ADAPTASI KARAKTER AKSARA BATAK TOBA DALAM HURUF LATIN

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN TYPEFACE BERBASIS AKSARA BATAK TOBA

PENGGUNAAN UNSUR AKSARA NUSANTARA PADA HURUF MODERN

Ahli Tipografi disebut TIPOGRAFER (ahlinya tipografi gitu...)

Font and typeface. Apa itu Font?

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT.

MEETING 4 (1) GRAPHIC DESIGNING. Huruf dan tipografi

Tipografi Aplikatif ANATOMI HURUF. Ir. Kamil Rusdi Abdullah, M.Si. Modul ke: 04Fakultas FAKULTAS DESAIN DAN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN

Tipografi Aplikatif DASAR DASAR TIPOGRAFI. Ir. Kamil Rusdi Abdullah, M.Si. Modul ke: 03Fakultas FAKULTAS DESAIN DAN SENI KREATF

AKSARA DAERAH DAN BUDAYA VISUAL NUSANTARA SEBAGAI GAGASAN PERANCANGAN TYPEFACE (FONT) LATIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ADAPTASI HURUF LATIN DENGAN 3 TEKNIK PERANCANGAN HURUF PADA STUDI KASUS KARYA FONT DESIGN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Desain Komunikasi Visual Teori Layout

Tipografi Aplikatif PENGENALAN HURUF. Ir. Kamil Rusdi Abdullah, M.Si. Modul ke: 01Fakultas FAKULTAS DESAIN DAN SENI KREATIF

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam, dimana salah satunya terwujud dalam aksara atau tulisan asli

typos = bentuk grapho = menulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Klasifikasi Font Belajar tentang Tipografi

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB IV PRODUKSI MEDIA

DAFTAR ISI ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMAKASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL...

PERANCANGAN KALPALATA TYPEFACE BERBASIS HURUF LATIN DAN RAGAM HIAS SULUR RELIEF CANDI KALASAN YOGYAKARTA

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori Teori Layout. Layout menurut Gavin Amborse & Paul Harris, (London 2005)

TUGAS AKHIR PERANCANGAN LETTERS/HURUF BERDASAR KARAKTER TANJIDOR

BAB IV TINJAUAN TIPOGRAFI JUDUL FILM HOROR INDONESIA PADA MEDIA POSTER

BAB II Analisis Data dan Fakta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN

PERANCANGAN PUBLIKASI BUKU ILUSTRASI LEGENDA ASAL MULA DANAU TOBA

TIPOGRAFI. Menggabungkan Teks dalam Sajian Multimedia

BAB II METODOLOGI. 2. Manfaat Perancangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang ( Namun menurut Suyatno, desain grafis

File yang berisi informasi sebuah typeface di komputer diberi istilah font

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Tipografi Aplikatif DASAR DASAR DESAIN DALAM TIPOGRAFI. Ir. Kamil Rusdi Abdullah, M.Si. Modul ke: Fakultas FAKULTAS DESAIN DAN SENI KRATIF

PEMBUATAN DESAIN TIPOGRAFI

Tipografi Aplikatif TIPOGRAFI IKLAN MEDIA CETAK. Ir. Kamil Rusdi Abdullah, M.Si. Modul ke: 15Fakultas FAKULTAS DESAIN DAN SENI KREATIF

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang :

PERANCANGAN VISUAL BUKU FOTOGRAFI PARIWISATA YOGYAKARTA WAJAH JOGJA DI BALIK LENSA

TIPOGRAFI DEDDY AWARD W. LAKSANA, M.Pd TI - D3

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak memang dilahirkan dengan berbagai bakat yang berbeda-beda. Bakat adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013

PERANCANGAN DESAIN BLOG PROMOSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ASPEK DISPLAY ERGONOMI

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA

BAB III LANDASAN TEORI. mengenai sebuah logo yang akan digunakan dalam Kerja Praktik yang disusun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV KONSEP DESAIN

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMA / MA KOMPONEN KELAYAKAN KEGRAFIKAAN BUKU SISWA 2013

MUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR

BAB 4 KONSEP DESAIN. akan berbentuk selongsong yang tebal dan mewah. desain buku dipengaruhi dan harus diperhatikan pada:

Bab 5 Hasil dan Pembahasan Desain

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2007

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB III. LAPORAN KERJA PRAKTEK 3.1 Peranan Penulis Dalam Perusahaan

BAB III AKSARA SUNDA

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

G E O M E T R I FALLINGWATER FRANK LLOYD WRIGHT

Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Sabtu, 1 Desember 2012

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kudus. Perancangan Motif Batik. Konsep desain

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

BAB IV PRODUKSI MEDIA

BAB II TINJAUAN TEORI TIPOGRAFI

Unika. Petunjuk Manual CORPORATE IDENTITY SOEGIJAPRANATA UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG. Disusun oleh :

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENERBIT) 2012

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sketsa BAB I PENDAHAULUAN

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN

Pipografi Aplikatif ANATOMI PARAGRAF. Ir. Kamil Rusdi Abdullah, M.Si. Modul ke: Fakultas FAKULTAS. Program Studi PROGRAM STUDI

MAKALAH PENDIDIKAN IPS SD 2. Penggunaan Media Grafis Bagan dalam Pembelajaran

mempertimbangkan hasil akhir. Bermain dilakukan secara suka rela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar kewajiban. ( Perkembangan Anak Jilid 1,

TINJAUAN VISUAL AKSARA PADA PRASASTI BATU TULIS BOGOR

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

TIPOGRAFI SEBUAH ILMU TENTANG HURUF

5.1 KONSTRUKSI-KONSTRUKSI DASAR

Menggambar Huruf dan Angka / Stefanus Y. A. D / 2013

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam dunia publikasi, fotografi, video dan juga bidang berorientasi visual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II Kaidah Estetika Dan Etika Seni Grafis

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya tipografi Swiss yang dikenal dengan International Typographic Style

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. melalui desain cover. Karena keefektifan di cover menekankan pada bentuk

12/1/ Pengaturan 2.Keseimbangan 3.Warna 4.Legibilitas (Kemudahan dibaca) 5.Menarik

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

ANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir.

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

STANDAR MANUAL GRAFIS

Transkripsi:

Njoo Dewi Candra Kertasari, Adaptasi Karakter Aksara Batak Toba dalam Huruf Latin 33-40 ADAPTASI KARAKTER AKSARA BATAK TOBA DALAM HURUF LATIN Njoo Dewi Candra Kertasari 1, Naomi Haswanto 2, Priyanto Sunarto 3 1Institut Teknologi Bandung dollarge2001@yahoo.com 2,3 Institut Teknologi Bandung Abstrak Aksara adalah salah satu warisan budaya tradisional yang perlu mendapat perhatian khusus. Hal ini dikarenakan secara fungsi, aksara sudah tidak lagi dipandang sebagai suatu kebutuhan media komunikasi dan tertindas oleh efektivitas huruf latin yang telah mewabah ke seluruh aspek komunikasi global. Hal ini dikhawatirkan akan menyebabkan punahnya aksara Nusantara. Kunci yang paling efektif untuk mengatasi kekhawatiran tersebut adalah melalui teknologi huruf. Dimana aksara tradisional dapat difungsikan sebagai sumber inspirasi typeface komputer tanpa menggeser efektivitas huruf latin. Perancangan desain typeface huruf latin dengan karakter Aksara Batak Toba ditempuh antara lain melalui proses penelitian konstruksi visual, anatomi huruf dan kajian elemenelemen geometris terhadap huruf latin (Roman) dan aksara Batak Toba yang menghasilkan pola dasar desain huruf. Tujuan final seluruh proses penelitian adalah mewujudnyatakan karakter aksara Batak Toba (aksara silabik) ke dalam huruf latin (aksara fonetik) dalam bentuk font komputer yang fungsional. Kata kunci: Aksara Batak, pola huruf, tipografi Nusantara 33

Wimba, Jurnal Komunikasi Visual. Vol 1. No. 2, 2009 1. Aksara Nusantara Perkembangan budaya tradisional Nusantara mengalami tantangan yang semakin kompetitif dari budaya-budaya negara lain. Hal ini merupakan indikasi diperlukannya suatu terobosan inovatif untuk mendongkrak kembali nilai-nilai budaya tradisional yang terpuruk ke tempat yang lebih layak dalam pandangan masyarakat modern. Aksara Nusantara merupakan salah satu warisan budaya yang patut dilestarikan. Ada beragam jenis aksara Nusantara yang secara garis besar dapat dibagi ke dalam lima kelompok yaitu aksara Hanacaraka, aksara Ka-Ga-Nga, aksara Batak, aksara Sulawesi, dan aksara Filipina. Salah satu aksara yang perlu mendapat perhatian khusus adalah aksara Batak yang terancam punah terkait dengan keterbatasan sumber data dan informasi. Berbeda dengan sastra dan budaya Jawa yang cukup eksis, aksara Batak masih sangat minim dimengerti oleh masyarakat. Bahkan sebagian besar masyarakat Batak sendiri tidak mengetahui adanya aksara Batak. Faktor-faktor penyebab punahnya tradisi penulisan aksara Batak antara lain: 1. Sebagian besar sastra Batak tidak pernah ditulis. Cerita-cerita rakyat dalam bentuk fabel, mitos dan legenda, umpama dan umpasa, torhan-torhanan, turiturian, hulinghulingan semuanya diturunkan hanya secara lisan dari generasi ke generasi. 2. Masuknya agama Islam dan Kristen ke tanah Batak, yang membenci produk-produk pustaha para datu yang dianggap obyekobyek kekafiran sehingga mengakibatkan timbulnya pemusnahan massal. Akibatnya, semenjak tahun 1852 pustaha telah terancam punah. 3. Sisa pustaka Batak yang masih ada tersimpan dalam koleksi-koleksi museum atau perpustakaan mancanegara terutama Belanda dan Jerman, dan sebagian kecil di Perpustakaan Nasional Jakarta. Dalam era modern saat ini media komunikasi tulis global yang paling efektif adalah huruf latin. Fakta inilah yang menjadi dasar upaya adaptasi karakter aksara Batak ke dalam huruf latin, sebagai suatu solusi yang baik dari segi fungsi, efisiensi serta faedah yang dapat diterima oleh masyarakat. Faktor-faktor ini penting, mengingat aksara dalam segi komunikasi tidak dibutuhkan lagi. Tujuan akhir dari proses penelitian adalah dihasilkannya desain huruf latin berkarakter Aksara Nusantara, dengan fokus aksara Batak Toba, yang menjadikan aksara Batak mudah diakses dan dikenal karakternya oleh suku dan bangsa lain di seluruh dunia, termasuk masyarakat Batak sendiri. Gambar 1 Silsilah Aksara Sumber: Kozok,2009 Dengan demikian, huruf latin berkarakter aksara Nusantara ini dapat difungsikan sebagai mediator sosialisasi visual aksara Batak dengan 34

Njoo Dewi Candra Kertasari, Adaptasi Karakter Aksara Batak Toba dalam Huruf Latin 33-40 Gambar 2 Urutan Aksara Batak Toba (Ina ni surat) Sumber: Kozok,2009 tingkat efektivitas yang setara dengan huruf latin dan tingkat penyebaran bertaraf global. Basis proses adaptasi karakter adalah tipografi, yaitu bagaimana merancang sebuah typeface atau font huruf latin yang memiliki karakter aksara Batak Toba dan memenuhi kaidah-kaidah yang berlaku dalam sebuah typeface atau font huruf latin, seperti readibility, legibility, dan lain-lain. 2. Proses Perancangan Pola Huruf Sebagai media komunikasi tulis, aksara memiliki perbedaan signifikan dengan huruf latin, terutama dari segi visual dan teknis pembacaan. Pembeda dari segi visual antara lain proporsi, karakter visual, anatomi huruf, dan konstruksi geometri. Pembeda dari segi teknis pembacaan adalah aksara Batak termasuk dalam jenis aksara silabik, yaitu aksara yang menggambarkan suku kata (a-ha-ma-na-ra) sedangkan huruf latin termasuk dalam jenis aksara fonetik yaitu jenis aksara yang berupa lambang fonem (ab-c-d-e). Atas dasar perbedaan-perbedaan ini, maka proses adaptasi karakter huruf memerlukan suatu bentuk pola dasar huruf yang menjadi titik temu antara karakter aksara Batak Toba dengan karakter huruf latin. 2.1 Proporsi dan Karakter Visual Karakter serta proporsi aksara Batak dengan huruf latin mempunyai perbedaan yang mencolok. Sebagai materi studi, diperlukan data visual keduanya. (Lihat Gambar 3 & 4) a. Proporsi dan karakter yang menonjol dari huruf Latin (Roman): 1. Huruf proporsional dan stabil 2. Bentuk huruf berdasar pada unsurunsur geometris seperti kotak, segitiga, lingkaran 3. Tebal-tipis stroke dinamis dan kontras 4. Terdiri dari unsur garis horizontal dan vertikal dalam komposisi seimbang 5. Susunan huruf (kerning) tampak menyatu dalam bentukan tiap kata, sedangkan antar kata dipisahkan oleh jarak spasi 6. Jarak atas dan bawah antar baris kalimat (leading) fleksibel, dapat diatur sesuai keperluan layout b. Proporsi dan karakter yang menonjol dari aksara Batak : 1. Huruf dinamis 2. Bentuk dasar huruf cenderung membulat dan gepeng (elips), dengan berbagai sudut kelengkungan yang variatif 3. Stroke aksara Batak relatif tebal dan ketebalannya konstan 4. Unsur garis horizontal mendominasi, dan tidak memiliki unsur garis vertical tegak (90 derajat) 5. Susunan huruf (kerning) berjauhan dengan jarak konstan, tidak tampak spasi antar kata Gambar 3 Proporsi huruf Roman Sumber: Perkins 35

Wimba, Jurnal Komunikasi Visual. Vol 1. No. 2, 2009 Gambar 4 Aksara Batak Toba pada pustaka Bremen Sumber: www.hawaii-indolang.com 6. Mempunyai ciri khas leading antar baris kalimat relatif jauh, sehingga layout secara keseluruhan tampak lapang dan bersih 2.2 Analisis Anatomi Huruf Baseline, capline, meanline Pada huruf latin, tiap huruf tertata dalam suatu posisi yang rata-teratur dan apabila ditarik garis tegak lurus secara horizontal antar huruf yang satu dengan huruf lainnya ditemukan struktur garis maya tertentu, yang disebut baseline, capline, dan meanline. Namun pada aksara Batak, ketiga struktur garis ini agak sulit ditangkap secara langsung oleh mata. Umumnya aksara Batak yang baku dituliskan secara vertikal dari bawah ke atas (kemudian dibaca secara horizontal dari kiri ke kanan) Gambar 5 contoh sketsa analisis geometri aksara Batak namun belum tentu tegak lurus satu sama lain, walaupun secara teori, seperti halnya aksaraaksara dari India, aksara Batak mempunyai garis utama (menyerupai capline pada huruf latin) yang berfungsi layaknya gantungan bagi bentuk baku aksara (apabila dilihat secara mendatar, pada posisi baca). Satu hal yang menarik pada aksara Batak adalah tidak dikenalnya istilah capline akibat tidak mempunyai bentuk huruf besar. Faktor ini menyebabkan struktur garis maya aksara Batak lebih variatif dibanding huruf latin. Ascender, x-height, descender Susunan huruf latin secara vertikal terbagi menjadi 3 bagian dengan komposisi seimbang, yaitu ascender, x-height, dan descender. Berbeda dengan aksara Batak yang tampak dominan mengalir secara horizontal dan tidak mempunyai bentuk tegak vertikal murni (90 derajat). Adapun beberapa unsur garis yang cenderung vertikal pada aksara Batak memiliki sudut kemiringan tertentu sehingga kurang menonjol dibanding unsur horizontal. Tentunya hal ini berkaitan dengan cara penulisan keduanya yang berbeda. 2.3 Analisis Unsur Garis Studi mengenai penyederhanaan sudut geometri aksara Batak berpedoman pada hasil analisis unsur garis berdasarkan anatomi huruf. Untuk menganalisis sudut geometri aksara Batak, dilakukan perhitungan jumlah kelompok garis dengan asumsi aksara Batak tersebut ditulis dengan cara ditoreh menggunakan benda tajam, sehingga bentuk-bentuk lengkung terdistorsi menjadi sudut. Dengan pengecualian, bentuk lengkung pada bagian garis luar aksara Batak yang berpola dasar lingkaran tidak ikut dijadikan sudut. 2.4 Konstruksi Geometri Dari hasil analisis anatomi huruf dan analisis unsur garis berdasarkan sudut geometri diperoleh perbandingan elemen garis konstruksi 36

Njoo Dewi Candra Kertasari, Adaptasi Karakter Aksara Batak Toba dalam Huruf Latin 33-40 Tabel 1 Perbandingan Konstruksi Geometri pembentuk aksara Batak sebagai berikut (lihat Tabel 1). Berdasarkan tabel perbandingan konstruksi geometris, dapat diperoleh beberapa kesimpulan. Pertama, unsur horisontal pada aksara Batak Toba lebih dominan dibanding unsur vertikal. Kedua, aksara ini tidak mempunyai bentuk tegak-vertikal (90 derajat), padahal jumlah bentuk tegak-vertikal pada huruf latin berjumlah 20 atau kedua terbanyak setelah bentuk tegak-horizontal. Ketiga, keseimbangan komposisi unsur garis vertikal dan horizontal pada huruf latin terbukti dalam hasil perhitungan unsur garis. 2.5 pola huruf Analisis dari segi visual dan teknis pembacaan (pada uraikan sebelumnya) menghasilkan rumusan bentuk pola dasar hasil gabungan huruf latin dengan aksara Batak. Bentuk pola dasar desain huruf ini semula berbentuk lingkaran, namun kemudian dimampatkan menjadi bentuk elips, dengan pertimbangan rata-rata bentuk elips aksara Batak pada pustaha Bremen. Hasil Final Pola Desain Adaptasi Karakter Aksara Batak Toba Dalam Huruf Latin Gambar 6 Hasil Final Pola Desain Huruf 37

Wimba, Jurnal Komunikasi Visual. Vol 1. No. 2, 2009 Gambar 7 Contoh Sketsa desain huruf besar (atas) dan contoh sketsa desain huruf kecil (bawah) 3. Desain Pola yang telah dihasilkan dari proses penelitian menjadi pedoman pembuatan bentuk huruf latin dengan karakter aksara Batak Toba. Tahapan dalam mendesain huruf adalah sketsa alternatif huruf, memasukkan hasil desain huruf terpilih ke dalam pola, proses komputerisasi. 3.1 Komputerisasi Pola huruf terlebih dahulu diubah menjadi bitmap, kemudian dilakukan pengaturan kerning huruf dan spasi huruf dengan menggunakan Gambar 8 Pengaturan bentuk huruf menjadi bitmap Gambar 9 (atas) dan 10 (bawah) Pengaturan kerning huruf & spasi huruf 38

Njoo Dewi Candra Kertasari, Adaptasi Karakter Aksara Batak Toba dalam Huruf Latin 33-40 software pembuat font (lihat Gambar 8, 9 dan 10). 3.2 Hasil Desain Hasil akhir proses adaptasi karakter aksara Batak Toba berupa tiga set character font, yaitu: Set Character Batu Harang Debata (display font) Set Character Batu Harang (regular font) Set Character Batu Harang (bold font) Display font dapat digunakan sebagai headline judul buku dan ragam tulisan hias lainnya dengan karakter Batak Toba yang lebih kuat dibanding regular font dan bold font yang berfungsi sebagai bodytext. Gambar 11 Aplikasi berupa spread buku Batak Sculpture 39

Wimba, Jurnal Komunikasi Visual. Vol 1. No. 2, 2009 Keunggulan bodytext adalah bentuk huruf yang lebih sistematis dengan tingkat readability lebih tinggi dibandingkan dengan display font. 3.3 Aplikasi Desain Huruf Desain huruf berikut merupakan aplikasi pada layout spread buku budaya Batak. Jenis huruf yang digunakan adalah Batu Harang (bold font) pada judul dan Batu Harang (regular font) sebagai bodytext. 4. Penutup Mendesain huruf latin dengan karakter aksara Batak Toba merupakan suatu tantangan tersendiri. Diperlukan wawasan budaya yang luas, pemilihan data yang tepat, serta kecermatan dalam mengolah data visual agar sesuai dengan tujuan desain huruf. Huruf latin dan aksara Batak memiliki karakter yang sangat berbeda sehingga memunculkan pertanyaan sudah cukup latinkah bentuk font berkarakter Batak ini? atau seberapa Batak-kah huruf latin ini harus dimunculkan karakternya? Titik temu antara karakter huruf latin dengan aksara merupakan jawaban yang relatif yang akan kembali pada nilai seni pribadi penciptanya. Aksara Batak Toba Sebagai Gagasan Bagi Tipografi Masa Kini (Tesis), FSRD ITB, Bandung. Carpenter, Bruce W. 2007. Batak Sculpture, Star Standard, Singapore. Yayasan Harapan Kita. 1997. Aksara, Perum Percetakan RI, Jakarta. Miller, Didier. 1998. Languange and Literature, Indonesian Heritage, Singapore. Casparis, J. G. de. 1975. Indonesian Palaeography, Leiden: E.J Brill. Mc Glynn, John H (ed). 2002. Indonesian Herritage jilid 10: Bahasa dan Sastra, Buku Antar Bangsa, Jakarta. Cullen, Kristin. 2005. Layout Work Book, Page One, Singapore. Situs internet: http://www.indolang/batak/naskah http://www.bataks.blogspot.com http://www.silaban.net Standarisasi pembuatan huruf latin berkarakter aksara Batak Toba ini berpegang pada tujuan pembuatannya, yaitu untuk keperluan bodytext percetakan buku budaya Batak agar lebih berkarakter. Oleh karena itu readability dan legibility merupakan hal terpenting tanpa mengesampingkan kekuatan karakter Batak yang dimunculkan. Daftar Pustaka Kozok, Uli. 2009. Surat Batak, KPG, Jakarta. Sihombing, Danton. 2001. Tipografi Dalam Desain Grafis, KPG, Jakarta. Kertasari, Njoo Dewi. 2009. Huruf Latin Berkarakter Aksara Batak Toba (Tugas Akhir), FSRD ITB, Bandung. Haswanto, Naomi. 2002. Tinjauan Rupa Atas 40