BAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis atau keropos tulang adalah penyakit silent epidemic, yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis adalah penyakit pengeroposan tulang yang banyak diderita

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cukup sempurna karena telur mengandung zat zat gizi yang sangat baik dan. mempercepat proses kesembuhannya (Sudaryani,2003).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem analog menjadi sistem komputerisasi. Salah satunya adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Grafologi atau analisis tulisan tangan adalah metode ilmiah untuk mengidentifikasi,

PENENTUAN JENIS FRAKTUR BATANG (DIAFISIS) PADA TULANG PIPA BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DAN SUPPORT VECTOR MACHINE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbeda antara manusia satu dengan yang lain. Manusia mengenali

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman Judul. Lembar Pengesahan Pembimbing. Lembar Pengesahan Penguji. Halaman Persembahan. Halaman Motto. Kata Pengantar.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan browsing di internet untuk melakukan pencarian informasi kuliner.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di

ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PENGENALAN BARCODE BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengolahan Citra untuk Bidang Pertanian(Menentukan Kematangan Buah) Oleh Nama:Wahyu Abid A. NRP : Kelas :2D4 IT(B)

Ketetapan resmi terkini ISCD tahun 2013 (pasien anak-anak) Dibawah ini adalah ketetapan resmi ISCD yang telah diperbaruhi tahun 2013

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Komparasi Metode Klasifikasi Penyakit Diabetes Mellitus Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Learning Vector Quantization dan Backpropagation

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL

BAB I PENDAHULUAN. ke karakteristik tertentu pada manusia yang unik dan berbeda satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi seperti otak manusia, sistem ini dapat mengambil keputusan layaknya

UJI KORELASI NILAI TEKSTUR CITRA RADIOGRAF PERIAPIKAL DIGITAL DENGAN NILAI KEPADATAN MASSA TULANG. Abstract. Intisari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Oleh: Ulir Rohwana ( ) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. H. M. Isa Irawan, M.T.

APLIKASI PENGENALAN POLA DAUN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF LEARNING VECTOR QUANTIFICATION UNTUK PENENTUAN TANAMAN OBAT

PENGENALAN AKSARA JAWAMENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital

BAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif yang. menjadi permasalah global di bidang kesehatan termasuk di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENGENALAN BAHASA ISYARAT HURUF ABJAD MENGGUNAKAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI RAMBU-RAMBU LALU LINTAS MENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Saraf Tiruan Propagasi Balik maka dapat diambil beberapa kesimpulan untuk

BAB I.PENDAHULUAN. tersebut menghasilkan ciri khas tersendiri untuk masing-masing daerahnya, salah satunya

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem penglihatan manusia merupakan suatu system yang sangat kompleks,

IDENTIFIKASI PENURUNAN KONDISI FUNGSI ORGAN GINJAL MELALUI IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

SKRIPSI. IDENTIFIKASI CITRA IRIS MATA DENGAN METODE KNN (K-Nearest Neighbor) NIRNA TISKADEWI Nomor Mahasiswa :

Deteksi Penyakit Tulang Osteopenia dan Osteoporosis Menggunakan Metode Threshold Otsu

Identifikasi Tanda Tangan Dengan Ciri Fraktal dan Perhitungan Jarak Euclidean pada Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Metode Segmentasi Paru-Paru dan Jantung Pada Citra X-Ray Thorax

SIMULASI PENGENALAN TULISAN MENGGUNAKAN LVQ (LEARNING VECTOR QUANTIZATION )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

POSITRON, Vol. III, No. 2 (2013), Hal ISSN :

Bab I. Pendahuluan. dibutuhkan. Tidak hanya untuk memudahkan proses penyimpanan dan

1.1 Latar Belakang. Universitas Indonesia

BAB II. Penelitian dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik. dalam bidang kesehatan sebelumnya pernah dilakukan oleh

SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

BAB I PENDAHULUAN. Timor Leste terletak di antara garis lintang 8 dan 10 S, dan bujur 124

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

11 BAB I 12 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Buah pepaya (Carica papaya L.) terkadang dipandang. dengan sebelah mata, padahal buah ini identik dengan pola

IDENTIFIKASI JENIS BATU AKIK MENGGUNAKAN METODE LEARNING VEKTOR QUANTIZATION (LVQ)

BAB 2 LANDASAN TEORI

SKRIPSI RAYMOND P.H. SIRAIT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA OSTEOPOROSIS MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

Mahasiswa: Muhimmatul Khoiro Dosen Pembimbing: M. Arief Bustomi, S.Si, M.Si.

Penemuan Dimensi Standar Kepala Manusia Berdasarkan Citra CT

DETEKSI OSTEOPOROSIS DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING PADA CITRA SINAR RONTGEN TULANG PANGGUL MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. mineral tulang disertai dengan perubahan mikroarsitektural tulang,

Deteksi Kanker Paru-Paru Dari Citra Foto Rontgen Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian penerapan metode Jaringan Syaraf Tiruan Learning Vector

: RAHMAT HIDAYAT NPM : : Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi terhadap para wanita semenjak beberapa dekade terakhir ini. Tentunya hal ini

BAB I PENDAHULUAN. tulang ditentukan oleh tingkat kepadatannya. Penurunan massa tulang akan terus

DETEKSI PENYAKIT KULIT MENGUNAKAN FILTER 2D GABOR WAVELET DAN JARINGAN SARAF TIRUAN RADIAL BASIS FUNCTION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN

Oleh: Angger Gusti Zamzany( ) Dosen Pembimbing: Dr. Dwi Ratna Sulistyaningrum, S.Si, M.T.

PENGOLAHAN CITRA RADIOGRAF PERIAPIKAL PADA DETEKSI PULPITIS MENGGUNAKAN METODE WATERSHED

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Osteoporosis atau keropos tulang adalah penyakit silent epidemic, yang berarti pengeroposan tulang yang berlangsung secara diam-diam dan terus menerus. Untuk melakukan diagnosa dini terhadap osteoporosis tidak mudah, karena tidak ada gejala yang khas (Sri Cahyaningsih, 2010). Angka kesakitan dan angka kematian osteoporosis relatif rendah, namun kelalaian terhadap osteoporosis mengakibatkan kasus tulang patah dan membuat pasien menderita sehingga mempengaruhi kondisi sosial ekonomi. Jika osteoporosis dapat dideteksi pada tahap awal, maka penanganannya akan menjadi lebih mudah. Pemeriksaan awal berupa pemeriksaan Bone Mineral Density (BMD) pada kelompok beresiko tinggi, yakni wanita menopouse dengan usia 40 sampai 65 tahun. Dual energy X-ray absorptiometry (DXA) merupakan alat untuk memeriksa BMD saat ini. Secara teknis, penggunaan DXA sebagai alat pemeriksaan osteoporosis memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat mendeteksi struktur mikroarsitektur tulang, yang juga menjadi salah satnu kunci dalam penilaian kualitas tulang. Pada aspek lain pemeriksaan BMD menggunakan DXA masih menjadi kendala karena alat ini mahal, tidak semua rumah sakit mempunyai alat ini, dan penggunaan DXA memerlukan tenaga ahli yang mempunyai lisensi khusus. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, banyak penelitian telah mengembangkan model dan metode untuk menilai kualitas tulang menggunakan 1

2 pengolahan citra radiograf 2 dimensi (2D). Dari penggolongan citra tersebut dapat diperoleh struktur mikroarsitektur tulang. Menurut Horner dan Devlin (1998) pada penelitian Enny Itje Sela,dkk, (2014), pada saat tubuh memerlukan kalsium, tulang rahang mengalami kerapuhan terlebih dahulu dibandingan tulang bagian lain. Pada penelitian ini mengolah data dari penelitian Enny Itje Sela, dkk (2014) berupa dataset numerik hasil dari pengolahan citra dengan tahapan mengakuisisi citra dengan menentukan Region Of Interest (ROI) yakni pada gigi bagian rahang dilanjutkan meng-ekstraksi ciri citra dengan mengambil ciri-ciri dari suatu obyek berdasarkan bentuk yang akan mehasilkan dataset citra berbentuk numerik. Dataset merupakan kumpulan data yang terorganisir hasil dari ekstraksi citra yang dilakukan. Untuk mengidentifikasi penyakit osteoporosis dapat dengan clustering dari dataset citra gigi. Clustering merupakan metode yang mengelompokkan objek atau kelompok, sedemikian sehingga objek didalam satu kelompok memiliki kemiripan dan objek yang berbeda memiliki jarak yang cukup dengan kelompok lain. Banyak metode yang telah dikembangkan untuk melakukan clustering salah satunya adalah Jaringan Syaraf Tiruan (JST). Metode ini telah terlatih untuk melaksanakan fungsi kompleks dalam berbagai bidang aplikasi mencangkup pengenalan pola terbaik, penggolongan suara, dan sistem kontrol (Kusumadewi, 2004). Dengan JST sistem dapat digunakan untuk mengelompokkan apakah pasien didiagnosa osteoporosis, osteopenia atau normal.

3 Berdasarkan masalah diatas dan jenis data yang tersedia dari beberapa penelitian terkait, pada penelitian ini akan dilakukan clustering menggunakan JST LVQ (Learning Vector Quantization) karena melakukan pembelajaran secara kompetitif yang terbimbing sesuai dengan parameter alfa yang dipakai untuk mengidentifikasi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah penelitian ini yaitu : berapakah akurasi kebenaran identifikasi menggunakan metode learning vector quantization (LVQ) dibandingkan dengan data yang sebenarnya. 1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam sistem identifikasi osteoporosis berdasarkan dataset citra gigi antara lain: a. Dataset yang akan diambil yang merupakan dataset numerik citra gigi periapikal pada penelitian (Enny Itje Sela, dkk, 2014). b. Cluster inisialisasi merupakan data pertama pada setiap kelas. c. Metode identifikasi yang digunakan adalah Jaringan Syaraf Tiruan (JST) yakni learning vector quantization (LVQ) dengan 3 cluster yaitu normal, osteopenia dan osteoporosis. d. Jumlah data yang digunakan pada penelitian ini adalah 54 data, dengan pembagian 36 data untuk pelatihan, 3 data untuk inisialisasi dan 15 data untuk pengujian.

4 e. Kategori yang digunakan adalah Por = porositas, JK = perbandingan ukuran pori kecil dengan total pori, JB = perbandingan ukuran pori besar dengan total pori, V = perbandingan pori vertikal dengan total pori, H = perbandingan pori horizontal dengan total pori, M = perbandingan pori miring dengan total pori. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a. Menghasilkan aplikasi identifikasi osteoporosis dengan memanfaatkan dataset citra gigi dengan metode LVQ. b. Mengetahui tingkat akurasi aplikasi berdasarkan metode LVQ untuk mengidentifikasi osteoporosis. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya serta pengembangan pada penelitian yang memiliki tema yang sama dengan penelitian ini. 1.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun secara sistematis dibagi dalam beberapa bab, merupakan gambaran alur berpikir penyusun mulai awal hingga akhir penelitian. Sistematika ini terdiri dari lima bab bahasan sebagai berikut :

5 Bab pertama, bagian ini berupa pendahuluan. Terdiri dari latar belakang mengapa penelitian mengenai dataset citra gigi dilakukan, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan penelitian, manfaat penelitian ini dilakukan, serta sistematika penulisan yang merupakan gambaran singkat alur penelitian ini. Bab kedua, bagian ini berisikan teori-teori penunjang penelitian. Terdiri dari tinjauan pustaka yang berisi kutipan-kutipan hasil dari beberapa penelitian sebelumnya yang memiliki kemiripan tema objek pada dunia medis atau yang menggunakan metode sama yaitu LVQ, serta dasar teori yang terdiri dari pengertian osteoporosis, Jaringan Syaraf Tiruan, jaringan LVQ dan Java. Bab ketiga, bagian ini berisi tentang uraian rinci mengenai bahan/data yang digunakan berupa dataset citra gigi serta klasifikasinya. Prosedur dan pengumpulan data yang dilakukan, analisis kebutuhan fungsional dan non fungsional. Perancangan sistem berupa gambaran umum sistem bagaimana proses identifikasi yang dilakukan, algoritma-algoritma yang digunakan yaitu algoritma pelatihan data, algoritma validasi, algoritma pengujian data, algoritma LVQ beserta flowchart pada masing-msing algoritma, serta perancangan tampilan aplikasi yang akan dibuat dalam penelitian ini. Bab keempat ini memuat hasil implementasi penelitian dan pembahasan yang berisi kajian/bahasan mengenai potongan sintak program pelatihan, sintak validasi, sintak pengujian banyak data maupun pengujian data tunggal. Implementasi program aplikasi pada Java yang telah dibuat antarmuka pengguna yang terdiri dari menu dan fitur apa saja yang ada didalam aplikasi tersebut. Membahas hasil pelatihan data dan hasil dari validasi data serta akurasi dari

6 pengujian data. Dilanjutkan dengan membahas keunggulan dan kelemahan sistem dibandingkan dengan tinjauan pustaka atau penelitian sebelumnya. Bab kelima berisi kesimpulan hasil dari penelitian yang menjawab masalah dan tujuan penelitian ini dilakukan serta keunggulan dan kelemahan sistem, serta saran berisi alternatif untuk pengembangan sistem lebih lanjut.