BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kemandirian siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran Geografi di kelas Xc

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. (baik). Sekolah ini berdiri sejak tahun 2005, akan tetapi berdiri secara resmi pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. bab VI, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Learning Tipe The Power Of Two Topik Lingkungan Hidup telah terlaksana dengan menggunakan dua

BAB I PENDAHULUAN. Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompentensi. sesuai bidang keahlian yang dipilih atau yang dimilikinya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S 1 Pendidikan Matematika. Oleh : DARI SUPRAPTI A

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Memberikan apersepsi dan Menanyakan kembali pengertian hidrologi.

BAB I PENDAHULUAN. situasi belajar dengan minat, latar belakang, dan kematangan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh guru matematika, kesulitan siswa dalam menalar dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA SMA NEGERI SAWANG KABUPATEN ACEH SELATAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB II KAJIAN TEORI. Pada tahun 2001, National Research Council (NRC) merupakan kapasitas berfikir secara logis mengenai hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menunjukkan bahwa pendidikan perlu diselenggarakan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumbangan langsung terhadap berbagai bidang kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menciptakan perubahan perilaku anak baik cara berfikir maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan dengan angka-angka atau

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah semakin maju dan berkembang, hal

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat terutama

BAB I PENDAHULUAN. penemuan. Trianto (2011:136) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan. Alam merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis.

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis, temuan, dan pembahasan yang telah disajikan

BAB I PENDAHULUAN. edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa,

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

EKPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

(PTK pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Mondokan Sragen)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam proses pembelajaran bukanlah semata-mata untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. umum dapat digambarkan bahwa proses pembelajaran menggunakan model

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. disebut proses komunikasi. Proses komunikasi berguna untuk menciptakan

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS X.6 SMAN 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

BAB I PENDAHULUAN. Pepatah mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik begitu pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber belajar, selalu berusaha memberikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. siswanya menjadi lebih kritis dan kreatif. Pendidikan merupakan wadah untuk berlatih, berkreasi, mewujudkan cita-cita

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, yaitu melalui pendidikan dimana dengan pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika bertujuan untuk membekali siswa agar memiliki

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

I. PENDAHULUAN. Di SMK 2 Mei Bandar Lampung, mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. dengan semboyan learning by doing. Berbuat untuk mengubah tingkah laku

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Matematika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan hubungan antar-struktur

MEMBANGUN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI MODEL T3C DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan Queen and Servant of Science, maksudnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS)

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Siklus I terdiri dari 2 pertemuan masing-masing pertemuan. tahap perencanaan antara lain:

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

BAB II KAJIAN TEORI. emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. baik secara fisik maupun secara mental aktif.

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari hari. Pencapaian tujuan pendidikan ini bisa ditempuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fauzi Yuberta, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Keterampilan menulis puisi wajib dikuasai oleh siswa, hal ini bertujuan

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL. Oleh : ENGRIPIN Dosen FKIP Universitas Palangka Raya

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN STRATEGI SCAFFOLDING

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kemampuan mengelola

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF METODE LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENUTUP. didik yang mengikuti kelas bahasa Korea di SMA Negeri 2 BauBau 56% peserta

Transkripsi:

1 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pengamatan secara langsung oleh peneliti terhadap Kemandirian siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran Geografi di kelas Xc pada materi Siklus Hidrologi. Dalam hal ini peneliti mengamati Kemandirian siswa pada kegiatan pembelajaran dengan pengamatan terhadap kegiatan siswa kelas Xc dengan menggunakan lembar pengamatan dengan indikator-indikator kemandirian yang diberi tanda ceklis ( ). Indikator kemandirian yang dimaksud adalah berpikir kreatif, meningkatkan keterampilan, memecahkan masalah, rasa percaya diri yang kuat, dan dapat memupuk rasa tanggung jawab. Hasil pengamatan kemandirian siswa pada materi siklus hidrologi, dengan sampel 21 orang dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini: Tabel 4.1 Persentase Siswa dalam Kemandirian Belajar NO 1 2 Berpikir kreatif Meningkatkan keterampilan Aspek yang diamati siswa dapat menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman sehari-hari Siswa membuat garisgaris besar materi pelajaran yang dijelaskan oleh guru Siswa bertanya kepada guru tentang materi pelajaran yang belum dipahami Siswa mengungkapkan pendapat dengan Kualitas Penilaian (%) SB B C K 100 19,04 61,9 19,04 100 4,8 95,2

2 NO Aspek yang diamati menjawab pertanyaan dari guru Kualitas Penilaian (%) SB B C K Siswa berusaha mencari solusi dari permasalahan yang diberikan oleh guru secara mandiri 4,8 95,2 3 4 5 Memecahkan masalah Percaya diri yang kuat Memupuk tanggung jawab Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan berusaha sendiri tanpa meminta bantuan dari temannya Siswa tidak ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan dari guru Siswa tidak menyontek ketika menjawab soal yang diberikan oleh guru Siswa berusaha menyelesaikan tugas mandiri dengan sebaikbaiknya Siswa melaksanakan evaluasi hasil belajar tepat waktu 4,8 95,2 14,3 85,7 4,8 95,2 100 100 Tabel 4.1 Persentase Siswa dalam Kemandirian Belajar, lanjutan Dari Tabel di atas dapat dijelaskan bahwa persentase siswa dalam kemandirian belajar keseluruhan (100%) yaitu berpikir kreatif yang terdiri dari Aspek yang pertama siswa masih tidak dapat menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman sehari-hari dengan baik. Sedangkan pada aspek yang kedua yaitu kemandirian siswa dalam membuat garis-garis besar materi

3 pelajaran yang dijelaskan oleh guru masing-masing berkualitas baik sebanyak 19,04%, cukup 61,9% dan kurang sebanyak 19,04%. Pada kemandirian belajar yang kedua yaitu meningkatkan keterampilan pada aspek yang pertama masih kurang dimana siswa masih belum berani bertanya kepada guru tentang materi pelajaran yang belum dipahami. Sedangkan pada aspek yang kedua yaitu siswa mengungkapkan pendapat dengan menjawab pertanyaan dari guru yang masing-masing berkualitas baik sebanyak 4,8% dan kurang sebanyak 95,2%. Pada kemandirian belajar yang ketiga yaitu memecahkan masalah pada aspek pertama yaitu siswa berusaha mencari solusi dari permasalahan yang diberikan oleh guru secara mandiri masing-masing berkualitas baik sebanyak 4,8% dan kurang sebanyak 95,2 %. Sedangkan pada aspek kedua yaitu siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan berusaha sendiri tanpa meminta bantuan dari temannya yang masing-masing berkualitas cukup sebanyak 4,8% dan kurang sebanyak 95,2%. Pada kemandirian belajar yang ke empat yaitu percaya diri yang kuat pada aspek pertama yaitu siswa tidak ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan dari guru masing-masing berkualitas cukup sebanyak 14,3% dan kurang sebanyak 85,7%. Sedangkan pada aspek kedua yaitu siswa tidak menyontek ketika menjawab soal yang diberikan oleh guru yang masing-masing berkualitas cukup sebanyak 4,8% dan kurang sebanyak 95,2%.

4 Pada kemandirian belajar yang ke lima yaitu memupuk tanggung jawab pada aspek pertama yaitu masih cukup dimana siswa berusaha menyelesaikan tugas mandiri dengan sebaik-baiknya. Sedangkan pada aspek kedua yaitu masi cukup dimana siswa melaksanakan evaluasi hasil belajar masih belum tepat waktu. Kemandirian Siswa SB B C K 0% 9,5% 85,7% 47,6% Gambar 4.1. Diagram lingkaran Kemandirian Siswa pada Kelas X C di SMAN 1 Randangan 4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan secara langsung mengenai kemandirian siswa kelas X C SMA Negeri 1 Randangan pada kegiatan proses pembelajaran geografi yang terdiri dari aspek berpikir kreatif, aspek meningkatkan keterampilan, aspek mampu memecahkan masalah, aspek percaya diri yang kuat, dan aspek memupuk tanggung jawab dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Berpikir Kreatif Aspek berpikir kreatif merupakan cara berpikir yang dipenuhi dengan ide atau gagasan dalam mengembangkan daya imajinasi. Berpikir kreatif adalah

5 kemampuan mendayagunakan potensi yang dimiliki yang muncul dari berbagai keadaan. Dalam penelitian ini aspek yang dinilai terdiri dari dua pernyataan yaitu pertama, siswa dapat menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman sehari-hari, semua siswa memenuhi kriteria kurang (K) dimana tidak ada indikator terpenuhi pada deskripsi pengamatan. Hal tersebut disebakan karena kondisi kelas yang digunakan pada saat proses pembelajaran sangatlah sempit, disamping itu rangsangan atau interaksi guru dengan siswa masih kurang sehingga pemikiran siswa kurang berkembang. Untuk pernyataan ke dua, siswa membuat garis-garis besar materi pelajaran yang dijelaskan oleh guru, memenuhi kriteria baik (B) 19,04% siswa dimana terdapat dua indikator terpenuhi pada deskripsi pengamatan yaitu, siswa kreatif dan relevan dengan materi dalam membuat garis-garis besar materi yang di jelaskan oleh guru, sedangkan satu indikator yang tidak terpenuhi yaitu aktif. memenuhi kriteria cukup (C) 61,9 % siswa dimana terdapat satu indikator terpenuhi pada deskripsi pengamatan yaitu, relevan dengan materi sedangkan dua indikator tidak terpenuhi yaitu sebagian siswa tidak terlihat aktif dan kreatif. Memenuhi kriteria kurang (K) 19,04 % siswa dimana tidak ada indikator terpenuhi pada deskripsi pengamatan. b. Meningkatkan Keterampilan Aspek meningkatkan keterampilan merupakan suatu bentuk kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan dalam mengerjakan sesuatu secara efektif dan efisien. Dalam penelitian ini aspek yang dinilai terdiri dari dua pernyataan yaitu pertama, siswa bertanya kepada guru tentang materi pelajaran

6 yang belum dipahami, memenuhi keriteria kurang (K) dimana tidak ada indikator terpenuhi pada deskripsi pengamatan. Untuk pernyataan ke dua, siswa mengungkapkan pendapat dengan menjawab pertanyaan dari guru, memenuhi kriteria baik (B) sebanyak 4,8% dari 21 siswa dimana terdapat dua indikator terpenuhi pada deskripsi pengamatan yaitu, jelas dan relevan dengan materi sedangkan satu indikator yang tidak terpenuhi yaitu komunikatif, memenuhi kriteria kurang (K) sebanyak 95,2% dari 21 siswa, sama halnya dengan pernyataan pertama dimana tidak ada indikator terpenuhi pada deskripsi pengamatan, karena sesuai dengan pengamatan secara langsung oleh peneliti. c. Memecahkan Masalah Aspek memecahkan masalah merupakan bagian dari proses berpikir Yang terdiri dari dua pernyataan yaitu pertama, siswa berusaha mencari solusi dari permasalahan yang diberikan oleh guru secara mandiri, memenuhi kriteria baik (B) sebanyak 4,8% dimana terdapat dua indikator terpenuhi pada deskripsi pengamatan yaitu, aktif dan berfikir logis sedangkan satu indikator yang tidak terpenuhi yaitu penuh ide, memenuhi kriteria kurang (K) sebanyak 95,2% dari 21 siswa, sehingga tidak ada indikator terpenuhi pada deskripsi pengamatan, karena sesuai dengan pengamatan secara langsung oleh peneliti. Untuk pernyataan ke dua, siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan berusaha sendiri tanpa meminta bantuan dari temannya, memenuhi kriteria cukup (C) sebanyak 4,8% sama halnya dengan pernyataan pertama dimana terdapat satu indikator terpenuhi pada deskripsi

7 pengamatan yaitu, relevan dengan materi, namun siswa tidak terlalu aktif dan komunikatif dalam menjawab pertanyaan, dan memenuhi kriteria kurang (K) sebanyak 95,2% sama halnya dengan pernyataan pertama dimana tidak ada indikator terpenuhi pada deskripsi pengamatan, karena sesuai dengan pengamatan secara langsung oleh peneliti. d. Percaya Diri yang Kuat Aspek percaya diri yang kuat adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Pada penelitian ini aspek percaya diri yang kuat terdiri dari dua pernyataan yaitu pertama, siswa tidak ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan dari guru, memenuhi kriteria cukup (C) sebanyak 14,3% dari 21 siswa dimana terdapat satu indikator terpenuhi pada deskripsi pengamatan yaitu relevan dengan materi, namun siswa tidak terlalu aktif dan komunikatif dalam menjawab pertanyaan, memenuhi kriteria kurang (K) sebanyak 85,7% dari 21siswa, sehingga tidak ada indikator terpenuhi pada deskripsi pengamatan, karena sesuai dengan pengamatan secara langsung oleh peneliti. Untuk pernyataan ke dua, siswa tidak menyontek ketika menjawab soal yang diberikan oleh guru memenuhi kriteria cukup (C) sebanyak 4,8% dari 21 siswa, sama halnya dengan pernyataan pertama dimana terdapat satu indikator terpenuhi pada deskripsi pengamatan yaitu, siswa tepat waktu dalam menjawab soal, namun tidak mandiri dan tidak tertib, karena siswa terlihat banyak yang menyontek dengan bergerak menoleh ke temannya yang berada di samping dan di belakangnya, memenuhi kriteria kurang (K) sebanyak 95,2% dari 21 siswa,

8 sehingga tidak ada indikator terpenuhi pada deskripsi pengamatan, karena sesuai dengan pengamatan secara langsung oleh peneliti. e. Memupuk Tanggung Jawab Aspek memupuk tanggung jawab merupakan berbuat sebagai perwujudan kesadaran atas kewajiban seseorang. Pada penelitian ini aspek yang dinilai terdiri dari dua pernyataan yaitu pertama, siswa berusaha menyelesaikan tugas mandiri dengan sebaik-baiknya, memenuhi kriteria kriteria cukup (C) dimana terdapat satu indikator terpenuhi pada deskripsi pengamatan yaitu, relevan dengan materi namun tertip dan mandiri. Untuk pernyataan ke dua, siswa melaksanakan evaluasi hasil belajar memenuhi kriteria cukup (C) dimana terdapat satu indikator terpenuhi pada deskripsi pengamatan yaitu, siswa tepat waktu dalam mengumpulkan hasil kerja masing-masing, namun dalam menjawab soal siswa tidak mandiri dan tidak tertib karena banyak yang menyontek dengan bergerak menoleh ke temannya yang berada di samping dan di belakangnya.