BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang memerlukan perhatian dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, TEKNIK DAN TAKTIK

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

DEFINISI PENDEKATAN, METODE, STRATEGI, TEKNIK, TAKTIK, DAN MODEL PEMBELAJARAN

BAB II PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, TEKNIK, TAKTIK, DAN MODEL PEMBELAJARAN

Pengertian Pendekatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Berdasarkan UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ISSN Indikhiro Awalani Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tumpuan awal dalam proses pendidikan. Melalui Sekolah Dasar. berkembang dan nantinya dapat menjadi salah satu jembatan yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut. Upaya peningkatan kualitas manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses interaksi yang. dilakukan antara guru dengan siswa. Pendidikan bertujuan untuk

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pelajaran bahasa

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif merupakan. semua mencapai hasil belajar yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Restalina Nainggolan, 2013

PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Dalam kegiatan pembelajaran inilah siswa menimba ilmu. menyelesaikan permasalahannya dalam kehidupan.

I. PENDAHULUAN. karena melalui pendidikan diharapkan akan lahir sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

OLEH : PUJI EKA BRIHANTARI NPM:

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan seni (Ipteks) yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

memiliki tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yakni siswa terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa diajarkan kepada siswa agar mampu

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

I. PENDAHULUAN. pendidikan terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar yang dialami siswa. ditandai dengan adanya perubahan seperti di atas.

BAB I PENDAHULUAN. berpikirnya. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher centered sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLP) dan Pendidikan Menengah

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian). Dalam dunia anak-anak usia

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. agar memiliki kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan sikap terbuka. melahirkan generasi-generasi bangsa yang berintelektual.

TINJAUAN PUSTAKA. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar, diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tercapai. Dengan adanya tujuan tersebut, maka mutu pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita adalah negara yang memperhatikan pendidikan bangsanya,

BAB I PENDAHULUAN. membosankan dan tidak menarik. Salah satu faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yaitu saling pengaruh antara pendidik dan peserta didik. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, khususnya di SD. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah dilakukan pada setiap siklus, mulai dari siklus I sampai siklus III pada

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara masalah pendidikan sudah barang tentu tidak bisa lepas dari

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

BAB I PENDAHULUAN. menuliskan pengalaman dalam bentuk cerita dan puisi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu secara langsung ataupun tidak langsung dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Banyak permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. interaksi tersebut diharapkan tidak hanya terjadi komunikasi satu arah dari guru

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang ada dalam pendidikan kita yaitu rendahnya mutu

2 siswa, diketahui kegiatan belajar mengajar fisika yang berlangsung dikelas hanya mencatat dan mengerjakan soal-soal, hal ini menyebabkan siswa kuran

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik tingkat SMA adalah Menemukan Gagasan dari Beberapa Artikel

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia memiliki banyak sekali permasalahan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari yang mendukung kemajuan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional adalah. pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan siswa secara optimal baik secara kognitif, afektif dan. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang memerlukan perhatian dalam dunia pendidikan. Seorang pendidik, seperti guru, ketika sedang melakukan komunikasi dengan para siswa-siswi pada proses belajar mengajar (PBM), hendaklah harus mampu berkomunikasi dengan baik. Dengan komunikasi yang efektif, diharapkan penyampaian ilmu dan nilai-nilai proses pembelajaran berjalan dengan efektif pula. Begitu pula sebaliknya, sehingga dampak yang terjadi ketika siswa lambat dalam memahami pelajaran tidak terjadi. Lebih bahaya lagi adalah munculnya misinterpretasi informasi, dalam hal ini siswa salah menginterpretasikan maksud dari guru sehingga yang dia pahami justru suatu hal yang salah informasi. Komunikasi sebagai proses yang di dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah perilakunya(rogers, 2005). Pendapat lain mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses yang di dalamnya menunjukkan arti pengetahuan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud mencapai beberapa tujuan khusus seperti dunia pendidikan(herbert, 2005). Melihat kondisi permasalahan yang ada saat ini, tentunya paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran haruslah di pilih dengan baik. Hal ini tentunya memerlukan perhatian dari pemerintah Indonesia saat ini agar adanya perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada jenis

2 dan jenjang pendidikan formal(persekolahan). Paradigma pembelajaran merupakan orientasi pembelajaran yang berpusat pada guru beralih berpusat pada siswa, metodologi yang semula lebih didominasi ekspositori berganti ke partisipatori, dan pendekatan yang semula tekstual menjadi kontekstual(trianto, 1992:2). Satu inovasi yang menarik mengiringi perubahan paradigma tersebut adalah ditemukan dan diterapkannya model-model pembelajaran yang beraneka jenis diantaranya metode pembelajaran kooperatif. Metode pembelajaran kooperatif inilah diharapkan dapat berjalan sinergi mendukung proses dari sistem pendidikan saat ini. Slavin (dalam Ibrahim, 2000:16) menelaah penelitian dan melaporkan bahwa 45 penelitian telah dilaksanakan antara tahun 1972 sampai dengan 1986, menyelidiki pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar. Dari 45 laporan tersebut, 37 diantaranya menunjukkan bahwa kelas kooperatif (kelas eksperimen) nilai hasil belajar akademiknya lebih tinggi dibandingkan dengan kelas konvensional (kelas kontrol) dan delapan studi menunjukkan tidak ada perbedaan dan tidak satupun studi menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh negatif. Pada proses belajar ada tujuan belajar dan pembelajaran yang harus dicapai. Keberhasilan seorang pendidik dalam mencapai tujuan dari proses pembelajaran dapat dilihat dari nilai peserta didik dan perubahan tingkah lakunya. Hasil belajar bukan merupakan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan (Hamalik, 2003: 27). Belajar didefinisikan sebagai sebuah proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat pengalamannya(gagne, 1984:12). Untuk mencapai tujuan dari proses

3 pembelajaran seorang pendidik memerlukan suatu pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Pendekatan ada dua jenis yaitu pendekatan harus berpusat pada guru dan pendekatan tersebut berpusat pada siswa (Ellington, 1988). Seorang pendidik harus cermat memilih pendekatan tersebut dengan baik, agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Setelah memilih pendekatan yang akan digunakan pada proses pembelajaran, maka seorang pendidik menyusun sebuah strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha atau strategi, yaitu: (1) Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya. (2) Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran. (3) Mempertimbangkan dan menetapkan langkahlangkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran. (4) Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha. Jika perencanaan telah dicapai maka dibuatlah sebuah metode pembelajaran. Gunter et al mendefinisikan model pembelajaran sebagai sebuah prosedur terarah tahap demi tahap yang menghasilkan pembelajaran spesifik(santyasa, 2007:7).

4 Sementara Burden & Byrd berpendapat bahwa model pembelajaran adalah metode untuk memberikan intruksi yang bertujuan membantu siswa mendapatkan sebuah pembelajaran yang objektif (Santyasa, 2007 : 7). Melihat paparan sebelumnya, metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar dalam menggunakan suatu metode pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan. Ketepatan penggunaan suatu metode akan menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian metode pembelajaran diimplementasikan secara spesifik melalui teknik pembelajaran. Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Dari penjelasan di atas berarti untuk mencapai tujuan belajar dan pembelajaran yang baik dan efisien diperlukan model pembelajaran yang cocok untuk diterapkan kepada peserta didik. Model pembelajaran kooperatif yang diterapkan memiliki berbagai macamnya diantaranya adalah CIRC (Cooperative Integrated Reading and Compotition ). Steven& Slavin menjelaskan bahwa metode pembelajaran CIRC merupakan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis (Wijaya, 2004:35). Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam

5 kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 6 siswa. Dalam kelompok ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa. Sesuai penjelasan jurnal pendidikan, berdasarkan pengalaman peneliti dalam membina matakuliah kemampuan membaca (Reading), masih banyak terdapat kelemahan- kelemahan mahasiswa dalam memahami sebuah teks. Kelemahan-kelemahan tersebut berdasarkan hasil refleksi peneliti disebabkan karena: (1) Kurangnya latihan membaca yang dilakukan oleh mahasiswa; (2) rendahnya minat dan motivasi mahasiswa untuk membaca; (3) Proses penilaian yang dilakukan oleh dosen kurang transparan. Selain itu, kesulitan mahasiswa dalam memahami teks disebabkan pula oleh beberapa faktor, di antaranya keterbatasan vocabulary, speed reading mahasiswa yang masih rendah, atau mungkin karena metode mengajar dosen yang masih belum memadai. Metode Pembelajaran koperatif tipe CIRC terbukti dapat meningkatkan kemampuan membaca mahasiswa dibandingkan dengan pembelajaran Konvensional. Dalam menerapkan metode pembelajaan koperatif tipe CIRC dalam proses pembelajaran di kelas, mahasiswa lebih dapat bekerja sama, berdiskusi bersama, saling bertanggung jawab, saling tukar pendapat (share or take and give information), saling mengerti (mutual understanding), dan saling mendorong dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena seorang mahasiswa dikatakan berhasil apabila teman belajar dalam kelompoknya juga berhasil. Di pihak dosen, pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran koperatif tipe CIRC, memungkinkan dosen untuk menerapkan

6 tujuan pembelajaran yang lebih mudah dan efektif. Karena dosen tidak lagi perlu berceramah atau menyampaikan materi sepanjang proses pembelajaran, akan tetapi mahasiswa dapat berdiskusi terlebih dahulu dalam kelompoknya sehingga tercipta pula hubungan yang lebih baik sesama manusia (Mahdum, 2008). Dengan melihat pernyataan diatas, model pembelajaran kooperatif dapat memberikan solusi agar proses belajar mengajar (PBM) epektif. Dengan demikian para siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, misalnya cara berfikir kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi dalam mengerjakan berbagai tugas dalam sebuah kelompok belajar. Metode pembelajaran yang dimaksud adalah metode pembelajaran kooperatif CIRC berbantuan multimedia interaktif sebagai alat bantu dalam proses belajar menagajar (PBM), sehingga peserta didik tidak mengalami kebosanan dan tingkat monotonisme yang cukup tinggi, yang menyebabkan siswa mengalami penurunan motivasi belajar. Berpijak kepada konsep Magnesen(1993), bahwa pembelajaran dengan mempergunakan teknologi audiovisual atau Multimedia Interaktif akan meningkatkan kemampuan belajar menjadi sebesar 50% dari pada dengan tanpa mempergunakan media. Pernyataan ini, berbeda sekali dengan penyampaian pelajaran seorang guru yang menggunakan metode konvensional dan dilakukan terus-menerus tanpa adanya variasi dalam pembelajaran, dapat dimungkinkan akan menemui kejenuhan karena tidak ada warna baru dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Metode pembelajaran konvensional atau pendekatan berpusat pada guru, artinya guru mendominasi pembelajaran dan siswa cenderung pasif dalam pembelajaran (Ainurahman, 2010).

7 Oleh karena itu, media mempunyai kemampuan atau potensi yang sangat baik untuk kita manfaatkan. Manfaat yang paling penting adalah media dapat mengatasi kekurangan-kekurangan guru dalam menyampaikan pelajaran. Media didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar itu terjadi (Sadiman, 2002:6). Pemilihan media yang tepat, yaitu sesuai dengan materi yang akan disampaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu pembelajaran (Sunyoto, 2006). Berdasarkan paparan masalah tersebut, maka penulis terinspirasi untuk melakukan kegiatan penelitian berkenaan dengan Penerapan Metode CIRC(Cooperative Integrated Reading And Composition) Berbantuan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK Kelas XI pada Mata Pelajaran Sistem Operasi Jaringan (SOJ). 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah ini adalah: 1. Bagaimana pengembangan multimedia interaktif sebagai alat bantu dari penerapan model pembelajaran CIRC pada mata pelajaran sistem operasi jaringan (SOJ)? 2. Apakah hasil belajar siswa dengan model pembelajaran CIRC(Cooperatif Integrated Reading And Composition ) berbantuan multimedia interaktif lebih meningkat daripada dengan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran sistem operasi jaringan (SOJ)?

8 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini adalah untuk meneliti penerapan metode CIRC bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan, pada mata pelajaran sistem operasi jaringan(soj) berbantuan multimedia interaktif. Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan multimedia sebagai alat bantu dalam penerapan metode CIRC pada mata pelajaran sistem operasi jaringan (SOJ). 2. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran CIRC(Cooperatif Integrated Reading And Composition ) berbantuan multimedia interaktif lebih meningkat daripada model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran sistem operasi jaringan (SOJ). 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui manfaat multimedia yang dikembangkan sebagai alat bantu pada penerapan metode pembelajaran CIRC berbantuan multimedia interaktif pada mata pelajaran sistem operasi jaringan (SOJ), sehingga dapat mendukung proses belajar mengajar (PBM). 2. Mengetahui nilai hasil belajar yang baik dari penerapan metode pembelajaran CIRC berbantuan multimedia interaktif daripada

9 pembelajaran konvensional pada mata pelajaran sistem operasi jaringan(soj). 1.5 Batasan Masalah Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI-1 dan XI-2 SMK Merdeka Kota Bandung. 2. Hasil belajar ranah kognitif yang diukur meliputi kemampuan pengetahuan (C1), pemahaman (C2) dan penerapan atau aplikasi (C3) sesuai dengan keterbatasan penelitian dan ketercakupan intrumen. 3. Materi yang diujicobakan yaitu mengenai jenis-jenis sistem operasi jaringan yang berbasis Grafhical User Interface (GUI). 4. Kelas yang dijadikan bahan penelitian mempunyai kestabilan yang baik, dalam artian suasana kelas maupun lingkungan kelas mendukung untuk dilakukan penelitian. 1.6 Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis menganggap perlu digunakannya definisi operasional sebagai berikut: 1. Metode CIRC adalah Pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition) dari segi bahasa dapat diartikan

10 sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang mengitegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang penting. Pembelajaran CIRC dikembangkan oleh Stevans, Madden, Slavin dan Farnish. 2. Multimedia interaktif berasal dari kata multi dan media. Multi artinya banyak sedangkan media dalam bentuk jamaknya berarti medium. Jadi dapat disimpulkan bahwa mutimedia berarti banyak media. Multimedia ini diharapkan dapat membantu dalam proses penyampaian materi sistem operasi jaringan berbasis GUI. Multimedia interaktif pada penelitian ini merupakan perangkat lunak komputer yang berisi slide materi dengan bentuk dan desain menggunakan Makromedia Flash 8. 3. Hasil belajar. Hasil belajar siswa yang dimaksud adalah hasil belajar siswa pada ranah kognitif yaitu C1, C2 dan C3, diperoleh berdasarkan selisih hasil tes pada sebelum pembelajaran (pretest)) dengan metode CIRC berbantuan multimedia interaktif dan setelah dilakukan pembelajaran (postest) dengan metode CIRC berbantuan multimedia interaktif. 1.7 Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu permasalahan penelitian. Hipotesis penelitian ini adalah Hasil belajar siswa dengan diterapkannya metode CIRC berbantuan Multimedia Interaktif lebih meningkat daripada pembelajaran konvensional