Teknik tarik lipat pada proses Mixing Dough

dokumen-dokumen yang mirip
1. Menimbang Bahan Menimbang harus dilakukan dengan teliti dan tepat memilih alat Ssesuai dengan berat bahan yang akan ditimbang.

LOGO BAKING TITIS SARI

BAB VIII Membuat Produk Pastry Dengan Adonan Bread Pertemuan Ke

SISTEM PEMBUATAN ROTI

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG

PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Volume Pengembangan Roti Manis

Daya terima dan kandungan gizi roti tawar daun katuk untuk ibu menyusui

SUB TOPIK PENGERTIAN TEORI PERALATAN PENGARUH PADA MAKANAN BAHAN DAN PROSES NILAI GIZI BREAD STALLING 3/21/2016 3

Proses Pembuatan Roti

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae) dan bahan pengembang lainnya

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

IV. KONDISI SISTEM ANTRIAN DI PT NIPPON INDOSARI CORPINDO

: 1. Mengetahui cara pembuatan roti standart dan roti wortel serta untuk. 2. Mengetahui volume adonan roti standart dan adonan roti wortel

Pastry. Pandu Prabowo Susilo

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN ADONAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI ABSTRACT ABSTRAK

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN ADONAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET PENGOLAHAN BAKERY

Diagram Proses Pembuatan Donat

BAB V PROSES PENGOLAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN I. ACARA II Pemanggangan (Baking)

BAB 1 PENDAHULUAN. diare, dan lain-lain, bagi orang-orang yang menderita lactose intolerance.

BAB III METODE PENELITIAN

denaturasi pada saat pemanasan dan mempertahankan bentuk pada produk akhir. Pati yang merupakan komponen utama dalam tepung (sekitar 67%) pada proses

MAKALAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN ROTI DAN KUE Bahan-bahan Pembuatan Roti dan Kue. Disusun Oleh : Diana Karisa

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi. berkembang semakin maju guna mendapatkan output secara optimal sehingga

OLAHAN PANGAN DARI UBI JALAR UNGU

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan tepung-tepungan lokal atau non terigu saat ini telah menjadi

III. METODE PENELITIAN. Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan

4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Volume Pengembangan Roti Manis

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET PENGOLAHAN BAKERY

IV. KEADAAN PERUSAHAAN

PENINGKATAN KELEMBUTAN TEKSTUR ROTI MELALUI FORTIFIKASI RUMPUT LAUT Euchema Cottoni

II. TINJAUAN PUSTAKA

Quality Engineering & Management Analisis Pengendalian Mutu Produk Roti pada Nusa Indah Bakery Kabupaten Aceh Besar

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

EKSPERIMEN PEMBUATAN ROTI MANIS MENGGUNAKAN BAHAN DASAR KOMPOSIT PATI SUWEG DENGAN TEPUNG TERIGU. Skripsi

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk

EKSPERIMEN PEMBUATAN ROTI TAWAR SUBTITUSI TEPUNG AMPAS JAGUNG

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi gula fruktosa dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 hingga Januari

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mie Berbahan Dasar Gembili

III BAHAN, ALAT DAN METODE PENELITIAN. Digunakan, (2) Metode Penelitian, (3) Prosedur Penelitian.

PEMBUATAN ROTI TAWAR DARI TEPUNG SINGKONG DAN TEPUNG KEDELAI

4.1. Uji Fisik Roti Ubi Kayu Original, Manifer, Ekstrudat, dan Tapioka

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi dan Kedudukan Taksonomi Kluwih (Artocarpus communis)

Food Science and Culinary Education Journal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. industry Adijaya Bakery.Home industry ini terletak di Kompleks Ruko Wijaya

I PENDAHULUAN. Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

TEKNOLOGI PENGOLAHAN ROTI

Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 7 NO. 2 Th 2013 PEMBUATAN ROTI MANIS DENGAN SUBSTITUSI WORTEL DAN GLUTEN

I. PENDAHULUAN. Suatu perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. impor. Volume impor gandum dari tahun ke tahun semakin meningkat. Berdasarkan data APTINDO (2013), Indonesia mengimpor gandum

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan menjadi tiga macam, yaitu roti yang dikukus, dipanggang, dan yang

ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN DALAM PEMBELIAN PRODUK BAKERY TRADISIONAL KARTIKA SARI BAKERY BANDUNG. Oleh : HERI SETYAWAN A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fermentasi dengan ragi roti atau bahan pengembang lainnya yang diolah dengan

BAB X PENGAWASAN MUTU

SKRIPSI. Oleh : Roseria Anggiarini Lestari NPM

Sutomo, B

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kue nusantara sebagai wujud warisan nenek moyang sangatlah bervariasi,

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan inovasi dan kebutuhan masyarakat terhadap konsumsi roti yang terus

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

sampai matang 10. Tuang kembali adonan hijau sampai separuh adonan

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesa Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Indonesia merupakan negara yang rawan terkena bencana.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

Kue atau yang disebut juga cake merupakan produk bakery yang banyak diminati masyarakat. Dalam membuat kue, ada tiga faktor yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

Written by Administrator Thursday, 10 September :01 - Last Updated Thursday, 10 September :08

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

e-journal Boga, Volume 04, Nomor 08, Edisi Yudisium Periode Maret 2015, hal 63-70

LAMPIRAN. Daftar Pertanyaan Pengusaha. Nama : Umur : Jenis Kelamin : Pendidikan : Berkaitan dengan sifat produk

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan terigu oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari APTINDO (2014) dilaporkan bahwa konsumsi tepung

III METODE PENELITIAN

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG UBI JALAR UNGU TERHADAP KUALITAS ROTI TAWAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Umbi kimpul (Xanthosoma sagittifolium) merupakan suku aracea, tergolong

BAB I PENDAHULUAN. (APTINDO, 2013) konsumsi tepung terigu nasional meningkat 7% dari tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan

BAB III METODE PELAKSANAAN

PENGGUNAAN TEPUNG JALEJO (JAGUNG, KEDELAI, KACANG HIJAU) SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PEMBUATAN DONAT

BAB III ANALISIS SISTEM. produksi dan prosedur persediaan bahan baku pada Perusahaan Roti Morning

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari

Hasil dan Perhitungan Uji Penerimaan Produk dari 30 panelis. Kategori penilaian 1 Perpaduan warna bagus, nice. Warna

23. HASlL OLAHAN TEPUNG UBI JALAR

III. METODE PENELITIAN. waktu penelitian ini dimulai pada bulan April 2016 sampai Desember 2016.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 30 November Mei 2016

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

1. Peralatan Persiapan Alat-alat yang digunakan saat persiapan pada proses pembuatan adonan dasar roti yaitu : a) Mangkuk

PENGGORENGAN, EKSTRUSI, PEMANGANGAN

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan waktu Penelitian.

Bab 2 LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PEMBUATAN ROTI MANIS (KAJIAN SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DAN KULIT MANGGIS DENGAN PENAMBAHAN GLUTEN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yeast merupakan mikroorganisme yang termasuk dalam fungi uniseluler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Eropa dilakukan sejak abad 16. Daerah pusat penyebaran adalah Inggris dan

Transkripsi:

Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No. 2, Mei 2013 125 Teknik tarik lipat pada proses Mixing Dough Dyah Nurani S 1 1. Jurusan TJP, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang http://tjp-unnes@ac.id Abstrak : Dalam proses pembuatan roti, banyak langkah yang harus dilakukan dengan ketelitian yang cukup tinggi untuk mendapatkan hasil produk yang optimal. Salah satu langkahnya adalah proses mencampur dengan mengaduk (mixing dough). Proses ini sangat penting dan harus dilakukan dengan benar, kesalahan dalam proses mixing akan sangat berpengaruh terhadap kualitas, aroma, tekstur, warna dan aroma. Cara pencampuran dengan teknik tarik lipat merupakan salah satu cara peng ulian dengan tangan yang efektif karena, tenaga yang dikeluarkan tidak besar dengan waktu relatif cepat tetapi mampu untuk menghasilkan adonan yang ringan lembut dan elastis. Caranya adalah adonan (dough) ditarik kebelakang dan didorong kedepan dengan pangkal tangan kemudian dilipat kebelakang, putar dan tari, dorong,lipat lagi berulang dan dengan ritme yang tetap sampai ± 10 menit, hingga adonan kalis. Kata kunci : tarik lipat, mixing dough 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Roti sudah sangat dikenal oleh masyarakat luas, dari masyarakat di kota sampai di pedesaan sudah sangat mengenalnya. Roti bukan lagi makanan mahal dan prestise. Karena pada dasarnya roti dibuat dari bahan-bahan yang sangat mudah di dapatkan di pasaran, bahan dasar pembuat roti adalah tepung terigu, yeast,garam dan air, ditambah dengan bahan-bahan lain sebagai pendukung. Banyak orang mengira pembuatan roti memerlukan peralatan yang banyak dan menggunakan alat-alat yang besar. Pada perusahaan ataupun toko roti, pembuatan roti memang dilakukan dengan menggunakan peralatan yang besar seperti mixer, proffer, oven, slicer dan lain sebagainya. Namun sebenarnya adonan roti dapat dibuat secara manual, dengan menggunakan peralatan sederhana yang ada di rumah. Secara umum ada dua belas langkah yang dilakukan dalam proses pembuatan roti. Salah satu langkah yang sangat penting di dalam pembuatan roti adalah proses mixing atau pencampuran dengan cara diaduk. Proses mixing harus dilakukan dengan benar dan dengan teknik yang tepat. 1.2 Permasalahan Permasalahannya adalah bagaimana melakukan mixing dough dengan cara efektif dan efisien sehingga akan menghemat waktu,tenaga dengan hasil yang optimal. 2. Bagian Inti Pada dasarnya untuk mendapatkan kualitas roti yang baik selain dari bahan yang berkualitas, juga ditentukan dari metode atau sistem adonan yang digunakan 2.1. Sistem Adonan Dikenal tiga metode dalam proses pembuatan roti yaitu 1) metode/sistem sponge and dough,2) metode straight dough dan 3) metode no time dough. Sistem sponge and dough atau disebut juga dengan metode tidak langsung, Metode tidak langsung merupakan teknik pembuatan roti dengan dua tahap yaitu pembuatan sponge atau biang dan pembuatan dough atau adonan. Sistem atau metode ini memerlukan waktu atau proses cukup panjang namun dihasilkan roti yang sangat baik kalitasnya.

126 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No.2, Mei 2013 Sistem straight dough atau disebut juga dengan metode langsung yaitu dengan mencampur bersama semua bahan dan mengaduknya dalam sekali proses. Metode ini memerlukan waktu relatif lebih cepat dibandingkan pada sistem yang pertama, karena proses fermentasi yang tidak memerlukan waktu yang panjang. Sistem no time dough atau disebut dengan sistem cepat, dalam sistem ini pengadukan dilakukan satu kali sebagaimana sistem straight dough, hanya berbeda pada proses fermentasi yang dilakukan 0-45 menit. Sistem ini banyak dilakukan di perusahaanperusahaan roti. Sistem cepat menghasilkan kualitas aroma dan rasa roti yang kurang. 2.2 Proses Pembuatan Roti Setiap langkah di dalam pembuatan roti merupakan proses yang harus dilewati dengan teliti, mengingat kesalahan langkah akan berdampak pada hasil akhir produk roti. Pada setiap langkah memiliki fungsi masing-masing terhadap kualitas roti. Adapun langkah-langkah tersebut adalah : - Proses seleksi bahan, diperlukan pengetahuan dasar dalam memilih bahan pembuat roti. Untuk menghasilkan roti berkualitas diperlukan pula baha-bahan yang baik, mengingat produk roti yang gagal sering pula dikarenakan proses seleksi bahan yang kurang teliti. - Proses penimbangan, proses penimbangan harus dilakukan dengan teliti terutama pada bahan-bahan dengan jumlah sedikit, seperti garam, gula,yeast, bread improver. Kesalahan dalam penimbangan tentunua akan berakibat pada kualitas produk. Oleh karenanya tidak disarankan menggunakan ukuran dengan sendok, cup ataupun gelas. - Proses pengadukan atau pencampuran (mixing), pada proses ini semua bahan dicampur dan diaduk untuk mendapatkan adonan yang siap untuk difermentasi. Proses ini sangat penting dan harus dilakukan dengan teknik yang benar. - Proses peragian ( fermentasi), pada proses ini adonan dibiarkan beristirahat pada suhu 35ᵒC dengan tujuan untuk pembentukan rasa dan volume. Reaksi yeast dan karbohidrat ditambahkan dengan keadaan sekitar akan menghasilkan : CO2 gas yang menyebabkan adonan mengembang, alkohol yang menyebabkan adonan mengembang dan memberikan citarasa/kelezatan,asam yang akan memberikan rasa dan membuat gluten menjadi lunak. - Proses pemotongan dan penimbangan, pada langkah ini harus dilakukan dengan cepat mengingat proses fermentasi akan tetap berjalan. - Proses pembulatan adonan, tujuan dari proses ini adalah untuk membentuk lapisan film di permukaan adonan sehingga dapat menahan gas. - Proses istirahat ( intermediate proof), proses ini dilakukan pada suhu 35-36% dengan kelembaban 80-83% selama 10 menit. Tujuan dari proses ini adalah untuk memudahkan dalam proses selanjutnya. - Pembentukan adonan disesuaikan dengan isi dan bentuk yang diinginkan dilakukan dengan cepat. - Proses panning yaitu meletakkan adonan dalam cetakan, dan diistirahatkan melalui proses proofing dengan tujuan mendapatkan mutu kunyah yang baik. - Proses pembakaran ( baking), proses ini dilakukan dalam suhu tertentu bergantung pada jenis roti dan cetakannya. Suhu pembakaran berkisar antara 200-230ᵒC selama 15-20 menit. Langkah-langkah di atas harus dilakukan secara berurutan dan dengan waktu yang telah ditentukan. Mengurangi langkah dan waktu akan berpengaruh terhadap kualitas roti. 2.3. Teknik tarik lipat pada proses mixing dough Proses pencampuran dengan pengadukan atau mixing dough merupakan langkah

Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No. 2, Mei 2013 127 yang sangat penting mengingat pada proses ini kualitas roti ditentukan, meskipun semua langkah tetap akan mempengaruhi hasil produk roti. Proses mixing dough merupakan proses untuk membentuk gluten. Gluten adalah suatu gumpalan yang liat, terbentuk pada waktu protein terigu yang tidak larut dalam air yaitu glutenin dan gliadin membentuk gumpalan pada saat dicampur dengan air. Pada saat pengadukan gumpalan tersebut membentuk sifat fisik yang liat dan elastis. Gluten akan menahan gas dalam adonan ragi agar tidak pecah. Sifat-sifat fisik gluten yang ekstensibel dan elastis memungkinkan dapat menahan gas pengembang dan memungkinkan adonan dapat menggelembubg seperti balon. Hal inilah yang memungkinkan produk roti mengembang dengan struktur beronggarongga halus dan seragam serta tekstur lembut dan elastis.(wahyudi.2003) Adonan (dough) yang diaduk pada kondisi di bawah standar kalis adonan (under mix) akan berakibat pada volume roti yang kecil dan pori-pori ( crumb) bergaris-garis dan kasar. Pengaruh lainnya adalah roti akan mudah kering ( staling). Sementara itu apabila adonan diaduk terlalu lama dan terjadi over mix akan berakibat jaringan glutennya pecah, adonan menjadi lengket (sticky) sehingga adonan menjadi sulit ditangani. (M.Husni Syarbini.2013). Mixing yang berlebihan juga berakibat adonan menjadi panas, peragian semakin lambat dan volume menjadi kurang optimal. Mixing berfungsi mencampur secara homogen semua bahan, mendapatkan hidrasi yang sempurna pada karbohidrat dan protein, membentuk dan melunakkan gluten serta menahan gas pada gluten (gas retention).( Eddy Setyo Mudjajanto dan Lilik Noor Yulianti,2004) Pencampuran bahan-bahan seperti tepung terigu, yeast, garam dan air yang diaduk dengan teknik tertentu akan membentuk gluten. Sebagaimana dijelaskan dalam M.Husni Syarbini (2013) Proses penmgadukan atau mixing memiliki tujuan untuk membentuk jaringan gluten yang terdapat pada tepung terigu. Saat terigu ditambahkan air, kemudian mengalami proses pengadukan, maka seiring dengan waktu jaringan gluten akan terbentuk. Jaringan gluten yang telah terbentuk sempurna disebut dengan istilah kalis.(well developed). Dapat dikatakan bahwa fungsi dari proses mixing adalah : 1. Untuk mencampur semua bahan secara merata. 2. Untuk mendapatkan hydrasi yang sempurna dari kanji dan protein, Penyerapan air optimal baru dapat dicapai jika perkembangan gluten telah cukup. 3. Untuk membuat dan mengembangkan daya rekat atau gluten. Gluten terjadi karena adanya reaksi antara insoluble protein tepung terigu dengan air karena diaduk-aduk, diremas, dan dibanting. 4. Untuk melunakkan tepung. 5. Untuk mendapatkan gas retention (kekuatan menahan gas) yang baik. Proses mixing sebenarnya adalah selain proses untuk membentuk gluten juga sekaligus proses memasukkan udara kedalam adonan atau agar supaya udara terperangkap di dalam adonan. Untuk memasukkan udara ke dalam adonan diperlukan teknik mengaduk dengan tangan dengan tepat dan efisien. Teknik Tarik lipat merupakan salah satu cara pencampuran adonan yang cukup efektif dilakukan. Adapun teknik tarik lipat dalam mixing dough adalah sebagai berikut : 1. Letakkan adonan diatas meja kerja letakkan tumit tangan pada adonan 2. Dorong adonan kedapan dengan pangkal tangan kanan dan tarik adonan kebelakang dengan tangan kiri 3. Lipat adonan ke arah belakang, diputar dan lakukam tarikan dan dorongan sebgaimana langkah di atas. 4. Ulangi langkah di atas secara teratur sampai ± 10 menit.

128 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No.2, Mei 2013 1 2 4 3 Gambar 1. Teknik tarik lipat proses mixing dough Proses tarik dan dorong akan membuka pori-pori adonan dan peregangan gluten, proses lipat akan menangkap udara supaya terperangkap ke dalam adonan. Dengan terbentuknya gluten dan terperangkapnya udara di dalam adonan, maka adonan akan menjadi elastis dan ringan, serta mamapu menahan gas lebih baik Pemahaman untuk menentukan ketepatan adonan kalis secara optimal, memang harus diketahui dengan menyentuh adonan dengan tangan. Oleh karena itu teknik tarik lipat dengan menggunakan tangan sebenarnya sangat menguntungkan. Selain dapat dirasakan secara langsung keadaan adonan, panas tubuh juga membantu dalam proses fermentasi selanjutnya. 3. Penutup 3.1. Kesimpulan Dari uraian di atas dapat ditarik suatu simpulan bahwa dalam proses mixing dough diperlukan teknik yang tepat untuk mendapatkan hasil mixing yang optimal. Teknik tarik lipat merupakan salah satu teknik mixing dough yang efektif karena mampu untuk menghasilkan adonan yang tepat kekalisannya artinya tidak under mixing maupun over mixing. Proses Mixing tidak harus dilakukan dengan

Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No. 2, Mei 2013 129 menggunakan alat pengaduk, tetapi dapat dilakukan dengan menggunakan tangan asal dengan teknik yang tepat. 3.2. Saran Lakukan mixing dough dengan teknik tepat benar, meskipun dilakukan dengan tangan.perlu latihan untuk melakukan teknik tarik lipat pada mixing dough dengan benar. 4. Daftar Pustaka Bertinet Richard.2007. Crust. Page One Eddy Setyo Mudjajanto, Lilik Noor Yulianti. 2003. Membuat Aneka Roti. Swadaya. Jakarta M.Husin Syarbini. 2013.A-Z Bakery. Metagraf.Tiga Serangkai.Solo Wahyudi. 2003. Memproduksi Roti. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional.