EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG CACAT

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR

EVALUASI PROGRAM BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)

EVALUASI IMPLEMENTASI TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

EVALUASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR LINGKUNGAN DENGAN POLA ORGANISASI MASYARAKAT

PERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS

Sekapur Sirih. Sekapur Sirih

EVALUASI KEBIJAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

Jl. Sukarno Hatta Giri Menang Gerung Telp.( 0370 ) , Fax (0370) Kode Pos TELAAHAN STAF

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 32 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Kota Bandung A. Kepala Dinas B. Sekretariat

PERAN SMK NEGERI 2 SEWON SEBAGAI SMK PUSAT LAYANAN TIK SE KABUPATEN BANTUL JURNAL SKRIPSI. Oleh Oka Deva Yunianto NIM

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL

BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK PEMBUATAN AKTE KELAHIRAN

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN

BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MPANAU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RETRIBUSI PERSAMPAHAN. Uraikan situasi yang ada sebelum inovasi pelayanan publik ini dimulai

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Perkembangan Dinas Sosial Provinsi Riau

EVALUASI PROGRAM PENANGANAN ANAK JALANAN OLEH DINAS SOSIAL PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SEMARANG MELALUI RUMAH PERLINDUNGAN SOSIAL ANAK (RPSA) PELANGI

DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Oleh : Aji Tri Utomo, Aufarul Marom. Universitas Diponegoro

KEBIJAKAN WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR SEMBILAN TAHUN DI KECAMATAN DARUL MAKMUR

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

MOTIVASI WARGA YANG MENCALONKAN DIRI SEBAGAI KEPALA DESA DI DESA RANDUAGUNG, KECAMATAN SINGOSARI, KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilandasi oleh tujuan untuk penciptaan keadilan dan kemampuan bagi

JURNAL. Oleh Fikri Nurcahya NIM

EVALUASI KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KOJA JAKARTA UTARA (Studi Pada SDN Tugu Utara 11)

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG DISABILITAS

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS LMDH DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS PHBM

PENETAPAN KEBIJAKAN PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

EVALUASI PROGRAM PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH BIDANG PENDIDIKAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT TAHUN

KINERJA PELAYANAN BADAN PERTAHANAN NASIONAL

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN HUKUM KEPADA MASYARAKAT MISKIN

BAB I PENDAHULUAN. negara karena dari sanalah kecerdasan dan kemampuan bahkan watak bangsa di masa

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial masyarakat yang memiliki harkat dan martabat, dimana setiap

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pemerintah Nomor 3 tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

B U P A T I T A S I K M A L A Y A

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE B DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

H. Abdul Rachman Sahib, S.E 16 1

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE A DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE B DAERAH PROVINSI (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN BERAS BERSUBSIDI

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI INDONESIA (STUDI TENTANG UPAYA PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 OLEH PEMERINTAH KOTA PEKANBARU)

Selfia Migar Novie.R.A.Palar F.Daicy.J.Lengkong ABSTRACT

PERENCANAAN SISTEM PENDATAAN DAN PELAPORAN KEGIATAN PEMBANGUNAN

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN BADUNG

ABSTRAK PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN (STUDI KASUS PADA PT. MITRA PRIMA SAGITA LESTARI, BANDUNG)

IMPLEMENTASI KETERSEDIAAN BERAS DALAM RANGKA KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN BATANG

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik. Andalas OLEH : ETRIO FERNANDO

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE A DAERAH PROVINSI (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

EVALUASI PROGRAM KELOMPOK MASYARAKAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN IRIGASI DALAM INTENSIFIKASI PRODUKTIFITAS SAWAH DI DESA SAWAH KECAMATAN KUANTAN TENGAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SMP NEGERI 2 SUKOREJO KABUPATEN KENDAL. Tesis

EVALUASI PENEMPATAN LOKASI JEMBATAN PENYEBERANGAN DI KOTA PEKANBARU (STUDI KASUS IMPLEMENTASI PERDA NOMOR 2 TAHUN 2009)

IMPLEMENTASI PROGRAM ALOKASI DANA DESA DALAM PENGEMBANGAN MODAL SOSIAL

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan tetapi juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan di berbagai sektor

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

PANDUAN KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2017

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS SOSIAL

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE C DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN

KENDALA GURU BK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. akses, bersifat privat dan tergantung kepada pihak lain (laki-laki). Perempuan

IMPLEMENTASI PROGRAM WIRAUSAHA BARU OLEH DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DALAM MENDUKUNG GERDU KEMPLING KOTA SEMARANG TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN SAMOSIR DINAS SOSIAL Kompleks Perkantoran Parbaba Desa Siopat Sosor Telp/Fax (0626) PANGURURAN

PELAKSANAAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)

REKRUTMEN DAN PENEMPATAN PEGAWAI

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 106

Oleh: IMA NUR FITRIANA A

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM. Dinas Sosial 1.

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA PADA PROGRAM DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA

PEMANFAATAN PELAYANAN PERSALINAN TENAGA KESEHATAN

KARAKTERISTIK APARATUR, LINGKUNGAN ORGANISASI DAN INDIKATOR KINERJA ORGANISASI

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1. Sejarah Pembentukan Dinas Sosial Kota Bandar Lampung

Transkripsi:

324 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG CACAT Lilis Wahyuni Program Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas, Km. 12,5 Panam Pekanbaru, 28293 Abstract: Evaluation of Rehabilitation of Disabled Persons Program. This study aimed to evaluate the implementation of the Disabled Rehabilitation Program at the Department of Social Dumai. This research is a descriptive study with qualitative approach. Informants in this study are those that play a role in the implementation of the Disabled Rehabilitation Program at the Department of Social Dumai. Data collection technique were interview, observation and documentation. Analysis of data through data reduction, data presentation and conclusion. The results showed that the implementation of the Rehabilitation of Persons with Disabilities Program in Social Service Dumai seen from indicators of effectiveness, efficiency, adequacy, equity, responsiveness and accuracy, there are still many shortcomings. None of the evaluation indicators used can be fulfilled in the Implementation of the Programme of Rehabilitation of Persons with Disabilities on Social Department Dumai. Keywords: effectiveness, adequacy, equity, responsiveness, disabled persons Abstrak: Evaluasi Pelaksanaan Program Rehabilitasi Penyandang Cacat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Pelaksanaan Program Rehabilitasi Penyandang Cacat pada Dinas Sosial Kota Dumai. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang berperan dalam Pelaksanaan Program Rehabilitasi Dumai. Teknik pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelaksanaan Program Rehabilitasi Dumai yang dilihat dari indikator efektivitas, efesiensi, kecukupan, pemerataan, responsivitas dan ketepatan, masih banyak terdapat kekurangan. Tidak ada satupun indikator evaluasi yang digunakan dapat terpenuhi dalam Pelaksanaan Program Rehabilitasi Dumai. Kata kunci: efektivitas, kecukupan, pemerataan, responsivitas, penyandang cacat PENDAHULUAN Indonesia dalam melaksanakan pembangunan nasional dilandasi tujuan untuk menciptakan keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia. Penciptaan tujuan diwujudkan melalui berbagai program pembangunan di segala bidang yang saling terkait sebagai bagian dari pembangunan nasional. Salah satunya adalah Pembangunan Kesejahteraan Sosial untuk Penyandang Cacat. Hakikat pembangunan kesejahteraan sosial adalah upaya peningkatan kualitas kesejahteraan sosial peorangan, keluarga, kelompok dan komunitas masyarakat. Sehingga setiap orang mampu mengambil peran dan menjalankan fungsinya dalam kehidupan. Termasuk dalam hal ini adalah penyandang cacat. Penyandang cacat merupakan bagian dari warga negara Indonesia yang berhak untuk mendapatkan kehidupan yang layak dengan mengembangkan potensi yang dimiliki agar dapat hidup layak dan sejajar dengan warga masyarakat lainnya. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat (2), dan Pasal 28 huruf H (3), mengamanahkan bahwa tiap warga Negara Indonesia berhak atas penghidupan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial sehingga memungkinkan mereka untuk memiliki 324

Lilis Wahyuni, Evaluasi Pelaksanaan Program Rehabilitasi Penyandang Cacat 325 penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dan bermartabat. Kebijakan pemerintah dalam penanganan penyandang cacat, tertuang dalam Undang-Undang Nomor 4 tahun 1997 tentang penyandang cacat, dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1998 tentang upaya peningkatan kesejahteraan sosial (UPKS) bagi penyandang cacat. Berdasarkan kedua aturan tersebut, dikemukakan bahwa pemerintah dan masyarakat mempunyai tanggung jawab yang sama dalam melakukan pembinaan demi kesejahteraan penyandang cacat. Kota Dumai sebagai salah satu kawasan industri dan merupakan jalur perdagangan barang dan jasa karena letaknya strategis sebagai jalur transportasi penghubung di pulau Sumatera. Disamping itu Jumlah penduduk Kota Dumai, berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk (SP) tahun 2010 oleh Badan Pusat Stastistik (BPS) Kota Dumai untuk sementara mencatat sebanyak 254.300 jiwa yang terdiri dari 131.700 laki-laki dan 122.600 perempuan. Kecamatan yang paling besar jumlah penduduk dan penyebaran penduduknya seperti dirangkum data BPS terdapat di Kecamatan Dumai Barat, dengan jumlah penduduk sebanyak 90.100 jiwa dengan tingkat penyebaran 35,42 persen. Sementara, kecamatan yang paling kecil dan rendah jumlah penduduk dan penyebaran penduduknya, yakni Kecamatan Medang Kampai, sebanyak 10.200 jiwa dengan tingkat penyebarannya 4,01 persen. Dari jumlah jiwa tersebut nampaknya masih terdapat penduduk Kota Dumai yang menyandang masalah sosial. Dalam rangka penanganan terhadap masalah sosial ini maka Pemerintah Kota Dumai dalam hal ini Dinas Sosial senantiasa berupaya dan mengambil langkah-langkah yang strategis dalam rangka membangun kesejahteraan sosial dengan membuat Program Rahabilitasi Penyandang Cacat. Berdasarkan Peraturan Walikota Dumai Nomor: 47 Tahun 2011 tentang tugas, fungsi dan uraian tugas Dinas Sosial Kota Dumai, seksi rehabilitasi penyandang cacat mempunyai tugas melakukan penyiapan dan koordinasi, pembinaan, pelayanan, bimbingan dan penanganan rehabilitasi bagi penyandang cacat. Tujuan dari Program Rehabilitasi Penyandang adalah terbina dan terentasnya penyandang cacat sehingga mampu melaksanakan fungsi sosialnya dalam tatanan kehidupan masyarakat. Kegiatan pokok Program Rehabilitasi Dumai meliputi 1) Pendataan penyandang cacat dan penyakit kejiwaan, 2) Pemberian Bantuan kepada Penyandang Cacat di Kota Dumai, dan 3) Peningkatan keterampilan tenaga pelatih dan pendidik. Berhasil tidaknya suatu program atau kebijakan menurut Huntington dalam Zainal (2012) adalah partisipasi masyarakat yang merupakan ciri khas dari masyarakat modern. Di negara-negara yang belum modern, sebagian besar masyarakatnya belum merasa penting untuk berpartisipasi dalam kebijakan pemerintah. Mereka belum merasa bahwa kebijakan pemerintah mempunyai pengaruh terhadap kehidupannya, apalagi untuk berpikir bahwa mereka mempunyai hak dan mampu mempengaruhi kebijakan pemerintah itu untuk kepentingannya. Bagi mereka, urusan pemertintahan adalah urusan para elite, yakni mereka yang berada diluar kehidupan mereka. Program rehabilitasi penyandang cacat adalah merupakan kebijakan Pemerintah Kota Dumai, berdasarkan Peraturan Walikota Dumai Nomor 47 Tahun 2011. Untuk mengevaluasi kebijakan program rehabilitasi penyandang cacat pada Dinas Sosial Kota Dumai, digunakan kriteria evaluasi kebijakan dari William N. Dunn (2003) yang terdiri dari efektivitas, efesiensi, kecukupan, pemerataan responsivitas dan ketepatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi pelaksanaan program rehabilitasi penyandang cacat pada Dinas Sosial Kota Dumai.

326 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 13, Nomor 4, Januari 2016 : 324-328 METODE Jenis peneilitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang mencoba menggambarkan secara terperinci mengenai keadaan yang ada ditemui di lapangan sehingga dapat memberikan gambaran yang signifikan dalam penjelasan. Adapun yang menjadi Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas Sosial Kota Dumai, Sub Bagian Program Evaluasi dan Pelaporan, Kepala Bidang Rehabilitasi, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), dan Penerima Program Rehabilitasi Penyandang Cacat. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, akan digunakan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dan observasi. Metode analisis data menggunakan analisa kualitatif dengan proses reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. HASIL Efektivitas Setelah dilakukan penelitian dapat dilihat efektivitas dari Pelaksanaan Program Rehabilitasi Penyandang Cacat pada Dinas Sosial Kota Dumai yang dilihat dari ketepatan dalam sasaran dan pencapaian tujuan. Dalam Pelaksanaan Program Rehabilitasi Dumai, sudah tepat pada sasarannya yaitu Penyandang Cacat di Kota Dumai dan Oraganisasi Sosial yang merupakan dari mitra Dinas Sosial Kota Dumai terdiri dari Tenaga Kerja Sosial Kecamatan (TKSK), Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), dan Karang Taruna. Sedangkan untuk pencapaian tujuan dari Pelaksanaan Program Rehabilitasi Penyandang Cacat pada Dinas Sosial Kota Dumai tidak mencapai tujuan. Penyandang Cacat di Kota Dumai yang mendapat bantuan banyak yang tidak mampu untuk memanfaatkan bantuan yang diberikan dengan sebaik mungkin. Sehingga dengan adanya hal ini membuat mereka belum dapat mandiri seperti yang diharapkan. Efisiensi Jumlah anggaran yang tersedia belum mencukupi untuk memberikan bagi semua penyandang cacat di Kota Dumai, sehingga Dinas Sosial Kota Dumai menetapkan beberapa persyaratan untuk penyandang cacat yang akan mendapatkan bantuan. Pemberian bantuan dalam Pelaksanaan Program Rehabilitasi Penyandang Cacat pada Dinas Sosial Kota Dumai, adalah pemberian pelatihan, ada yang dilakukan selama tiga (3) sampai enam (6) bulan. Tapi hasil yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan. Hal ini disebabkan dengan masih ada Penyandang Cacat yang mendapat pelatihan tidak dapat mengembangkan keterampilan yang telah diberikan dan masih saja bergantung hidup dengan orang tua. Hal yang tidak kalah pentingnya yaitu tentang kebutuhan akan tenaga kerja lapangan yang secara langsung bersentuhan dengan kelompok sasaran. Keaktifan pekerja lapangan sangat mendukung Pelaksanaan Program Rehabilitasi Penyandang Cacat pada Dinas Sosial Kota Dumai, karena salah satu faktor terpenting Penyandang Cacat mendapat bantuan yaitu perjuangan dari pekerja lapangan dalam merekomendasikan ke Dinas Sosial Kota Dumai agar mendapatkan bantuan. Apabila tenaga lapangan tersebut tidak aktif maka Penyandang cacat tidak akan tersentuh oleh Program Rehabilitasi Penyandang Cacat yang dilaksanakan Dinas Sosial Kota Dumai. Kecukupan Pembinaan dan pengawasan ada dilakukan dalam Pelaksanaan Program Rehabilitas Penyandang Cacat pada Dinas Sosial Kota Dumai, namun hasilnya belum maksimal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya sumber daya manusia yang memiliki keahlian untuk melakukan pembinaan terhadap Penyandang Cacat di Kota Dumai. Dengan tidak berjalannya secara maksimal pembinaan dan pengawasan terhadap Penyandang Cacat di Kota Dumai, menyebabkan para penyandang cacat yang sudah menerima bantuan tidak dapat me-

Lilis Wahyuni, Evaluasi Pelaksanaan Program Rehabilitasi Penyandang Cacat 327 manfaatkan dengan. Bila pembinaan dan pengawasan dilakukan dengan baik, tentu Pelaksanaan Program Rehabilitas Penyandang dapat berjalan dengan baik. Pemerataan Pemerataan dalam Pelaksanaan Program Rehabilitasi Penyandang Cacat pada Dinas Sosial Kota Dumai kepada masyarakat sasaran berupa bantuan sosial yang diberikan tidak merata. Masih banyak Penyandang Cacat di Kota Dumai belum mendapatkan bantuan dari Dinas Sosial Kota Dumai. Hal ini terjadi disebabkan jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Masalah Sosial (PMKS) sebanyak 23 jenis dan Penyandang cacat termasuk pada salah satu PMKS tidak semua Penyandang Cacat di Kota Dumai dapat menerima bantuan dari Dinas Sosial Kota Dumai. Hanya ada beberapa faktor saja Penyandang Cacat di Kota Dumai bisa mendapat bantuan dari Dinas Sosial Kota Dumai. Diantaranya yaitu: keaktifan dari PSM dalam mengajukan proposal bantuan ke Dinas Sosial, cacat yang dialami bersifat permanen dan sudah dalam jangka waktu yang lama, dan juga termasuk dalam keluarga yang tidak mampu. Responsivitas Masih banyak Penyandang Cacat di Kota Dumai yang tidak tanggap terhadap program yang ada, hal ini disebabkan oleh batuan yang diterima terkadang tidak memberikan manfaat secara langsung terhadap kehidupan mereka. Dan bila mereka mengusulkan beberapa bantuan yang dirasakan akan cukup membantu untuk kehidupan mereka, maka tidak ada respon yang baik dari pelaksana kegiatan. Selanjutnya respon tenaga pelaksana juga masih kurang, bisa dilihat dari tenaga pelaksana lapangan yang tidak aktif. Hal ini disebabkan rendahnya rasa peduli terhadap masalah kesejahteraan sosial yang ada di sekitar mereka dan juga tidak adanya gaji yang mereka terima dari Dinas Sosial Kota Dumai. Seharusnya Dinas Sosial Kota Dumai mencari tenaga lapangan yang akan bekerja secara aktif menggantikan pelaksana lapangan yang tidak aktif. Tetapi Dinas Sosial juga harus memperhatikan kesejahteraan tenaga lapangan, sehingga mereka dapat bekerja secara maksimal. Dengan demikian, Pelaksanaan Program Rehabilitasi Penyandang dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang maksimal. Ketepatan Ketepatan Pelaksanaan Program Rehabilitasi Penyandang Cacat pada Dinas Sosial Kota Dumai ada yang berguna dan bernilai. Tetapi untuk sebagian Penyandang Cacat tidak ada perubahan setelah mendapatkan bantuan dari program tersebut. Dinas Sosial Kota Dumai sebagai instansi yang melaksanakan Program Rehabilitasi Penyandang Cacat, harus terus memberikan dukungan dan pendampingan kepada Penyandang Cacat yang sudah mendapatkan bantuan. Agar Penyandang Cacat tersebut mempunyai media untuk bertanya dan mengembangkan diri, sehinga Penyandang Cacat di Kota Dumai dapat hidup mandiri atau tidak membebani orang lain. PEMBAHASAN Pelaksanaan Program Rehabilitasi Dumai tidak efektif, karena terfokus kepada pemberian bantuan kepada para Penyandang Cacat di Kota Dumai sedangkan untuk pemberdayaan setelah mendapat bantuan tersebut belum dilaksanakan dengan baik. Akibatnya pemberian bantuan ini tidak dapat meningkatkan kualitas hidup Penyandang Cacat di Kota Dumai. Pelaksanaan Program Rehabilitasi Penyandang Cacat pada Dinas Sosial Kota Dumai selanjutnya harus mendapatkan pemberdayaan setelah mendapat bantuan, agar mereka dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Keaktifan petugas lapangan juga menentukan pemberdayaan para Penyandang Cacat di Kota Dumai. Petugas lapangan harus lebih aktif dalam memantau dan memoti-

328 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 13, Nomor 4, Januari 2016 : 324-328 vasi Penyandang Cacat supaya mereka lebih produktif setelah menerima bantuan yang diberikan oleh Dinas Sosial Kota Dumai. Dengan adanya pemberdayaan Penyandang Cacat tidak hanya mengharapkan bantuan yang ada tetapi juga mereka akan berusaha untuk lebih menggali kemampuan diri dan memanfaatkan bantuan yang telah diberikan. Petugas lapangan harus aktif dan kreatif dalam pelaksanaan program rehabilitasi penyandang cacat, terutama dalam efektivitas pemanfaatan bantuan yang diberikan pemerintah. Apabila tenaga lapangan tidak aktif, maka penyandang cacat tidak tersentuh oleh program rehabilitasi penyandang cacat yang dilaksanakan Dinas Sosial Kota Dumai. Masih banyak ditemukan pekerja lapangan yang tidak aktif, karena tidak ada gaji yang mereka terima untuk melakukan kegiatan yang diadakan. Jadi efektivitas dan efesiensi program rehabilitasi penyandang cacat, selain ditentukan oleh pembuat kebijakan dan objek kebijakan penyandang cacat, tetapi juga ditentukan oleh pekerja lapangan sebagai ujung tombak kebijakan. Untuk mengefektifkan pekerja lapangan ini, diperlukan peningkatan kesejahteraan petugas lapangan dengan penambahan gaji bagi mereka telah aktif dan pemberian gaji bagi pekerja lapangan belum menerima gaji. Hasil penelitian ini menunjukkan perlu kerjasama berbagai pihak dalam pelaksanaan program menurut Arikunto dan Safruddin (2009) pelaksanaan program dalam suatu organisasi selalu melibatkan sekelompok orang. Dengan adanya proses kerjasama didalam organisasi, maka kerja sama tersebut merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program. Program Rehabilitasi Penyandang Cacat dan belum dapat meningkatkan kesejahteraan hidup mereka setelah mendapatkan bantuan dari Dinas Sosial Kota Dumai. Kecukupan tidak terpenuhi karena tidak berjalannya secara maksimal pembinaan dan pengawasan terhadap Penyandang Cacat di Kota Dumai, sehingga para penyandang cacat yang sudah menerima bantuan tidak dapat memanfaatkan dengan baik bantuan yang diberikan oleh Dinas Sosial Kota Dumai. Pemerataan belum terwujud karena masih banyak Penyandang di Kota Dumai belum tersentuh atau belum mendapatkan bantuan dari Dinas Sosial Kota Dumai. Responsivitas belum baik karena masih banyak Penyandang Cacat di Kota Dumai yang tidak tanggap terhadap program yang ada. Ketepatan terhadap bantuan yang diberikan kepada Penyandang Cacat di Kota Dumai belum dirasakan manfaatnya secara berkelanjutan. DAFTAR RUJUKAN Agus, Erwan Purwanto dan Ratih Dyah Sulistyastuti, 2012, Imlementasi Kebijakan Publik Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Yogyakarta. Gava Media. Arikunto, Suharsimi dan safruddin, Cepi Abdul Jabar, 2009, Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta. Bumi Aksara. Dunn, William N, 2003, Pengantar Analisis Kebijakan Publik (edisi kedua), Yogyakarta. Gadjah Mada University Press. SIMPULAN Pelaksanaan Program Rehabilitasi Dumai belum terlaksana sesuai dengan yang diharapkan bila dilihat dari efektivitas, efesiensi, kecukupan, pemerataan, responsivitas dan ketepatan. Efektivitas tidak terpenuhi dikarenakan tidak tercapainya tujuan