BAB I PENDAHULUAN. Perilaku keuangan atau yang kita kenal dengan personal financial

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, tingkat pengetahuan keuangan atau financial knowledge dari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat memberikan penekanan lebih besar untuk aspek perilaku keuangan.

BAB V. Penutup. 1. variabel literasi keuangan memiliki pengaruh paling besar pada penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. terselesaikan sampai hari ini. Terdapat pertentangan antara kekayaan alam yang

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini. Perilaku financial management sangat erat kaitannya dengan perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Cude, B. J, Lawrence (2006), melakukan penelitian dengan judul College

BAB I PENDAHULUAN. januari tahun 2016, salah satu isu yang banyak di bahas sekarang adalah isu

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, dan majalah-majalah investasi yang beredar di masyarakat dengan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup setiap orang. Seseorang akan berusaha memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraannya. Tujuan hidup yang berbeda-beda antar individu mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dihadapi agar dapat memenuhi kebutuhannya. Meningkatnya berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai tujuan hidup yang ingin dicapai. Tujuan hidup ini

BAB I PENDAHULUAN. sumber pendanaan (financing) dari rencana investasi mereka. Beberapa negara seperti

BAB I PENDAHULUAN. memberikan penekanan lebih besar untuk aspek financial behavior. Financial behavior

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Tempat di mana terjadinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. seseorang harus mempunyai perencanaan keuangan yang baik dalam pendapatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan suatu aset sehingga perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. bekerja. Salah satu jalan untuk memperolehnya yakni dengan melakukan

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran personal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan perilaku konsumsi masyarakat. Bagi individu yang

BAB I. Pendahuluan. kegiatan bisnis, teknologi informasi tidak hanya sebagai pendukung atau pelengkap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perencanaan sangat diperlukan untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan.

BAB I PENDAHULUAN. kadang berada diatas dan terkadang berada dibawah. Ada beberapa hal yang harus

BAB I PENDAHULUAN. tujuan mencapai kesejahteraan (Lusardi & Mitchell, 2007). Literasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan suatu bangsa di masa yang akan datang sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri dalam menghadapi globalisasi dibidang perekonomian seperti

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja merupakan sarana agar memiliki penghasilan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan yang cukup kepada daerah. Semua sumber keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Namun kebanyakan masyarakat di Indonesia pada saat ini sudah tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Survey Tingkat Financial Literacy

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini.

PENDAHULUAN. untuk mencari laba / memaksimalkan profit. Selain itu, tujuan lain juga

BAB 1 PENDAHULUAN. dibangku perkuliahan. Magang termasuk salah satu persyaratan kuliah yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan mereka mengalami kerugian, baik akibat penurunan kondisi

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Era Globalisasi dalam bidang ekonomi telah dimulai dengan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri adalah kegiatan penanaman modal untuk harta yang dimiliki baik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Faried Wijaya, Ekonomikamakro Edisi 3, BPFE Yogyakarta, hal

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring berjalannya waktu, finansial literacy (literasi finansial) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan konsumen lama. Perusahaan harus mampu membaca peluang

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan investasi. Negara Indonesia merupakan negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan merupakan bagian dari Association

BAB I PENDAHULUAN. semenjak tahun 2011 maka perkembangan dan kemajuan perekonomian dari dunia bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang terus berkembang, sektor perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama dalam menyejahterakan kehidupan seseorang. Banyak diantara kita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Sistem Informasi yang baik, tidak akan pernah ada tanpa database.

BAB I PENDAHULUAN. target pasar potensial bagi perusahaan - perusahaan baik perusahaan bidang

BAB I PENDAHULUAN. berkeinginan untuk melakukan investasi, terutama yang telah berkeluarga. Investasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pertengahan tahun 2016 mendatang (Detik Finance, 2015). BRI memberikan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini selain disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa keuangan yang utama. Bank menerima simpanan dana. masyarakat dan menyalurkan kembali dalam bentuk pinjaman pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini ditulis dengan tujuan meneliti peran literasi keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat melakukan kegiatan ekonomi tanpa batas. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Kecerdasan dalam mengelola aset keuangan pribadi (personal financial

BAB I PENDAHULUAN. mengelola keuangan yang dimiliki. Terlebih lagi dengan seseorang yang telah

Kata kunci: e-commerce, sistem informasi akuntansi, berwirausaha

BAB I PENDAHULUAN. ketatausahaan atau administrasi kearsipan. Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke atas) menjadi hampir 30 juta jiwa tahun Dan dalam waktu sepuluh

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan ilmu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kemudian memuaskan kebutuhan tersebut. dapat bersaing dalam memproduksi barang dengan sebaik-baiknya, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. penting. Seberapa banyak uang yang diterima apabila seseorang tidak bisa

ABSTRACT. Keywords : financial literacy, personal finance, student, qualitative descriptive

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

BAB I PENDAHULUAN. dengan melihat tingkat pemahaman masyarakat tentang keuangan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah diberikan wewenang untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh sebab itu, manusia disebut sebagai Homo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan keuangan, nilai materialisme terhadap perilaku pengelolaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat. Dengan berbasiskan pada teknologi

BAB I PENDAHULUAN. serta menyediakan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran. masyarakat. Fungsi perbankan yang demikian disebut sebagai perantara

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai unsur yang membantu menunjang melalui berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dan pada akhirnya bank menjadi tidak dapat berfungsi. ketiga Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. lalu, kita dihadapkan kepada perdagangan bebas yang menimbulkan pasar yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. oleh Basuki (1999) dalam Wany (2011) Akuntansi mendapat tempat yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. berbelanja melalui internet (online shopping). Maraknya fenomena online

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, bank-bank saat ini banyak menawarkan bentuk jasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dihasilkan dari suatu sistem informasi. Informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. ke segala penjuru negeri. Sehingga manusia dituntut lebih aktif berpartisipasi

BAB I PENDAHULUAN. menjaga hubungan baik dengan konsumen telah menyita perhatian semua

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan atas suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (SDM) merupakan sumber daya paling

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa alasan mengapa orang berbelanja, antara lain: untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kalau kita melihat perkembangan perekonomian di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. akan datang (Setiawan, 2016). Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh. tabungan emas dan lain-lain (banyumaskab.bps.go.id).

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Sejalan dengan itu perusahaan berusaha melakukan perbaikan atau

BAB I PENDAHULUAN. Di era moderen saat ini, masyarakat cenderung berperilaku boros. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kinerja untuk dapat bertahan dalam situasi krisis atau memenangkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses interaksi yang bertujuan. Interaksi terjadi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku keuangan atau yang kita kenal dengan personal financial management behavior merupakan bidang ilmu yang relatif baru dibandingkan bidang ilmu yang lainnya. Hal ini berkaitan langsung dengan dengan perilaku konsumsi masyarakat Indonesia. Tidak sedikit sebagian dari mereka yang berpikir jangka pendek, sehingga individu yang berpendapatan cukup pun masih mengalami masalah keuangan karena perilaku. Naila Al Kholilah (2013) menyatakan personal financial management behavior adalah kemampuan seseorang dalam mengatur (perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian, dan penyimpanan) dana keuangan sehari-hari. Artinya perilakuan keuangan ini mengkombinasikan teori keuangan dan hukum ekonomi serta psikologi. Munculnya personal financial management behavior merupakan dampak dari hasrat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sesuai pendapatan. Sebagai manfaatnya, seseorang yang akan cenderung membuat anggaran keuangan pribadinya, serta melakukan penghematan dalam pengeluaran keuangannya dengan bijak. Dengan adanya anggaran setiap hari kemudahan dan kebutuhan jangka panjang terpenuhi. Hilgert, et al (2003) menemukan bahwa konsumen yang memiliki personal financial management behavior cenderung berprilaku dengan cara-cara bertanggung jawab 1

secara keuangan. Orang-orang yang memiliki pengetahuan yang cukup pengetahuan akan keuangan akan mempunyai cara mengalokasi pendapatannya. Ilmu ini akan membawa keuntungan bagi individu yang mengetahui dan melaksanakannya. Beberapa tahun belakangan ini, praktik personal financial management behavior mendapatkan perhatian serius dari berbagai organisasi seperti pemerintah, lembaga keuangan, universitas dan lain sebagainya.tidak menutup kemungkinan praktik ini menjadi paham attitude dalam pengelolaan keuangan. Didukung oleh pendapat Ricciardi (2000) merupakan suatu ilmu yang didalamnya melekat interaksi berbagai disiplin ilmu dan terus menerus berintegrasi. Bukan hanya untuk kalangan muda yang sedang menata karir, bahkan seorang pensiunan pun harus memiliki cara menyikapi perilaku keuangan ini karena harus memikirkan kebutuhan jangka panjang atau jaminan masa tua. Setelah ada perhitungan jangka panjang, menjelaskan kebetuhan kita bukan hanya sebatas saat ini saja. Personal financial management behaviorakan dipengaruhi oleh faktor-faktor penentu sebagai acuan yaitu adanya pengenalan ilmu pengetahuan yang memadai, sikap keuangan dalam membelanjakannya, serta kontrol pendapatan sebagai pengendali dari sikap dan kecerdasan. Ketiga faktor tersebut sudah berkesinambungan yang satu dengan yang lain. Edukasi keuangan kurang berkembang dan jarang ditemui baik dilembaga akademik maupun non akademik.dalam mewujudkan misi dan visi instansi, maka sudah sepantasnya selaku individu yang terlibat untuk meningkatkan diri yaitu dengan pengetahuan dan sikap. 2

Bahkan pendapatan atau Income sesorang juga ikut mempengaruhi bagaimana Personal financial Management Behavior. Pengetahuan keuangan atau Financial literacy sangat diperlukan dan dibutuhkan pada era globalisasi seperti sekarang, sudah tidak sepantasnya memikirkan apa yang mereka inginkan tapi cenderung membeli apa yang mereka butuhkan. Orton (2007) menyatakan bahwa pengetahuan keuangan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan seseorang karena literasi keuangan digunakan oleh individu tersebut untuk melakukan pengambilan keputusan keuangan pribadi ataupun pemahan tentang keuangan, namun kenyataannya, banyak negara yang penduduknya memiliki tingkat pengetahuan financial yang kurang baik. Menurut Lusardi & Mitchell (2007), pengetahuan keuangan atau financial literacy sebagai pengetahuan keuangan dan kemampuan untuk mengaplikasikannya (knowledge and ability). Mulai dikenalkan dan berkembang pesat dibeberapa negara Pemahaman tentang keuangan itu sendiri yang membantu kita untuk mengatur diri atau me-manage kebutuhan hidup individu. Pengetahuan akan pengelolaan keuangan tentu juga sangat dibutuhkan oleh individu dalam proses pengelolaan keuangannya. Pengetahuan tentang pengelolaan kuangan sendiri telah banyak didapatkan oleh individu dalam proses pembelajaran baik di sekolah maupun perkuliahan. Namun dalam kenyataannya individu jarang menerapkan ilmu yang telah mereka peroleh. Mereka jarang menerpakan ilmu pengelolaan keuangan yang telah mereka dapatkan dalam proses kehidupan sehari- 3

harinya. Sehingga individu cenderung ceroboh dalam menggunakan serta membelanjakan keuangan yang mereka miliki. Financial attitude adalah ukuran keadaan pikiran dapat dipertimbangkan dengan melihat berdasarkan sudut pandang psikologi seseorang ketika melakukan penilaian terhadap praktek dari manajemen keuangan sehingga menjadi prinsip dalam keuangan untuk menciptakan maupun memelihara nilai dalam melakukan pengambilan keputusan keuangan (Rajna, Ezat, Junid, dan Moshiri, 2011). Sehingga individu yang memiliki financial attitude dapat diketahui bagaimana cara kepribadiannya dalam melakukan praktek manajemen keuangan yang baik untuk masa depannya. Sikap dalam pengelolaan keuangan yang baik dimulai dengan mengaplikasikan financial attitude yang baik pula terhadap dunia yang ditinggali. Sehingga dapat diartikan sebagai keadaan pikiran, pendapat dan penilaian seseorang terhadap keuangan pribadinya yang diaplikasikan ke dalam sikap. Bukan hanya financial attitude dan financial literacy yang menentukan personal financial management behavior, semua kembali lagi kepada individu tersebut dengan bagaimana income yang diperoleh atau berbagai macam tunjangan untuk mereka yang sudah tidak diumur produktif. Karena individu ini berbeda-beda sebagian dari mereka berani memanfaatkan dana (income) yang diperolehnya untuk penjamin hari tuanya itu bahkan bisa melipatgandakan. Terdapat kemungkinan yang besar bahwa individu dengan sember daya (income) yang tersedia akan menunjukkan perilaku manajemen lebih bertanggung jawab keuangan, mengingat dana (income) 4

yang tersedia memberimereka kesempatan untuk bertindak secara tanggung jawab. Hilgert (2003) mengatakan bahwa responden dengan pendapatan yang lebih kurang lebih disiplin dalam membayar tagihan mereka disbanding mereka yang memiliki pendapatan yang lebih tinggi. Untuk menunjukan personal financial management behavior, individu juga harus merasa bahwa informasi yang pentingdan relevan bagi mereka adalah memungkinkan mereka untuk membuat perbedaan dalam hasil yang akan dicapai. Individu tidak dapat mengendalikan sumber pengetahuan mereka atau sumber keuangan (income). Kecuali mereka merasa bahwa mereka yang mengendalikan sendiri nasib keuangan mereka.menurut John J. Wild (2003) Income disini adalah nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam periode dengan mengharapkan keadaan yang sama. Bagi seseorang yang telah terikat instansi seharusnya mereka dapat memperlihatkan perilaku keuangan yang lebih, mengingat kecerdasan yang mereka miliki memberikan mereka kesempatan untuk betindak secara lebih bertanggung jawab. Sehingga seseorang yang memiliki personal financial management behavior akan cenderung membuat anggaran keuangan pribadinya, serta melakukan penghematan dalam pengeluaran keuangannya. Setiap anggota instansi terlibat perlu untuk mengembangkan aspek atau berbagai keterampilan dan keahlian khusus yang juga harus memperhatikan attitude 5

dalam menjalankan tugas yang semakin kompleks, serta usaha untuk memaksimalkan income. Bahwasanya income atau pendapatan yang dimiliki adalah untuk mengendalikan kebutuhan yang semakin lama semakin meningkat. Tuntutan kita sebagai individu yang harus melangsungkan kehidupan adalah berusaha. Tidakhanya untuk kita, tapi akan berdampak kepada negara yaitu usaha-usaha dalam meningkatkan income akan meminimalkan angka kriminalitas negara. Oleh karena itu badan usaha nonprofit bisa menjadi solusi untuk mensejahterakan semua anggotanya. Peneliti memilih anggota Koperasi Pensiun BRI Padang sebagai objek penelitian karena para pensiunan harus bisa beradaptasi dengan pendapatan atau tunjangan pensiun yang diterima tidak sebesar pendapatan yang diterima ketika sewaktu masih bekerja. Oleh karena itu pentingnya manajemen keuangan pribadi disetiap anggota pensiun. Disamping itu karena koperasi ini memiliki struktur yang jelas dalam mengatur seluruh anggota, serta terlihat dari kesejahteraan anggotanya dikatakan baik dengan adanya koperasi ini. Sistem keanggotaan koperasi ini dengan menjadikan seluruh pensiunan BRI adalah anggota dengan hak dan kewajiban sama, setelah itu anggota akan memilih apakah menjadi anggota aktif atau pasif. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui seberapa besarnya pengaruh dari financial literacy, financial attitude, dan Income pada anggota Pensiun BRI Padangterhadap personalfinancial management behavior. Terlihat dari faktanya, seluruh anggota koperasi mendapat porsi pengetahuan tentang keuangan sebagai alumni perbankan, dan memiliki sikap keuangan yang terkendali dengan didorong 6

pengalaman diusia sangat matang serta melihat bagaimana pengendalian diri setiap anggota ataupun bagaimana seorang anggota itu mengelola dan mendapatkan pendapatan baik itu dari membuka usaha kecil menengah, berinvestasi, valuta asing, pendapatan bunga ataupun keuntungan lainnya yang buah dari kejelian anggota melihat peluang. Dari ketiga variabel tersebut, penulis meneliti variabel mana yang paling berpengaruh terhadap perilaku mengatur keuangan anggota koperasi. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Financial literacy, Financial Attitude, dan Income terhadap Personal Financial Management Behavior pada anggota Koperasi Pensiun BRI Padang. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan yang dipaparkan sebelumnya, penelitian ini mencoba memperoleh bukti empiris mengenai beberapa hal dibawah ini: 1. Bagaimana pengaruh Financial Literacy terhadap Personal financial Management Behavior anggota Koperasi Pensiun BRI Padang? 2. Bagaimana pengaruh Financial Attitude terhadap Personal financial Management Behavior anggota Koperasi Pensiun BRI Padang? 3. Bagaimana pengaruh Income terhadap Personal financial Management Behavior anggota Koperasi Pensiun BRI Padang? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian antara lain : 7

1. Untuk menganalisis pengaruh financial Literacy terhadap Personalfinancial Management Behavior anggota Koperasi Pensiun BRI Padang 2. Untuk menganalisis pengaruh financial attitude terhadap Personal financial Management Behavior anggota Koperasi Pensiun BRI Padang 3. Untuk menganalisis pengaruh Income terhadap Personal financial Management Behavior anggota Koperasi Pensiun BRI Padang 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada banyak pihak terutama bagi : 1. Memberi masukan bagi unit Koperasi Pensiun BRI Padang agar mengetahui variabel mana yang mempengaruhi personal financial management behavior diantara variabel financial literacy, financial attitude, dan income. 2. Bagi pengamat, penelitian ini diharapkan dapat menambah literature mengenai behavioral finance khususnya pembahasan mengenai financial literacy, financial attitude, dan Income. 3. Akademis, Memberikan masukan bagi dunia akademis khususnya dalam bidang ekonomi manajemen dalam mendiskusikan mengenai pentingnya financial literacy, financial attitude, dan Income 1.5 Ruang Lingkup Penelitian 8

Penelitian ini hanya pada anggota Koperasi Pensiun BRI Padang baik itu tercatat sebagai anggota aktif maupun pasifmelakukan transaksi-transaksi koperasi yang seluruhnya adalah alumni dari Bank BRI segala bidang dan hanya meneliti pengaruh Financial Literacy, Financial Attitude dan Income terhadap Personal financial Management Behavior. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini adalah : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian manfaat penelitian, ruamh lingkup penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Berisi landasan teori tentang konsep teoritis yang merupakan tinjauan pustaka, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Metode penelitian berisikan populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data, pengukuran variabel, pengujian asumsi klasik, teknik analisis data, dan teknik pengujian hipotesis. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Merupakan pembahasan hasil penelitian berdasarkan pengolahan data yang dilakukan terdiri dari uraian mengenai gambaran umum dari hasil yang telah diteliti dan dianalisis. 9

BAB V PENUTUP Berisikan kesimpulan, implikasi penelitian, keterbatasan dan saran sehubungan dengan penulisan penelitian ini. 10