NARKOTIKA JENIS KATINON DALAM PERSPEKTIF ASAS LEGALITAS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tindak pidana narkoba ini, diperlukan tindakan tegas penyidik dan lembaga

REHABILITASI MEDIS DAN SOSIAL TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA. (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 22/PID.B/2014/PN.

PENGECUALIAN LARANGAN ABORSI BAGI KORBAN PERKOSAAN SEBAGAI JAMINAN HAK-HAK REPRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan ilmu pengetahuan. Indonesia dan negara-negara lain pada

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOBA YANG DILAKUKAN OLEH WARGA NEGARA ASING

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMBINAAN BAGI NARAPIDANA NARKOTIKA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A KEROBOKAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah yang kompleks dan memiliki

I. PENDAHULUAN. kita mengetahui yang banyak menggunakan narkoba adalah kalangan generasi muda

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PEMALSUAN IJAZAH

TINJAUAN YURIDIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU TINDAK PIDANA PROSTITUSI SECARA ONLINE BERDASARKAN PERSPEKTIF CYBER CRIME

PELAKSANAAN SISTEM PEMIDAAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika,

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dengan berbagai implikasi dan dampak negatifnya merupakan suatu

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sebanyak orang dan WNA sebanyak 127 orang 1.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG TIDAK MENGETAHUI TELAH MEMBELI BAJU BEKAS

PIDANA DAN TINDAKAN TERHADAP TINDAK PIDANA NARKOTIKA YANG DILAKUKAN OLEH ANAK. oleh

Oleh : I Gede Kusuma Jayantara NPM : Pembimbing I : A.A Sagung Laksmi Dewi,SH.,MH. Pembimbing II : Luh Putu Suryani,SH.,MH.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus termasuk derajat kesehatannya. dengan mengusahakan ketersediaan narkotika dan obat-obatan jenis tertentu

BAB I PENDAHULUAN. pidana yang diancamkan terhadap pelanggaran larangan 1. Masalah pertama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan semakin menunjukkan peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari

KENDALA DALAM PENANGGULANGAN CYBERCRIME SEBAGAI SUATU TINDAK PIDANA KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN HUKUM LAUT INTERNASIONAL MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM NELAYAN TRADISIONAL INDONESIA. Jacklyn Fiorentina

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronik (sulit disembuhkan) yang berulang kali kambuh yang hingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana ( yuridis normatif ). Kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembiusan sebelum pasien dioperasi. Seiring dengan perkembangan

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA BAGI PENGGUNA BAHAN BAKAR MINYAK ECERAN YANG TIDAK MEMILIKI IZIN PENJUALAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO.

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

KEWENANGAN DISKRESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DALAM MENENTUKAN REHABILITASI PENGGUNA NARKOTIKA

Keywords: Financial loss of countries, corruption, acquittal, policy, prosecutor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP KELALAIAN PENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR YANG MENYEBABKAN KEMATIAN DALAM KECELAKAAN DI JALAN RAYA

PEMBERLAKUAN ASAS RETROAKTIF DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA

I. PENDAHULUAN. kaya, tua, muda, dan bahkan anak-anak. Saat ini penyalahgunaan narkotika tidak

BAB I PENDAHULUAN. macam informasi melalui dunia cyber sehingga terjadinya fenomena kejahatan di

BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun

ANALISIS YURIDIS MENGENAI KEISTIMEWAAN BAGI PELAKU USAHA KECIL TERKAIT DENGAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

I. PENDAHULUAN. segala bidanng ekonomi, kesehatan dan hukum.

AKIBAT HUKUM BAGI PENANAM MODAL ASING YANG MELAKUKAN PELANGGARAN KONTRAK DALAM BERINVESTASI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan hukum hak cipta terhadap produk digital. Hak cipta terhadap

I. PENDAHULUAN. mengisi kemerdekaan dengan berpedoman pada tujuan bangsa yakni menciptakan

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA ATAS INFORMASI SUATU PRODUK MELALUI IKLAN YANG MENGELABUI KONSUMEN

HUKUMAN MATI NARAPIDANA NARKOBA DAN HAK ASASI MANUSIA Oleh : Nita Ariyulinda *

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran narkotika semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena

KEDUDUKAN RISALAH LELANG SEBAGAI UPAYA HUKUM PENEGAKAN HAK-HAK KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KLAUSULA DALAM PERJANJIAN WARALABA YANG DAPAT MENIMBULKAN PRAKTIK MONOPOLI

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasar menimbang Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang

HAK-HAK KONSUMEN DALAM PEREDARAN PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN DALAM RANGKA PERLINDUNGAN KONSUMEN

UPAYA PENEGAKAN HUKUM NARKOTIKA DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

ANALISIS YURIDIS TERHADAP PUTUSAN PIDANA MATI TERKAIT KASUS NARKOTIKA DI PENGADILAN NEGERI DENPASAR (Penelitian Di Pengadilan Negeri Denpasar)

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan mengenai penggunaan Narkotika semakin hari

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PENYALAHGUNAAN PSIKOTROPIKA GOLONGAN IV BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA Adi Surya

KEKUATAN HUKUM PEMBUKTIAN PIDANA MELALUI MEDIA ELEKTRONIK BERDASARKAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA (KUHAP)

I. PENDAHULUAN. pengobatan dan pelayanan kesehatan. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, narkotika

BAB I PENDAHULUAN. (narkotika, zat adiktif dan obat obatan berbahaya) khususnya di kota Medan

Globalisasi Peredaran Narkoba Oleh Hervina Puspitosari, S.H., M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan

Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Bagi Generasi Muda Senin, 18 Juli :29 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 11 April :35

UPAYA PENCAPAIAN IKLIM USAHA KONDUSIF BAGI PENANAMAN MODAL (INVESTASI) DALAM KEGIATAN BISNIS PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN. modern. Ini ditandai dengan kemajuan di bidang Ilmu Pengetahuan dan

- 1 - BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

ANALISIS MENGENAI SINGKRONISASI LEMBAGA PEMASYARAKATAN SEBAGAI PENGGANTI PIDANA PENJARA

BAB I PENDAHULUAN. Pertama kalinya konferensi tentang psikotropika dilaksanakan oleh The United

BAB I PENDAHULUAN. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. 1. adanya pengendalian, pengawasan yang ketat dan seksama.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Keberhasilan pembangunan Bangsa Indonesia ditentukan oleh Bangsa

POTENSI PELANGGARAN HAK CIPTA MELALUI FILE SHARING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dan perkembangan penduduk di Indonesia berkembang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih mudah dengan berbagai macam kepentingan. Kecepatan

PENTINGNYA PENCANTUMAN KETIDAKBERHASILAN UPAYA PERDAMAIAN (DADING) DALAM BERITA ACARA SIDANG DAN PUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi pengobatan, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan atau tidak. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

BATASAN PEMILIKAN TANAH SECARA ABSENTEE/GUNTAI

LAYANAN PURNA JUAL PRODUK ELEKTRONIK DENGAN GARANSI. Oleh Dian Pertiwi Ketut Sudiarta Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

I. PENDAHULUAN. Pemberantasan penyalahgunaan narkotika merupakan masalah yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yaitu melindungi segenap

PEMBERLAKUAN UMK (UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA) TERHADAP KESEJAHTERAAN PEKERJA/BURUH

TINJAUAN YURIDIS INFORMED CONCENT BAGI PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan secara terus menerus usaha usaha dibidang pengobatan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang dari waktu ke waktu

INTISARI GAMBARAN TEMPAT PENYIMPANAN DAN KELENGKAPAN ADMINISTRATIF RESEP NARKOTIKA DI APOTEK KECAMATAN BANJARMASIN UTARA

Oleh Anandita Sasni I Gst. Ayu Puspawati Ni Putu Purwanti Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

Oleh : Putu Kartika Sastra Gde Made Swardhana Ida Bagus Surya Darmajaya. Bagian Pidana Fakultas Hukum Universitas Udayana

UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYEBARAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Adanya ketidakseimbangan antara perlindungan korban kejahatan dengan pelaku

BAB I PENDAHULUAN. sebagai negara hukum. Negara hukum yang dimaksud adalah negara yang

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PENGATUR LALU LINTAS UDARA DALAM HAL TERJADINYA KECELAKAAN PESAWAT UDARA

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PELAKSANAAN TUGAS INSTITUSI PENERIMA WAJIB LAPOR DI PUSKESMAS PERKOTAAN RASIMAH AHMAD BUKITTINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai Negara berkembang tentu sedang giat-giatnya

Transkripsi:

NARKOTIKA JENIS KATINON DALAM PERSPEKTIF ASAS LEGALITAS Oleh Komang Ayu Lestari Ida Bagus Surya Darmajaya Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Now the rampant drug abuse by young people. Narcotics also continues to grow more and more varied types. Example in Case of Raffi Ahmad, National Narcotics Agency discovered the new type of narcotics named cathinone. Narcotics of this type have not been regulated The Act Number 35 Year 2009 regarding Narcotics, as referred to the legality principle so that the cathinone substance s user can not be able to be punished. Keyword : narcotics, cathinone, legality ABSTRAK Kini penyalahgunaan narkotika marak dilakukan oleh generasi muda. Narkotika pun kian lama terus berkembang dan semakin variatif jenisnya. Contohnya dalam Kasus Raffi Ahmad, Badan Narkotika Nasional menemukan narkotika jenis baru yang bernama katinon. Narkotika jenis ini belum diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, sehingga bila merujuk pada asas legalitas maka pengguna zat katinon tidak dapat dijatuhkan pidana. Kata kunci : narkotika, katinon, legalitas I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara RI 1945, pembangunan Nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya yang adil, makmur, sejahtera dan damai. Masyarakat yang sejahtera perlu usaha pengembangan diberbagai bidang termasuk bidang kesehatan. Menurut Pasal 7 Undang-Undang Nomor RI 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (UU Narkotika), menyatakan bahwa Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan 1

teknologi. Namun bila hal ini disalahgunakan maka dapat merugikan berbagai pihak dan menimbulkan bahaya bagi kehidupan dan nilai budaya bangsa. Permasalahan penyalahgunaan dan ketergantungan narkotika dan obat berbahaya (narkoba) mempunyai dimensi yang luas dan kompleks, baik dari sudut medis, maupun psikososial (ekonomi, politik, sosial, budaya, kriminalitas, kerusuhan masal, dan lain sebagainya). 1 Dari hal tersebut perlu diketahui perkembangan narkotika di Indonesia. Selain itu Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan, unsur senyawa katinon yang disebut sebagai narkoba jenis baru dalam kasus penggerebekan pesta narkoba di rumah artis Raffi Ahmad memang tidak lazim ditemui di Indonesia. Senyawa ini disebut bisa menimbulkan efek euforia terhadap pemakainya. 2 Namun zat tersebut tidak tercantum dalam UU Narkotika, baik pada Lampiran I, maupun Lampiran II., sehingga bila merujuk pada asas legalitas maka pengguna zat katinon tidak dapat dijatuhkan pidana. 1.2. Tujuan Tujuan dari penulisan ini disamping untuk mengetahui perkembangan narkotika di Indonesia juga untuk mengetahui bagaimana narkotika jenis katinon dalam perspektif legalitas. II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penulisan Jenis penulisan yang digunakan adalah jenis penulisan hukum normatif karena penulisan ini juga mengkaji dan meneliti peraturan-peraturan tertulis. Jenis pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan undang-undang (statue approach) dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani. 3 1 Mardani, 2008, Penyalahgunaan Narkotika (Dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Pidana Nasional), Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 3. 2 Sabrina Asril, 2013, BPOM: Zat Katinon Memicu Euforia, tersedia pada situs: http://megapolitan.kompas.com, diakses pada 13 April, pukul 12.35 WITA. 2

2.2 Hasil Dan Pembahasan 2.2.1 Perkembangan Penyalahgunaan Narkotika di Indonesia Narkotika merupakan ancaman yang berkembang dengan pesat dan menjadi kejahatan internasional. Tindak pidana narkotika bersifat transnasional karena menggunakan teknologi canggih, didukung oleh jaringan organisasi yang luas, serta modus yang rapih. Penyalahgunaan narkotika terus meningkat setiap tahunnya, hal ini menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia. Berdasarkan penelitian BNN bersama Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia periode 2011, angka prevalensi penyalahgunaan narkotika sebesar 2,2 persen atau setara dengan 3,8-4,2 juta orang. Sedangkan proyeksi angka prevalensi internasional sebesar 2,32 persen. Bila kondisi tersebut dibiarkan, maka tingkat prevalensi pada 2015 akan mencapai 2,8 persen. Artinya pengguna narkotika bisa tembus di angka 5,1 juta orang. 4 Selain dari terus meningkatnya pengguna narkotika tiap tahunnya, jenis narkotika pun terus berevolusi. Tahun 1969 dan seterusnya jenis cannabis (ganja), tahun 1991 jenis luminal, morphin, rohypol dan nipam, tahun 1992 jenis canabis dan ekstasi dan tahun 1994 jenis putaw, shabu-shabu dan cocain 5, Ini menunjukan bahwa perkembangan narkotika di Indonesia sangat pesat serta membahayakan generasi bangsa. 2.2.2 Narkotika Jenis Katinon dalam Perspektif Asas Legalitas Dalam perkembangannya permasalahan narkotika semakin kompleks. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan, unsur senyawa katinon yang disebut sebagai narkoba jenis baru dalam kasus penggerebekan pesta narkoba di rumah artis Raffi Ahmad memang tidak lazim ditemui di Indonesia. Senyawa ini disebut bisa h. 93. 3 Peter Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian Hukum Cet. VI, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 4 Chaidir Anwar Tanjung, 2013, BNN: Angka Kenaikan Pengguna Narkotika di Indonesia di Atas Rata-rata Dunia, tersedia pada situs : http://news.detik.com, di akses pada 10 Maret 2013, pukul 18.05 WITA. 5 Mardani., op.cit., h. 5. 3

menimbulkan efek euforia terhadap pemakainya. 6 Namun zat tersebut tidak tercantum dalam UU Narkotika baik pada Lampiran I, maupun Lampiran II. Jika dikaitkan dengan asas legalitas, pengguna zat ini tidak dapat diancam pidana. Mengenai asas legalitas, Moeljatno menyebutkan bahwa asas legalitas mengandung tiga pengertian, yaitu: 1. Tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana kalau hal itu terlebih dahulu belum dinyatakan dalam suatu aturan undang-undang. 2. Untuk menentukan adanya perbuatan pidana tidak boleh digunakan analogi (kias). 3. Aturan-aturan hukum pidana tidak berlaku surut. 7 Jika asas legalitas menurut Moeljatno dikaitkan dengan penggunaan zat katinon yang dikonsumsi oleh Raffi dan kawan-kawannya maka pengguna zat ini (Raffi) tidak dapat diancam dengan pidana, sebab zat tersebut tidak diatur dalam UU Narkotika. Kemudian mengenai penerapan analogi, BNN tidak dapat menerapkan penafsiran analogi terhadap zat katinon ini. Apabila mengenai aturan-aturan hukum pidana tidak berlaku surut, bila nantinya muncul peraturan perundang-undangan yang mengatur zat katinon sebagai narkotika, maka pengguna zat ini tidak dapat pula diancam pidana karena perbuatan itu lebih dulu ada daripada peraturan perundang-undangannya (tidak berlaku surut). Asas legalitas memberikan batasan agar negara menjatuhkan hukuman kepada orang yang benar-benar melakukan kesalahan. Lahirnya hukum untuk menjamin kepastian dan keadilan, namun bila hukum yang mengacu pada peraturan perundangundangan (asas legalitas) tidak diterapkan maka akan muncul kesewenang-wenangan dan menimbulkan rasa ketidakadilan. III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan Narkotika merupakan ancaman yang terus berkembang dengan pesat dan menjadi kejahatan internasional. Penyalahgunaan narkotika terus meningkat setiap tahunnya dan variannya pun semakin beragam, seperti dalam kasus Raffi Ahmad yang ditemukan narkoba jenis baru. 6 Sabrina Asril, 2013, BPOM: Zat Katinon Memicu Euforia, tersedia pada situs: http://megapolitan.kompas.com, diakses pada 13 April, pukul 12.35 WITA. 7 Moeljatno, 2000, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, h. 25. 4

Bila merujuk pada asas legalitas, zat katinon tidak diatur dalam UU Narkotika baik dalam Lampiran I dan Lampiran II, sehingga pengguna zat ini tidak dapat dijatuhkan pidana. 3.2 Saran Catinone tidak/belum diatur dalam peraturan perundang-undangan mengenai narkotika, sehingga dibutuhkan kepekaan aparat penegak hukum yang lebih tinggi dalam menangani kasus narkotika yang terus menjerat berbagai kalangan. Apabila zat katinon yang dikonsumsi oleh Raffi Ahmad memang merupakan narkotika, sebaiknya UU Narkotika tersebut segera diperbaharui atau direvisi isinya, sehingga menimbulkan kepastian hukum. DAFTAR PUSTAKA BUKU Mardani, 2008, Penyalahgunaan Narkotika (Dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Pidana Nasional), Raja Grafindo Persada, Jakarta. Marzuki, Peter Mahmud, 2010, Penelitian Hukum Cet. VI, Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Moeljatno, 2000, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta. INTERNET Asril, Sabrina, 2013, BPOM: Zat Katinon Memicu Euforia, tersedia pada situs: http://megapolitan.kompas.com, diakses pada 13 April, pukul 12.35 WITA. Chaidir Anwar Tanjung, 2013, BNN: Angka Kenaikan Pengguna Narkotika di Indonesia di Atas Rata-rata Dunia, tersedia pada situs : http://news.detik.com, di akses pada 10 Maret 2013. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Undang-Undang Nomor. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. 5