Jurnal Sastra Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KONTRASTIF BAHASA INDONESIA DAN BAHASA ARAB BERDASARKAN KALA, JUMLAH, DAN PERSONA SKRIPSI. disusun dalam rangka menyelesaikan Studi Strata I

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa concord adalah aturan gramatikal

BAB I PENDAHULUAN. Arab. Keindahan bahasa, susunan kata-kata, serta maknanya menjadi perhatian

LAPORAN PENELITIAN TIM PASCASARJANA POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN DAN HADIS

KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB I PENDAHULUAN. tutur/ pendengar/ pembaca). Saat kita berinteraksi/berkomunikasi dengan orang

Cakrawala, ISSN , Volume 3, November KEDUDUKAN BAHASA JAWA DAN BAHASA ARAB DALAM EJAAN BAHASA INDONESIA Oleh : Drs. Bowo Hermaji, M.Pd.

Anak perempuan itu bercakap-cakap sambil tertawa. (Nur, 2010: 83).

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

KATA MENANGIS : BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Kumairoh. Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Dipnegoro. Abstrak

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI

PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Diajukan Oleh: ALI MAHMUDI A

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM EKSPRESI VERBAL ANAK USIA DINI DALAM AKTIVITAS KONSERVASI LINGKUNGAN BIDANG KEGIATAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

KOHESI GRAMATIKAL REFERENSI PADA RUBRIK HARIAN KRONIK SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS OKTOBER-NOVEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

ANALISIS KLAUSA DALAM SURAT KABAR HARIAN MEDIA INDONESIA. Oleh: Rismalasari Dalimunthe ABSTRAK

KATA HABIS : BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA Anisa Rofikoh Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA. Naskah Publikasi Ilmiah

NASKAH PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia, dan Daerah DIAN TITISARI A

PENYEBAB INTERFERENSI GRAMATIS

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI

Bahasa sebagai Sistem. Bayu Dwi Nurwicaksono, M.Pd. Dosen Penerbitan Politeknik Negeri Media Kreatif

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan karena bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia.

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BENTUK SINONIMI KATA DALAM NOVEL KOLEKSI KASUS SHERLOCK HOLMES KARYA SIR ARTHUR CONAN DOYLE NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di wilayah Sulawesi Tenggara, tepatnya di Pulau Buton. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah ciri utama manusia dan merupakan alat komunikasi paling

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai

Penguasaan Kelas Kata Bahasa Indonesia. Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 18 Padang. Sri Fajarini. Mahasiswa Universitas Andalas)

PEMEROLEHAN RAGAM BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 2 TAHUN (Studi kasus) ABSTRAK

KONSTRUKSI INFINITIF BAHASA JERMAN DAN PADANANNYA DALAM BAHASA INDONESIA

BAB V PENUTUP. berdasarkan konteks pemakaian dibedakan atas istilah umum, dan istilah

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. pula ada bahasa tanpa masyarakat, karena bahasa merupakan alat penghubung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

Analisis Sapaan Dalam Novel Gumuk Sandhi Karya Poerwadhie Atmodihardjo

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini peranan bahasa sebagai alat komunikasi masih sangat penting. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. bahasa, karena bahasa merupakan suatu alat untuk menjalin komunikasi dalam

ANALISIS VARIASI MAKNA PLESETAN PADA TEKA-TEKI LUCU BANGGEDD UNTUK ANAK KARYA AJEN DIANAWATI (TINJAUAN SEMANTIK)

VARIASI BAHASA PADA SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) DALAM SURAT KABAR PADANG EKSPRES: TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK SKRIPSI

PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial mutlak akan saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

ABREVIASI DALAM MENU MAKANAN DAN MINUMAN DI KOTA SEMARANG: SUATU KAJIAN MORFOLOGIS

BAB I PENDAHULUAN. Kepemilikan bahasa membedakan manusia dari makhluk hidup yang lain.

ANALISIS STRUKTUR FUNGSIONAL PADA PERIBAHASA INDONESIA: TINJAUAN SINTAKSIS

BAB 1 PENDAHULUAN. sepuluh. Menurut Kridalaksana kelas kata terbagi sepuluh macam sebagai

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. dalam bidang fonologi (vokal dan konsonan) dan leksikal.

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis.

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF DALAM DAKWAH DI RADIO NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau amanat yang lengkap (Chaer, 2011:327). Lengkap menurut Chaer

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sepengetahuan penulis, penelitian tentang kata pronomina bahasa Banggai

BAB V PENUTUP. bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAHASA PERTAMA SISWA SMAN TITIAN TERAS HAS DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. tentang morfologi, sintaksis, morfosintaksis, verba transitif, dan implikasinya

JENIS, STRUKTUR, SERTA VARIASI TERJEMAHAN HATSUWA DAN DENTATSU NO MODARITI DALAM NOVEL KOGOERU KIBA KARYA ASA NONAMI

Oktorita Kissanti Rahayu

FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Transkripsi:

JSI 2 (1) (2013) Jurnal Sastra Indonesia http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsi ANALISIS KONTRASTIF BAHASA INDONESIA DAN BAHASA ARAB BERDASARKAN KALA, JUMLAH, DAN PERSONA Miftahur Rohim, Suprapti dan Imam Baehaqie Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima September 2013 Disetujui Oktober 2013 Dipublikasikan November 2013 Keywords: contrastive analysis, tense, amount, person Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsi perbedaan bentuk kosakata bahasa Indonesia dan bahasa Arab berdasarkan kala, jumlah, dan persona. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sinkronis kontrastif. Kemudian, penelitian ini didasarkan pada tiga tahap, yaitu (1) tahap penyediaan data, (2) tahap analisis data, dan (3) tahap penyajian hasil analisis data. Data penelitian ini adalah kosakata yang diduga menunjukkan makna kala, jumlah, dan persona dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Hasil penelitian berupa perbedaan bentuk kosakata bahasa Indonesia dan bahasa Arab berdasarkan kala, jumlah, dan persona. Pada tataran kala terdapat perbedaan kala lampau, kala sekarang, dan kala akan datang. Pada tataran jumlah terdapat perbedaan jumlah singularis dan jumlah pluralis. Kemudian, pada tataran persona terdapat perbedaan persona orang pertama, persona orang kedua, dan persona orang ketiga.. Abstract The purpose of this research is to descibe the different form of vocabulary both Indonesien language and Arabic language based on tenses, amount, and person. This research has used synchronic contrastive. Then, this research based on three steps, they are (1) providing data, (2) data analysis, and (3) the presentation of data results. Data of this research is vocabulary that will shows the meaning of tense, amount, and person in Indonesian and Arabic language. The result of this research, there are different form of their vocabulary both of Indonesian and Arabic language based on tenses, amount, and person. At level of tenses, there are past tense, present tense, and future tense. At level of amount, there are amount of singularis and amount of pluralist. Then at level of person, there are first person, second person, and third person 2013 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Gedung B1 Lantai 1 FBS Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: mast_oim@yahoo.co.id ISSN 2252-6315 1

PENDAHULUAN Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari. Bahasa yang dipergunakan sebagai alat komunikasi dalam prosesnya dihasilkan melalui ujaran secara lisan, dan selanjutnya diwujudkan oleh simbol atau lambang bunyi dalam bentuk bahasa tulisan. Perkembangan bahasa dalam suatu peradaban mempunyai kaitan dengan fungsinya sebagai alat komunikasi. Semakin sering bahasa itu digunakan dalam komunikasi, maka semakin cepat bahasa itu berkembang. Tidak menutup kemungkinan suatu bahasa hilang karena ditinggalkan penuturnya. Hal itu juga yang memungkinkan bahasa-bahasa baru terbentuk. Bahasa dapat mempengaruhi kebudayaan suatu bangsa. Kemampuan menyampaikan informasi melalui pemakaian bahasa membuat orang mampu menggunakan pengetahuan nenek moyangnya dan menyerap pengetahuan orang lain serta kebudayaan yang lain.misalnya, bahasa Arab yang terserap ke dalam bahasa Indonesia. Hal ini merupakan bukti bahwa pada zaman dahulu banyak pedagang dari Arab yang berdagang di Indonesia, sehingga mempengaruhi terserapnya bahasa tersebut. Bahasa Arab merupakan salah satu dari berbagai bahasa yang ada di dunia dan merupakan salah satu bahasa mayor yang digunakan di beberapa negara. Bahasa Arab mencakup sejumlah kosakata yang terdiri atas tiga jenis kata, yaitu (1) isim, (2) fi il, dan (3) harf. Masing-masing jenis kata tersebut memiliki ciri tersendiri. Setiap jenis kata dapat diketahui berdasarkan ciri masingmasing melalui distribusi morfologis, distribusi sintaktis, dan makna leksikalgramatikal sesuai dengan konteksnya masing-masing. Bahasa tulis mempunyai unsur-unsur pembentuk bahasa, diantaranya fon, fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana. Dalam penelitian ini dikhususkan pada unsur kata. Karena kata mempunyai persoalan yang kompleks baik pada kajian morfologi maupun sintaksis. Kata merupakan satuan bahasa yang mempunyai arti atau satu pengertian. Dalam bahasa Indonesia kata adalah satuan bahasa terkecil yang mengisi salah satu fungsi sintaksis (subjek, predikat, objek, atau keterangan) dalam suatu kalimat. Dalam bahasa Arab kata adalah susunan huruf yang biasanya terdiri atas tiga huruf dan mempunyai suatu pengertian. Proses pembentukan kata (proses morfologis) pada masing-masing bahasa mempunyai ciri berbeda-beda. Sama halnya dengan pembentukan kata dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Oleh karena itu, penelitian tentang perbandingan kosakata dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab berdasarkan kala, jumlah, dan persona ini dirasa penting untuk dilakukan. Analisis kontrastif dalam kajian ilmu linguistik tentang perbandingan unsur-unsur yang dilihat dari sudut perbedaan dan persamaan pada dua bahasa atau lebih yang dijadikan objek perbandingan. Pada proses perbandingan dalam kajiannya adalah suatu hal yang memungkinkan untuk menemukan persamaan atau pun perbedaan. Kajian terhadap bahasa Arab dengan pendekatan linguistik dan mengontraskannya dengan bahasa Indonesia dimaksudkan untuk mendeskripsikan segi perbedaan dan persamaan secara berkaidah antara kedua bahasa tersebut. Melalui pendekatan kontrastif ini akan diperoleh kekhasan bahasa masing-masing. Setiap bahasa memiliki ciri khusus terutama pada struktur dan maknannya. Begitu pula dalam bahasa Indonesia (selanjutnya disingkat BI) dan bahasa Arab (selanjutnya disingkat BA). Kedua bahasa itu memiliki persamaan dan perbedaan struktur menurut kaidah masing-masing. Untuk mengetahui struktur kedua bahasa dapat dibuktikan dengan cara membandingkan 2

kedua bahasa tersebut. Untuk itu peneliti membandingkan BI dan BA. Penelitian ini difokuskan pada bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan kala, jumlah, dan persona. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) apa perbedaan bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan kala, (2) apa perbedaan bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan jumlah, dan (3) apa perbedaan bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan persona. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsi perbedaan bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan kala, (2) mendeskripsi perbedaan bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan jumlah, dan (3) mendeskripsi perbedaan bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan persona. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah kata, kala, jumlah, persona, dan analisis kontrastif. Teori-teori tersebut menjadi dasar untuk penelitian bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan kala, jumlah, dan persona. Kridalaksana (1983: 76) menyatakan bahwa kata merupakan satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal. Dalam tataran morfologi kata merupakan satuan terbesar, dibentuk melalui proses morfologi, sedangkan dalam tataran sintaksis kata merupakan satuan terkecil yang secara hierarkial menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar (Chaer 1994: 219). Nurhadi (1995: 305) mengatakan bahwa suatu morfem bebas sudah merupakan kata. Seperti dijelaskan bahwa morfem tidak dapat dibagi lagi menjadi unsur yang lebih kecil yang bermakna, sehingga setiap bentuk bebas yang paling kecil dan tidak dapat dibagi lagi ke bagian kecil lainnya disebut kata. Maka dari itu, kata adalah satu kesatuan yang utuh yang mengandung arti atau makna. Nugraha (2003: 48) menyatakan bahwa kala (tense) merupakan salah satu cara untuk menyatakan temporal diektis melalui perubahan kategori gramatikal verba berdasarkan waktu. Kategori temporal sendiri dapat dinyatakan pula dengan nomina temporal seperti jika dalam BI yaitu: sekarang, baru-baru ini, kemarin, dst. Kridalaksana (1983:69) menyatakan bahwa jumlah adalah kategori gramatikal yang membeda-bedakan jumlah dalam suatu bahasa. Jumlah paling umum pada perbedaan antara singularis dan pluralis. Selain itu, Lyons (1995: 276) mengemukakan bahwa jumlah merupakan kategori nomina, karena dikenal berdasarkan orang, binatang, dan barang yang dapat dihitung atau dibilang (satu atau lebih dari satu) dan diacu sendiri-sendiri atau secara kelompok dengan nomina. Purwo dalam Djajasudarma (1993: 43) mengemukakan bahwa persona dapat disebut juga pronomina persona. Sistem pronomina persona meliputi sistem tutur sapa (terms of addres see) dan sistem tutur acuan (terms of reference). Pembagian pronomina persona terdiri atas tiga macam, yaitu persona pertama (orang yang berbicara), persona kedua (orang yang diajak bicara), dan persona ketiga (orang yang dibicarakan). Istilah pronomina persona disebut juga kata ganti persona. Kridalaksana (1983: 11) menyatakan bahwa analisis kontrastif merupakan metode sinkronis dalam analisis bahasa untuk menunjukkan persamaan dan perbedaan antara bahasa-bahasa atau dialek-dialek untuk mencari prinsip yang dapat diterapkan dalam masalah praktis, seperti pengajaran bahasa dan penerjemahan. METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pendekatan teoretis dan metodologis. Pendekatan teoretis dalam penelitian ini adalah sinkronis kontrastif, sedangkan pendekatan metodologis dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif. Data dalam penelitian ini adalah kosakata yang diduga menunjukkan makna kala, jumlah, dan persona dalam BI dan BA. 3

Sumber data penelitian ini adalah kosakata BI dan BA yang diperoleh dari buku pelajaran, media massa, dan percakapan dalam BI dan BA. Kosakata tersebut terdapat dalam kalimat BI yang selanjutnya diterjemahkan ke dalam BA. Data yang sudah diperoleh dibatasi sebanyak 100 kosakata berdasarkan kala, jumlah, dan persona. Pembatasan tersebut karena dianggap sudah mewakili BI dan BA. Penelitian ini dilakukan berdasarkan tiga tahap, yaitu (1) tahap penyediaan data, (2) tahap analisis data, dan (3) tahap penyajian hasil analisis data (Sudaryanto 1986:57). Tahap pertama, metode dan teknik penyediaan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik simak dan teknik catat. Teknik simak dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan kosakata berdasarkan kala, jumlah, dan persona dalam BI dan BA. Teknik simak dalam penelitian ini menggunakan teknik Simak Bebas Libat Cakap (SBLC) yaitu peneliti tidak terlibat dalam proses pertuturan (Sudaryanto 1993: 134). Teknik catat dilakukan dengan pencatatan pada kartu data berukuran 15 x 7 cm yang dilanjutkan dengan pengklasifikasian dan pengelompokan data (data terlampir). Tahap kedua, metode dan teknik analisis data. Teknik analisis data menggunakan metode agih. Metode agih yaitu metode yang menggunakan alat penentu berasal dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto 1993: 15). Tahap ketiga, metode penyajian hasil analisis data. Penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode informal. Metode informal adalah cara memaparkan dengan menggunakan katakata biasa (Sudaryanto 1993: 145). Metode informal digunakan untuk mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini. Permasalahan tersebut meliputi wujud perbedaan kosakata dalam BI dan BA berdasarkan kala, jumlah, dan persona. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan perbedaan bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan kala, jumlah, dan persona ditinjau dari masing-masing ciri atau strukturnya. Pada tataran kala, dalam BI diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu (1) kala lampau, (2) kala sedang, dan (3) kala akan datang. Pada masing-masing kala tersebut terdapat tambahan keterangan waktu sudah, telah, beberapa saat lalu, semalam, sedang, dan akan yang melekat pada predikat dalam konteks kalimat. Keterangan waktu tersebut digunakan untuk menunjukkan kapan pekerjaan itu berlangsung. Selain menggunakan tambahan keterangan waktu, kala dalam BI juga ada yang langsung menggunakan kosakata yang bermakna sudah atau sedang, seperti pada kosakata tertutup, dibelikan,berlari, bermain, dan menggunting. Kala dalam BA meliputi, (1) lampau (fiil madhi), (2)sedang ( fi il mudhori ), dan (3) akan datang (fi il amr). Dalam BA keterangan waktu langsung ditunjukkan oleh kosakata verbanya, seperti seperti [fa ala] telah bekerja, [yaf ulu] sedang bekerja, [żahaba] telah pergi, [yażhabu] sedang pergi Perbandingan kosakata berdasarkan kala dalam BI dan BA yaitu (1) dalam BI masing-masing kala terdapat tambahan keterangan waktu sudah, telah, beberapa saat lalu, semalam, sedang, dan akan, sedangkan dalam BA keterangan waktu tersebut sudah tersimpan dalam kosakata yang digunakan, dan (2) dalam BI terdapat kala berupa kosakata yang sudah bermakna sudah atau sedang, kala dalam BA berupa kosakata yang langsung ditunjukkan oleh kosakata verbanya. 4

Tabel Perbandingan Bentuk Kosakata Berdasarkan Kala dalam BI dan BA Kala BI Kala BA [V+ [V] keterangan lampau, sedang, atau akan] [V] [V] Pada tataran jumlah, dalam BI dibagi menjadi dua, yaitu jumlah tunggal dan jamak. Jumlah tunggal langsung ditunjukkan oleh kata bendanya, misalnya meja satu meja dan rumah satu rumah, sedangkan jamak diulang atau diberi keterangan, seperti teman-teman banyak teman, dua rumah dua rumah, dan para seniman banyak seniman. Jumlah dalam BA dibagi menjadi tiga, yaitu (1) singularis, (2) dualis, dan (3) pluralis. Jumlah dalam BA terdapat jumlah singularis, dualis, dan pluralis. Jumlah singularis menggunakan kosakata tunggalnya (mufrad), seperti [as-ṣâdiku] teman, dan [at-tiflu] anak. Jumlah dualis menggunakan kosakata tunggal (mufrad) ditambah dengan alif dan nun atau nun dan ya, seperti [kitâbâni] atau [kitâbaini] dua buku, [muṣâdiqâni] dua teman, [ar-rijlaini] dua kaki, dan [surṭatâni] dua polisi. Jumlah pluralis menggunakan kosakata jamaknya dan diberi kata keterangan, seperti [al-aṭfâlu] anak-anak, [kullu an-nawâfiżi] seluruh jendela, dan [tsalâtsata rukkâbin] tiga penumpang. Perbandingan kosakata berdasarkan jumlah dalam BI dan BA yaitu (1) dalam BI tidak terdapat jumlah dualis, sedangkan dalam BA jumlah dualis digunakan, (2) tunggal dalam BI langsung ditunjukkan oleh kata bendanya, dalam BA juga langsung ditunjukkan oleh kalimah isim (kata benda), dan (3) jamak dalam BI diulang atau diberi keterangan, dalam BA menggunakan kosakata jamaknya dan diberi kata keterangan. Tabel Perbandingan Bentuk Kosakata Berdasarkan Jumlah dalam BI dan BA Kategori Jumlah BI BA Singularis [N] [N] Dualis - [N+ alif dan nun] [N+ya dan nun] Pluralis Pada tataran persona, dalam BI diklasifikasikan atas tiga, yaitu (1) orang pertama, (2) orang kedua, dan (3) orang ketiga. Seperti, persona pertama dalam BI menggunakan saya/aku dan kami/kita, persona kedua dalam BI menggunakan kamu dan kalian, dan persona ketiga dalam BI menggunakan dia dan mereka. [D+D] [D+keterangan] [Kosakata jamak] [N+keteranga n] Seperti halnya BI, persona dalam BA terdiri atas tiga macam, yaitu (1) orang pertama, (2) orang kedua, dan (3) orang ketiga. Seperti, persona pertama dalam BA menggunakan kosakata [anâ] / [tu] saya/aku dan [naḥnu] kami/kita, persona kedua dalam BI menggunakan kosakata [anta] kamu dan [antum] kalian, dan 5

persona ketiga dalam BI menggunakan [huwa/hiya] dia dan [hum] mereka. Perbandingan kosakata berdasarkan persona dalam BI dan BA yaitu dalam BI kosakata persona pertama berbentuk kata bebas, sedangkan dalam BA ada yang berupa kosakata terikat. Tabel Perbandingan Bentuk Kosakata Berdasarkan Persona dalam BI dan BA Kategori Persona ma a a Perta Kedu Ketig PENUTUP BI saya/ aku dan kami/kita kamu dan kalian dia dan mereka BA [ana] dan [naḥnu] [anta] dan [antum] [huwa/ hiya] dan [hum] Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah dipaparkan pada bab IV, simpulan penelitian ini adalah bahwa bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan kala, jumlah, dan persona ditinjau dari masing-masing ciri atau struktur mempunyai perbedaan pada proses morfologis pada masing-masing bahasa. Pada tataran kala dalam BI terdapat tambahan keterangan waktu sudah, telah, beberapa saat lalu,semalam, sedang, dan akan, sedangkan dalam BA keterangan waktu tersebut sudah tersimpan dalam kosakata yang digunakan, seperti [fa ala] sudah bekerja dan [żahaba] telah pergi. Pada tataran jumlah dalam BI terdapat jumlah tunggal dan jamak. Jumlah tunggal langsung ditunjukkan oleh kata bendanya, misalnya meja satu meja dan rumah satu rumah, sedangkan jamak diulang atau diberi keterangan, seperti teman-teman banyak teman, dua rumah dua rumah, dan para seniman banyak seniman. Jumlah dalam BA terdapat jumlah singularis, dualis, dan pluralis. Jumlah singularis menggunakan kosakata tunggalnya (mufrad), seperti [as- ṣâdiku] teman, dan [at-tiflu] anak. Jumlah dualis menggunakan kosakata tunggal (mufrad) ditambah dengan alif dan nun atau nun dan ya, seperti [kitâbâni] atau [kitâbaini] dua buku. Jumlah pluralis menggunakan kosakata jamaknyadan diberi kata keterangan, seperti [al-aṭfâlu] anak-anak dan [kullu an-nawâfiżi] seluruh jendela. Pada tataran persona, bentuk kosakata BI dan BA terdiri atas tiga macam, yaitu (1) orang pertama, (2) orang kedua, dan (3) orang ketiga, seperti kosakata saya/aku [anâ]/[tu], kosakata kami dan kita[naḥnu], kamu[anta], kalian[antum], kosakata dia [huwa/hiya], dan mereka[hum]. Penelitian ini belum bisa menjawab secara tuntas perbedaan bentuk kosakata dalam BI dan BA. Masih banyak permasalahan yang belum tergali, baik untuk jangkauan data maupun variasi-variasi yang lain, seperti aspek dan modalitas. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lain yang lebih mendalam dengan kajian kontrastif. DAFTAR PUSTAKA Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Djajasudarma, Fatimah. 1993. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Eresko. Kridalaksana, Harimurti. 1983.Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia. Lyons, John. 1995. Pengantar Teori Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Nugraha, Tubagus Chaeru. 2005. Urutan Kata Klausa Verbal Deklaratif Bahasa Arab dan Padanannya dalam Bahasa Indonesia: Kajian Struktur dan Semantik. Tesis. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Padjajaran Bandung. Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan: Landasan Penyusunan Buku Pelajaran Bahasa. Semarang: IKIP Semarang Press. 6

Sudaryanto. 1986. Metode Linguistik: Bagian Pertama ke Arah Memahami Metode Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada Press. Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik: Bagian Kedua dan Aneka Teknik Pengumpulan Data. Yogyakarta: Gadjah Mada Press. Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.Citra Pustaka.Jakarta: PT Gramedia. 7