Analisis Tekstual Gending Kethuk 2 Kerep Minggah 4 Laras Slendro Pathet Sanga, Bagian II Kiriman I Nyoman Kariasa, Dosen PS Seni MKarawitan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENUTUP. Berdasarkan data yang ditemukan dapat disimpulkan bahwa slentho

BAB IV PENUTUP. Yogyakarta khususnya gending-gending soran, agar terus dikaji dan digali, baik oleh

GENDING PLARA-LARA KALAJENGAKEN LADRANG LANGEN SUKA LARAS SLENDRO PATHET SANGA

PENGARUH RESONATOR TERHADAP BUNYI NADA 3 SLENTHEM BERDASARKAN SOUND ENVELOPE. Agung Ardiansyah

BAB IV KESIMPULAN. menyajikan salah satu tafsir garap rebab Gending Peksi Bayak laras slendro

GENDING PLARA-LARA KALAJENGAKEN

DASAR-DASAR PENGETAHUAN BELAJAR KARAWITAN UNTUK ANAK SD

BAB IV PENUTUP. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa latar belakang proses

BAB IV PENUTUP. sesuai untuk penggalian gending-gending tradisi Gaya Yogyakarta. Bagi

BAB IV PENUTUP. pelestarian dan keberlangsungan seni karawitan. Pada gending tengahan dan

BAB IV KESIMPULAN. didapat beberapa kesimpulan mengenai pancer. Tabuhan pancer yang selama ini

GARAP REBAB GENDING PLARA-LARA KALAJENGAKEN LADRANG LANGEN SUKA LARAS SLENDRO PATET SANGA

BAB IV PENUTUP. patalon. Unsur yang menjadi ciri khas dari penyajian gending patalon adalah

BAB IV KESIMPULAN. tahun 2012 lomba karawitan se-kabupaten klaten.

BAB IV PENUTUP. Sejak diciptakan pada tahun 2008, keberadaan. Saraswati dalam Sidang Senat Terbuka ISI Yogyakarta. Hal ini memberikan

14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya

ARTIKEL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENINGKATAN KETERAMPILANMEMAINKAN MUSIK KARAWITAN BAGI ANAK-ANAK PADA SANGGAR NOGO KAYUNGYUN

TABUHAN PANCER PADA KARAWITAN GAYA YOGYAKARTA: SEBUAH KAJIAN MUSIKAL

PADA KARAWITAN GAYA YOGYAKARTA: SUATU KAJIAN MUSIKAL

BAB IV PENUTUP. sebelumnya, tentang gending Gaya Yogyakarta yang diangkat sebagai materi

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta. Komparasi Gending Ganggong dan Miyanggong Laras pelog patet nem. Susanti 1

PADA GAMELAN KYAI KANCILBELIK KERATON SURAKARTA

GARAP BONANG BARUNG GENDING BEDHAYA LARAS PELOG PATHET BARANG KENDHANGAN MAWUR

Kendangan Matut. Latar Belakang

GARAP KENDHANGAN GENDING PATALON LAMBANGSARI LARAS SLENDRO PATET MANYURA VERSI KARAWITAN NGRIPTO LARAS

GENDHING KARAWITAN: KAJIAN FUNGSI DAN GARAP KARAWITAN GAYA SURAKARTA

PERMAINAN RICIKAN KENONG DALAM KARAWITAN JAWA GAYA SURAKARTA

BAB IV PENUTUP. disimpulkan bahwa gending-gending bentuk lancaran karya Ki Tjokrowasito

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA (MANDIRI)

Deskripsi Karawitan Tari Iringan Tari Blantek, Golek Ayun-Ayun, dan Padang Ulan Pada Oratorium Kala Kali Produksi ISI Dps

JURNAL TABUHAN SLENTHO

JURNAL KARAWITAN TARI SARASWATI ISI YOGYAKARTA KARYA SUNYATA

GARAP GENDING NGLENTHUNG, GLOMPONG, LAYUNG SETA DAN AYAK-AYAK BAGELEN

GARAP LADRANG ELING-ELING PIKUKUH KARYA KI NARTOSABDO

BAB IV PENUTUP. Adapun rangkaian struktur komposisi yang disajikan yaitu Lagon Wetah laras

GARAP KENDHANGAN SARAYUDA GENDHING NGEKSI LARAS KALAJENGAKEN KETAWANG IBU PERTIWI MINGGAH LANCARAN MARI KANGEN LARAS PELOG PATHET NEM

RICIKAN STRUKTURAL SALAH SATU INDIKATOR PADA PEMBENTUKAN GENDING DALAM KARAWITAN JAWA

DESKRIPSI PENTAS TARI Sebagai Pengrawit (Pendukung Karawitan)

Gamelan, Orkestra a la Jawa

GARAP KENDHANGAN GENDING PATALON LAMBANGSARI LARAS SLENDRO PATET MANYURA VERSI KARAWITAN NGRIPTO LARAS. Skripsi

Kiriman Saptono, SSen., Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar.

BAGAIMANA BERMAIN GAMELAN

KOMPOSISI IRINGAN TARI SUMUNARING ABHAYAGIRI (SENDRATARI BOKO)

BAB IV PENUTUP. Banyumas. Jemblung berawal dari dua kesenian rakyat yaitu Muyèn dan Menthièt.

BAB IV PENUTUP. Komposisi karawitan yang berjudul lakuku merupakan sebuah karya yang. dalam mewujudkan karya komposisi karawitan dengan judul Lakuku.

PANCER DALAM KARAWITAN GAYA SURAKARTA

BAB IV KESIMPULAN. memiliki cengkok sindhenan yang unik terdapat pada cengkok sindhenan

GARAP INSTUMEN GENDER GENDHING HARUM SARI KALAJENGAKEN LADRANG WIRANGRONG KASAMBET PLAYON LASEM LARAS SLENDRO PATHET NEM

KARAWITAN. Apa itu KARAWITAN?

Petunjuk Teknis Pelaksanaan AKSARA 2017

PERAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KARAWITAN JAWA UNTUK MENANAMKAN NILAI CINTA BUDAYA PADA ANAK DI SD ANTONIUS 01 SEMARANG

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

IDENTIFIKASI FITUR MELODI DALAM MUSIK GAMELAN BERDASARKAN HUBUNGAN ASOSIASI ANTAR-NOTASI

KRUMPYUNG LARAS WISMA DI KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO: KELANGSUNGAN DAN PERUBAHANNYA. Skripsi

GARAP GENDING LONTHANG, JATIKUSUMA, RENYEP DAN LUNG GADHUNG

GD. JULA-JULI SLENDRO PATHET WOLU. Untuk instrument bonang dalam gending ini mempunyai garap khusus, yaitu pancer 3 (tergantung dengan pathetnya).

Tabuh Kreasi Pepanggulan Gamelan Smarandhana Lemayung, Bagian II

BAB IV KESIMPULAN. yang tidak melibatkan kesenian lain, lebih khusus lagi hanya disajikan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERKEMBANGAN GARAP GENDING JANGKUNG KUNING

TIGA KONSEP PENTING: VARIASI, PENGOLAHAN DAN KAIT-MENGAIT Variasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Pola Tangga Nada Gendhing Lancaran Menggunakan Algoritma Apriori

FUNGSI SENI KARAWITAN DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT JAWA. Oleh : Drs. KARTIMAN, M. Sn. WIDYAISWARA PPPPTK SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA.

Seni Musik Tradisional Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat

PAGELARAAN KARAWITAN DI KERATON YOGYAKARTA

MARS ISI YOGYAKARTA KARYA SUHARDJONO: SUATU TINJAUAN GARAP MUSIKAL

DESKRIPSI PENTAS TARI Sebagai Pengrawit (Pendukung Karawitan)

UCAPAN TERIMA KASIH...

IRINGAN KESENIAN THÈTHÈLAN DENGAN CERITA SEDUMUK BATHUK SENYARI BUMI DI TAMAN BUDAYA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA: KAJIAN GARAP KARAWITAN.

DESKRIPSI PENTAS TARI Sebagai Pengrawit (Pendukung Karawitan)

UKDW LATAR BELAKANG. Sebagai tempat wisata dan edukasi tentang alat musik tradisional jawa. Museum Alat Musik Tradisional Jawa di Yogyakarta.

ANALISIS FREKUENSI PADA GONG LARAS SLENDRO

BAB IV PENUTUP. Peran karawitan dan acara pernikahan di Keraton Yogyakarta menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

Catharsis: Journal of Arts Education

Kiriman Saptono, SSen., Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar.

1. Kendang. Kendang. 2. Rebab

KARAWITAN PAKELIRAN WAYANG KULIT JUM AT KLIWONAN DI PENDAPA KABUPATEN GROBOGAN

Abdi Seni. Supardi. Jurusan Karawitan, Fakultas Seni Pertunjukan, ISI Surakarta. Abstract

Oleh : Nama : SITI MARFUAH ( Vokal) NIS : 3381

LOMBA TARI KLASIK DAN KARAWITAN GAYA YOGYAKARTA Pemudaku Beraksi, Budayaku Lestari TINGKAT SMA/SMK DAN SEDERAJAT SE-DIY 2016

GARAP KENDHANG: SAMBUL LARAS, KLENTHUNG WINANGUN, SANGAPATI, THUKUL, KARAWITAN, ANGLIR MENDHUNG

MARS ISI YOGYAKARTA KARYA SUHARDJONO: SUATU TINJAUAN GARAP MUSIKAL

Identifikasi Pola Pasangan Notasi Gending Lancaran Berbasis Kemiripan Atribut

GENDHING. IMBAL: SEBUAH IDE PENCIPTAAN KOMPOSISI MUSIK DALAM PERANGKAT CALUNG Hadi Boediono. ANEKA GARAP LADRANG PANGKUR Sugimin

PROSES BELAJAR SENI KARAWITAN SISWA-SISWI SEKOLAH DASAR NEGERI KASIHAN BANTUL: SEBUAH STUDI KASUS

DAFTAR ISI BAB 2 SEKOLAH MUSIK KARAWITAN LOKANANTA DI SURAKARTA

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

Laras, Surupan, dan Patet dalam Praktik Menabuh Gamelan Salendro

RAGAM GARAP GENDING-GENDING LANCARAN KARYA KI TJOKROWASITO. Skripsi

TINJAUAN RAGAM BENTUK TLUTUR DAN KORELASINYA

SMK NEGERI 1 JAPARA TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat melimpah. Salah satunya adalah

Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kota Surakarta. PDSPK, Kemendikbud

BAB IV PENUTUP. Kesenian Incling Krumpyung Laras Wisma di Kecamatan Kokap

ANALISIS GARAP GENDING DOLANAN EMPLÈK-EMPLÈK KETEPU LARAS SLENDRO PATET MANYURA ARANSEMEN TRUSTHO. Skripsi

BAB IV PENUTUP. tentang penyimpangan terhadap pola musikal karawitan konvensional.

1. Pendahuluan. Konsep Musikal Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

Transkripsi:

Analisis Tekstual Gending Kethuk 2 Kerep Minggah 4 Laras Slendro Pathet Sanga, Bagian II Kiriman I Nyoman Kariasa, Dosen PS Seni MKarawitan Perangkat Gamelan Dalam menyajikan gending Gambir Sawit, menggunakan perangkat gamelan ageng. Dalam satu kesatuan perangkat gamelan ageng terdiri dari dua kelompok. Satu kelompok berlaras pelog dan satu lagi berlaras slendro. Setiap kelompok tadi dalam karawitan Jawa disebut dengan Pangkon. Jadi dalam menyajikan gending Gambir Sawit memakai gamelan ageng pangkon slendro lengkap. Adapun ricikan-nya adalah ; rebab plonthang, gender barung, gender penerus, bonang barung, bonang penerus, slenthem, demung, saron barung, saron penerus, gambang, clempung, siter, kenong, kempul, kethuk kempyang, engkuk (kemong dua pencon), sepasang kemanak, suling, gong suwukan, gong ageng, seperangkat kendang. Gending Gambir Sawit tidak hanya dimainkan dalam gemelan pangkon slendro pathet sanga, terkadang juga dimainkan dalam pangkon pelog pathet nem. Dimainkanya dalam pelog nem gending Gambir Sawit kurang memiliki gereget. Karena dalam pelog nem terkesan lebih girang dan riang. Hal ini tentu tidak sesuai dengan esensi gending yang diinginkan. Namun dalam slendro pathet sanga-lah kecocokan rasa didapat dengan nuansa hening, agung dan wingit. Bentuk dan Struktur Telah disebutkan di atas bahwa gending Gambir sawit termasuk dalam gending ageng yang dapat diidentipikasi salah satunya melalui penulisannya. Penulisan kata gending mempunyai pengertian sempit bahwa gending tersebut memiliki bentuk dan ukuran panjang yang ditandai dengan sabetan balungan dan ricikan struktural (kethuk kerep 2 minggah 4) seperti ricikan kethuk-kempyang, kenong, kempul dan gong, dengan struktur terdiri dari buka, merong, umpak inggah dan inggah. Masing-masing bagian tersebut memiliki pola tabuhan atau pola garap dengan memperhatikan irama yang di sajikan. Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai bentuk dan struktur gending Gambir Sawit dapat dilihat memalui notasi melodi balungan di bawah ini. Notasi buka t. 6 1 2. 2. 2. 1 2 1 3 2 1 2. 1 6 g5 ir. Tanggung [. e t w. 3 5 6 2 2.. 2 3 2 n1 masuk irama dadi.. 3 2. 1 2 6 2 2.. 2 3 2 n1.. 3 2. 1 6 5.. 5 6 1 6 5 n6<umpak 2 2. 3 5 6 2 1 3 5 3 2. 1 6 g5] Ngelik 6 6.. 6 6.. 2 2.. 2 3 2 n1.. 3 2. 1 2 6 2 2.. 2 3 2 n1.. 3 2. 1 5 6.. 5 6 1 6 5 n3 2 2. 3 5 6 2 1 3 5 3 2. 1 6 g5

Umpak Inggah >. 2. 1. 6. 5. 2. 3. 3. n2 ir. Dadi kendang ciblon. 3. 5. 2. 1. 2. 1. 6. g5 Minggah [. 6. 5. 1. 6. 1. 6. 2. n1. 2. 1. 2. 6. 1. 6. 2. n1 irama wilet+ ir. dadi mau suwuk.. 2. 1. 6. 5. 1. 6. 2. n1. 6. 5. 2. 1. 2. 1. 6. g5 ] NB. Notasi gerongan di bagian lampiran. Dengan memperhatikan notasi di atas, dapat diketahui bahwa gending Gambir Sawit memiliki buka terdiri dari lima frase, sebelum akhirnya menuju merong yang ditandai dengan jatuhnya gong. Merong-nya (kethuk 2 kerep) terdiri dari 16 sabetan atau empat frase dalam satu kenong, dan 64 sabetan atau 16 frase dalam satu gongan. Bagian ini merupakan ajang garap yang halus dan tenang. Setelah berlangsung selama satu kali putaran merong, dilanjutkan ke bagian ngelik. Ngelik merupakan bagian lagu yang tidak pokok, tetapi wajib dilalui. Artinya dalam penyajian gending, ngelik boleh ada boleh tidak dikarenakan oleh desakan waktu atau hal lain. Setelah ngelik gendhing kembali ke merong. Struktur berikutnya adalah ke bagian inggah. Pergantian merong ke inggah, dijembatani oleh umpak, yang dikomandoi oleh tabuhan kendang pada menjelang kenong ke-tiga. Model transisi atau jembatan ini lazim disebut dengan umpak inggah yang ditandai dengan tabuhan kendang khusus, serta mengkomandoi dengan manaikan tempo sedikit lebih cepat dari pada merong. Bagian berikutnya adalah bagian inggah. Gending Gambir Sawit memiliki inggah tersendiri, dengan kata lain inggahnya merupakan kelanjutan dari pada merong. Hanya saja sesuai dengan hukum/norma yang berlaku, balungan inggah ini memakai jenis balungan nibani. dalam inggah ini terjadi dua kali andeg yaitu perberhentian sementara menjelang kenong. Kemudian dilanjutkan oleh sinden menuju melodi berikutnya. Andeg dilakukan pada menjelang kenong pertama dan menjelang kenong ke-dua dalam irama rangkep. Selain andeg juga diwarnai dengan perubahan irama. Satu gongan pertama memakai irama wilet, masuk gongan ke-dua irama berubah menjadi irama rangkep. Irama rangkep hanya terjadi dua kali kenongan, setelah itu kembali ke irama wilet, sebelum akhirnya menuju suwuk, Pada pertengahan melodi menuju kenong ke tiga dalam gongan putaran yang ke-tiga. Dalam perbagai perubahan irama ini, kendang yang berfungsi sebagai pemurba irama, memiliki peran yang sangat penting dalam mengkoordinasikan perubahan. Sehingga terjadi kesatuan rasa yang harmonis. c) Garap Beberapa pakar karawitan Jawa menyatakan bahwa dalam penggarapan gendhing, pengrawit diberikan kebebasan untuk menterjemahkan, memberi makna, serta menafsirkan garap sesuai dengan rasa estetik musikalnya. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Rahayu Supanggah menyatakan bahwa karawitan bersifat fleksible dan multi interpretable. Artinya para pemain ricikan terutama ricikan garap bebas menafsirkan kemungkinan-kemungkinan garap

sebuah gendhing. Hal ini kemungkinan salah atau benar tidak terjadi. Yang terjadi hanyalah penak dan ora kepenak atau munggah dan ora munggah. Ricikan-ricikan yang melakukan interpretasi tersebut antara lain ; rebab, gender, kendang,dan bonang. Dalam gending Gambir Sawit menurut pengamatan dan rasa musikal kami, peranan rebab dan sinden sangat dominan dalam melakukan cengkokan. Dengan tuntunan rebab, pesinden mampu membuat cengkokan mengalun sangat indah. Hal ini juga didukung oleh pola tabuhan gender dengan pola tabuhannya mampu membuat cengkokan yang enak didengar. Ricikan gambang dan siter bertugas memainkan tempo dan membuat pola tabuhan mengisi ruang-ruang balungan dengan lincah dan enerjik. Tak kalah penting adalah ricikan bonang dengan teknik permainan atau pola tabuhan imbal dan sekaran memberikan warna garap sangat kaya. Kendang dalam hal ini selain sebagai pemurba irama, juga membuat variasi pukulan terutama dalam permainan kendang ciblon yang masuk menjelang inggah. Selain ricikan-ricikan tadi peranan gerong juga tak kalah pentingnya. Selain melantumkan syair-syair gerongan, juga melakukan senggaan dan keplokan untuk meramaikan dan mendukung suasana. Sistem garap inilah letak estetika, keunikan gending ini, yang didukung oleh keahlian para pemain ricikaan garap dalam menafsirkan balungan gending dengan variasi-variasi cengkokan-nya. Sehingga para penikmat hanyut dalam keasyikan menikmati cengkok dan tabuhan. Mungkin tidak hanya penikmat yang hanyut dalam menikmati gendhing, melainkan pemain juga hanyut dalam menikmati tabuhan-nya sendiri. 4. Tunjauan Sejarah dan Pengrawit. Gending gambir sawit diciptakan pada tahun 1820 pada pemerintahan Kanjeng Sesuhunan Pakubuwono Kaping V. Keraton dalam hal ini sebagai pusat kebudayaan memiliki peran yang sangat penting dalam pembinaan dan pengembangan seni khususnya seni karawitan. Seluruh ciptaan seni hanya dipersembahkan untuk raja. Walaupun gending-gending itu secara de facto di ciptakan oleh seniman yang hidup pada waktu itu, namun karena kekuasaan dan sifat feodalis keraton, secara de jure gending itu hanya boleh diakui oleh sang raja. Hal ini menjadi tidak jelas siapa orang yang sebenarna menciptakan gending ini. Apakah raja atau kah abdi dalemnya. Tapi mengingat dalil yang telah dikemukakan di atas, raja yang berkuasa lah menjadi pencipta segala seni yang muncul pada saat pemerintahannya. Selain gending Gambir Sawit pada pemerintahan P.B. V ini banyak sekali gending-gending lain yang muncul, diantaranya: Kembang Gayam, Rarawudhu, Raranangis, Randha Nunut, Montro, Lobong dan lain sebagainya. Mengenai pengrawit yang menyajikan gending Gambir Sawit ini, kami tidak mendapatkan informasi secukupnya. Karena gending ini berupa rekaman audio berupa CD yang kami ambil dari perpustakaan Jurusan Karawitan ISI Surakarta. Melihat dari lebelnya kemungkinan besar gending ini disajikan oleh pengrawit dari para dosen dan mahasiswa STSI Surakarta. Berdasarkan pengalaman musikal kami, secara audio gending ini dibawakan sangat baik; kesatuan rasa, teknik tabuhannya dan suara gamelannya. Sebagai orang yang berlatar belakang berbeda, kami belum bisa membedakan secara pasti dan detail rasa dan teknik tabuhan antara pengrawit alami dengan pengrawit yang berlatar belakang alami plus akademik. Juga dalam hal gaya personal, kelompok, maupun regional. 5. Penutup Dengan uraian yang telah dikemukakan diatas, telah memberikan gambaran yang cukup, Tentang gending gambir sawit. (Setidaknya bagi kami yang berlatar belakang yang berbeda). Walaupun hanya secuil dari pengetahuan karawitan jawa yang sangat luas. Kami yakin tulisan ini jauh dari lumayan, namun untuk memenuhi tugas analisis karya I ini, sekiranya dapat sebagai tonggak untuk mengetahui karawitan Jawa lebih jauh.

DAFTAR PUSTAKA Hastanto, Sri. 2009. Konsep Pathet Dalam Karawitan Jawa. Surakarta : Program pascasarjana bekerja sama dengan ISI Press. Supanggah, Rahayu. 2009. Bhotekan Karawitan II : GARAP. Surakarta : Program Pascasarjana bekerja sama dengan ISI Press. Martopangrawit. 1968. Pengetahuan Karawitan I I Ketut Saba Yeni Arama Saryanto Agus Prasetyo Wawancara Lampiran. GERONGAN GENDHING GAMBIR SAWIT Merong.. 2 2.. j23 2.. 2 2 j.1 1 j23 1 pu-na- pa- ta mirah - ing - sun.... 3 3 j35 2.. 2 1 j.6 2 j321 x6x prihatin-was - pa gung mi jil.1 2.. 5 5 j.6 1. 2 j165 j56 j165 j23 2 1 suhu da-hat tan- pa kar - ya.... 3 3 j35 2.. 6! j.@ j61 6 5 sengkang rine - mekan gus - ti.... 5 5 j.5 6.!j j!2 6 j.1 5. x3x gelung ri-nu - sak se - kar - ya. 2.. 5 5 j.6!. @ j!65 56 j165 j23 2 1 sumawur gam - bir me - la - thi Ngelik.. @ @..j @# @.. @ @.!! j@#! u-pa ma tyas - se ma - ngun - kung.... 6 6 j.6! @. @! j.6 @ j#@! x6x mulat-ing si - ra dyah a - ri jx.x12.. @ @ jx@x# @.. @ @ j.!! j@#! sayek-ti me - lu ma - nga - rang.... 6 j6! j!@ @.. j!6! j.2 j6!6 5 te las - sing ri - ris gu - man - ti.... 5 5 j.5 6.! j!@ 6 j.1 5. x3x

ing kang terang - ga- na su - nyar. 2 5. 5 5 j.6!. @ j!65 j56 j!65 23 2 1 remeg de ning sa - lah kap - ti Catatan : Dua gatra balungan menjelang gong, baik pada merong maupun pada ngelik tidak di gerongi. Melainkan sindenan dan cakepannya sebagai berikut: gambir sawit mawurmawur. Bagian Inggah irama wilet..!!.. j!@ 6!. @ @. j6@! j!6 marman - ta ma - ngrurah ge lung.. j56!.@ j6! 5 3.. 5 5 j6! 5 k6j53 2 lintang - nge me - rang ni - ngal - i.... 6 6 j.6! 5 6 j!@j@#! j.@ j6! 6 5 mringla-ngening kiswan - ni - ra.... @ @ j@! 6! @ k!j65j56 k1j65 j23 2 1 miwah ki dang ki- dang I - sin.. 2 2.. j@# @.. @ @ j.!! j@#! miyar - sa - ing swara - ni - ra.. 6 6.. 6!. @!6!.@ 6!6 g5 siki - dang um - pet- an te - bih