LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi.

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

RS PERTAMINA BALIKPAPAN

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari,

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah

BAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak

Pentingnya mengenal faktor. usaha mencegah serangan Jantung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Profil kesehatan masyarakat di negara-negara industri telah berubah secara

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Aterosklerosis koroner adalah kondisi patologis arteri koroner yang

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : A.

BAB I PENDAHULUAN. kelompok usia lanjut (usila/lansia) (Badriah, 2011). Secara alamiah lansia

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid)

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung adalah penyebab nomor satu kematian di dunia. Hasil penelitian

SATUAN ACARA PENYULUHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti riwayat keluarga, umur, jenis kelamin (Ditjen PP&PL Kemenkes

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertrofi/left ventricle

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

Penyumbatan Pembuluh Darah

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan yang lebih penting lagi. kemungkinan terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi karena

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. penyebab yang mendasari timbulnya penyakit penyakit tersebut. Mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD)

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

LEAF. Book Bacaan ringkas & terpercaya. & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE

STROKE Penuntun untuk memahami Stroke

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) memiliki berbagai perubahan fungsi organ, salah

PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

Diary Kolesterol Untuk Menentukan Resiko Terkena Penyakit Jantung

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya sebagai akibat penyakit degeneratif didunia. Di negara maju, kematian

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

Transkripsi:

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG PENCEGAHAN PENYAKIT STROKE PADA LANSIA TAHUN 2014 OLEH : JUNIOS, S.Si, M.Si Ns. DIAN SARI, S.Kep Ns. RIMA BERLIAN, S.Kep Ns. RINA, S.Kep Ns. DEBBY SINTHANIA, S.Kep LISMANIAR RANI MARLINDA STIKes PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI 2014

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN DAFTAR ISI... DAFTAR LAMPIRAN... 1. Analisa Situasi... 2. Permasalahan Mitra... 3. Alternatif Solusi Yang Ditawarkan... 4. Target Luaran... 5. Rancangan Evaluasi... 6. Hasil Kegiatan... FOTO KEGIATAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN 1. Realisasi Dana... 2. Pre Planning Penyuluhan... 3. Bahan Uraian Materi Penyuluhan... 4. Leaflet... 5. Daftar Hadir Peserta Dan Pihak Yang Mendukung... 6. Berita Acara...

1. ANALISIS SITUASI Dari berbagai penelitian, diketahui bahwa usia semakin tua semakin besar pula risiko terkena stroke. Hal ini berkaitan dengan proses degenerasi (penuaan) yang terjadi secara alamiah. pada orang-orang lanjut usia, pembuluh darah lebih kaku karena adanya plak. Laki-laki memiliki risiko lebih besar untuk terkena stroke dibanding perempuan. Hal ini mungkin terkait bahwa laki-laki cenderung merokok. Rokok, dapat merusak lapisan dari pembuluh darah tubuh. Terkait dengan riwayat stroke di keluarga, orang dengan riwayat stroke pada keluarga memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena penyakit stroke dibanding orang yang tanpa riwayat stroke pada keluarganya. Ditemukan bahwa ras kulit putih memiliki peluang yang lebih besar untuk terkena stroke dibanding ras kulit hitam. 2. PERMASALAHAN MITRA Orang yang tekanan darahnya tinggi mempunyai peluang besar untuk mengalami stroke. Bahkan, ini merupakan penyebab terbesar dari stroke. Alasannya, dalam hipertensi dapat terjadi gangguan aliran darah tubuh yaitu diameter pembuluh darah kelak akan mengecil sehingga darah yang mengalir ke otak pun akan berkurang, dengan pengurangan aliran darah otak (ADO), maka otak akan kekurangan suplai oksigen dan glukosa sehingga jaringan otak lama-lama akan mati. Penyakit jantung seperti jantung koroner dan infark miokard (kematian otot jantung, bisa menjadi faktor terbesar pneyebab stroke). Seperti yang kita ketahui bahwa pusat dari aliran darah di tubuh terletak di jantung. Jika pusat pengaturan darah mengalami kerusakan, maka aliran darah tubuh mengalami gangguan, termasuk aliran darah menuju otak. Gangguan aliran darah itu bisa mematikan jaringan otak secara mendadak ataupun bertahap. Diabetes Mellitus atau kencing manis memiliki risiko mengalami stroke. Hal ini terkait dengan pembuluh darah penderita diabetes yang umumnya lebih kaku (tidak lentur). Adanya peningkatan ataupun penurunan kadar glukosa darah secara tiba-tiba juga dapat menyebabkan kematian otak. Hiperkolesterolemia merupakan keadaan ketika kadar kolesterol di dalam darah berlebih. LDL yang berlebih akan mengakibatkan terbentuknya plak pada

pembuluh darah yang lama kelamaan akan semakin banyak dan menumpuk sehingga menganggu aliran darah. Kegemukan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke. Hal tersebut terkait dengan tingginya kadar lemak dan kolesterol dalam darah pada orang dengan obesitas, yaitu biasanya kadar LDL lebih tinggi dibanding kadar HDL. Dari hasil berbagai penelitian diketahui bahwa orang-orang yang merokok ternyata memiliki kadar fibrinogen darah yang lebih tinggi dibanding orang yang tidak merokok. Peningkatan kadar fibrinogen ini dapat mempermudah terjadinya penebalan pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan kaku. Dengan demikian, dapat menyebabkan gangguan aliran darah. 3. ALTERNATIF SOLUSI YANG DITAWARKAN Beberapa faktor resko untuk stroke yang tidak dapat diubah : a. Umur : Semakin tua seseorang, semakin besar resiko terserang stroke b. Jenis kelamin : Pria memiliki kemungkinan lebih besar mengalami stroke daripada wanita c. Mempunyai sejarah kesehatan keluarga penderita stroke d. Pernah mengalami stroke sebelumnya e. Mempunyai displasia fibromuskular, yaitu gangguan medus dimana beberapa arteri yang membawa darah ke seluruh tubuh tidak berkembang sebagaimana mestinya. Jaringan fibrosa tumbuh di dinding arteri, menyebabkan merteka sempit. Akibatnya, aliran darah melalui arteri berkurang yang dapat menyebabkan stroke f. Mempunyai lubang di jantung. Semua orang dilahirkan dengan penutup di jantung dan seharusnya bisa membuka dan menutup dengan sendirinya segera setelah lahir. Pada beberapa orang, penutup ini terus terbuka diantara kedua bilik jantung (atrium kiri dan kanan). Pembukaan ini daoat memungkinkan bekuan darah daru satu bagian tubuh melakukan perjalanan sampai ke otak dan menyebankan stroke. Faktor resiko yang dapat diubah dengan perawatan medis : 1) Menderita diabetes mellitus 2) Menderita migrain 3) Menderita tekanan darah tinggi 4) penderita koelsterol tinggi

5) Menderita masalah sirkulasi darah Faktor resiko untuk stroke yang bisa dikendalikan oleh perubahan gaya hidup : a) Merokok : Nikotin meningkatkan tekanan darah dan karbon monoksida sehingga mengurangi jumlah oksigen ke otak dan asap rokok membuat darah menjadi lebih kental dan lebh mungkin untuk membeku b) Mengonsumsi alkohol : Bisa meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan pendarahan di otak c) Obesitas : Kelebihan berat badan meningkatkan resiko anda mengalami stroke d) Kurang olahraga : Dapat membantu mengendalikan tekanan darah dan kadar dalam rentang normal e) Pola makan yang buruk : Diet lemak dapat menyebabkan kondisi terjadinya stroke. 4. TARGET LUARAN Merupakan tujuan kami dalam memberikan penyuluhan ini kepada para masyarakat yang dalam usia lanjut yaitu agar para lansia mengerti dan memahami dengan baik bagaimana kesehatan mengenai bahaya penyakit stroke yang sesungguhnya, serta para lansia dapat menghindari hal-hal yang mampu berdampak terhadap pemicu penyakit stroke pada lansia, sehingga tingkat kesehatan pada lansia bisa meningkat. Setelah melakukan penyuluhan tersebut audiens bisa mengerti dan memahami dengan baik, hal tersebut dibuktikan dengan respon yan baik dari audiens. 5. RANCANGAN EVALUASI Kegiatan ini dilakukan selama 3 minggu, mulai dari survei lapangan, pengumpulan data siswa, mendekati dan mendapatkan izin dinas pendidikan dan puskesmas setempat, penyebaran informasi hingga hari pelaksanaan penyuluhan.

6. HASIL KEGIATAN Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan, hal- hal yang dievaluasi adalah sebagai berikut : a. Evaluasi struktur Audiens yang hadir sebanyak 40 orang. Jumlah audiens yang hadir sedikit lebih rendah dari perkiraan jumlah audiens yang telah disepakati dengan kelurahan, yaitu sebanyak 30 orang. Selama kegiatan berlangsung tidak ada audiens yang meninggalkan tempat sebelum penyuluhan selesai dilakukan. Peralatan yang dibutuhkan untuk penyuluhan tersedia baik seperti power point, leaflet, dan alat- alat lainnya. b. Evaluasi proses Pelaksanaan penyuluhan kegiatan reproduksi remaja yang dilasanakan sesuai dengan waktu yang direncanakan yaitu dari jam 09.00-13.00 WIB. Peran dan fungsi masing- masing anggota penyuluhan juga berjalan sesuai dengan perencanaan. Seluruh peserta dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir dan tidak ada peserta yang meninggalkan lokasi sebelum penyuluhan selesai. Peserta terlihat memperhatikan penyampaian materi dan berperan aktif dalam penyuluhan. Ha ini terliaht dari pertanyaan yang diajukan dan ikut aktif dalam memberikan jawaban pada saat evaluasi. c. Evaluasi hasil Setelah dilakuan penyuluhan kesehatan, hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: a. Peserta yang hadir mamapu menyebutkan tentang pengertian kesehatan lansia, b. Perserta yang hadir telah mengetahui penyebab stroke c. Peserta yang hadir telah mengetahui tenang bahaya kesehatan lansia terhadap lansia.

FOTO KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

DAFTAR KEPUSTAKAAN Badan koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Kesehatan Reproduksi Remaja. Semarang 2003 Gemari. Program KRR berbeda dengan pendidikan seksual. Majalah Gemari, 2006;68/ tahun VII/ September;8 Moeliono L, Nurpartia I, Leksana GT, Wibawal S. Proses belajar aktif: komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kesehatan reproduksi remaja bagi anak usia 11-15 tahun (Kelompok Pramuka Penggalang), Jakarta, 2006 Soekidjo, Notoatmodjo.(2007).Kesehatan masyarakat,edisi ke 11.Jakarta : Rineka Cipta.