Biokeramik pada Dental Implant

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. telah tanggal. Selama lebih dari 35 tahun dental implantology telah terbukti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 IMPLAN GIGI. perlindungan gigi tetangga serta pengembangan rasa percaya diri (9).

I. PENDAHULUAN. fosfat dan kalsium hidroksida (Narasaruju and Phebe, 1996) dan biasa dikenal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. tulang dan gigi diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan sel-sel yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Dokter gigi sering mengalami kesulitan dalam merestorasi gigi pasca

STUDI PENGUJIAN SEM DAN EDX HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM CIKALONG DENGAN 0

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan masyarakat akan bahan rehabilitasi. cukup besar, sehingga berbagai upaya dikembangkan untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sintesa dan Studi XRD serta Densitas Serbuk Hidroksiapatit dari Gipsum Alam Cikalong dengan 0,5 Molar Diamonium Hidrogen Fosfat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Tanpa tulang tubuh tidak bisa berdiri tegak. Sel tulang alami pada tubuh

PROSES SINTESA DAN PENGUJIAN XRD HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM CIKALONG DENGAN BEJANA TEKAN

CANGKANG TELUR AYAM RAS DENGAN VARIASI KOMPOSISI DAN PENGARUHNYA TERHADAP POROSITAS, KEKERASAN, MIKROSTRUKTUR, DAN KONDUKTIVITAS LISTRIKNYA

I. PENDAHULUAN. bidang kesehatan bahan ini biasa diimplankan di dalam tubuh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sedang dikembangkan saat ini adalah komposit kolagen hidroksiapatit.

BAB I PENDAHULUAN. Biomaterial adalah substansi atau kombinasi beberapa subtansi, sintetis atau

Proses Sintesa dan Pengujian XRD. dengan Proses Terbuka

BAB I PENDAHULUAN. biomaterial logam, keramik, polimer dan komposit. kekurangan. Polimer mempunyai kekuatan mekanik yang sangat rendah

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

STUDI XRD PROSES SINTESA HIDROKSIAPATIT DENGAN CARA HIDROTERMAL STOIKIOMETRI DAN SINTERING 1400 C

Uji Mikrostruktur dengan SEM HASIL DAN PEMBAHASAN Cangkang Telur Hidroksiapatit

BAB I PENDAHULUAN. karies gigi (Wahyukundari, et al., 2009). Berdasarkan hasil riset dasar yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. transplantasi. Lebih dari satu juta pasien dirawat karena masalah skeletal, bedah

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan koronal mahkota klinis gigi asli, yang dapat memperbaiki morfologi,

Proses Sintesa dan Pengujian X-Ray Diffraction (XRD) Hidroksiapatit dari Bulk Gipsum Alam Cikalong dengan Bejana Tekan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan

BAB 2 IMPLAN. Dental implan telah mengubah struktur prostetik di abad ke-21 dan telah

Studi Kualitas Diamonium Hidrogen Fosfat Brataco Dengan Pengujian XRD dan AAS

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi implan tulang merupakan pendekatan yang baik (Yildirim, 2004).

PROSES SINTESA HIDROKSIAPATIT DARI CUTTLEFISH LAUT JAWA (KENDAL) DENGAN BEJANA TEKAN

PENGOLAHAN DAN KARAKTERISASI SERBUK HIDROSIAPATIT DARI LIMBAH TULANG SAPI UNTUK BAHAN GIGI PENGGANTI

RANGKUMAN LAS TIG DAN MIG GUNA MEMENUHI TUGAS TEORI PENGELASAN

BAB I PENDAHULUAN. dihubungkan dengan jumlah kehilangan gigi yang semakin tinggi.

KIMIA ELEKTROLISIS

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini penggunaan material berbasis karbon sangat luas aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi laka lantas MABES Polri tercatat ada 61,616 kasus kecelakaan lalu lintas di

Gambar 4-2 : Skema Proses Penyemprotan Plasma

BAB I PENDAHULUAN. gigi pada satu lengkung rahang atau gigi antagonis. Maloklusi dapat dikoreksi

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kalsium Fosfat

TINJAUAN PUSTAKA Aplikasi Hidroksiapatit Berpori

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tulang adalah jaringan ikat yang keras dan dinamis (Kalfas, 2001; Filho

1 BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB II TEORI DASAR. 1. Hydroxyapatite

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. praktek kedokteran giginya adalah keterampilan. Keterampilan menghasilkan

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap penampilan. Tuntutan dan kebutuhan perawatan gigi estetik masa kini

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

I. PENDAHULUAN. Lapisan tipis merupakan suatu lapisan dari bahan organik, anorganik, metal,

KAJIAN PELAPISAN YSZ, CSZ, ALUMINO SILIKAT PADA BAJA S45C DENGAN FLAME SPRAY COATING

Keramik. KERAMIKOS (bahasa Yunani) sifat yang diinginkan dari material ini secara normal dapat dicapai melalui proses perlakuan panas Firing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Implan gigi digunakan untuk mengganti gigi yang hilang dan

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian minyak, pekerjaan teknisi, dan proses pelepasan cat (Alemany et al,

Gambar 4.2 Larutan magnesium klorida hasil reaksi antara bubuk hidromagnesit dengan larutan HCl

Kimia Terapan dalam Bidang Teknik Sipil

Proses Produksi. Pemrosesan Keramik. Tatap Muka

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PELAPISAN KOMPOSIT MENGGUNAKAN TIMAH PUTIH

PENGARUH PERSENTASE ZEOLIT ALAM TERHADAP TEGANGAN GESER PADA UJI PULLOUT SERAT KONTINYU BAJA TAHAN KARAT

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Penelitian Sebelumnya

BAB I PENDAHULUAN. sekitar delapan juta orang mengalami kejadian patah tulang dengan jenis patah

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

TIN107 - Material Teknik #12 - Keramik #2 KERAMIK #2. TIN107 Material Teknik. Gambar Contoh Kaca

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PROSES PENGELASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh : Ridwan Sunarya Pembimbing : Dr. Widyastuti S.Si, M.Si Ir. Lilis Mariani, M.Eng. (LAPAN)

METALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY) Metalurgi Serbuk : Teknologi pemrosesan logam dimana part-part diproduksi dari serbuk metal.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. prosedur yang kompleks dengan kemungkinan resiko terhadap pasien

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. komposit. Jenis material ini menjadi fokus perhatian karena pemaduan dua bahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini berarti meningkat pula kebutuhan manusia termasuk dari

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI SEL BAHAN BAKAR

PROSES PELAPISAN BAJA DENGAN METODE SEMBURAN KAWAT LAS OKSI-ASITILEN

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat terutama pada bidang kedokteran gigi. Cara pengobatan dengan. untuk memungkinkan aplikasi yang lebih aman dan efektif.

BAB V HASIL PENELITIAN. peralatan sebagai berikut : XRF (X-Ray Fluorecense), SEM (Scanning Electron

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Potensi Kerang Ranga sebagai Sumber Kalsium dalam Sintesis Biomaterial Substitusi Tulang

DASAR TEKNOLOGI PENGELASAN

PENGARUH TEKANAN GAS ISIAN ARGON ALKOHOL TERHADAP KARAKTERISTIK DETEKTOR GEIGER-MÜLLER TIPE SIDE WINDOW CARI RISTIANI M

BAB II ALUMINIUM DAN PADUANNYA

Transkripsi:

Biokeramik pada Dental Implant Latar Belakang Perkembangan ilmu kedokteran tak lepas dari peranan dan kerjasama engineer dalam menciptakan berbagai peralatan canggih yang menunjangnya. Bisa dikatakan bahwa ilmu kedokteran tidak akan berkembang sepesat sekarang tanpa adanya campur tangan engineer dalam menciptakan berbagai peralatan mutakhir dalam bidang kedokteran. Salah satu contoh yang dapat kita ambil adalah penggunaan X-ray dalam usaha diagnosis di bidang kedokteran. Selain itu salah satu peranan engineer dalam bidang kedokteran yang masih terus diminati dan berkembang adalah biomaterial. Pengertian Biomaterial dan Biokeramik Definisi biomaterial menurut John Park adalah material sintesis yang digunakan untuk mengganti bagian dari sistem yang hidup dan berfungsi dengan cara kontak langsung dengan jaringan hidup. Sedangkan menurut William D.F. adalah suatu material tak-hidup yang digunakan sebagai perangkat medis dan mampu berinteraksi dengan sistem biologis Jika dirangkum dari kedua pendapat tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa biomaterial adalah suatu material tak hidup yang digunakan dalam bidang kedokteran untuk berinteraksi dengan jaringan hidup. Jika dihubungkan dengan material keramik dapat disimpulkan biokeramik adalah keramik yang digunakan untuk kesehatan pada tubuh manusia Klasifikasi biomaterial implant dalam advanced ceramics Klasifikasi biomaterial dalam advanced ceramics dapat dibagi menjadi 3 yaitu, Reaksi sel - implant Akibat Contoh Bioinert Sel membentuk kapsul serabut yang tidak menempel pada disekitar implant Alumina (Al 2 O 3 ), Zirconia (ZrO 2 ) dan karbon

Bioaktif Sel membentuk ikatan antar muka dengan implant Hidroksi apatit, bio-glass, A-W glass Bioresorable Sel mengganti implant β-tricalsium fosfat, hidroksi apatit karbonat, kalsium karbonat Sifat dan Syarat Biomaterial pada Material Implant Pesyaratan umum biomaterial adalah faktor biokompabilitas dari suatu material. Biokompabilitas merupakan suatu sifat dimana biomaterial tidak memberikan respon yang merugikan dan respon yang bersifat toksik terhadap tubuh begitu pula sebaliknya, tubuh tidak memberikan reaksi yang merugikan bagi material. Untuk biomaterial yang pemasangannya di luar tubuh biasanya mempersyaratkan biokompabilitas dan strength atau fleksibilitas tertentu. Sedangkan untuk material yang diimplan ke dalam tubuh biasanya harus dapat berintegrasi dengan jaringan dimana ia ditempatkan atau dapat beroseointegrasi. Dalam hal ini sifat beroseointegrasi adalah suatu material yang memiliki kemiripan dengan jaringan tubuh dan dapat aktif berinteraksi pada jaringan sekitarnya. Khusus untuk material implant orthopedik atau material yang kerjanya memerlukan kekuatan mekanik persyaratannya dapat dilihat pada bagan di bawah ini. Gambar 1. Bagan persyaratan untuk material implant Untuk dental implant sendiri syarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut: Bersifat biokompatibel Mampu menahan beban-beban mekanik yang tinggi saat sedang berfungsi, terutama beban pengunyahan Tahan terhadap korosi saat bereaksi dengan cairan-cairan di dalam mulut

Aktif dengan jaringan sehingga terjadi oseointegrasi yaitu penyatuan material implan dengan jaringan sekitar Dental Implant Material Dental merupakan salah satu hasil dari pengembangan dan aplikasi ilmu biomaterial dan tentunya umum digunakan dan dikembangkan dalam bidang kedokteran gigi. Sebenarnya penggunaan material dental sudah ada sejak tahun 2000 sebelum masehi. Penggunaan material anorganik untuk penggantian organ manusia dimulai oleh Bangsa Romawi, China, dan Aztec yang tercatat menggunakan emas untuk perawatan gigi. Pada masa itu perkembangan biomaterial diuji coba secara trial and error terhadap tubuh manusia. Seiring berkembangnya teknologi pada zaman sekarang, perkembangan material dental pun jauh berkembang dari hanya sekedar penggunaan emas untuk perawatan gigi. Secara garis besar sampai saat ini penggunaan material dental paling umum terbagi menjadi tiga yaitu: Penggunaan material dental untuk gigi palsu Penggunaan material dental dalam bidang penambalan gigi dan Penggunaan material dental dalam bidang dental implan. Dental implant adalah gigi buatan dari bahan sintetik yang dipasang ke dalam mulut pasien melalui tindakan pembedahan sehingga gigi palsu ini tertanam ke dalam tulang rahang. Dental implant dapat dikatakan tertinggal jauh dari implan tubuh bagian lainnya, ambil saja pembanding secara acak yaitu implan katup jantung, begitu pula dengan perkembangan material implan untuk pinggul dan sendi mengalami perkembangan jauh lebih cepat daripada dental implan. Adapun material yang digunakan pada dental implant terbagi berdasarkan 3 bagian utama dari struktur dental implan, dimana 3 struktur utama dental implant adalah crown, abutment, dan implan dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 2. Struktur dental implant

Crown adalah bagian kepala gigi yang bentuknya menyerupai mahkota gigi. Selanjutnya bagian tengah merupakan bagian penghubung antara crown dan implan yang disebut abutment. Bagian implan adalah material yang ditanamkan di dalam tulang mandibula (rahang bawah) yang berinteraksi langsung dengan jaring tulang. Untuk masing-masing bagian, material yang umum dipakai adalah sebagai berikut. Gambar 3. Material penyusun dental implan Untuk material implan, titanium merupakan pilihan yang paling sering digunakan. Selain sifatnya yang inert titanium memiliki sifat mekanik yang cukup baik sebagai implan walaupun dalam kasus dental implan ini titanium kurang bisa beroseointegrasi dengan jaringan tulang dimana ia ditanamkan. Untuk itu biasanya titanium dilapisi dengan suatu jenis keramik hidroksiapatite (Ca 10 (PO 4 ) 6 (OH) 2 ) atau disingkat HA. Sedangkan untuk pilihan material lainnya adalah komposit yang terdiri dari implant keramik dan karbon yang dipasang dalam tulang bersama kristal tunggal safir dan grafit pirolitik. Untuk jenis titanium yang dilapisi hidoksiapatit, metode pelapisannya merupakan salah satu dari aplikasi teknologi keramik yang berbasiskan sputtering. Beralih pada material abutment. Dua variasi material penyusun abutment adalah zirkonia dan titanium, namun untuk hasil yang menarik secara penampilan biasanya dipilih material titanium yang dilapisi dengan zirkon oksida (ZrO 2 ), dimana oksida zirkon akan memberikan suatu hasil lapisan yang memiliki warna sealami warna enamel gigi. Teknik yang digunakan untuk menghasilkan lapisan zirkon oksida pada logam titanium adalah plasma spray coating. Sedangkan untuk crown sendiri biasanya terbuat dari komposit berupa campuran metal, keramik, dan porselen untuk material sintetik. Untuk material alami biasanya terbuat dari tulang hewan. Keistimewaan pemakaian keramik hidroksiapatite (Ca 10 (PO 4 ) 6 (OH) 2 ) pada abutment di dental implant adalah dapat membentuk ikatan fisik dengan tulang setelah diimplant ke dalam tubuh dan memungkinkan pertumbuhan tulang pada sepanjang permukaannya.

Gambar 4. batangan hidroksiapatite Metode Coating pada Abutment Teknologi Plasma Spray Coating dalam Aplikasi Pelapisan abutment dengan Zircon Oksida Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, material yang paling banyak diminati untuk komponen abutment adalah titanium yang dilapisi dengan zircon oksida. Proses pelapisan yang paling umum digunakan adalah plasma spray coating. Prinsip dasar dari proses pelapisan ini adalah material pelapis dilelehkan oleh plasma dari listrik kemudian disemprotkan pada substrat dengan kecepatan tinggi. Material pelapis atau ZrO 2 disiapkan dalam ukuran 74-125µm. Untuk mendapatkan ukuran tersebut, serbuk ZrO 2 digiling dalam ball mill dan ditambahkan stabilizer Y 2 O 3 dimana serbuk digiling dalam medium etilealkohol. Setelah penggilingan didapatkan slurry ZrO 2 yang kemudian dikeringkan dalam vakum. Serbuk tersebut disebut feedstock. Alat penyemprot atau Plasma spray gun sendiri terdiri dari komponen logam tungsten (W) sebagai katoda dan tembaga (Cu) sebagai anoda. Kedua anoda tersebut didinginkan oleh air agar tidak terjadi perubahan struktur komponen karena suhu plasma yang dihasilkan sangat tinggi yaitu sekitar 32000 K pada busur plasma keluarannya. Gambar 5. Distribusi temperatur dan geometri plasma Plasma gas yang terdiri dari gas argon, helium, nitrogen, dan hidrogen mengalir di sekitar katoda dan melalui anoda membentuk pola nozzle yang menyempit. Pembentukan plasma diawali dengan adanya tegangan tinggi dari listrik yang menyebabkan ionisasi lokal dan

menghasilkan busur konduktif di antara anoda dan katoda. Pemanasan gas oleh busur menyebabkan gas mengalami ionisasi membentuk plasma. Plasma yang keluar dari nozzle anoda merupakan plasma netral yang tidak memiliki muatan. Kemudian feedstock diinjeksikan melalui sebuah nozzle bain dari satu mataupun dua arah (atas dan bawah). Feedstock berupa ZrO 2 serbuk dilelehkan oleh plasma kemudian dihambur dengan kecepatan tinggi menuju substrat. Jarak penyemprotan umumnya sekitar 25-150mm. Untuk lebih jelasnya, proses tersebut dapat dilihat pada gambar 6. Gambar 6. Skema Plasma Spray Coating Gun