik prilaku bersifat pribadi yaitu akuntabilitas spiritual, maupun perilaku yang bersifat eksternal terhadap lingkungan dan orang lain Dalam pelaksanaan akuntabilitas dilingkungan organisasi pemerintah, organisasi non pemerintah, instansi pemerintah dijelaskan oleh Lembaga Administrasi Negara (43) bahwa keberhasilan dan kegagalan organisasi publik diukur dari perspektif masing masing stakeholder. Beberapa jenis indikator sebagai prinsipnya yaitu: 1. Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh staf untuk melakukan pengelolan pelaksanaan misi agar akuntabel. 2. Harus merupakan suatu system yang dapat menjamin penggunaan sumberdaya secara konsisten dengan peraturan yang berlaku. 3. Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. 4. Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh. 5. Harus jujur, objektif, transparan dan inovatif sebagai katalisator perubahan manajemen organisasi dalam bentuk pemutahiran metode dan tehnik pengukuran kinerja, penyusunan laporan akuntabilitas. 2

Kontradiksi yang terjadi di lapangan sangatlah jelas tentang esensi akuntabilitas sehingga membawa sejumlah pertanyaan mendasar dari pada kerangka konsep akuntabilitas khususnya pada sektor organisasi non pemerintah. Mencermati hal di atas, maka menarik untuk dikaitkan dengan pelayanan pada bagian akademik kepada penyumbang/donor yang dalam hal ini STISIPOL Dharma Wacana Metro sebagai suatu organisasi non pemerintah serta mahasiswa sebagai penerima pelayanan atau yang mendapatkan pelayanan maksimal. Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan STISIPOL Dharma Wacana Metro dengan satu jurusan yaitu Ilmu Administrasi dengan program studi yaitu Ilmu administrasi Negara mempunyai mahasiswa sebagai berikut: Tabel 1.1 Perkembangan mahasiswa STISIPOL Dharma Wacana Metro Empat (4) tahun terakhir No. Tahun Ajaran Lakilaki Perempuan Jumlah 1 2 3 4 5 1. 2. 3. 4. 2011/2012 2012/2013 2013/2014 2014/2015 735 761 678 610 292 215 211 99 Sumber : Data Stisipol Dharma Wacana Metro T.A. 2014/2015. 1.027 995 889 709 Data tersebut di atas diperoleh dari hasil wawancara tanggal 10 oktober 2014 dengan Bapak Ketua Jurusan/Ketua Program Studi pada STISIPOL Dharma Wacana Metro. Perkembangan mahasiswa tersebut menarik dikarenakan dengan satu jurusan dan satu program studi tetapi mempunyai jumlah mahasiswa yang banyak, sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisa kondisi akuntabilitas organisasi STISIPOL Dharma Wacana Metro. Tabel 1.2 Data Jumlah Mahasiswa Baru dan Lulusan No. Tahun Ajaran Jumlah mahasiswa Baru Lulus 1 2 3 4 1. 2. 3. 4. 2011/2012 2012/2013 2013/2014 2014/2015 253 178 204 263 119 101 112 240 3

Sumber : Data Stisipol Dharma Wacana Metro T.A. 2014/2015. Data perkembangan mahasiswa baru di atas sangat baik, sehingga peneliti ingin mengetahui dan mendeskripsikan serta mengevaluasi kondisi pelayanan mahasiswa khususnya pada Stisipol Dharma Wacana Metro Tabel 1.3 Data Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sarana Prasarana No. Uraian Jumlah Keterangan 1 2 3 4 Dosen tetap 12 orang Dosen tidak tetap 23 orang Tenaga administrasi 5 orang Perpustakaan 1 orang Analisis/ tekhnisi Tenaga komputer 2 orang Tenagalainnya 2 orang Ruang kuliah 13 kelas 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Sumber: Data Stisipol Dharma Wacana Metro T.A. 2014/2015. Sangat kurang (dipergunakan bersama STIPER,AKPER dan STIMIK) Pada tabel 1.3 menampakan kesenjangan antara harapan yang diinginkan oleh Bapak Ketua Jurusan, dengan kenyataan yang ada dilapangan (pada Stisipol Dharma Wacana Metro). Di dalam menyikapi data di atas, peniliti ingin mengetahui hubungan antara akuntabilitas organisasi Stisipol dengan pelayanan mahasiswa pada Stisipol Dahrma Wacana Metro. Sehingga berdasarkan pada datadata yang dipaparkan pada tabel 1.1, tabel 1.2, dan tabel 1.3, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Stisipol Dharma Wacana Metro dengan satu jurusan dan satu program studi, kondisinya mempunyai mahasiswa cukup banyak, 2. Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya Dosen tetap Yayasan ataupun dari Kopertis masih dirasakan kurang jika dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang ada, begitu juga dengan tenaga administrasi dan tenaga lainnya, 4

3. Sarana dan prasarana masih sangat kurang khususnya ruang kelas untukmahasiswa, 13 kelas digunkan bergantian dengan mahasiswa STIPER, STIMIK, dan AKPER. Demikian halnya dengan kajian pemikiran teoritis pelayanan terhadap pemikiran sejumlah ilmuan, sebagai dasar peneliti mencermati pelayanan yang diberikan kepada mahasiswa Stisipol Dharma Wacana Metro, adalah Layanan Sepenuh Hati yang digagas oleh Patricia Patton (1998) dimaksudkan layanan yang berasal dari diri sendiri yang mencerminkan emosi, watak, keyakinan, nilai, sudut pandang dan perasaan. Oleh karena itu petugas pelayanan dituntut untuk memberikan layanan kepada pelanggan dengan sepenuh hati, sehingga keputusan pelanggan menjadikan tujuan utamanya. Fakta dilapangan ditemukan bahwa selama perjalanannya menuju kepada akuntabilitas STISIPOL Dharma Wacana Metro, kurang mendapatkan perhatian dikarenakan lebih mengutamakan kepada persoalanpersoalan AKREDITASI yang dilakukan oleh BANPT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi). Hasil wawancara dengan ketua jurusan Ilmu Administrasi,Program studi Administrasi Negara (bapak Daud.H) dikatakan bahwa: akreditasi dipahami sebagai penentuan standar mutu serta penilaian terhadap suatu lembaga pendidikan (hal ini perguruan tinggi) oleh pihak luar lembaga pendidikan itu sendiri, mengingat adanya berbagai pengertian tentang hakekat perguruan tinggi (Barnet,1992) maka kriteria akreditasipun berbedabeda. Barnet menunjukkan bahwa setidaknya ada empat pengertian atau konsep tentang hakekat perguruan tinggi. 1. Perguruan tinggi sebagai penghasil tenaga kerja yang bermutu (qualified manpower). Dalam pengertian ini pendidikan tinggi merupakan suatu proses dan mahasiswa dianggap sebagai keluaran (output) yang mempunyai nilai atau harga (value) dalam pasaran kerja, dan keberhasilan itu diukur dengan tingkat penyerapan lulusan dalam masyarakat (employment rate) dan kadangkadang diukur juga dengan tingkat penghasilan yang mereka peroleh dalam karir. 5

2. Perguruan tinggi sebagai lembaga pelatihan bagi karier peneliti. Mutu perguruan tinggi ditentukan oleh penampilan /prestasi penelitian anggota staff. ukuran masukan dan keluaran dihitung dengan jumlah staff yang mendapat hadiah/penghargaan dari hasil penelitiannya (baik ditingkat nasional maupun pada tingkat internasional) ataupun jumlah dana yang diterima oleh staff oleh lembaganya untuk kegiatan penelitian ataupun jumlah publikasi ilmiah yang diterbitkan didalam majalah ilmiah yang diakui oleh pakar sejawat (peer group). 3. Perguruan tinggi sebagai organisasi pengelola pendidikan yang efisien. Dalam pengertian ini perguruan tinggi dianggap baik jika dengan sumber daya dan dana yang tersedia, jumlah mahasiswa yang lewat proses pendidikannya (throughput) semakin besar. 4. Perguruan tinggi sebagai upaya memperluas dan mempertinggi pengkayaan kehidupan indikator sukses kelembagaan terletak pada cepatnya pertumbuhan jumlah mahasiswa dan variasi jenis program yang ditawarkan. Rasio mahasiswa dosen yang besar dan satuan biaya pendidikan setiap mahasiswa yang rendah juga dipandang sebagai ukuran keberhasilan perguruan tinggi. Usulan penelitian ini menggunakan ukuran tiga dimensi dari governance dan good governance sebagai standar akuntabilitas organisasi non pemerintah yaitu STISIPOL Dharma Wacana Metro kaitannya dengan pelayanan kepada mahasiswa, penerpannya berpedoman kepada ukuran standar pelayanan publik melalui keputusan MENPAN nomor: 25/KEP/M.PAN/2/2004. Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk mengetahui faktorfaktor yang dapat menentukan akuntabilitas sebuah organisasi non pemerintah. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah Kondisi akuntabilitas organisasi STISIPOL Dharma Wacana Metro? 6

2. Bagaimanakah Kondisi Tingkat Kepuasan Pelayanan Mahasiswa pada mahasiswa STISIPOL Dharma Wacana Metro? 3. Apakah ada hubungan antara akuntabilitas organisasi STISIPOL terhadap tingkat kepuasan pelayanan mahasiswa pada STISIPOL Dharma Wacana Metro? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang disusun diatas, maka penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis kondisi akuntabilitas organisasi STISIPOL Dharma Wacana Metro. 2. Untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis kondisi tingkat kepuasan pelayanan mahasiswa pada mahasiswa di STISIPOL Dharma Wacana Metro. 3. Untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis hubungan antara akuntabilitas organisasi STISIPOL terhadap tingkat kepuasan pelayanan mahasiswa pada STISIPOL Dharma Wacana Metro. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi pengembangan studi administrasi publik pada saat ini, khususnya didalam paradigma governance. Dengan adanya paradigma governance dalam studi administrasi publik menjadi penting untuk diperkaya kajian ilmiahnya, yang mana didalamnya ada organisasi non pemerintah sebagai kekuatan sektor ketiga (the third sector). 2. Penelitian ini memperkaya kajian akuntabilitas sebagai prinsip governance, yaitu mengembangkan kajian ilmiah dalam setting sector civil society, khususnya organisasinya non pemerintah sebagai kekuatan sektor ketiga. 3. Penelitian ini diharapakan menjadi model akuntabilitas dengan bertolak dari pengalaman organisasi non pemerintah STISIPOL Dharma Wacana Metro Lampung. Secara praktis penelitian ini memberikan beberapa manfaat, yaitu: 7

1. Memberikan sumbangan pemikiran dan perbaikan perbaikan praktis terhadap akuntabilitas akuntabilitas organisasi non pemerintah STISIPOL Dharma Wacana Metro, menjadi referensi bagi peningkatan kualitas daripada akuntabilitas perguruan tinggi swasta khususnya yang ada di Lampung. 2. Diharapkan dapat memperkuat, membangun sektor ketiga civil society, khususnya organisasi non pemerintah pada umumnya di dalam mewujudkan good governance yang nantinya menjadi kekuatan penyeimbang ketika berinteraksi dengan sektor pemerintah. 8