BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Cita-cita tersebut termaktub dalam Undang-undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eka Kartikawati,2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 tahun 2003 menyatakan,

2015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS SD

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan membekali manusia akan ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ismi Rakhmawati, 2013

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mivtha Citraningrum, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. Barangkali tidak banyak yang menyadari bahwa pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk kemajuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan analisis refleksi terhadap tindakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang Latar Belakang Masalah. berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan memajukan

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ferri Wiryawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ayu Eka Putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, karena melalui

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan kebutuhan yang harus dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

dapat dikatakan berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling berhubungan erat satu sama lain. Menurut Susanto (2013: 4) Belajar adalah suatu aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah [ sic! sic!

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Bangsa Indonesia. Hal ini tertulis pada tujuan dan fungsi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. semua orang untuk memiliki pengetahuan agar tidak tertinggal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

I. PENDAHULUAN. kehidupan. Setyawati (2013:1) menyatakan bahwa peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menggenggam cita-cita luhur dalam membangun peradaban masyarakatnya. Cita-cita tersebut termasuk dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Salah satu petikannya yaitu,...untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,... Kalimat tersebut merupakan gambaran kesungguhan dan keyakinan para pendiri negara akan kehidupan rakyat Indonesia yang merdeka dari segala bentuk penjajahan. Cita-cita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana petikan Undang-undang Dasar 1945 di atas mengharuskan negara ini memiliki sistem pendidikan yang kuat. Hal ini sangat diperlukan dalam menyongsong peradaban masyarakat Indonesia agar memiliki kekhasan pola pikir dan perilaku, sehingga Indonesia dapat menciptakan budaya tersendiri. Budaya inilah yang kelak menjadikan masyarakatnya maju, terutama maju dalam bidang pendidikan. Implementasi dari pendidikan adalah bergerak menuju pelaksanaan pembelajaran yang menjadikan negara ini berperadaban. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Pembelajaran biologi menjadi wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai serta tanggung jawab sebagai seorang warga negara yang bertanggung jawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa, negara yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Mata pelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan di Indonesia telah sampai pada zaman globalisasi. Di era kekinian, pendidikan Indonesia telah memiliki standar yang dirancang oleh negara 1

2 melalui kementerian. Proses, isi, penilaian pembelajaran dan kompetensi lulusan telah ditentukan dalam Kurikulum. Hal ini berguna dalam mencapai kematangan bidang pendidikan yang diperoleh peserta didik. Baik peserta didik maupun tenaga pendidik harus mampu menghadapi tantangan internal dan eksternal. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki peserta didik adalah kemampuan memahami topik-topik dalam pembelajaran biologi. Hal yang harus ditekankan dari pencapaian kompetensi ini adalah siswa diharuskan mempelajari materi dasar, pemahaman, praktik, hingga percobaan dalam mengungkapkan teori berkaitan dengan materi yang dipelajari. Pembelajaran biologi di sekolah memiliki peran aktif dalam proses pemahaman yang saintifik terhadap keberlangsungan kehidupan manusia. Kekhawatiran timbul apabila di dalam pembelajaran biologi, peserta didik kurang dibekali dengan contoh-contoh dan pengalaman nyata terkait dengan materi yang tengah dibahas. Oleh karena itu, kehadiran proses belajar dengan menggunakan metode pembelajaran aktif sangat penting. Pendidikan pada level Sekolah menengah atas (SMA) khususnya sangat rentan dengan proses belajar mengajar yang kurang efektif, hal ini diakibatkan dengan adanya kejenuhan siswa dalam setiap proses pembelajarannya lebih sering menggunakan teknik, model serta metode pendekatan yang kurang. Akibatnya peserta didik tidak mempunyai semangat dan rasa ingin tahunya kurang. Sehingga kebebasan berfikir siswa sangatlah rentan untuk meningkatkan kognitif mereka. Marzano (1992) dalam dimension of learning dan Marzano (1993) membagi habbits of mind menjadi 3 kategori, yaitu self regulation, critical thinking, dan creative thinking. Ia menjelaskan ketiga kategori tersebut. Self regulation meliputi menyadari pemikirannya sendiri, membuat rencana secara efektif, menyadari dan menggunakan sumber-sumber informasi yang diperlukan, sensitif terhadap umpan balik dan mengevaluasi keefektifan tindakan. Kategori kedua adalah critical thinking. Kategori ini meliputi bersikap akurat dan mencari akurasi, jelas dan mencari kejelasan, bersifat terbuka, menahan diri dari sifat impulsif, mampu menempatkan diri jika ada jaminan, bersifat sensitif dan tahu pengetahuan temannya.

3 Creative thinking meliputi dapat melibatkan diri dalam tugas meskipun jawaban dan solusinya tidak segera tampak, melakukan usaha memaksimalkan kemampuan dan pengetahuannya, membuat, menggunakan, memperbaiki standar evaluasi yang dibuatnya sendiri serta menghasilkan cara baru dalam melihat lingkungan dan batasan yang berlaku di masyarakat. Berdasarkan hasil observasi awal di SMA Negeri 2 Bandung, Memiliki kebiasaan pikiran (habits of mind) yang baik berarti memiliki watak berperilaku cerdas (to behave intelligently) ketika menghadapi masalah, atau jawaban yang tidak segera diketahui. Costa dan Kallick mendeskripsikan 16 indikator habits of mind yang merupakan karakteristik yang muncul ketika manusia berhadapan dengan masalah yang pemecahannya tidak segera diketahui. Menerapkan pengetahuan masa lalu dengan situasi baru, yaitu kemampuan seseorang membuat sesuatu hal dengan situasi yang baru sehingga pembelajaran tidak membosankan dan lebih efektif. Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud untuk meningkatkan situasi belajar siswa dari situasi lama ke situasi yang baru. Yang dimaksud dengan situasi lama adalah kondisi belajar siswa yang dinilai kurang efektif. Hal ini disebabkan oleh faktor minat belajar siswa yang kurang baik. Situasi baru sangat penting dalam proses pembelajaran bagi siswa. Khususnya dalam ranah pembelajaran biologi di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Menerapkan pengetahuan masa lalu dengan situasi baru sebagai salah satu bagian dari Habits of Mind merupakan kondisi pemecahan suatu masalah lama yang terjadi saat ini. Menurut Kallick dan Costa (2012) mengatakan bahwa tantangan saat ini (baru) haruslah dapat diatasi jika mereka telah menemukan tantangan yang sama di masa lalu berdasarkan pengalaman. Manusia harus membuka pengetahuan dan pengalaman mereka sebagai sumber data untuk mendukung dan teori untuk menjelaskan. Pendekatan pembelaran merupakan sudut pandang atau titik tolang seorang pengajar dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran terbagi menjadi dua, yaitu pendekatan yang berorientasi pada siswa dan pendekatan yang berorientasi pada guru.

4 Kaitannya dengan pembelajaran yang memiliki pendekatan berbeda-beda, pada penelitian kali ini, penulis bermaksud menggunakan model problem based learning. Problem Based Learning atau Pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah dan memperolrh pengetahuan. Problem based learning berorientasi pada seluruh cabang keilmuan yang dapat dipadukan melalui berbagai sistem informasi pengetahuan. Oleh karena itu, Problem Based Learning dipandang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dalam ranah biologi di tingkat sekolah menengah atas. Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud mengadakan penelitian terhadap kemampuan peserta didik pada penerapan model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan kebiasaan menerapkan pengetahuan masa lalu dengan situasi baru pada konsep pencemaran lingkungan. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya peningkatan kebiasaan untuk menerapkan pengetahuan masa lalu dengan situasi baru terhadap kesulitan siswa dalam memahami konsep pencemaran lingkungan. a. Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami konsep pencemaran lingkungan. b. Siswa masih merasa kesulitan dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan penerapan masa lalu ke situasi yang baru (applying past knowledge to new situation) c. Kurangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. d. Kemampuan guru yang belum menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan indentifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model Problem Based Learning berpengaruh untuk meningkatkan kebiasaan menerapkan pengetahuan masa lalu dengan situasi baru pada konsep pencemaran lingkungan.

5 D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian diperlukan sebagai acuan penulis dalam melakukan penelitian. Tujuan ini dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Penulis menetapkan tujuan penelitian ini sebagai berikut. a. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan mengembangkan ilmu biologi di lingkungan sekolah. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan pembelajaran Pencemaran Lingkungan pada tingkat sekolah menengah atas kelas X. b. Tujuan Khusus Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam merencanakan, melaksanakan, dan menyimpulkan kebiasaan menerapkan pengetahuan masa lalu dengan situasi baru melalui model Problem Based Learning pada konsep pencemaran lingkungan. E. Manfaat Penelitian Suatu penelitian dapat dikatakan berhasil apabila penelitian tersebut dapat memberikan kegunaan yang berarti bagi pendidikan. Oleh karena itu, penulis berharap agar penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut. a. Bagi Peneliti Kegiatan penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengalaman yang berharga dalam upaya meningkatkan kemampuan peneliti, mengembangkan ilmu pengetahuan, dan dapat memberikan simpulan mengenai hasil pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan model Problem Based Learning. b. Bagi Guru Biologi Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif bagi guru dalam memilih pendekatan pembelajaran yang menarik bagi siswa. Penelitian ini juga dapat meningkatkan kreativitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.

6 c. Bagi Siswa Dengan adanya penelitian ini, diharapkan siswa mampu mengukur kemampuannya dalam meningkatkan kebiasaan menerapkan pengetahuan masa lalu dengan situasi baru pada konsep pencemaran lingkungan. d. Bagi Sekolah Penelitian ini dapat dijadikan referensi guru di lingkungan sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa. e. Bagi Peneliti Lanjutan Dengan adanya penelitian ini, semoga dapat menjadi acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya. Baik dalam segi pendekatan yang digunakan maupun materi pelajaran yang diteliti. F. Definisi Operasional Penelitian ini berjudul Penerapan model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan kebiasaan menerapkan pengetahuan masa lalu dengan situasi baru pada konsep pencemaran lingkungan. Untuk memahami rumusan judul penelitian ini, penulis akan menjelaskan pengertian dan istilah yang terdapat dalam judul tersebut sebagai berikut. 1. Penerapan model Problem Based Learning Pembelajaran Problem Based Learning pada penelitian ini yaitu proses pembelajaran yang melatih kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik dengan menyelesaikan permasalahannya dan melibatkan ilmu pengetahuan lain untuk mendapatkan solusi dari permasalahan tersebut. Pembelajaran ini didukung oleh media pembelajaran berupa showcase, yaitu media pembelajaran menggunakan kertas yang dibagi menjadi 4 bagiaan ke arah samping dan satu bagian kearah atas, kemudian ditulis dengan permasalahan yang diketahui peserta didik, penyebab yang diketahui dan yang tidak di ketahui, kemudian diarahkan untuk menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Setelah solusi ditemukan, peserta didik mempresentasikan portofolio showcase yang sudah di selesaikan.

7 2. Menerapkan pengetahuan masa lalu dengan situasi baru. Menerapkan pengetahuan masa lalu dengan situasi baru (Kebiasaan Berfikir) merupakan salah satu indikator yang akan di ukur pada penelitian ini. Peningkatan kemampuan tersebut dilihat dari kemampun afektif dan psikomotor pada saaat pengerjaan showcase dan presentasi 3. Pencemaran lingkungan Pencemaran lingkungan merupakan pokok bahasan yang digunakan dalam penelitian ini, karena materi tersebut sangat membutuhkan perhatian khusus untuk membentuk kemampuan afektif dan psikomotor.