BAB V METODE PELAKSANAANPEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Pada setiap pembangunan proyek kostruksi gedung bertingkat. Penyedia jasa perlu memahami secara menyeluruh tentang bagaimana tahapan pelaksanaan proyek yang akan dibangun. Dimana setiap proyek memiliki kondisi dan kesulitan yang berbeda-beda sehingga perlu tatacara pelaksanaan yang berbeda pula. Sedangkan dalam kontrak kerja penyedia jasa diberikan batas waktu tertentu untuk menyelesaikan proyek secara tepat waktu. Disamping itu biaya pelaksanaan dan mutu hasil kerja turut dipertimbangkan agar tercapai target penyelesaian yang optimal. Oleh karena itu penyedia jasa perlu membuat tahapan metode pelaksanaan konstruksi yang tepat dan berkesinambungan dengan mempelajari kondisi actual lapangan dan gambar kerja. 5.2. Pengertian Umum Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang dan didalamnya dijumpai banyak masalah uang harusdiselesaikan. Disamping itu, dalam kegiatan konstruksi terdapat suatu rangkaian yang berurutan dan berkaitan.kegiatan membangun berakhir pada saat dimulainya penggunaan bangunan tersebut, sehingga tahapan dari pada kegiatan dalam proyek konstruksi. Wulfram I dalam Ervianto (2002). Pada laporan kerja praktik ini kami mencoba menguraikan metode V - 1
pelaksanaan konstruksi khususnya pekerjaan struktur Proyek Puri Orchad Apartement oleh PT. NKE. Berikut adalah tahapan pelaksanaan pekerjaan struktur yang akan dibahas pada bab ini: 1. Site Plan Proyek Penempatan Alat Bantu dan Material. 2. Rencana pembagian zonapekerjaan 3. Metode pelaksanaan Upperstructure Pada laporan kerja praktek ini hanya akan berfokus pada Metode pelaksanaan Upper Structure, dikarenakan pekerjaan sub structure dan pekerjaan tanah sudah selesai dikerjakan. 5.2. Site Plan Penempatan Alat Bantu dan Material. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan serta tenaga kerja pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pekerjaan. Penggunaan alat dan bahan yang dipilih serta kebutuhan tenaga harus sesuai standard dan kondisi lapangan.penyimpanan bahan bahan bangunan perlu mendapat perhatian khusus,mengingat bahan yang sangat peka terhadap kondisi lingkungan seperti semen dan tulangan yang sangat dipengaruhi oleh air dan udara sumber : http://www.ilmusipil.com/alat-bahan-dan-tenaga-kerja-proyek,2016 Dengan adanya alat bantu sebagai penunjang pekerjaan di suatu lokasi proyek diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat pekerjaan sehingga dapat menjaga mutu dan kualitas pekerjaan tersebut. Dengan kata lain pekerjaan struktur atas dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal dan target yang sudah ditetapkan oleh PT. Nusa Konstruksi Enjiniring. V - 2
Adapun untuk pembagian zona lokasi penempatan alat bantutower CranePuri Orchard Apartement Tower A-B dan C dapat dilihat dari gambar dibawah ini: Gambar 5.1 Denah Penempatan Temporary facility, TC Sumber : Data proyek Engineering,2017 V - 3
Tower Crane adalah suatu alat bantu yang ada hubungannya dengan akses bahan dan material konstruksi dalam suatu proyek. Bila dijabarkan lebih lanjut, Fungsinya lebih dekat terhadap alat mobilisasi vertical dan horizontal yang amat sangat membantu dalam pelaksanaan pekerjaan struktur. https://id.wikipedia.org/wiki/derek Gambar 5.2. Tower Crane Puri Ochard Apartemen Sumber : Data proyek Engineering,2017 5.3. Rencana Pembagian Zona Pekerjaan Setiap proyek pembangunan gedung bertingkat yang berkapasitas besar perlu pembagian zona pekerjaan yang bertujuan untuk pengelolaan sumber daya dan waktu pengerjaan yang efektif dan efisien.selain itu progres pekerjaan dapat dibedakan berdasarkan zona. Pada kerja praktek di proyek ini kontraktor membagi menjadi 3 perbedaan Zona, yaitu : V - 4
5.3.1. Pembagian Zona Kerja Area Pemasangan Dinding Precast Pelaksanaan pekerjaanwall façade precast pada proyek Puri Orchard Apartementdikerjakan secara berurutan sesuai schedule pelaksanaan yang telah ditetapkan. Adapun untuk pekerjaan dinding precastuntuk zona 1 dan 2 pada tower A dan B sudah selesai dikerjakan, penulis berfokus pada tower C untuk zona 3 pada sub pembahasan. A B C Gambar 5.3. Pekerjaan dinding precast Sumber : Data proyek Engineering, 2017 5.3.2. Pembagian Zona Kerja Area Lantai Podium Tower-C Pembagian zona pada area ini cenderung kurang beraturan menyesuaikan bentuk gambar strukturnya.namun pada posisi tower tetap beraturan mengikuti bentuk façade masing masing tower. Adapun untuk pekerjaan lantai podium tower c dapat dilihat dari gambar 5.4 di bawah ini adalah sebagai berikut : V - 5
A B Gambar 5.3Pekerjaan Lantai Podium C Sumber : Data proyek Engineering,2017 Gambar 5.4. Pekerjaan dinding precast Sumber : Data proyek Engineering, 2017 5.3.3. Pembagian Zona Kerja Area Lantai Tipikal (Tower-C) Zonasi area lantai tipikal atau masing masing tower dibagi 3 zona, Zana TA.1, TA.2, TA.3 untuk Tower A, Kamudian zona TB.1, TB.2, TB.3 untuk Tower B, dan zona TC.1, TC.2, TC.3 untuk Tower C. Pada zonasi tipikal tower ini biasanya dapat dipakai pada pekerjaan Arsitektur juga. A B C Gambar 5.5. Pekerjaan Lantai Podium Sumber : Data proyek Engineering,2017 V - 6
5.4. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Atas (Upper Structure) Tahap pelaksanaan selanjutnya adalah pekerjaan struktur atas (upper structure) yaitu seluruh bagian struktur gedung yang berada di atas muka tanah (SNI 2002).Struktur atas terdiri atas kolom, shearwall, corewall, pelat, & balok yang masing-masing perlu dipelajari metode pekerjaanya demi mencapai sistem manajemen mutu Konstruksi yang baik dan benar. Metode pelaksanaan konstruksi merupakan kunci untuk dapat mewujudkan seluruh perencanaan menjadi bentuk bangunan fisik.pada dasarnya metode pelaksanaan konstruksi merupakan penerapan konsep rekayasa berpijak pada keterkaitan antara persyaratan dalam dokumen pelelangan (dokumen pengadaan), keadaan teknis dan ekonomis yang ada dilapangan, dan seluruh sumber daya termasuk pengalaman kontraktor. Pekerjaan Upperstructure atas terdiri dari beberapa item pekerjaan yang sedang dilaksanakan, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Pekerjaan Kolom ( Bekisting, Pembesian, danpengecoran) 2. Pekerjaan Shearwall, Corewall ( Bekisting, Pembesian, danpengecoran) 3. Pekerjaan Balok ( Bekisting, Pembesian, danpengecoran) 4. Pekerjaan Plat ( Bekisting, Pembesian, danpengecoran) Dimana pada area tower C pekerjaan struktur sudah berada di lantai 26 dari total 35 lantai. Pekerjaan struktur atas menjadi perhatian sehingga target pekerjaan dapat diselesaikan tepat sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. V - 7
Secara umum metode Pekerjaan struktur atas tersebut dapat dirumuskan dalam Flowchat (bagan alir) berikut ini: Gambar 5.6. Urutan Kerja Pekerjaan Beton Struktur Sumber : Data proyek Engineering, 2017 V - 8
5.4.1. Pekerjaan Kolom Pekerjaan kolom merupakan tiang yang akan menyalurkan beban atau gaya vertical dan lateral ke pondasi. Konstruksi kekakuan kolom akan menentukan besarnya gaya lateral yang akan dipikul oleh kolom tersebut. Adapun besar kecilnya kolom (dimensi kolom) tergantung pada distribusi pembebanan. Urutan pekerjaan kolom antara lain,pembesian kolom, bekisting kolom, dan pengecoran kolom dijelaskan pada penjelasan yang terdapat pada keterangan di bawah ini 1. Pembesian Kolom Pekerjaan pembesian kolom merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan dari fungsi besi tulangan dalam kekuatan struktur gedung.ini dilakukan ditempat fabrikasi besi dan setelah pembesian kolom selesai dirakit kemudian diangkut dengan tower crane untuk dipasang sesuai dengan tempat yang di rencanakan. Untuk tahap pelaksanaan sendiri, kolom dikerjakan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Marking sepatu kolom sebagai tempat batas bekesting. 2. Stek-stek untuk kolom dibersihkan dan dirapikan. 3. Siapkan tulangan utama kolom sesuai dengan jumlah pada gambar shop drawing. 4. Pemasangan sengkang dengan jarak yang terterapada gambar. 5. Angkat tulangan kolom yang sudah dirakit dengan tower crane dan ditempatkan pada posisi kolom yang akan dibuat. V - 9
6. Pasang / sambung besi kolom kedalam stek besi yang sudah ada, Selanjutnya disambung dengan stek kolom dengan overlap di sesuaikan dengan spesifikasi atau dapat diamankan pada posisi 40 D. Gambar 5.7. Penyambungan Stek dengan rakitan tulangan kolom. Sumber : Foto proyek,2017 2. Pekerjaan Bekisting Setelah selesai pekerjaan pembesian pada kolom, selanjutnya pekerjaan bekisting merupakan pekerjaan pembuatan cetakan bekisting yang sesuai dengan bentuk dan dimensi kolom yang di rencana. Bekisting umumnya terdiri atas perancah dan cetakan beton,adapun langkah pelaksanaan dari pekerjaan bekisting adalah sebagai berikut: a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan bekisting kolom. b. Buat penandaan (marking)dilantai untuk posisi kolom pada tanda yang telah dibuat agar posisi kolom bekisting sesuai garis tanda (marking). V - 10
c. Buat pannel bekisting pada bahan pinolik dan polyfilm dan kaso/balok kayu, sesuai gambar kerja. d. Oleskan minyak pada bekisting sebelum panel bekisting dipasang. Gambar 5.8. Pengolesan Minyak Bekisting e. Pasang panel bekisting kolom sesuai dengan gambar kerja. Gambar 5.9Panel Bekisting Kolom f. Perkuat panel bekisting dengan cara merakit sisi-sisi panel dengan formtie. g. Pasang pipa penyangga yang dikaitkan dengan lantai, untuk menyokong panel bekisting dan mengatur posisi. h. Periksa ukuran posisi kolom. i. Periksa ketegaklurusan kolom dengan menggunakan teodolite. j. Buat tanda-tanda perhentian pengecoran. V - 11
3. Pekerjaan Pengecoran Kolom Sebelumnya pekerjaan pengecoran kolom adalah pekerjaan penuangan beton ke kolom yang sudah selesai pekerjaan pembesian dan pekerjaan bekisting. pekerjaan pengecoran dilakukan, harus dilakukan inspeksi pekerjaan untuk memastikan cetakan dan besi tulangan telah terpasang sesuai rencana. (lihat gambar flow chart pekerjaan pengecoran). Gambar 5.10. Flowchart Pengecoran Sumber :Data Engineer Proyek,2017 Sebelum pelaksanaan pengecoran dimulai maka pihak pengawas harus mengadakan pengecekan apakah pemasangan pembesian dan penulangan telah sesuai dengan perencanaan dan sebelum diadakan pengecoran lantai dari kolom tersebut dibersihkan dari kotoran-kotoran dengan menggunakan air compressor. Langkah pengecoran : V - 12
1. Bersihkan area pengecoran dengan kompresor Gambar 5.11. Kompresor pembersihan area pengecoran Sumber : Foto proyek,2017 2. Siapkan concrete pump, lakukan test slump dan benda uji test tekan oleh QC (Quality Control) Gambar 5.12. Test Slump. Sumber : Foto proyek,2017 Gambar 5.13. Bahan Uji Tes Tekan. Sumber : Foto proyek,2017 3. Siapkan concrete pump beserta pipa-pipa untuk menyalurkan campuran beton. Gambar 5.14. Truck Mixer dan Bucket. V - 13
4. Pada ujung pipa besi disambung dengan karet tremie yang gunanya untuk menyalurkan campuran beton ke bekisting kolom. Gambar 5.15. Selang tremi penghubung bucket dengan kolom. 5. Padatkan beton dengan alat vibrator dan dibantu dengan memukul-mukul dinding bekisting dengan palu karet hingga agregat beton tidak terperangkap diatas pembesian. Gambar 5.16. Vibrator Sumber : Foto proyek,2017 6. Kolom dicor sampai ketinggian yang telah ditentukan dan dilanjutkan terus menerus tanpa terputus. 5.4.2. Pekerjaan Balok Balok adalah bagian dari konstruksi yang berfungsi memikul beban lantai dan beban yang bekerja diatasnya dan kemudian menyalurkan beban tersebut ke kolom kolom. Balok juga berfungsi membagi bagi pelat menjadi segmen segmen dan sebagai pengikat kolom yang satu dengan yang lainnya. Urutan pekerjaan Balok antara lain, bekisting balok,pembesian balok dan pengecoran V - 14
balok dijelaskan pada penjelasan yang terdapat pada keterangan di bawah ini 1. Bekisting Balok Setelah selesai pekerjaan pembesian pada balok, selanjutnya pekerjaan bekisting merupakan pekerjaan pembuatan cetakan bekesting yang sesuai dengan bentuk dan dimensi kolom yang di rencana. Bekisting umumnya terdiri atas perancah dan cetakan beton, Langkah pelaksanaan : a. Tentukan as, elevasi dan kedudukan balok yang sesuai dengan gambar kerja. b. Buat panel bekisting untuk dinding balok dan bodeman dari bahan pinolik dan polyfilm, dimensi panel bekisting harus sesuai dengan gambar kerja. c. Pasang perancah (scaffolding) pada jalur atau as balok. d. Pasang bekisting untuk bodeman. Gambar 5.17. Pemasangan Perancah Gambar 5.18. Pemasangan Bodeman dan Temberang Bekisting balok V - 15
e. Pasang panel dinding balok pada dua sisi, sambung antara panel dinding dan panel bodeman harus rapat. f. Pasang skoor dan klos untuk kekuatan dinding balok, jarak skoor harus sesuai dengan gambar. g. Cek kelurusan panel dinding balok dengan tarikan benang. h. Pasang pinolik sambungan antar pinolik harus rapat serta siku terhadap dinding balok. i. Pasang pipa penyangga yang dikaitkan dengan lantai, untuk menyokong panel bekisting dan mengatur posisi. j. Periksa ukuran bekisting. k. Periksa kelurusan levelingbalok dengan menggunakan theodolite dan waterpass. Gambar 5.19. Pengecekan Level Bekisting 2. Pembesian Balok Fungsi balok adalah untuk mentransfer beban vertikal secara horizontal mulai dari lantai dasar sampai pelat lantai selanjutnya. Pada balok tulangan yang digunakan adalah tulangan pokok menggunakan tulangan D32 dan untuk tulangan begel/sengkang menggunakan tulangan D10.Pelaksanaan pembesiaan pada balok dilakukan sebagai berikut : V - 16
a. Semua tulangan balok akan dipasang diambil dengan tower crane dari bagian pemotongan dan pembengkokan. Gambar 5.20. Pengangkatan besi untuk balok b. Siapkan tulangan yang dibutuhkan dalam balok yang akan dibuat dan masukkan sengkang dalam tulangan tersebut. Gambar 5.21. Pemasangan Sengkang Balok c. Masukan balok kayu yang melintang diantara balok yang menumpu pada bagian bekisting dari plat lantai. d. Rakit tulangan balok dengan menggunakan sengkang yang diikat dengan kawat. e. Lepaskan balok kayu penyokong tulangan, sehingga tulangan akan turun kedalam bekisting f. Pada tulangan pokok bawah, tulangan tersebut diletakkan diatas beton decking yang berfungsi untuk menentukan tebal selimut beton. V - 17
3. Pengecoran Balok Sebelum dilakukan pengecoran terlebih dahulu ditentukan selimut beton yang akan dicor, yaitu pada bagian bawah tulangan dipasang beton decking dan pada atasnya dipasang besi pelat yang tingginya telah diukur dengan theodolit.pengecoran balok dilakukan bersamaan dengan pengecroang pelat, sehingga selanjutnya setelah pekerjaan blok selesai maka pekerjaan pelata akan dilanjutkan. Setelah balok dan pelat selesai dikerjakan maka areanya dibersihkan dari kotoran-kotoran dan bila semua lantai telah dibersihkan maka pengecoran dapat dilakukan. 5.4.3. Pekerjaan Pelat Pelat lantai adalah bagian dari eleman gedung yang berfungsi sebagai tempat berpijak.perencanaan elemen pelat lantai tidak kalah pentingnya dengan perencanaan balok, kolom, dan pondasi.pelat lantai yang tidak direncanakan dengan baik bisa menyebabkan lendutan dan getaran saat ada beban yang bekerja pada pelat tersebut.. Urutan pekerjaan Pelat antara lain, bekisting pelat, pembesian pelat dan pengecoran pelat dijelaskan pada penjelasan yang terdapat pada keterangan di bawah ini 1. Bekisting Pelat Lantai Pemasangan perancah (scaffolding) yang berguna untuk menahan beban sementara pada bangunan yang akan di cor setelah dicor sampai umur beton sudah mencapai 10 hari.langkah pekerjaan untuk bekisting pelat hampir sama dengan balok, yaitu meneruskan bekisting antara balok dengan balok, bekisting menggunakan plywood 12 mm phenolic 1 muka dan perancah table V - 18
form sebagai sistem support beksiting pelat. Setelah material disiapkan kemudian dilakukan erection material.pada pekerjaan pemasangan perancah dilanjutkan pada pekerjaan pemasangan bekisting, setelah semua selesai dilakukan pekerjaan perkuatan bekisting. Adapun untuk pemasangan perancah (scaffolding) pada proyek puri orchard apartement adalah sebagai berikut : a. Bekisting Plywood b. Perancah Lock System Gambar 5.22. plywood 12 mm phenolic 1 muka Gambar 5.23. Perancahring lock system c. Sistem table form untuk pelat dan balok Gambar 5.24. Table form untuk pelat dan balok V - 19
2. Pembesian Pelat Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap pembesian pelat, antara lain : 1) Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah siap. Besi tulangan diangkat menggunakan tower crane dan dipasang diatas bekistingpelat. 2) Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian pasang tulangan ukuran tulangand10-200. 3) Selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawatikat. Gambar 5.25. Pembesian Pelat & Balok Struktur 4) Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas pelat. Pasang juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas dan bawahpelat. 3. Pengecoran Pelat/Lantai Pengecoran lantai/pelat dilakukan bersamaan dengan pengecoran balok. Untuk mengatur tinggi/tebal pelat agar rata menggunakan patokan-patokan yang dipasang pada tulangan kolom, yang diukur dengan waterpass atau autolevel sehingga didapatkan tebal plat yang rata. V - 20
Langkah-langkah pengecoran : a. Siapkan concrete pump lalu salurkan ke campuran beton. b. Selama pengecoran berlangsung lakukanlah pemadatan dengan menggunakan vibrator. c. Untuk sambungan pelat yang lama dengan yang baru, maka pada bagian pelat yang lama dibersihkan dan dirapikan kemudian dilapisi dengan lem beton. d. Terakhir lakukanlah pengaturan tinggi/tebal pelat. Untuk pengecoran pelat lantai yang tidak sama tingginya, maka pada pembesian pelat diberi batas siku berukuran 25 x 25 mm yang dipasang dan dilas pada tulangan lantai seluas ruangan yang dimaksudkan, sehingga pengecoran dapat dibatasi. Gambar 5.26a Concrete Pump Gambar 5.26b. Pengecoran 5.4.4. Pekerjaan Shearwall & Corewall Core Wall& Shear wall merupakan komponen penahan gaya lateral pada struktur yang berupa dinding menerus dan terletak pada centroid bangunan. Pada proyek ini, Core Wall menerus dari basement sampai lantai atap. Untuk mempercepat pekerjaan Core Wall digunakan metode Climbing V - 21
Gambar 5.27.Metode SW & CW Sumber : Penulis Proses pemasangan climbing dan bekisting shear wall dan cor wall lantai 27-33 pada proyek Puri Orchard Apartement. 1. Pemasangan mounting ring / angkur pada dinding corewall. 2. Perakitan lantai / platform climbing, jarak antar climbing bracket sesuai posisi angkur pada dinding corewall. 3. Pemasangan tali climbing untuk mengangkat platform, posisi tali harus seimbang. 4. Pengangkatan platform climbing,dengan bantuan tower crane dan dilakukan adjustment agar perletakan sesuai posisi angkur pd dinding corewall. Kemudian selanjutnya penempatan platform climbing. 5. Angkat bekisting corewall dengan bantuan tower crane. 6. Menempatkan bekisting dinding corewall pada sisi dalam/luar dan mengatur kelurusannya dengan push pull. 7. Setelah bekisting siap kemudian dilakukan pengecoran corewall. 8. Jika usia beton telah cukup, bongkar bekisting dan lakukan kembali climbing untuk bekisting corewall diatasnya. V - 22
Dudukan climbing Jarak sesuai posisi angkur pada kolom Pemasangan tali climbing Pengangkatan dan penyetelan bekisting Pengecoran corewall Pembongkaran bekisiting Gambar 5.28. Perakitan Climbing Bekisting SW&CW Sumber : Foto Proyek, 2017 5.4.5. Pembongkaran Bekisting Pada pembangunan proyek Puri Orchard Apartment setelah pengecoran lalu di diamkan selama 8 jam sehingga dapat menjamin dari struktur struktur yang dicetak yaitu dengan memperhatikan mutu beton telah mencapai kekuatan yang cukup memikul beratnya sendiri dan beban yang bekerja. Pembokaran dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.ketika V - 23
pembongkaran bekisting beban beban harus pelan pelan agar tidak menimbulkan kejutan pada bagian struktur. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari direksi jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut : - Bagian sisi kanan kiri balok = 48 jam - Balok tanpa beban konstruksi =7 hari - Balok dengan beban konstruksi = 21 hari - Pelat lantai atau atap = 21 hari Dengan persetujuan cetakan beton dapat dibongkar lebih awal asal benda uji yang kondisinya perawatanya sama dengan beton sebenarnya telah mencapai kekuatan 75% dari kekuatan pada umur 28 hari. 5.4.6. Perawatan Beton Setelah pengecoran selesai maka beton yang baru memerlukan perawatan, maksudnya untuk menjaga agar tidak kehilangan zat cair pada saat pengikatan awal terjadi, dan mencegah pengupan air dari beton pada umur awal beton yang dapat menimbulkan keretakan dan penurunan kualitas pada beton tersebut. Pemeliharaan beton ini dilakukan dengan sistem curing. Adapun beberapa tahapan pada saat curing, diantaranya adalah : 1) Curing dilakukan untuk menjaga kadar air beton tidak cepat kering sehingga proses pemadatan beton tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Curing dilakukan langsung setelah proses finishing. Curing dilakukan dengan menambahkan air pada permukaan beton/mencegah kehilangan air dari beton. Pancuran air harus perlahan untuk mencegah kerusakan permukaan beton. V - 24
2) Curing dapat juga dengan menutup beton dengan plastik dan mengaplikasikan curing compound. 3) Cuaca panas mengakibatkan beton lebih cepat kehilangan cairan, sehingga proses pemadatan terjadi terlalu cepat. Tindakan pencegahan dilakukan jika suhu melebihi 32 C, kelembaban rendah, kecepatan angin tinggi dan sianar mataharimenyengat. 4) Untuk mencegah kerusakan akibat hujan, harus memperkirakan cuaca jika akan terjadi hujan, menyediakan alat pelindung seperti burlap dan plastik, melakukan mixing dan pengiriman beton pada waktu yang tepat yaitu ketika tidak hujan. Ketika Hujan Mulai Turun, lindungi beton yang baru dituang secepat mungkin, pastikan semua permukaan beton terlindungi, jangan menambahkan semen kepermukaan beton. 5) Setelah hujan reda, mengaplikasikan curing compound secepatnya bersamaan dengan proses beton mengeras, memperbaiki permukaan yang cacat dan membentuk permukaan beton jika diperlukan, membuang bagian beton jika ada bagian yang dikhawatirkan rusak karena kadar air bertambah, sehingga beton menjadi lemah. V - 25