PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 1998

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR TAHUN SERI NO.

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG. Nomor : 5 Tanggal : 25 Juni 1999 Seri : B Nomor : 5

WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 3 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2003 Seri : C

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 9 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN MUTU BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 1998 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 21 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 21 TAHUN 2011

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 8 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA DAN HASIL USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU WATA ALA

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

QANUN FROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA PROVINSI BIDANG PERIKANAN

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 16 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DITEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 6 TAHUN 1999

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 07 TAHUN 2001 T E N T A N G RETRIBUSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT BUPATI LAMPUNG BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 56 TAHUN 2008

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN

BUPATI PESISIR SELATAN

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH DI BIDANG PERIKANAN

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 14 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN PARIWISATA BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN KESEHATAN TERNAK DAN PERIZINAN USAHA DIBIDANG PETERNAKAN

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

RETRIBUSI WISMA/PESANGGRAHAN/VILLA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN ATAU PERTOKOAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN SERTIFIKASI BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR : 8 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RETRIBUSI PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG. Nomor : 1 Tanggal : 25 Juni 1999 Seri : B Nomor : 1

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SRAGEN NOMOR 4 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PENITIPAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA,

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU Nomor : 18 Tahun 1998 T E N T A N G RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG IZIN PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU LINTAS KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

b. bahwa untuk melaksanakan pemungutan retribusi sebagaimana dimaksud pada huruf a diatas, perlu diatur dengan Peraturan Daerah.

BUPATI SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 9 TAHUN : 1999 SERI : B NO : 3

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 08 TAHUN?? 2003 TENTANG

BUPATI SUKABUMI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI JASA PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN KESEHATAN DAN PEMOTONGAN HEWAN TERNAK

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 20 TAHUN 2002 (20/2002) TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Klik Dibatalkan dan Ditindaklanjuti dgn Instruksi Bupati No 1 Tahun 2007

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI SEMEN BEKU TERNAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN PERDA NO 25 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI MEMBAWA HASIL PERKEBUNAN KELUAR DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah Jis

BAB IV NAMA, OBJEK, SUBJEK DAN JENIS RETRIBUSI Pasal 4

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 14 TAHUN 2002 SERI C NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

Transkripsi:

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Menimbang : a. b. c. d. bahwa dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah agar dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna, maka perlu menggali dan meningkatkan sumber Pendapatan Asli Daerah yang ada; bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997, Penerimaan dari Dinas-Dinas dan Pendapatan Lain-lain di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang diatur dengan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 Tahun 1991 dinyatakan tidak sesuai, sehingga perlu diatur kembali; bahwa Dinas-dinas dan atau Instansi-instansi di Lingkungan Perintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengelola Produksi Usaha Daerah selain mempunyai tugas dan fungsi pembinaan, juga dapat menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sehingga pelaksanaannya perlu diatur dengan Peraturan Daerah; bahwa atas dasar pertimbangan-pertimbanan tersebut di atas, perlu menetapkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa

Yogyakarta jo Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 sebagaimana telah diubah dan ditambah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1959 (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1819); 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2824); Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037); Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478); Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685); Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 1957 tentang Penyerahan Sebagian Urusan dari Pemerintah Pusat di lapangan Perikanan Laut, Kehutanan dan Karet Rakyat kepada Daerah-daerah Swatantra Tingkat I (Lembaran Negara Tahun 1957 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1490); Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1975 tentang Penyerahan Urusan Pemerintah Pusat di bidang Perkebunan Besar kepada Daerah Tingkat I (Lembaran Negara Tahun 1975 Nomor 30,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3060); Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1977 tentang Usaha Peternakan (Lembaran Negara Tahun 1977 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3102); Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang Pembenihan Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3616); Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3692); Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang Bentuk Peraturan dan Peraturan Daerah Perubahan;

12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 171 Tahun 1997 tentang Prosedur Pengesahan Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; 13. 14. 15. 16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997 tentang Prosedur Pengesahan Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Retribusi Daerah; Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 1982 tentang Pemberian Uang Perangsang kepada Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Instansi yang membantu / berkaitan dengan Usaha Pemasukan Pendapatan Asli Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 1987 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;. Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; c. Gubernur Kepala Daerah adalah Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta; d. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;

e. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya; f. Retribusi Jasa Usaha adalah Retribusi atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial karena dasarnya dapat pula oleh sektor swasta; g. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah pembayaran atas penjualan hasil prosuksi usaha Daerah; h. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapat dapat disingkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang; i. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi; j. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan danpengelolaan dataa dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi Daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan Retribusi Daerah; k. Penyidikan Tindak Pidana di bidang retribusi Daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya. BAB II NAMA, SUBYEK DAN OBYEK RETRIBUSI Pasal 2 Dengan Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah, dipungut pembayaran atas setiap pembelian/penggunaan segala hasil produksi usaha daerah yang dihasilkan oleh Dinasdinas/Instansi-instansi di lingkungan Pemerintah Daerah. Pasal 3 Subyek Retribusi adalah setiap orang pribadi atau badan yang menggunakan/membeli hasil produksi usaha daerah. Pasal 4 (1) Obyek retribusi adalah semua hasil penjualan produksi usaha daerah. (2) Obyek retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini meliputi hasil : a. benih / bibit tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. b. Komoditi hasil tanaman pangan hortikultura, perkembunan, peternakan, perikanan, kehutanan dan perindustrian. c. Komoditi lain-lain yang merupakan hasil olahan produksi Daerah.

BAB III GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5 Retribusi penjualan hasil produksi usaha daerah termasuk jenis Retribusi Jasa Usaha. BAB IV CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 6 Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan volume hasil produksi yang dijual. BAB V PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIP RETRIBUSI Pasal 7 Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi didasarkan atas tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang layak sebagaimana keuntungan yang pantas diterima olehpengusaha sejenis yang beroperasi secara efisien dan berorientasi pada harga pasar, dengan mempertimbangkan prinsip keadilan berdasarkan kemampuan daya beli masyarakat. BAB VI STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 8 (1) Struktur tarif digolongkan berdasarkan jenis, ukuran, kualita hasil produksi yang dijual, serta kategori konsumen. (2) Besarnya tarif ditetapkan berdasarkan harga pasar di wilayah Daerah atau sekitarnya dengan kriteria sebagai berikut : a. Dinas Pertanian Tanaman Pangan; - Benih/Bibit : - Baru = 80% kali harga pasar. - Mapan = 80% kali harga pasar. b. Dinas Perikanan : 1. Benih Ikan = 80% kali harga pasar. 2. Induk Ikan = 80% kali harga pasar. 3. Afkiran calon/induk Ikan = 80% kali harga pasar. 4. Ikan Hias = 100 % kali harga pasar.

c. Dinas Peternakan : 1. Bibit ternak/unggas = 75 % kali harga pasar. 2. Hasil Ternak = 100 % kali harga pasar. 3. Ternak Afkir = 100 % kali harga pasar. d. Dinas Perkebunan: 1. Bibit dan benih = 80 % kali harga pasar. 2. Hasil Kebun = 100 % kali harga pasar. e. Dinas Kehutanan: 1. Kayu = 90% kali harga PERUM PERHUTANI. 2. Minyak Kayu putih = 100% kali harga PERUM PERHUTANI 3. Hasil Produksi Persemaian = 75 kali harga pasar. f. Dinas Perindustrian : 1. Alat Tepat Guna (ATG) = 75% kali harga pasar. 2. Hasil pelatihan = 50% kali harga pasar. g. Rumah Sakit Jiwa Daerah: - Work therapy = 50 % kali harga pasar. (3) Dalam hal tarif pasar yang berlaku sulit ditemukan, maka tarif ditetapkan sebagai jumlah pembayaran persatuan unit pelayanan/jasa, yang merupakan jumlah unsur-unsur tarif meliputi: a. Unsur biaya peraturan penyediaan jasa. b. Unsur keuntungn yang dikehendaki per satuan jasa. (4) Besarnya tarif sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal ini ditetapkan lebih lanjut oleh Gubernur Kepala Daerah dalam hal ini Kepala Instansi yang bersangkutan dan ditinjau selama-lamanya satu semester. (5) Jenis-jenis hasil produksi usaha daerah sebagaimana tersebut dalam Lampiran Peraturan Daerah ini. BAB VII WILAYAH PUNGUTAN] Pasal 9 Retribusi yang terutang dipungut di Wilayah Daerah tempat penjualan dilakukan.

BAB VIII SAAT RETRIBUSI TERUTANG Pasal 10 Saat retribusi terutang adalah pada saat ditetapkan SKPD atau dokumen lain yang dipersamaka. BAB IX TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 11 (1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan. (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. BAB X TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 12 (1) Retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus dimuka. (2) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran retribusi diatur dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah. BAB XI PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 13 (1) Gubernur Kepala Daerah dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi. (2) Pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini diberikan dengan memperhatikan kemampuan Wajib Retribusi. (3) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah.

BAB XII KETENTUAN PIDANA Pasal 14 (1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan daerah diancam dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi yang terutang. (2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah pelanggaran. BAB XIII KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 15 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah. (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini adalah : a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas; b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi daerah tersebut; c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah; d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah; e. Melakukan penggeledahan untuk mendapakan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah; g. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeiksa identitas orang atau dokumen yang di bawa sebagaimana dimaksud pada huruf e; h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi daerah; i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. Menghentikan penyidikan; k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah menurut hukum yang dpat dipertanggungjawabkan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini memberitahukan dimulainya penyidikan dan penyampaian hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum sesuai dengan ketentuanyang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. BAB XIV KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 Tahun 1991 tentang Penerimaan Dinas-dinas dan Penerimaan Lain-lain sepanjang yang mengatur mengenai penerimaan dari Dinas-dinas dinyatakan tidak berlaku. Pasal 17 Hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Gubernur Kepala Daerah.

Pasal 18 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundanan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Ditetapkan di Yogyakarta Pada tanggal 26 Oktober 1998 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Ketua, ttd. ttd. M. SUBAGIO WARYADI HAMENGKU BUWONO X Disahkan oleh Menteri Dalam Negeri dengan Surat Keputusan : Nomor : 974.34-142 Tanggal : 24 Pebruari 1999 Diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Istmewa Yogyakarta Nomor : 1 Tanggal : 8 April 1999 Seri : B Pelaksana Harian Sekretairs Wilayah/Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ttd. IR SOEBEKTI SOENARTO NIP. 080016744

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 1998 I. PENJELASAN UMUM TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH Dalam rangka mewujudkan tercapainya Otonomi Daerah yang nyata dan bertanggung jawab masing-masing Daerah dituntut untuk menggali sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah yang sah agar pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan dapat berjalan dengan lancar. Untuk mencapai tujuan dimaksud Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah melaksanakan penggalian sumber dana berupa Pungutan Daerah dari Dinas-dinas dan Pendapatan lain-lain di luar Pajak Daerah. Berdasarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah jis. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 dan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 10 Tahun 1998, maka Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 Tahun 1991 tentang Penerimaan dari Dinas-Dinas dan Penerimaan Lain-Lain khususnya Pasal 2 dinyatakan tidak berlaku sehingga perlu diatur kembali. Untuk meningkatkan dayaguna dan hasilguna produksi usaha daerah yang dihasilkan oleh Dinas-dinas dan atau Instansiinstansi di lingkungan Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang berupa benih/bibit tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan dan perikanan serta komoditi tanaman pangan dan holtikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan dan hasil dari Dinas Perindustrian dan Rumah Sakit Jiwa Daerah serta Komoditi lain-lain yang merupakan hasil produksi usaha Daerah, perlu ada pedoman yang konkrit bagi pemungutan retribusi penjualan produksi usaha daerah. Atas dasar hal tersebut di atas perlu menyusun/menetapkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Retribusi Produksi Usaha Daerah.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : Cukup jelas Pasal 2 : - Dengan nama retribusi penjualan produksi usaha daerah dimaksudkan untuk memberikan ketegasan bahwa jenis pungutan ini adalah retribusi yang merupakan harga jual dari produksi usaha daerah. - Yang dimaksud dengan Dinas-dinas /Instansi antara lain meliputi Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Perkebunan, Dinas Perikanan, Dinas Peternakan, Dinas Kehutanan, Dinas Perindustrian dan Rumah Sakit Jiwa Daerah. Pasal 3 : Cukup jelas. Pasal 4 ayat (1) : Cukup jelas. ayat (2) a : - - - Yang dimaksud dengan benih/bibit tanaman pangan dan hortikultura meliputi: benih dasar adalah keturunan pertama dari benih sejenis atau dasar yang diproduksi. benih pokok adalah benih keturunan dari benih sejenis atau benih dasar yang diproduksi sedemikian rupa sehingga identitas dan tingkat kemurnian memenuhi standar mutu benih yang ditetapkan. benih sebar adalah keturunan benih sejenis benih dasar atau benih pokok yang diproduksi yang memenuhi mutu benih yang ditetapkan. - bibit adalah bahan tanaman vegetatif yang mempunyai sifat seperti induknya yang dipergunakan untuk okulasi/sambung. - Yang dimaksud dengan ternak bibit adalah bakalan atau calon induk. ayat (2) b : Cukup jelas. c : Yang dimaksud dengan komoditi lain-lain, antara lain minyak kayu putih, hasil kerajinan tepat guna, dan hasil pelatihan dari Dinas Perindustrian dan Rumah Sakit Jiwa Daerah dan ayat (3) : Cukup jelas. Pasal 5 s.d. 7 : Cukup jelas. Pasal 8 ayat (1) : Cukup jelas. ayat (2) : Harga Pasar adalah harga yang ditentukan berdasarkan harga pasar yang berlaku pada saat itu di masing-masing dinas. ayat (3) s.d. (7) : Cukup jelas. Pasal 9 s.d. 12 : Cukup jelas. Pasal 13 ayat (1) : Pengurangan, keringanan, pembebanan retribusi diberikan pada kegiatan yang bersifat sosial dalam rangka menunjang kegiatan pembangunan antara lain : Kuliah Kerja Nyata (KKN), ABRI Masuk Desa (AMD) dan lain-lain. ayat (2) dan (3) : Cukup jelas. Pasal 14 s.d. 18 : Cukup jelas.

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH JENIS-JENIS HASIL PRODUKSI USAHA DAERAH Jenis-jenis Hasil Produksi Usaha Daerah antara lain : I. Dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan, antara lain : 1. Hasil penjualan benih padi : a. Benih dasar. b. Benih pokok. c. Benih sebar. 2. Hasil penjualan benih palawija : a. Jagung benih dasar. b. Jagung benih pokok. c. Jagung benih sebar. d. Kedele benih pokok. e. Kedele benih dasar. f. Kedele benih sebar. 3. Hasil penjualan Benih/bibit tanaman hortikultura : a. Rambutan okulasi/sambung. b. Mangga okulasi/sambung. c. Mlinjo okulasi/sambung. d. Jeruk okulasi/sambung. e. Pisang. f. Kelengkeng Cangkuk/okulasi. g. Duian okulasi/sambung. h. Adfokat sambung. i. Tomat. j. Lombok rawit. k. Lombok besar. l. Kacang panjang. m. Buncis tegak dan panjang. n. Caisin/Sawi.

II. Dari Dinas Perkembunan, antara lain: 1. Penjualan bibit : a. Bibit Kelapa. b. Bibit lada. c. Bibit kopi. d. Bibit jambu mete. 2. Hasil kebun : a. Kopi Wose. b. Buah kelapa. III. Dari Dinas Perikanan, antara lain : A. Benih ikan : 1. Mas/Kaper. 2. Tawes. 3. Nila Hitam. 4. Nila Merah. 5. Lele Lokal. 6. Lele Dumbo. 7. Karper Rumput. 8. Gurami. 9. Nilem. 10. Udang Galah. 11. Jambal Siam (lele bengkok). B. Induk ikan : 1. Mas/Kaper. 2. Tawes. 3. Nila Hitam. 4. Nila Merah. 5. Lele Lokal. 6. Lele Dumbo. 7. Karper Rumput. 8. Gurami. 9. Nilem. 10. Udang Galah. 11. Jambal Siam (lele bengkok). C. Afkiran ikan : 1. Mas/Kaper. 2. Tawes. 3. Nila Hitam. 4. Nila Merah. 5. Lele Lokal. 6. Lele Dumbo.

7. Karper Rumput. 8. Gurami. 9. Nilem. 10. Udang Galah. 11. Jambal Siam (lele bengkok). D. Ikan hias : 1. Koki. 2. Plati. 3. Black Molli. 4. Beta Betina. 5. Beta Jantan. 6. Suntet. 7. Mas Koki. 8. Mas Fish. 9. Oskar. 10. Komet. 11. Swadrager. IV. Dari Dinas Peternakan, antara lain : 1. Bibit Ternak/Unggas : a. Sapi Potong b.sapi Perah. a. Kabing. c. Domba. d. Ayam buras. e. Burung Puyuh. 2. Hasil Ternak : a. Susu. b. Telur. c. Daging. 3. Ternak Afkir : a. Sapi Perah. b. Kambing. c. Domba. d. Ayam Buras. e. Burung puyuh.

V. Dari Dinas Kehutanan, antara lain : 1. Kayu : a. Kayu Bulat Jati b. Kayu Bulat Rimba c. Kayu Persegi/gergajian Jati. d. Kayu Persegi/gergajian Rimba e. Kayu Bakar Rimba. 2. Minyak Kayu Putih. 3. Produksi Persemaian Bibit. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Ketua, ttd. GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ttd. H. SUBAGIO WARYADI HAMENGKU BUWONO X