BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia adalah individu yang berusia di atas 60 tahun. Lansia umumnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu eksperimental semu (Quasi Experimental. Design). Tipe penelitian Quasy Eksperimental Design adalah

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran. Meningkatnya proporsi penduduk lanjut usia (lansia) ini, berkaitan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. organ tubuh. Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara

BAB I PENDAHULUAN. proses alami yang sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa (Nugroho,

BAB 1 PENDAHULUAN. 11% dari seluruh jumlah penduduk dunia (± 605 juta) (World Health. meningkat menjadi 11.4% dibandingkan tahun 2000 sebesar 7.4%.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. psikologis, sosial, dan ekonomi Menurut (BKKBN 2006). WHO dan Undang-

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK

GAMBARAN KUALITAS TIDUR DAN GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA GAYAM KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena jumlah

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalnya. adalah intellectual impairment (gangguan intelektual/demensia).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. cenderung lebih cepat. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

SRI REJEKI J

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. terbagi dalam dua tahap yaitu lanjut usia awal (early old age) yaitu usia 60-70

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia didunia sebesar 400 juta berada di Asia (Data Informasi &

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar,

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara, karena angka harapan hidup merupakan salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. periode dewasa akhir atau usia tua. Lansia merupakan bagian dari anggota

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati

BAB 1 PENDAHULUAN. berkala, enyahkan asap rokok, rajin senam osteoporosis, diet sehat dan seimbang,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang di sebut dengan proses menua (Hurlock, 1999 dalam Kurniawan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

seseorang. Setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk Kozier(2008) dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Lima, Fransisco &

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur

HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN GAYA HIDUP DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA (PSTW) BUDI SEJAHTERA BANJARBARU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI SENAM LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI PERTIWI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO usia tahun adalah usia pertengahan, usia tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia (lansia)

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health organization (WHO) pada tahun 2012, depresi. konsentrasi yang buruk. Sementara itu depresi merupakan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia tumbuh dan berkembang tidak terlepas dari proses menua. Proses

ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dipaparkan hasil dan pembahasan dari penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu kesehatan jiwa. Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

BAB 1 PENDAHULUAN. dua miliar pada tahun 2050 (WHO, 2013). perkiraan prevalensi gangguan kecemasan pada lanjut usia, mulai dari 3,2 %

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif komparasi (Notoatmodjo, 2010). Melalui pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009).

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tentunya akan mengalami yang namanya penuaan. Secara. kronologi, manusia dapat dikatakan lanjut usia apabila umurnya sudah

IRMA MUSTIKA SARI J

BAB I PENDAHULUAN. menjadi usia lanjut dini yaitu berkisar antara tahun, dan lansia yang

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Kepada Yth. Calon Responden Penelitian. Di Tempat

BAB I PENDAHULUAN. dengan sarana dan internet seperti yang terdapat pada smartphone (Sunarto,

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mencari data, tidak lepas bahwa data di internet selalu akurat dan up to date.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan merupakan salah satu struktur

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan seksual serta kesehatan sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

SRAGEN SKRIPSI JURUSAN FAKULTAS. Disusun oleh: J

BAB I. Pendahuluan. melakukan pekerjaan tanpa memperdulikan kesehatan. Pekerjaan. hari dan berulang ulang akan mengakibatkan insomnia yang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ditimbulkan sesuai dengan etiologi yang terjadi (Pinzon, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. panjang dibandingkan dengan negara berkembang. Perbandingan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan fisik dan mental serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki umur di atas 60 tahun (>60

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia adalah individu yang berusia di atas 60 tahun. Lansia umumnya memiliki tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi-fungsi biologis, psikologis, social, dan ekonomi (BKKBN, 2009). Proses menua menyebabkan beberapa masalah, salah satunya adalah gangguan istrahat dan tidur pada lansia (Bandiyah, 2009). Lansia beresiko tinggi mengalami gangguan tidur akibat berbagai faktor. Proses patologis terkait usia dapat menyebabkan perubahan pola tidur. Gangguan tidur menyerang 50% orang yang berusia 65 tahun atau lebih yang tinggal di rumah dan 66% orang yang tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang. Gangguan tidur memengaruhi kualitas hidup dan berhubungan dengan angka mortalitas yang tinggi (Stanley & Beare, 2006). Tahun 2010 lansia di Indonesia yang berumur diatas 60 tahun berjumlah 18,1 juta lansia atau sekitar 9,6% dari jumlah total seluruh penduduk Indonesia. (Kemenkes RI, 2013). Aktifitas fisik yang bermanfaat untuk kesehatan lansia sebaiknya memenuhi kriteria frekuensi, intensitas, waktu dan tipe. Frekuensi adalah seberapa sering aktivitas dilakukan, berpa hari dalam 1 minggu. Intensitas adalah seberapa keras suatu aktivitas dilakukan. Biasanya diklasifikasikan menjadi intensitas rendah, sedang, dan tinggi. Waktu mengacu pada durasi, seberapa lama suatu aktivitas di lakukan dalam satu pertemuan, sedangkan

jenis aktivitas adalah jenis-jenis aktivitas fisik yang dilakukan ( Ambardini, 2009). Jenis-jenis aktivits fisik pada lansia menurut Kathy (2002), meliputi latian aerobik, penguatan otot (muscle strengthening), fleksibilitas, dan latihan keseimbangan. Seberapa banyak suatu latihan dilakukan tergantung dari tujuan setiap individu, apakah untuk kemandirian, kesehatan, kebugaran, atau perbaikan kinerja (performance). Setiap manusia memiliki kebutuhan khusus yang harus dipenuhi, baik secara fisiologis maupun psikologis. Terdapat banyak kebutuhan fisiologis manusia, salah satunya adalah istirahat dan tidur. Tidur merupakan kebutuhan penting bagi setiap orang, karena dengan tidur seseorang dapat memulihkan stamina tubuh dan pembentukan daya tahan tubuh. Kebutuhan tidur bervariasi pada setiap individu, umumnya dibutuhkan 6-8 jam perhari untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas tidur yang efektif (Siregar, 2011). Namun, semakin bertambahnya umur, semakin sulit pula untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas tidur yang efektif (Lumbantobing, 2008). Kualitas tidur merupakan ukuran di mana seseorang mendapatkan kemudahan untuk memulai tidur, mampu mempertahankan tidur, dan merasa rileks setelah bangun dari tidur. Kualitas tidur dapat dinilai menggunakan The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Kuesioner ini mengklasifikasikan kualitas tidur menjadi dua yaitu kualitas tidur buruk dengan total skor > 5 dan kualitas tidur baik dengan total skor 0-4 melalui pengukuran tujuh domain seperti respon subjektif kualitas tidur, kemampuan mempertahankan tidur,

durasi tidur, kebiasaan tidur, hal-hal yang mengganggu tidur, penggunaan obat tidur, dan tidak bersemangat menjalani aktivitas harian selama satu bulan terakhir (Heny dkk, 2013). Aktifitas fisik yang dilakukan oleh lansia biasanya mempengaruhi kualitas tidur (Styoadi & Kushariyadi, 2011). Menurut hasil penelitian The Gallup Organization (2001, dalam Darmojo,2004) didapatkan 50% penduduk Amerika pernah mengalami sulit tidur dan 12% mengatakan sering sulit tidur. Menurut hasil penelitian di masyarakat, pervalensi sulit tidur (insomnia) pada lansia di Amerika adalah 36% untuk laki-laki dan 21% untuk wanita usia lanjut yang mengatakan tidak ada ksulitan tidur. Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Fauziah (2013) tentang Gambaran kualitas tidur pada wanita lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi Bandung, mengemukakan hasil penelitiannya adalah sebagian besar (72,7%) atau 22 wanita lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi Bandung memiliki kualitas tidur dengan gangguan tidur sedang dan 9 wanita memiliki kualitas tidur dengan gangguan tidur ringan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Khasanah & Hidayati (2012) tentang Kualitas Tidur Lansia Balai Rehabilitasi Sosial Mandiri Semarang menunjukkan bahwa 29 reponden (29,9%) memiliki kualitas tidur baik dan 68 responden (70,1%) memiliki kualitas tidur buruk atau jelek. Sebagian besar lansia beresiko tinggi mengalami gangguang tidur yang diakibatkan oleh karena faktor usia dan di tunjang oleh faktor-faktor penyebab lainnya seperti adanya penyakit. Selama proses penuaan, terjadi perubahan

fisik dan mental yang diikuti dengan perubahan pola tidur yang khas yang membedakan dari orang yang lebih muda ( Hidayat,2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur menurut Saryono & Widianti (2010) pada lansia antara lain penyakit, stress psikologis, obat, nutrisi, lingkungan, motivasi, gaya hidup dan latian. Lansia yang tinggal di rumah pada dasarnya biasanya mengalami kesulitan untuk tidur pada malam hari karena berbagai macam faktor apa lagi dengan lansia yang tinggal dipanti. Jumlah lansia yang terdapat Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap saat ini berjumlah 92 orang. Hasil survei pendahuluan di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap Propinsi Jawa Tengah dari petugas di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap di dapatkan aktifitas fisik yang dilakukan lansia yaitu senam aerobik/rom, kerja bakti, berkebun, membuat kerajinan tangan dan terdapat beberapa lansia yang mengeluh mengalami kualitas tidur yang buruk misalnya terbangun pada malam hari,sulit untuk tidur lebih awal, sebelum tidur meminum obat tidur. Berdasarkan kondisi tersebut maka peneliti melakukan penelitian, yaitu Gambaran aktifitas fisik lansia dan kualitas tidur lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul Bagaimana gambaran aktifitas fisik lansia dan kualitas tidur lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran aktifitas fisik lansia dan kualitas tidur lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap. 2. Tujuan Khusus a) Mendeskripsikan karakteristik demografis lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap. b) Mendeskripsikan aktifitas fisik lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap. c) Mendiskripsikan kualitas tidur lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dalam penelitian untuk mengembangkan cara berfikir secara ilmiah melalui kegiatan penelitian dan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar acuan bagi peneliti selanjutnya. 2. Bagi lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan ataupun informasi bagi Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap dalam mengurangi perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia, sehingga lansia dapat hidup lebih menyenangkan.

3. Bagi ilmu Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan sebagai bahan referensi mengenai aktifitas fisik lansia dan kualitas tidur lansia. 4. Bagi Instansi (Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto) Menambah wawasan bagi mahasiswa dan sebagai study literature di perpustakaan atau refrensi mengenai gambaran aktifitas fisik lansia dan kualitas tidur lansia. 5. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan pemikiran kritis lainya terhadap penelitian selanjutnya tentang gambaran aktifitas fisik lansia dan kualitas tidur lansia. E. Penelitian Terkait 1. Reni Ratna Nurul Fauziah (2013), penelitian yang berjudul Gambaran kualitas tidur pada wanita lanjut usia (lansia) dipanti sosial Tresna Wredha (pstw) Budi Pertiwi Bandung. Penelitian ini adalah kuantitatif yang dilakukan dengan kuisioner PSQI pada lansia wanita dengan responden 31 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar (72,7%) wanita lansia di Panti Sosial Tresna Wredha (PSTW) Budi Pertiwi Bandung memiliki kualitas tidur dengan gangguan tidur sedang, dan hampir setengahnya (27,3%) memiliki kualitas tidur dengan gangguan tidur ringan.

Persamaan dengan penelitian yaitu sama-sama menggunakan variable kualitas tidur. Perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu gambaran aktifitas fisik lansia dan kualitas tidur lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap dan menggunakan penelitian kuantitatif, sedangkan penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah (2013) membahas tentang gambaran kualitas tidur pada wanita lanjut usia (lansia) dipanti social tresna wredha (pstw) Budi pratiwi Bandung. 2. Khasanah & Hidayati (2012), penelitian yang berjudul Kualitas tidur lansia balai rehabilitasi. Penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif, Sampel dalam penelitian ini berjumlah 97 responden yang telah dilakukan di Balai Rehabilitasi Sosial Mandiri Semarang. Kualitas tidur responden diukur dengan menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 29 reponden (29,9%) memiliki kualitas tidur baik dan 68 responden (70,1%) memiliki kualitas tidur buruk atau jelek. Persamaan dengan penelitian yaitu sama-sama menggunakan variable kualitas tidur. Perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu gambaran aktifitas fisik lansia dan kualitas tidur lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap, sedangkan penelitian Khasanah & Hidayati (2012) membahas tentang Kualitas Tidur Lansia di Balai Rehabilitasi.

3. Hardiknas Siagian (2014), penelitian yang berjudul : Hubungan aktivitas fisik dengan kualitas tidur lansia di desa Parsuratan Kecamatan Balige Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskripsi korelasi, Sampel yang diteliti sebanyak 28 orang lansia di desa Parsuratan Kecamatan Balige. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas fisik lansia berada pada kategori active (42,9%), kualitas tidur lansia pada rentang kualitas tidur baik (57,1%), dan aktivitas fisik berhubungan dengan kualitas tidur lansia. Dimana analisa data diperoleh (r) 0,480. Ini berarti bahwa terdapat hubungan yang sedang dengan arah yang positif antara aktivitas fisik dengan kualitas tidur lansia di desa Parsuratan Kecamatan Balige. Dari analisa statistik juga diperoleh nilai signifikasi (p) sebesar 0,010. Nilai ini lebih kecil dari level of significance (α) sebesar 0,05 ( sehingga dapat disimpulkan terdapat korelasi yang bermakna antara variabel yang diuji. Persamaan dengan penelitian yaitu sama-sama menggunakan variable aktivitas fisik dan variable kualitas tidur. Perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu gambaran aktifitas fisik lansia dan kualitas tidur lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap, sedangkan penelitian Hardiknas Siagian (2014), membahas tentang Hubungan aktivitas fisik dengan kualitas tidur lansia di desa Parsuratan Kecamatan Balige.