PENGARUH PENGGUNAAN POLIMER ELVALOY TERHADAP NILAI INDEX KEKUATAN SISA PADA CAMPURAN MATERIAL PERKERASAN DAUR ULANG

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS STABILITAS CAMPURAN BERASPAL PANAS MENGGUNAKAN SPESIFIKASI AC-WC

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi Pemanfaatan RAP Dan Aspal Elvaloy Pada Campuran Laston AC-BC

Muhammad Rizal Permadi, Retno Handayani Prastyaningrum, Bagus Hario Setiadji *), Supriyono *)

PEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Fakultas

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1.

PENGARUH KANDUNGAN AIR HUJAN TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK MARSHALL DAN INDEKS KEKUATAN SISA (IKS) CAMPURAN LAPISAN ASPAL BETON (LASTON)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

Studi Pengaruh Temperatur terhadap Modulus Kekakuan Campuran Menggunakan Aspal Berpolimer BituBale

METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal)

Studi Penggunaan Aspal Modifikasi Dengan Getah Pinus Pada Campuran Beton Aspal

PENGARUH PERENDAMAN BERKALA PRODUK MINYAK BUMI TERHADAP DURABILITAS CAMPURAN BETON ASPAL

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati 1 ), Sukarman 2 )

STUDI PARAMETER MARSHALL CAMPURAN LASTON BERGRADASI AC-WC MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI CIKAPUNDUNG Disusun oleh: Th. Jimmy Christian NRP:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat

PENGARUH GETAH PINUS PADA STABILITAS, PELELEHAN, DAN DURABILITAS LAPIS PENGIKAT BETON ASPAL (ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE/AC-BC) ABSTRAK

PENGGUNAAN PASIR BESI SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BETON ASPAL LAPISAN AUS

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. aspal keras produksi Pertamina. Hasil Pengujian aspal dapat dilihat pada Tabel 4.1

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. penetrasi, uji titik nyala, berat jenis, daktilitas dan titik lembek. Tabel 4.1 Hasil uji berat jenis Aspal pen 60/70

JURNAL PORTAL, ISSN , Volume 4 No. 1, April 2012, halaman: 1

BAB IV METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. untuk campuran lapis aspal beton Asphalt Concrete Binder Course (AC-

METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

I Made Agus Ariawan 1 ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. 2. METODE Asphalt Concrete - Binder Course (AC BC)

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian

PENGARUH PENGGUNAAN ABU TERBANG BATUBARA SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP MODULUS RESILIEN BETON ASPAL LAPIS AUS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya (Laboratorium Transportasi FT-UNG, 2013)

PENGARUH PENGGUNAAN ELVALOY TERHADAP KINERJA CAMPURAN ASPAL BETON LAPIS PENGIKAT (AC-BC)

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.2, Januari 2013 ( )

INVESTIGASI KARAKTERISTIK AC (ASPHALT CONCRETE) CAMPURAN ASPAL PANAS DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN RAP ARTIFISIAL

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.

KAJIAN SUHU OPTIMUM PADA PROSES PEMADATAN UNTUK CAMPURAN BERASPAL DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI BITUMEN LIMBAH PLASTIK

KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Alat dan Bahan. Pengujian Bahan

III. METODOLOGI PENELITIAN

Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

Pengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi pada Campuran Hot Rolled Asphalt terhadap Sifat Uji Marshall

Gambar 4.1. Bagan Alir Penelitian

Spesifikasi lapis tipis aspal pasir (Latasir)

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

PENGARUH VARIASI KADAR ASPAL TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT (AC-BC) DENGAN PENGUJIAN MARSHALL

Pengaruh Temperatur Terhadap Penetrasi Aspal Pertamina Dan Aspal Shell

PENGARUH AIR TERHADAP DURABILITAS BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN MENGGUNAKAN ASPAL EMULSI TESIS MAGISTER. Oleh : CAKRA NAGARA NIM :

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi Penggunaan Limbah Las Karbit Untuk Bahan Tambah Pada Perkerasan Laston Gradasi AC-WC

PENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC)

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP KEDALAMAN ALUR RODA PADA CAMPURAN BETON ASPAL PANAS

KAJIAN KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL PORUS DENGAN TAFPACK-SUPER TERHADAP "WHEEL TRACKING TEST" TESIS

Bab IV Penyajian Data dan Analisis

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK BAN KARETMESH #80 PADA CAMPURAN LASTON UNTUK PERKERASAN JALAN RAYA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang telah menjadi kebutuhan

STUDI PENGARUH WAKTU CURING TERHADAP PARAMETER MARSHALL CAMPURAN AC - WC FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

BAB III LANDASAN TEORI

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan

PENGARUH SUHU DAN DURASI TERENDAMNYA PERKERASAN BERASPAL PANAS TERHADAP STABILITAS DAN KELELEHAN (FLOW)

I. PENDAHULUAN. diperkirakan km. Pembangunan tersebut dilakukan dengan kerja paksa

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

DAFTAR ISI UNIVERSITAS MEDAN AREA

PENGARUH GETAH PINUS PADA STABILITAS, PELELEHAN, DAN DURABILITAS LAPIS PENGIKAT BETON ASPAL

KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

INFRASTRUKTUR PENGARUH PENAMBAHAN POLIMER ELASTOMER TERHADAP INDEKS PENETRASI ASPAL YANG MENGANDUNG ASPAL DAUR ULANG

NASKAH SEMINAR INTISARI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, sampai ditemukannya kendaraan bermotor oleh Gofflieb Daimler dan

TINJAUAN STABILITAS PADA LAPISAN AUS DENGA MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang

PENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC

BAB IV Metode Penelitian METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian

PENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN SEMEN PORTLAND DAN FLY ASH SEBAGAI FILLER PADA ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE (AC-WC)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL

BATU KAPUR BATURAJA SEBAGAI FILLER PADA LAPIS ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) CAMPURAN PANAS. Hamdi Arfan Hasan Sudarmadji

Kata kunci: HRS-Base, Pengendalian Mutu, Benda Uji, Uji Marshall, Uji Ekstraksi

Studi Kadar Aspal Optimum Menggunakan Alat Marshall dan Alat Percentage Refusal Density

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1.a. Bagan Alir Penelitian

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN RETONA BLEND 55 DAN ASPAL PEN 60/70 TERHADAP RANCANGAN CAMPURAN

STUDI PERBANDINGAN PARAMETER MARSHALL BETON ASPAL STANDAR DENGAN BETON ASPAL HASIL PEMANASAN ULANG AMRI NOVRIANTO

PENGGUNAAN SPEN KATALIS PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRTE-WEARING COURSE ABSTRAK

KINERJA LABORATORIUM DARI CAMPURAN BETON ASPAL LAPIS AUS (AC- WC) MENGGUNAKAN ASPAL MODIFIKASI POLIMER NEOPRENE (253M)

BAB I PENDAHULUAN. penduduk di Yogyakarta. Pembangunan hotel, apartemen, perumahan dan mall

THE INVESTIGATION ON MIX PROPORTION S CHARACTERISTIC OF RECYCLE MATERIAL MADE OF RAP (RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT) ARTIFISIAL

Perbandingan Koefisien Kekuatan Relatif dan Umur Rencana Perkerasan Jalan Lapis Aus (AC-WC) menggunakan BNA Blend 75/25 dan Aspal Pen 60/70

STUDI DEFORMASI PERMANEN BETON ASPAL DENGAN PENAMBAHAN PARUTAN KARET SEPATU BEKAS. Ari Haidriansyah

VARIASI AGREGAT LONJONG PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1

KAJIAN LABORATORIUM PENGGUNAAN MATERIAL AGREGAT BERSUMBER DARI KAKI GUNUNG SOPUTAN UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS

MODULUS KEKAKUAN LENTUR DAN SUDUT FASE CAMPURAN MATERIAL PERKERASAN DAUR ULANG DAN POLIMER ELASTOMER

PENGARUH BATU KAPUR SEBAGAI FILLER PADA CAMPURAN LASTON LAPIS AUS (AC-WC) ABSTRAK

Transkripsi:

Jurnal Itenas Rekayasa LPPM Itenas No.1 Vol.---- ISSN: Desember 2015 PENGARUH PENGGUNAAN POLIMER ELVALOY TERHADAP NILAI INDEX KEKUATAN SISA PADA CAMPURAN MATERIAL PERKERASAN DAUR ULANG Rahmi Zurni 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional Email: rahmi@itenas.ac.id ABSTRAK Index Kekuatan Sisa (IKS) merupakan parameter pengukur kepadatan yang tinggi atau VIM yang kecil untuk mengurangi infiltrasi air agar dapat mempertahankan stabilitas campuran beraspal akibat beban yang diterimanya. Penggunaan kembali material perkerasan daur ulang (Reclaimed Asphalt Pavement) diharapkan dapat menjadi alternatif dalam pembangunan dan rehabilitasi jalan. Dalam penelitian ini digunakan aspal modifikasi Elvaloy yang merupakan polimer jenis elastomer dalam campuran beton aspal lapis pengikat (AC-BC). Aspal modifikasi yang dipakai adalah 50% aspal Shell Pen 60/70 dan 50% aspal berpolimer Elvaloy. Persentase dari RAP dibatasi sebesar 7,5% dan 10% terhadap berat campuran. Dari percobaan Marshall dan Marshall Immersion diperoleh nilai Index Kekuatan Sisa tertinggi diperoleh pada campuran 10% RAP + aspal modifikasi sebesar 96,74%. Hasil percobaan terlihat bahwa dengan penggunaan RAP semakin besar dan penggunaan aspal modifikasi dapat menjadikan campuran beton aspal memiliki durabilitas yang cukup tinggi. Kata Kunci: Material daur ulang (RAP), aspal modifikasi elvaloy, IKS. ABSTRACT Strength Time Index (IKS) is a measurement parameter for analyzing high density or little VIM to reduce the infiltration of water in order to maintain stability due to the burden it receives. Reuse of Reclaimed Asphalt Pavement is expected to be an alternative in the construction and rehabilitation of roads. This study used a modified asphalt Elvaloy which is a polymer type of elastomer in the binder layer of asphalt concrete mix (AC-BC). Modified asphalt used was 50% asphalt Pen 60/70 Shell and 50% Elvaloy polymerized bitumen. RAP is capped at a percentage of 7.5% and 10% of the weight of the mixture. From experiments Marshall and Marshall Immersion, Strength Time Index obtained the highest value obtained in a mixture of 10% of RAP + bitumen modification by 96.74%. From this experiment can be seen that with the greater use of RAP and modifications can be made use of asphalt concrete mix asphalt has a fairly high durability. Keywords: Reclaimed Asphalt Pavement (RAP), Modified Bitumen Elvaloy,IKS. 1. PENDAHULUAN Upaya meningkatkan kinerja pelayanan prasarana jalan dihadapkan pada beberapa kendala, salah satunya adalah keterbatasan material baik agregat maupun aspal di beberapa daerah di Indonesia, sehingga berdampak pada makin tingginya biaya pembangunan dan rehabilitasi jalan. Salah satu yang Jurnal Itenas Rekayasa - 1

Rahmi Zurni sedang dikembangkan adalah pemanfaatan kembali material jalan lama (recycling) sebagai material perkerasan jalan baru. Aspal hasil daur ulang dimodifikasikan dengan menambahkan polimer elastomer yang memiliki kelenturan yang tinggi, diharapkan mampu memperbaiki sifat dari material daur ulang tersebut dan dapat bersinergi dengan baik pada campuran aspal bergradasi menerus yaitu Lapis Beton Aspal (Laston) terutama pada lapisan jenis beton aspal lapis pengikat (AC BC) bergradasi kasar (berdasarkan Spesifikasi 2010). Aspal modifikasi elvaloy adalah salah satu aspal polimer hasil pencampuran aspal murni dengan polimer elastomer jenis Elvaloy. Aspal elvaloy ini dimodifikasi ulang dengan aspal Pen 60/70 dengan perbandingan 50:50 terhadap berat aspal berdasarkan penelitian sebelumnya (Zurni, 2013). 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkerasan Daur Ulang (RAP) Metoda daur ulang (recycling) merupakan salah satu cara untuk mengatasi keefektifan pembangunan biaya yang ada. Material dari perkerasan jalan yang rusak (deteriorated) yang dikenal sebagai perkerasan aspal yang diundang kembali atau Reclaimed Asphalt Pavement (RAP), sebagian atau seluruhnya dapat digunakan pada konstruksi jenis baru. Oleh sebab itu penanganan dangan teknologi daur ulang perkerasan merupakan suatu alternatif untuk mengatasi masalah karena memiliki beberapa keuntungan seperti dapat mengembalikan kekuatan perkerasan dan mempertahankan geometrik jalan serta mengatasi ketergantungan akan material baru. 2.2 Aspal Modifikasi Polimer (Polymer Modified Bitumen) Polimer telah banyak digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan ketahanan dan kepekaan aspal terhadap temperatur. Sedangkan elastomer adalah jenis polimer yang memilki karakteristik respon elastik tinggi sehingga tahan terhadap deformasi yang disebabkan oleh tarikan dan segera kembali ke bentuk asalnya jika beban signifikan. Aspal modifikasi elvaloy adalah hasil modifikasi aspal dari proses pencampuran (blending) antara aspal konvensional dengan Elvaloy dari Dupont yang bersifat elastomer. Penggunaan teknologi RET (Reactive Elastomer Terpolymer) maka tidak ada pemisahan atau endapan antara aspal dengan polimer karena reaksi yang terjadi secara kimia. Dengan menggunakan elvaloy dapat meningkatkan karakteristik aspal seperti: meningkatkan penetration grade (PG) aspal, elastromerik recovery (40% 75%) torsional, softening point antara 10 o 30 o C, viscositas aspal, dan ketahanan terhadap fatique, rutting dan striping sehingga memperpanjang umur aspal. 2.3 Benda Uji Untuk mendapatkan nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) digunakan perencanaan dengan Metoda Marshall dengan pendekatan kepadatan mutlak. Hal ini sesuai dengan spesifikasi dari Departemen Pekerjaan Umum mengenai Pedoman Teknis Perencanaan Campuran Beraspal dengan Pendekatan Kepadatan Mutlak tahun 1999. Banyaknya benda uji yang disiapkan untuk penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Dari pengujian ini didapatkan nilai VIM refusal atau VIM ref. Dengan melihat pada batas batas yang disyaratkan untuk semua parameter Marshall (Stabilitas, Flow, MQ, VFA, VMA, VIM dan VIM ref ), diperoleh besarnya KAO ref. Jurnal Itenas Rekayasa - 2

Pengaruh Penggunaan Polimer Elvaloy Terhadap Nilai Index Kekuatan Sisa Pada Campuran Material Perkerasan Daur Ulang Tabel 1. Jumlah benda uji metoda marshall dan kepadatan mutlak Metode Jumlah Benda Uji A1 A2 B1 B2 Total Metode Marshall 15 15 15 15 60 Kepadatan Mutlak 3 3 3 3 12 Perendaman 30 menit 2 2 2 2 8 Perendaman 24 jam 2 2 2 2 8 Dengan: A1 = benda uji dengan 7,5 % RAP dan aspal modifikasi A2 = benda uji dengan 7,5 % RAP dan aspal Shell B1 = benda uji dengan 10 % RAP dan aspal modifikasi B2 = benda uji dengan 10 % RAP dan aspal Shell 2.4 Indeks Kekuatan Sisa Indeks Kekuatan Sisa (IKS) (Index of Retained Strength) adalah perbandingan antara stabilitas benda uji setelah perendaman dan stabilitas benda uji standar dinyatakan dalam persen. IKS digunakan untuk menentukan kepekaan kekuatan beton aspal yang dinyatakan dengan nilai stabilitas akibat penurunan kekuatan benda uji akibat kerusakan oleh air. Benda uji dibuat pada kadar aspal optimum yang ditentukan berdasarkan metode Marshall. Benda uji standar adalah benda uji yang disiapkan berdasarkan standar uji Marshall sesuai SNI 06-2489-1991 dan benda uji setelah perendaman adalah benda uji yang direndam selama 24 jam pada suhu 60 o C. 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini dititikberatkan pada pengujian laboratorium terhadap kekuatan umur sisa dari campuran beton aspal. Pengujian terhadap campuran dilakukan terhadap campuran konvesional aspal modifikasi elvaloy dan campuran dengan menggunakan material RAP, yaitu A1 (7,5% RAP + 92,5% material baru dengan aspal modifikasi elvaloy), A2 (7,5% RAP + 92,5% material baru dengan aspal Pen 60/70), B1 (10% RAP + 90% material baru dengan aspal modifikasi elvaloy), B2 (10% RAP + 90% material baru dengan aspal Pen 60/70). Pengujian campuran ini akan dilakukan sesuai dengan standar pengujian campuran beraspal panas. Temperatur yang digunakan untuk pencampuran dan pemadatan benda uji didapatkan dari kurva hasil percobaan Viskositas aspal. Pemadatan untuk uji Marshall dilakukan dengan penumbukan sebanyak 75 kali per bidang dengan menggunakan penumbuk Marshall. Setelah benda uji dipadatkan, kemudian disimpan pada suhu ruang selama 24 jam, selanjutnya benda uji ditimbang di udara, di dalam air dan dalam kondisi kering-permukaan jenuh (Saturated Surface Dry, SSD) untuk mendapatkan berat jenis bulk (Bulk Specific Gravity). Selanjutnya direndam pada temperatur 60 o C selama 30 menit dan siap untuk pengujian stabilitas dan flow. Pengujian rendaman Marshall dilakukan untuk melihat ketahanan campuran terhadap pengaruh kerusakan oleh air. Air pada campuran beraspal dapat mengakibatkan berkurangnya daya lekat aspal terhadap agregat sehingga dapat melemahkan ikatan antar agregat. Pengujian dilakukan dengan membuat 4 (empat) benda uji pada KAO. Untuk 2 (dua) benda uji pertama dilakukan perendaman Jurnal Itenas Rekayasa - 3

Rahmi Zurni dalam air dengan suhu 60 o C selama 24 jam dan lakukan pengujian Marshall, kemudian pada sisa benda uji dilakukan pengujian Marshall standar. Kehilangan stabilitas akibat perendaman di air diukur sebagai ketahanan terhadap pengaruh air. Perbandingan stabilitas pada benda uji yang direndam dengan yang standar disebut Indeks Kekuatan Marshall Sisa (Marshall Index of Retained Strength) yang dinyatakan dalam persen. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Aspal Aspal yang digunakan dalam campuran ini adalah aspal dengan Pen 60/70, aspal RAP, dan aspal modifikasi Elvaloy. Namun dikarenakan hasil pengujian aspal RAP berada dibawah spesifikasi dan penggunaan persentase RAP dibawah 15% maka aspal RAP dapat diabaikan (Zurni,2013). Hasil pengujian karakteristik aspal RAP sesudah ekstraksi dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Pengujian Karakteristik Aspal RAP sesudah ekstraksi No Jenis Pemeriksaan Hasil Persyaratan Metode Pengujian Uji Min Maks 1 Penetrasi, 25 C (dmm) 11,1 60 79 SNI 06-2456-1991 2 Titik Lembek, C 68,5 48 - SNI 06-2434-1991 3 Berat Jenis 1.078 1 - SNI 06-2441-1991 4 Daktilitas (cm) 5,2 100 SNI 06-2432-1991 Sumber: Zurni, 2013 Aspal yang digunakan sebagai campuran selain menggunakan aspal Shell Pen 60/70, digunakan pula aspal modifikasi Elvaloy yang dicampurkan kembali dengan aspal Shell. Karakteristik dari pencampuran aspal modifikasi dicampur dengan Shell dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Data Pengujian Karakteristik Campuran Aspal Modifikasi Elvaloy dan Shell (50 : 50) No Jenis Pemeriksaan Hasil Persyaratan Metode Pengujian Uji Min Maks 1 Penetrasi, 25 C (dmm) 61.2 40 - SNI 06-2456-1991 2 Titik Lembek, C 56 54 - SNI 06-2434-1991 3 Berat Jenis 1.046 1 - SNI 06-2441-1991 4 Daktilitas (cm) >100 100 SNI 06-2432-1991 Sumber: Zurni, 2013 4.2 Pengujian Agregat Gradasi Agregat RAP diperoleh melalui pengujian analisa saringan kering. Dari hasil yang diperoleh didapat beberapa ukuran saringan yang tidak masuk kedalam batas spesifikasi AC-BC gradasi kasar, maka dilakukan modifikasi pada susunan agregat RAP dengan penambahan agregat baru seperti yang terlihat pada Gambar1. Jurnal Itenas Rekayasa - 4

Pengaruh Penggunaan Polimer Elvaloy Terhadap Nilai Index Kekuatan Sisa Pada Campuran Material Perkerasan Daur Ulang 4.3 Pengujian Kadar Aspal Optimum Pengujian Marshall dan kepadatan mutlak dilakukan terhadap benda uji dengan menggunakan gradasi rencana baru untuk memperoleh nilai KAO dan VIM Ref. Beberapa parameter seperti stabilitas, flow, MQ, kepadatan/berat isi, VIM, VMA dan VFA, diperoleh dari hasil analisis terhadap pengujian Marshall. Volume rongga dalam campuran pada kondisi kepadatan membran/refusal (VIM Ref ), diperoleh dari hasil pengujian kepadatan dengan metoda Kepadatan Mutlak. Dan penentuan Kadar Aspal Optimum dilakukan dengan menggunakan metode Bachart. Berdasarkan analisis parameter Marshall dengan metode kepadatan mutlak dihasilkan KAO yang menggunakan aspal modifikasi elvaloy diperoleh nilai KAO yang lebih tinggi yaitu 5,93% (campuran A1) dan 6% (campuran B1) dibandingkan dengan yang hanya menggunakan aspal Shell yaitu 5,80% (campuran A2) dan 5,81% (campuran B2). Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan polimer dalam aspal dapat meningkatkan fungsi aspal sebagai unsur pengikat dalam campuran. Sumber: Zurni, 2013 Gambar 1. Gradasi rencana baru (setelah perbaikan) 4.4 Pengujian Perendaman Marshall (Marshall Immersion) Pengujian rendaman Marshall dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan atau keawetan campuran terhadap pengaruh air dan perubahan temperatur yang ditandai dengan hilangnya ikatan antara aspal dan butiran agregat. Dalam pengujian ini, campuran diukur kinerja ketahanannya terhadap perusakan oleh air melalui perendaman benda uji pada air panas dengan temperature 60 C selama 24 jam. Indeks Kekuatan Sisa berdasarkan spesifikasi Kementerian Pekerjaan Umum 2010 disyaratkan minimum 90% dan hasil pengujian Marshall Immersion, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan nilai stabilitas setelah rendaman terhadap nilai stabilitas standar. Namun benda uji dengan aspal modifikasi memiliki nilai lebih besar. Hal ini menunjukkan ketahanan terhadap air lebih baik dari pada tanpa modifikasi. Nilai Indeks Kekuatan Sisa untuk semua campuran memenuhi standar yang ditetapkan seperti terlihat pada Tabel 3. Jurnal Itenas Rekayasa - 5

Rahmi Zurni Tabel 3. Hasil Analisis Perendaman Marshall pada KAO Refusal Sifat-sifat Campuran Hasil Pengujian Spesifikasi A1 A2 B1 B2 Kadar Aspal; % 5.9 5.8 6 5.8 - Stabilitas Perendaman 24 jam 1277.98 1361.55 1189.79 1255.28 - (S1); kg Stabilitas Kondisi Standar (S2); 1378.71 1485.83 1229.88 1316.04 min 1000 kg IKS (S1/S2); % 92.69 91.64 96.74 95.38 min 90 4.5 Index Kekuatan Sisa (IKS) Kepadatan yang tinggi atau VIM yang kecil mengurangi infiltrasi air, maka kepadatan menjadi salah satu faktor penting dalam mempertahankan stabilitas. Parameter pengukurannya dinyatakan dengan nilai stabilitas sisa atau Index Kekuatan Sisa (IKS) yang merupakan hasil perbandingan nilai stabilitas benda uji hasil rendaman 1 x 24 jam terhadap nilai stabilitas benda uji standar (hasil rendaman 30 menit). Pengujian perendaman Marshall ini dilakukan pada KAO Ref, dimana hasil pengujiannya dapat dilihat pada Gambar 2. Berdasarkan pada Gambar 2 terlihat bahwa stabilitas rendaman (24 jam) pada suhu 60 C, menunjukkan penurunan dibandingkan dengan nilai stabilitas pada kondisi standar (perendaman 30 menit). Nilai Indeks Kekuatan Sisa (IKS) dari keempat variasi campuran diperlihatkan pada Gambar 3, dimana keseluruhan nilai IKS campuran masih berada diatas spesifikasi minimum nilai IKS yang disyaratkan yaitu sebesar 90% untuk campuran AC-BC. Pada campuran dengan kandungan 7,5% RAP, nilai IKS tertinggi diberikan oleh campuran aspal modifikasi + shell yaitu sebesar 96,74%, sedangkan pada campuran dengan 10% RAP, nilai IKS tertinggi sebesar 95,38% terjadi pada campuran dengan Shell pen 60/70. Hal ini mengindikasikan bahwa campuran dengan nilai IKS tinggi ini mempunyai ketahanan yang lebih baik terhadap pengaruh air dan temperatur dibandingkan dengan campuran lainnya. Fenomena ini dimungkinkan karena campuran dengan nilai IKS tertinggi tersebut mempunyai nilai VIM yang kecil serta selimut aspal yang tebal sehingga ikatan antar agregat menjadi tinggi akibatnya campuran tidak mudah terdisintegrasi akibat infiltrasi dari air pada kondisi perendaman. Gambar 2. Perbandingan nilai stabilitas standar dan stabilitas rendaman Jurnal Itenas Rekayasa - 6

Pengaruh Penggunaan Polimer Elvaloy Terhadap Nilai Index Kekuatan Sisa Pada Campuran Material Perkerasan Daur Ulang Gambar 3. Perbandingan nilai indeks kekuatan sisa 5. SIMPULAN Berdasarkan analisis data hasil pengujian diperoleh bahwa: 1. Penggunaan aspal modifikasi memperoleh nilai IKS yang lebih baik. 2. Penggunaan RAP 10% lebih baik daripada RAP 7,5%. 3. Campuran yang menggunakan 10% RAP memiliki ketahanan yang paling tinggi terhadap pengaruh air. DAFTAR PUSTAKA [1] AASHTO, (1998). Standard Spesifications for Transportation Materials and Methods of Sampling and Testing, Washington D.C. [2] Departemen Pekerjaan Umum, (1999). Pedoman Perencanaan Campuran Beraspal Panas dengan Pendekatan Kepadatan Mutlak, No.025/T/BM/1999, Direktorat Jenderal Bina Marga. [3] Departemen Pekerjaan Umum, (2008). Kajian dan Pengawasan Uji Coba Skala Penuh Recyling lapisan Berasapal dengan Campuran Berasapal Panas, Pusat Penelitian dan Pengembangan. [4] Kementerian Pekerjaan Umum, (2010). Seksi 6.3 Spesifikasi Campuran Beraspal Panas. [5] Standar Nasional Indonesia, SNI (2003). Metoda Pengujian Campuran Beraspal Panas dengan Alat Marshall, RSNI M-01-2003, Badan Standar Nasional Indonesia. [6] Sukirman, S., (2003). Beton Aspal Campuran Panas, Granit, Jakarta. [7] Zurni,R., (2013). Kinerja Modulus Resilien Dan Deformasi Plastis Campuran Laston Lapis Pengikat (AC-BC) Menggunakan Material Hasil Daur Ulang (Rap) Dan Aspal Modifikasi Elvaloy. Tesis Magister, Program Magister Sistem dan Teknik Jalan Raya (STJR), Institut Teknologi Bandung. [8] Zurni,R., (2015). Studi Penggunaan Aspal Modifikasi Terhadap Sifat Fisik Aspal. Jurnal Itenas Rekayasa - 7