BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian. Bank sebagai lembaga keuangan berfungsi sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Islam tapi bahkan juga di negara-negara barat. Hal ini terbukti. Inggris (Ismal, 2012). Menurut Antonio (2001), bank syariah muncul

BAB 1 PENDAHULUAN. mendominasi kegiatan perekonomian Indonesia. Kegiatan sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam perekonomian suatu Negara sebagai lembaga perantara

I. PENDAHULUAN. Unit Usaha Syariah (UUS)

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan bisa memberikan informasi yang berkaitan dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai penghimpun dana masyarakat (financial intermediary)

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan

BAB I PENDAHULUAN. kantor, 24 Unit Usaha syariah (UUS) denga n 554 kantor, dan 160 Bank

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. pensiun, penyediaan sistem pembayaran dan mekanisme transfer dana.

kemaslahatan, Keseimbangan, dan Universalisme.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usaha tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat. yang setia dan menguntungkan pihak bank. Dengan demikian, pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. aset keuangan (financial asset) atau tagihan-tagihan (claim) misalnya: saham,

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh besar dalam roda perekonomian masyarakat. Dimana bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution), yakni

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. kondisi kesehatan bank tersebut dimana dalam penilaian kesehatannya, Bank

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian di suatu negara. Pada perekonomian yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. secara garis besar lebih cenderung mengacu pada hal-hal yang bertentangan

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

TINJAUAN PUSTAKA. memberikan jasa bank lainnya. (Kasmir, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang begitu cepat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan pembangunan ekonomi nasional. Bank berfungsi. menghimpun dana dari masyarakat (to receive deposit) dan kemudian

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

I. PENDAHULUAN. satunya adalah penyaluran kredit guna untuk meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB I PENDAHULUAN. perantara dibidang keuangan (financial intermediary) semakin meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana yang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan tambahan dana atau uang tidak hanya dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan dengan mengadakan pengumpulan data melalui usaha-usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank. Kegiatan utama dari perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. disuatu Negara dapat pula dijadikan ukuran kemajuan Negara yang. lainnya hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan diatas.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam UU perbankan No. 10 Tahun 1998 pasal 4 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. keperluan pribadi sampai dengan kebutuhan untuk memenuhi modal usaha,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia mulai mengalami goncangan saat terjadinya krisis

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam berbagai aktivitas jasa keuangan yang dilaksanakan oleh lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. oleh bank dalam bentuk kredit ataupun dalam bentuk lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Artinya, keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki dekade 1980-an sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat terhadap produk pembiayaan seperti pembiayaan

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

Implementasi Psak No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan Untuk Pengakuan Pendapatan Dan Beban Bunga Pada PT. Bank Bjb Kantor Cabang Majalengka

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyaluran kredit maupun pembiayaan merupakan fokus dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Tak kurang Lembaga Dana Moneter Internasional (International Money

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah dalam perbankan nasional mulai dikembangkan sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (Financial intermediary institution),yakni. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai moraldan prinsip-prinsip syari ah Islam.

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. kerangka dual banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya lembaga keuangan merupakan sebuah perantara di mana

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB I PENDAHULUAN. diantara prinsip-prinsip tersebut yang paling utama adalah tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-undang Nomor

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain memiliki peran penting dalam proses perekonomian, bank juga

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan perekonomian. Bank sebagai lembaga keuangan berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak yang memerlukan dana (defisit unit). Dengan fungsi intermediasi seperti ini, bank berperan penting dalam menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat untuk dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pembiayaan utama bagi dunia usaha, baik untuk investasi maupun produksi dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi. Bank menurut cara menentukan harga dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu bank konvensional dan bank syariah (Kasmir, 2012). Bank konvesional dalam penentuan harga selalu didasarkan kepada tingkat suku bunga, sedangkan bank syariah didasarkan kepada konsep Islam, yaitu kerja sama dalam skema bagi hasil baik untung maupun rugi. Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berlandaskan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan 1

2 spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih bervariatif. Bank syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat dinikmati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa kecuali (Latumaerissa, 2011). Bank syariah hadir di Indonesia pada awal tahun 1990-an, dalam perkembangan selanjutnya kehadiran bank syariah di Indonesia cukup menggembirakan dan mempunyai daya saing yang cukup kuat dengan bank-bank konvensional. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dan gambar 1.1 berikut : Tabel 1.1 Pertumbuhan Kantor Perbankan Syariah dan Perbankan Konvesional Bank Syariah Bank Konvesional Tahun Pertumbuhan Pertumbuhan Bank Kantor Bank Kantor Kantor Kantor 2008 5 581-124 10.868-2009 6 711 22.3% 121 12.837 18.1% 2010 11 1.215 70.8% 122 13.837 7.7% 2011 11 1.401 15.3% 120 14.797 6.9% 2012 11 1.745 24.5% 120 16.625 12.4% Rata-rata 33,2% Rata-rata 11,2% Sumber : www.ojk.go.id

3 80 70 60 50 40 30 20 10 0 2008 2009 2010 2011 2012 JKBS JKBK Gambar 1.1 Pertumbuhan Kantor Bank Syariah dan Kantor Bank Konvensional 2008-2012 Dari data pada tabel dan gambar 1.1 terlihat bahwa jumlah kantor bank syariah masih jauh lebih kecil dari jumlah kantor bank konvensional dilain pihak jika dilihat dari pertumbuhan, pertumbuhan jumlah kantor bank syariah lebih tinggi dari pertumbuhan jumlah kantor bank konvensional. Pertumbuhan jumlah kantor bank syariah selama tahun 2008-2012 rata-rata sebesar 33,2% sedangkan pertumbuhan jumlah kantor bank konvensional rata-rata sebesar 11,2%. Perkembangan bank syariah di Indonesia dewasa ini berjalan dengan sangat pesat. Walaupun jumlah total aset, jumlah dana pihak ketiga dan jumlah pembiayaan bank syariah masih sangat kecil apabila dibandingkan dengan bank konvensional (Nadratuzzaman, 2012). Perbankan syariah tumbuh dan berkembang pada umumnya di seluruh ibukota provinsi dan kabupaten di indonesia, bahkan beberapa bank konvensional

4 dan lembaga keuangan lainnya membuka unit usaha syariah seperti, bank syariah, asuransi syariah, pegadaian syariah, dan semacamnya. Pada perjalanannya sistem perbankan berbasis syariah semakin hari semakin populer bukan hanya di negara-negara Islam, tetapi juga di negara-negara barat yang mayoritas nonmuslim, ditandai dengan makin suburnya bank-bank yang menerapkan konsep syariah. Pada saat ini bank-bank besar yang berasal dari Amerika maupun Eropa banyak yang telah memiliki Islamic window. Dengan kata lain, melaksanakan juga kegiatan usaha perbankan Islam. Hal ini dilakukan oleh Citibank, Chase Mahattan Bank, ANZ Bank, dan Jardine Fleming. Perkembangan industri perbankan syariah yang pesat menimbulkan persaingan antar bank semakin ketat. Persaingan ini menuntut perbankan untuk berusaha mengelola bank dengan baik guna mempertahakan dan meningkatkan peranannya sehingga mendorong bank menghasilkan keuntungan yang ditargetkan. Ukuran yang sering digunakan untuk menilai berhasil atau tidaknya suatu perusahaan adalah dengan melihat laba bersih yang diperoleh perusahaan. Laba bersih merupakan selisih positif atas penjualan yang dikurangi biaya-biaya dan pajak (Kasmir, 2013). Sumber dana merupakan hal terpenting bagi bank. Semakin banyak dana yang dimiliki oleh bank, maka akan semakin besar peluang bank untuk menjalankan fungsinya. Sehingga dana yang ada akan meningkatkan pembiayaan yang diberikan sehingga meningkatkan laba bank. Dana-dana yang dimaksud

5 meliputi dana yang bersumber dari bank itu sendiri, dana yang bersumber dari masyarakat luas dan dana yang bersumber dari pihak lain (Kasmir, 2012). Dana yang bersumber dari bank itu sendiri merupakan dana yang diperoleh dari dalam bank. Salah satu jenis dana yang bersumber dari bank itu sendiri adalah modal disetor dari para pemegang sahamnya. Perolehan dana ini digunakan apabila bank mengalami kesulitan memperoleh dana dari luar. Dana yang bersumber dari masyarakat luas atau Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan simpanan yang diperoleh dari nasabah melalui giro, tabungan, dan deposito. Dana Pihak Ketiga (DPK) ini dapat dikatakan sebagai sumber utama kegiatan operasional perbankan syariah. Dana yang telah dihimpun kemudian disalurkan oleh bank dalam segala bentuk pembiayaan dan jasa-jasa perbankan lainnya. Berikut tabel 1.2 laju pertumbuhan DPK bank syariah dan bank konvensional : Tabel 1.2 Laju Pertumbuhan DPK Bank Syariah dan DPK Bank Konvensioal Tahun DPK Bank DPK Bank Laju Laju Syariah Konvensional Pertumbuhan Pertumbuhan (Miliar Rupiah) (Miliar Rupiah) 2008 36,85-1753,29-2009 52,27 41,84% 1973,04 12,53% 2010 76,03 45,45% 2338,82 18,53% 2011 115,41 51,79% 2784,91 19,07% 2012 147,51 27,81% 3225,19 15,80% Rata-rata 41,72% Rata-rata 16,48% Sumber : www.bi.go.id

6 Dari data pada tabel 1.2 terlihat bahwa dari sisi DPK yang terkumpul, DPK bank syariah masih jauh lebih kecil dari DPK bank konvensional dilain pihak jika dilihat dari laju pertumbuhan, laju pertumbuhan DPK bank syariah lebih tinggi dari laju pertumbuhan DPK bank konvensional. Laju pertumbuhan DPK bank syariah selama tahun 2008-2012 rata-rata sebesar 41,72% sedangkan laju pertumbuhan DPK bank konvensional rata-rata sebesar 16,48%. Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembaikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Penyaluran dana berupa pembiayaan yang diberikan bank pada kenyataannya terdapat pembiayaan bermasalah (kredit bermasalah) yang merupakan kendala sehingga dikhawatirkan dapat menghambat laju perkembangan bank syariah. Pembiayaan bermasalah (kredit bermasalah) merupakan pembiayaan yang tidak menepati jadwal angsuran sehingga terjadi tunggakan. Hal tersebut merupakan salah satu risiko yang harus diterima bank ketika menyalurkan pembiayaan kepada nasabah. Besar kecilnya pembiayaan bermasalah dapat berpengaruh terhadap laba bank (Wangsawidjaja, 2012). Batas maksimal rasio pembiayan bermasalah (non performing financing/npf) yang ditentukan Bank Indonesia sebesar 5%.

7 Hak pihak ketiga atas bagi hasil yaitu bagian bagi hasil pemilik dana atas keuntungan dan kerugian hasil investasi bersama entitas syariah dalam suatu priode laporan keuangan. Hak pihak ketiga atas bagi hasil merupakan alokasi keuntungan dan kerugian kepada pemilik dana atas investasi yang dilakukan bersama dengan entitas syariah. Bank berusaha menghimpun dana sebesar-besarnya. Semakin besar bank dapat menghimpun dana akan semakin besar kemungkinan bank tersebut dapat menyalurkan dana dan hal ini berarti semakin besar kemungkinan bank memperoleh pendapatan/keuntungan (Pandia, 2012). Bank sebagai institusi yang memiliki izin untuk melakukan banyak aktivitas memiliki banyak peluang yang sangat luas dalam memperoleh pendapatan (income/return). Dalam menjalankan aktivitasnya untuk memperoleh pendapatan perbankan selalu dihadapkan pada risiko. Pada dasarnya risiko melekat pada seluruh aktivitas bank. Seluruh aktivitas bank baik produk dan layanan bank terkait dengan uang. Aktivitas bank mulai dari penghimpunan dana hingga penyaluran dana dalam bentuk pemberian pinjaman rentan terhadap hilangnya uang. Dengan pengelolaan yang baik, bank dapat memberikan jaminan keselamatan dana yang diterima dari sumber-sumber atau pihak-pihak yang berkepentingan dan memberikan peluang bagi pihak bank sendiri untuk mendapatkan laba dari pengelolaan atau pemanfaatan dana-dana tersebut. Bank yang dianalisis dalam penelitian ini adalah Bank Muamalat Indonesia. Bank Muamalat Indonesia merupakan salah satu bank syariah yang

8 mempunyai pengaruh besar terhadap kelancaran kegiatan ekonomi di Indonesia dan merupakan pionir bank syariah di Indonesia (Sutedi, 2009). Bank Muamalat merupakan bank Islam pertama di Indonesia. Dengan sumber permodalan berasal dari 800.000 masyarakat muslim Indonesia dan masyarakat muslim internasional melalui Islamic Development Bank (IDB) Jeddah. Modal dan pengelolaan Bank Muamalat sampai saat ini tetap murni syariah. Pencapaian ini sangat membantu peningkatan kemampuan perusahaan dalam meraih laba (Muamalat.co.id, 2015). Bank Muamalat berhasil membukukan kinerja keuangan yang sangat baik pada tahun 2012. Pada aspek finansial, target-target pertumbuhan yang ditetapkan di awal tahun berhasil dicapai dengan baik, seperti total aset Bank Muamalat tercatat tumbuh sebesar Rp 12.374,91 miliar, atau 38,10%, dari Rp 32.479,51 miliar pada akhir tahun 2011 menjadi sebesar Rp 44.854,41 miliar pada akhir tahun 2012. Pertumbuhan aset pada tahun 2012 terutama ditopang oleh kenaikan sumber dana terutama dari kenaikan Dana Pihak Ketiga. Total pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF) Bank Muamalat Indonesia masih dapat dijaga pada tingkat yang relatif baik dan mengalami penurunan. Pada tahun 2010 sebesar 3,51%, sedangkan di tahun 2011 sebesar 1,78%, dan di tahun 2012 sebesar 1,81. Dalam usaha perbankan syariah, Bank Muamalat Indonesia bersaing dengan bank-bank syariah dan bank-bank konvensional yang telah ada di Indonesia. Bank-bank tersebut bersaing untuk menjadi yang terbaik di mata publik dengan cara menunjukan kinerja bank yang baik. Hal tersebut bisa dicapai

9 apabila perusahaan dapat memberikan prestasi terbaiknya dengan memberikan pelayanan dan produk yang bernilai lebih dibandingkan dengan para pesaingnya. sehingga mendapatkan tingkat kepercayaan yang lebih dari masyarakat dan akan memberikan keuntungan/pendapatan bagi pihak bank. Dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas. maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan memilih judul ANALISIS PENGARUH MODAL DISETOR, DANA PIHAK KETIGA, PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN HAK PIHAK KETIGA BAGI HASIL TERHADAP LABA BERSIH PADA BANK MUAMALAT INDONESIA PERIODE 2000 2012. 1.2 Identifikasi Masalah Permasalahan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh Modal Disetor, Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan Bermasalah, dan Hak Pihak Ketiga Bagi Hasil Terhadap Laba Bersih Pada Bank Muamalat Indonesia Periode 2000 2012. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Modal Disetor, Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan Bermasalah, dan Hak Pihak Ketiga Bagi Hasil Terhadap Laba Bersih Pada Bank Muamalat Indonesia Periode 2000 2012.

10 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Hasil penelitian diharapkan berguna untuk referensi bagi peneliti selanjutnya, sehingga diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan inspirasi untuk mengembangkan penelitian yang lebih luas dan mendalam mengenai masalah perbankan khususnya Bank Syariah. 1.4.2 Kegunaan Praktis Untuk melengkapi program perkuliahan S1 pada program studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung.