Oleh : I Gede Kusuma Jayantara NPM : Pembimbing I : A.A Sagung Laksmi Dewi,SH.,MH. Pembimbing II : Luh Putu Suryani,SH.,MH.

Transkripsi

1 SANKSI PIDANA BAGI PELAKU PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA Oleh : I Gede Kusuma Jayantara NPM : Pembimbing I : A.A Sagung Laksmi Dewi,SH.,MH. Pembimbing II : Luh Putu Suryani,SH.,MH. ABSTRACT Narcotics abuse from year to year is always increasing, not only among adults but also among teenagers and children. The cause of this abuse consists of two factors: internal and external factors. According to data from the National Narcotics Agency (BNN), the turnover of drugs in 1 (one) year in Indonesia is estimated to reach Rp. 20 trillion. Given this, there is a problem formulation (1) How is the regulation of criminal sanctions against narcotics misuse? (2) How is the application of criminal sanctions against narcotics abuse? To solve the problem formulation is done by normative research method, source of secondary law material, method of collecting legal material using document study, and analysis of legal material by using legal argumentation. The results of this study that the regulation of sanctions against narcotics abuse is regulated in Law Number 35 Year 2009 on Narcotics Article 111 up to Article 148. Criminal sanctions against narcotics abuse in the form of imprisonment and fine penalty. The punishment system against narcotics abusers uses a double track system that implements criminal sanctions and action sanctions at once. Keywords: Criminal Sanctions, Narcotics Abuse. 1

2 PENDAHULUAN Menurut alenia ke-4 dalam usaha untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera adil dan makmur yang merata baik materill dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, maka kualitas sumber daya manusia sebagai salah satu modal dalam pembangunan nasional perlu ditingkatkan secara terus menerus termasuk dalam bidang kesehatan. Narkoba telah menjadi musuh bersama bangsa-bangsa di dunia, karena dampaknya yang merusak generasi muda, sehingga ada kesepakatan bersama dari Negara-negara di dunia untuk memerangi narkoba. Akronim dari narkoba adalah narkotika, psikotropika dan zat adiktif akan tetapi masyarakat umum biasa mengartikannya dengan narkotika, psikotropika, dan obat-obat berbahaya atau obat-obat terlarang. Narkotika didefinisikan sebagai zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Menurut data dari Badan Narkotika Nasional (BNN), omzet peredaran narkoba dalam 1 (satu) tahun di Indonesia diperkirakan mencapai nilai Rp. 20 trilyun. Itulah sebabnya di Indonesia dikatakan sebagai surga bagi pengedar dan bandar narkoba internasional. Narkoba yang disalahgunakan juga dapat merusak nilai-nilai moral dan budaya bangsa yang pada akhirnya akan mempengaruhi moral dan mental generasi muda sebagai generasi penerus bangsa di masa yang akan datang. Untuk menghadapi bahaya narkoba dan menyelamatkan rakyat Indonesia, terutama generasi muda serta untuk menangkis tudingan miring dari masyarakat Internasional, maka Pemerintah Indonesia telah meratifikasi United Nations Convention Against Illict Traffic in Narcotic Drugs and Psychotropic Substances 1998 dengan 2

3 diberlakukannya Undang Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, yang dalam perkembangan selanjutnya memberlakukan Undang Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika setelah menyatakan Undang Undang Nomor 22 Tahun 1997 tidak berlaku lagi. Rumusan Masalah Berdasarkan hal tersebut maka dapat di Tarik rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah pengaturan sanksi pidana terhadap penyalahgunaan narkotika? Bagaimanakah aplikasi sanksi pidana terhadap penyalahgunaan narkotika? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dibedakan menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum adalah : a) Untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang penelitian hukum. b) Untuk melatih mahasiswa dalam usaha untuk menyatakan pikiran ilmiah secara tertulis. c) Memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya penerapan sanksi pidana terhadap pelaku penyalahgunaan narkotika. Dan tujuan khususnya adalah : a) Untuk mengetahui pengaturan sanksi pidana terhadap penyalahgunaan narkotika. b) Untuk mengetahui aplikasi sanksi pidana terhadap penyalahgunaan narkotika. Metode Penelitian Tipe Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif yaitu dengan studi kepustakaan dan disesuaikan dengan peraturan perundang undangan yang berlaku secara umum. Pendekatan masalah yang dipergunakan adalah pendekatan konsep dan pendekatan perundang undangan. Bahan hukum yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) macam sumber yaitu : a) Bahan hukum primer, yaitu bahan bahan hukum yang mengikat dan terdiri dari : Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945), Undang 3

4 Undang nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika dan Undang Undang nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan. b) Bahan hukum sekunder yang memberikan penjelasan mengenai hal hal terkait dengan penulisan, misalnya : kepustakaan yang berkaitan dengan narkotika serta upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan bahan hukum yang dilakukan dengan penelaahan bahan hukum atau studi dokumen dari peraturan perundang undangan yang ada serta dokumen dokumen terkait seperti putusan hakim. Analisa dengan menggunakan argumentasi hukum agar dapat menjawab permasalahan yang diajukan, untuk penyusunan dilakukan secara deskriptif yaitu dengan cara menyusun bahan bahan hukum yang telah dipilih secara sistematis sehingga membentuk suatu karya ilmiah dalam bentuk skripsi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Di Indonesia secara umum sanksi pidana terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika diatur dalam Undang Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Ancaman hukuman terhadap kejahatan narkotika sangatlah keras dan tegas dimana ancaman hukumannya bersifat kumulatif yaitu antara pidana badan atau pengekangan kemerdekaan berupa pidana penjara, pidana seumur hidup hingga pidana mati ditambah dengan pidana denda sebagaimana diatur dalam ketentuan pasal 111 s/d 148 Undang Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Dalam Undang Undang nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika sanksi pidana berupa pidana penjara dan pidana denda diatur dalam pasal 111, 112, dan 113 ayat (1). 115 ayat (1) dan ayat (2) serta pasal 116 ayat (1), sedangkan ketentuan 4

5 mengenai ancaman pidana penjara seumur hidup atau pidana mati antara lain termuat dalam pasal 113 ayat (2), 114 ayat (2), 116 ayat (2), 118 ayat (2), 119 ayat (2) dan pasal 121 ayat (2). Terhadap penyalahgunaan atau pengguna narkotika baik golongan I, golongan II maupun golongan III tidak dikenakan pidana penjara seumur hidup atau pidana mati, akan tetapi dikenakan pidana penjara dalam waktu tertentu dan pidana denda dengan jumlah uang tertentu. Lawrence M. Friedman dalam american law menyatakan bahwa semua produk hukum baik dalam bentuk undang undang maupun peraturan perundang undangan pasti akan memberikan dampak terhadap kinerja aparat penegak hukum. Dalam penegakan hukum pidana dikenal dengan sistem penegakan hukum atau criminal law enforcement sebagai bagian daripada criminal policy atau kebijakan penanggulangan kejahatan dibutuhkan. Dalam penanggulangan kejahatan dibutuhkan 2 (dua) sarana yaitu menggunakan penal atau sanksi pidana dan menggunakan sarana non penal yang artinya penegakan hukum tanpa menggunakan sanki pidana (penal). Penegakan hukum dengan penal mampunyai sasaran agar seseorang taat kepada hukum. Penegakan hukum dengan sarana nonpenal, mempunyai sasaran dan tujuan untuk kepentingan internalisasi. Penerapan sanksi pidana dalam arti umum merupakan bagian dari asas legalitas yang berbunyi : nullum delictum, nulla poena, sine preavia lege (poenali). Suatu pidana diperlukan adanya undang undang terlebih dahulu. Peraturan tentang sanksi yang ditetapkan oleh pembentuk undang undang, memerlukan perwujudan dari badan atau instansi dengan alat alat yang secara nyata dapat merealisasikan aturan pidana tersebut. 5

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Diperlukan peraturan untuk mengatur tentang peredaran dan sanksi terhadap penyalahguna serta peredaran gelap narkotika. Pengaturan sanksi terhadap penyalahgunaan narkotika di Indonesia diatur dalam Undang Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika pasal 111 sampai dengan pasal 148. Dalam proses penegakan hukum terhadap tindak pidana narkotika baik dalam proses penyelidikan, penyidikan, penuntutan, pemeriksaan didepan sidang pengadilan dan proses eksekusi mengacu pada Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) sedangkan dalam pengenaan sanksinya diatur dalam Undang Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Sistem pemidanaan yang digunakan adalah doubletrack system atau yang biasa disebut sistem dua jalur, yaitu menerapkan pidana penjara dan pidana denda sekaligus. Sedangkan sistem sanksi yang digunakan adalah minimal khusus dan minimum umum. Tindak Pidana Narkotika merupakan tindak pidana yang prosesnya dipercepat, yang berarti apabila proses dalam penanganan tindak pidana narkotika bersamaan dengan tindak pidana lain maka tindak pidana narkotika harus didahulukan prosesnya. Saran Kepada pemerintah agar tidak terus menerus terjadi penyalahgunaan narkotika dan psikotropka di lingkungan masyarakat terutama di lingkungan generasi muda maka perlu adanya sosialisasi dan penyuluhan terhadap dampak penyalahgunaan narkotika terutama di lingkungan sekolah dan kampus. Kepada masyarakat agar menghindari dan menjauhi penyalahgunaan narkotika karena dampaknya akan sangat berbahaya bagi diri sendiri maupun orang lain. 6

7 DAFTAR BACAAN Friedman M. Lawrence penerjemah Wisnu Basuki, 2001, American Law An Introduction Second Edition, Tatanusa, Jakarta. Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahrga, 2009, Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Dan Menghindari Bahaya HIV/AIDS, Yogyakarta. Sholehuddin, M., 2003, Sistem Sanksi Dalam Hukum Pidana, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Surat Edaran Badan Narkotika Nasional R.I. No. 03/IV/2002/BNN, 22 April Undang Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. Denpasar, 25 Juli 2017 Mengetahui Pembimbing I Pembimbing II A.A Sagung Laksmi Dewi,SH.,MH. Luh Putu Suryani,SH.,MH. 7