KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA SDN DITOTRUNAN 1 LUMAJANG

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN STASIUN KERETA API SOLO JEBRES

Elemen Arsitektural pada Fasad Rumah Dinas Pabrik Gula Kremboong Sidoarjo

KARAKTER SPASIAL DAN VISUAL PADA BANGUNAN GEDUNG JUANG 45 BEKASI JAWA BARAT

Karakter Visual Bangunan Rumah Dinas Kolonial Belanda Pabrik Gula Jatiroto Lumajang

Elemen Pintu dan Jendela pada Stasiun Kereta Api Sidoarjo

KARAKTER VISUAL BANGUNAN STASIUN KERETA API JEMBER

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN

Identitas Visual Bangunan Pendopo Sabha Swagata Blambangan Banyuwangi

Karakteristik Fasade Bangunan Kawasan Pasar Besar Kota Malang

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Karakter Visual Bangunan Stasiun Kereta Api Tanjung Priok

Komposisi Fasad Bangunan Kompleks Pusat Penelitian Perkebunan Pabrik Gula Indonesia (P3GI) di Pasuruan

PELESTARIAN BANGUNAN GEDUNG PELAYANAN PERIZINAN TERPADU JATIM (EKS SOERABAIASCH HANDELSBLAD)

KOMPONEN PADA ELEMEN FASADE MASJID AGUNG JAMI MALANG PERIODE 1910, 1940, DAN 2016

PELESTARIAN BANGUNAN MASJID JAMIK SUMENEP

PELESTARIAN BANGUNAN UTAMA EKS RUMAH DINAS RESIDEN KEDIRI

TIPOLOGI WAJAH BANGUNAN RUMAH KUNO DI DESA SEMPALWADAK KABUPATEN MALANG

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KANTOR BAKORWIL IV JATIM PAMEKASAN

BENTUKAN VISUAL ARSITEKTUR RUMAH SINOM DI KELURAHAN KERTOSARI PONOROGO

Karakteristik Spasial dan Visual Balai Kota Madiun (Eks Raadhuis te Madioen)

PELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT

SUMBU POLA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL DI KAWASAN PECINAN KOTA BATU

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor.

Kriteria Desain Fasade Pembentuk Karakter Visual Bangunan Universitas Tanjungpura

Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta

Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar

Karakteristik Fasade Bangunan untuk Pelestarian Koridor Jalan Panggung Surabaya

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL PROTESTANCHE KERK (GEREJA MERAH)-PROBOLINGGO

PENERAPAN UKIRAN MADURA PADA INTERIOR GALERI BATIK DI BANGKALAN PLAZA MADURA

Bab IV Simulasi IV.1 Kerangka Simulasi

TATANAN ELEMEN VISUAL GEDUNG BALAI KIRTI YANG KONTEKSTUAL DI KOMPLEK CAGAR BUDAYA ISTANA BOGOR JURNAL ILMIAH

BAB VI PENUTUP 6.1 KESIMPULAN

PELESTARIAN BANGUNAN KANTOR POS BESAR SURABAYA

PELESTARIAN BANGUNAN KOLONIAL BELANDA DI JALAN PEMUDA DEPOK

2.2 Tinjauan Gaya Neo Klasik Eropa dan Indonesia Sejarah Gaya Arsitektur Neo Klasik

DOKUMENTASI GEDUNG SBM DAN BPI ITB

Kajian Facade Rumah Tradisional Kampoeng Batik Jetis Sidoarjo

MEDIA MATRASAIN ISSN Volume 14, No.1, Maret Oleh:

Karakter Visual Bangunan Utama Kompleks Asrama Inggrisan Kota Banyuwangi

Observasi Citra Visual Rumah Tinggal

Keselarasan antara Baru dan Lama Eks-Bioskop Indra Surabaya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pelestarian Bangunan Kolonial Belanda Kantor Gubernur Jawa Timur (Gouverneur Kantoor Van Oost Java)

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset

KARAKTERISTIK SPASIAL BANGUNAN GEREJA IMMANUEL JAKARTA

EGYPTIAN ARCHITECTURE

BAB 5 KESIMPULAN. 88 Universitas Indonesia. Gereja Koinonia..., Rinno Widianto, FIB UI, 2009

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

PELESTARIAN BANGUNAN STASIUN KERETA API KEDIRI

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. besar ke kota Medan (Sinar, 1996). Orang Cina dan Jawa didatangkan sebagai kuli

Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja

Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan

PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN FASADE BANGUNAN BERSEJARAH

KONSTRUKSI JENDELA BAJA BALAI KOTA MALANG

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

ARSITEKTUR FASADE BANGUNAN RUMAH TINGGAL KOLONIAL BELANDA DI KAWASAN NYAI AGENG AREM-AREM GRESIK

Kesimpulan dan Saran

II. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANG

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Geometri Ornamen pada Fasade Masjid Jami Malang

TIPOLOGI FASADE BANGUNAN KOMERSIAL DI KAWASAN KORIDOR JALAN SOEKARNO-HATTA MALANG

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

TIPOLOGI FAÇADE RUMAH TINGGAL KOLONIAL BELANDA DI KAYUTANGAN - MALANG

PELESTARIAN BANGUNAN KOLONIAL MUSEUM FATAHILLAH DI KAWASAN KOTA TUA JAKARTA

Ekspresi gaya arsitektur kolonial pada desain interior Gedung Lindeteves Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

Analisa Karakter Fasade Bangunan. Kerangka Analisa Karakter Fasade Bangunan

KARAKTERISTIK FASAD RUMAH MINIMALIS DI SURAKARTA

Adaptasi Gedung Museum Kota Makassar Terhadap Iklim Tropis Lembab

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015

TIPOLOGI WAJAH BANGUNAN RUMAH TINGGAL KOLONIAL DI NGAMARTO - LAWANG

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN GEREJA BLENDUK (GPIB IMMANUEL) SEMARANG

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

Jawa Timur secara umum

BAB VI KESIMPULAN. Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

Architecture. Home Diary #008 / 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Aktivitas Pengrajin Gerabah di Desa Pagelaran

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Bntuk dan..., Albertus Napitupulu, FIB UI, 2009

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

ELEMEN PEMBENTUK ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK KARO DI KAMPUNG DOKAN

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

Arsitektur vernacular di jawa timur

sekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang

TKS 4406 Material Technology I

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya

H149 - ARSITEKTUR KOLONIAL PADA BANGUNAN RUMAH GUBERNUR JENDERAL VOC DI BENTENG ORANJE TERNATE

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

KARAKTERISTIK FASADE BANGUNAN FACTORY OUTLET DI JALAN IR. H. DJUANDA BANDUNG

PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR PADA STASIUN PASAR MINGGU

Transkripsi:

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG Efrina Amalia Ridwan, Antariksa, Noviani Suryasari Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjend Haryono 167, Malang 65145 E-mail: efrinaridwan@gmail.com ABSTRAK Beberapa bangunan kolonial Belanda masih bertahan di tengah-tengah kemunculan fungsi-fungsi baru pada kawasan alun-alun Kota Malang, salah satu diantaranya adalah bangunan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Kota Malang. Namun sayang pada beberapa bagian fasade bangunan telah mengalami perubahan yang diakibatkan oleh perubahan ruang. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui karakter visual dari fasade bangunan kolonial Belanda Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Kota Malang. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dengan langkah mendekripsikan elemen-elemen visual bangunan dan menganalisisnya sehingga dapat disimpulkan karakter visual bangunan. Karakter visual yang ditunjukkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Kota Malang adalah langgam Nieuwe Bouwen. Penggunaan jendela dan pintu dengan ukuran gigantis pada fasade bangunan menggambarkan bangunan milik penguasa yang ingin membuat bangunannya lebih atraktif dari yang lain. Kata kunci: elemen visual, karakter visual, bangunan kolonial Belanda ABSTRACT One of Dutch colonial building that still survives in the middle of new function of Kota Malang park area is Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Kota Malang. But unfortunately in some parts of the facade building has been changed due to the change of the rooms. The purpose of this study is to determine the visual character of the Dutch colonial building facade official Pelayanan Perbendaharaan Negara. The method has been used is a descriptive analysis method with some steps by describing the visual elements of building and analyzing it, thus we can conclude the visual character of building. Visual character that has been shown by the KPPN office of Malang City is a Nieuwe Bouwen style. The use of windows and doors to the gigantic size of the building facade belongs to past authority that wanted their building were more attractive from any other buildings. Keywords: visual elements, visual character, Dutch colonial buildings 1. Pendahuluan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Kota Malang menjadi salah satu bangunan peninggalan bangsa Belanda yang masih tetap bertahan di tengah-tengah kemunculan fungsi-fungsi baru di Kota Malang karena merupakan penghubung pemerintahan kota dengan provinsi. Lokasi bangunan Kantor Pelayanan Perbendaharaaan Negara yang terletak pada salah satu pusat kota yaitu kawasan Alunalun Kota Malang, yaitu merupakan kawasan pusat pertokoan dan pemerintahan

menjadikannya salah satu ikon penting di kawasan tersebut. Bangunan Kantor Pelayanan Perbendaharaaan Negara yang telah berusia lebih dari 70 tahun ini mencerminkan langgam arsitektur kolonial Belanda Nieuwe Bouwen yang terlihat minimalis dan modern. Seiring berkembangnya kebutuhan pengelola bangunan dan langgam arsitektur di Indonesia maka berdampak pada perubahan bangunan tersebut. Perubahan yang terjadi salah satunya adalah pada fasade bangunan, yang berdampak pada perubahan karakter visual bangunan. Fasade merupakan aspek penting dalam menentukan karakter bangunan, hal tersebut ditekankan oleh Krier (2001) yang menyatakan bahwa fasade bangunan merupakan elemen arsitektur penting yang menggambarkan fungsi dan makna sebuah bangunan. Fasade juga dapat menggambarkan keadaan budaya pada masa lampau dan masa kini, memperlihatkan kriteria tatanan dan penataan serta memberikan kreativitas dalam ornamen dan dekorasi bangunan. Menurut Fajarwati (2011), karakter dari sebuah objek arsitektur merupakan keberagaman atau kekhasan yang tersusun menjadi ciri-ciri objek arsitektural atau susunan elemen dasar yang terangkai sehingga membuat objek tersebut mempunyai kualitas atau kekhasan yang membedakan dengan objek lain. Fasade bangunan yang mengalami perubahan sedikit demi sedikit mulai mengaburkan karakter visual dari gaya bangunan. Karakter visual menjadi ciri khas dari suatu objek arsitektur untuk membedakannya dari objek arsitektur yang lainnya. Mengkaji fasade bangunan yang sejatinya menggambarkan fungsi bangunan, makna dan kebudayaan masa lampau menjadi salah satu faktor pembelajaran yang tidak hanya untuk mengenang sejarah namun juga untuk mendapatkan ilmu yang dapat dipelajari baik untuk sekarang maupun untuk generasi mendatang. Studi ini mengkaji permasalahan mengenai karakter visual fasade bangunan kolonial Belanda Kantor Pelayanan Perbendaharaaan Negara Kota Malang. Pengkajian karakter visual fasade bangunan ini meliputi elemen fasade antara lain atap, dinding eksterior, pintu, jendela dan kolom bangunan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dapat diketahui tujuan studi ini untuk mengidentifikasi karakter visual fasade bangunan Kantor Pelayanan Perbendaharaaan Negara Kota Malang. Karakter visual fasade bangunan menjadi topik utama yang diangkat pada studi ini karena dari karakter visual suatu bangunan dapat diketahui gaya atau langgam yang dimiliki oleh bangunan. 2. Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Langkah awal penelitian yaitu melakukan observasi lapangan atau kegiatan survei pada objek penelitian dan pengumpulan data sekunder mengenai objek penelitian. Hasil dari observasi digunakan untuk mendapatkan gambaran fasade objek penelitian. Hasil dari observasi di lapangan dapat diketahui perubahan apa saja yang terjadi dan sejauh mana perubahan yang terjadi mempengaruhi fasade bangunan. Setelah mengetahui gambaran dari fasade bangunan yang diteliti maka kemudian mendeskripsikan tiap elemen penyusun fasade bangunan. Setelah mendeskripsikan elemen-elemen penyusun fasade kemudian dianalisis lebih lanjut untuk menyimpulkan karakter visual dari bangunan. Indikator yang digunakan untuk mencari ciri spesifik atap dan kolom adalah bentuk, material, warna, ornamen, serta perubahan yang terjadi. Indikator tambahan untuk elemen pintu dan jendela adalah arah unit bukaan, sedangkan untuk elemen dinding eksterior adalah tekstur.

3. Hasil Dan Pembahasan Handinoto (1996) menyatakan istilah gaya bangunan sesudah tahun 1920-an dengan nama Nieuwe Bouwen yang merupakan aliran Internasional Style. Seperti halnya arsitektur barat lain yang diimpor, maka penerapannya disini selalu disesuaikan dengan iklim serta tingkat teknologi setempat. Wujud umum dari dari penampilan arsitektur Niuwe Bouwen ini berwarna putih, atap datar, menggunakan gevel horizontal dan volume bangunan yang berbentuk kubus. Sebuah istilah untuk beberapa arsitektur internasional dan perencanaan inovasi radikal dari periode 1915 hingga sekitar tahun 1960. Gaya ini dianggap sebagai pelopor dari International Style. Karakteristik Nieuwe Bouwen meliputi: atap datar, gevel horisontal, volume bangunan yang berbentuk kubus, serta warna putih. Sebagian besar gedung-gedung kolonial yang ada di Malang dibangun sesudah tahun 1920. Gaya arsitektur kolonial modern setelah tahun 1920 an di Hindia Belanda pada waktu itu sering disebut sebagai gaya Nieuwe Bouwen, yang disesuaikan dengan iklim dan teknik bangunan di Hindia Belanda waktu itu. Bangunan Kantor Pelayanan Perbendaharaaan Negara memiliki langgam arsitektur Nieuwe Bouwen. Hal tersebut dapat dilihat dari denah simetris bangunan, dominan warna putih serta yang dapat dilihat dari ciri-ciri yang dimiliki yaitu bangunan lebih berkesan massif dan kokoh dengan bentuk yang sederhana serta adaptasi dengan arsitektur setempat. Namun uniknya pada bangunan bergaya Nieuwe Bouwen ini yang secara formal menyatakan beratap datar, namun tidak terjadi pada bangunan ini yang memiliki atap miring (lihat gambar 1). Fasade bangunan Kantor Pelayanan Perbendaharaaan Negara telah mengalami beberapa perubahan, namun perubahan yang terjadi dapat diidentifikasi sehingga dapat diketahui wujud fasade asli bangunan.perubahan yang paling banyak terjadi terletak pada bagian dalam bangunan. Perubahan yang terjadi diakibatkan oleh penambahan ruang dalam bangunan. (a) (b) Gambar 1. Bangunan Kantor Pelayanan Perbendaharaaan Negara: (a) Tahun 1936 dan (b) Tahun 1950-an (Sumber: wikimapia, 2015) Gambar 2. Bangunan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Tahun 2015

Pada awalnya fasade sisi barat dan timur bangunan memiliki bentuk yang simetris mengikuti bentuk denah yang simetris. Namun perubahan denah pada bangunan tidak begitu berdampak signifikan pada fasade. (lihat gambar 2 dan gambar 3). (a) (b) Gambar 3. (a) Denah lantai II pada tahun 1936 (b) Denah lantai II pada tahun 2015 Perubahan fasade yang terjadi pada sisi utara dan selatan bangunan berdampak pada perubahan jenis pintu yang digunakan. Namun perubahan-perubahan yang terjadi dapat diidentifikasi sehingga dapat diketahui bentuk asli dari fasade bangunan (lihat gambar 4 dan gambar 5). Gambar 4. Tampak Bangunan Tahun 1936 Gambar 5. Tampak Bangunan Tahun 2015 Selain menunjukkan langgam Nieuwe Bouwen berdasarkan komposisi yang simetris pada bangunan, karakter visual Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara juga dibentuk oleh adanya elemen-elemen visual yang terdiri dari atap, dinding eksterior, kolom, pintu dan jendela, dengan uraian sebagai berikut: 1. Atap Bentuk atap pada bangunan terdiri dari konstruksi atap perisai. Material penutup atap berupa genteng tanah liat. Warna atap bangunan adalah warna cokelat kemerahan. Pada seluruh bagian atap tersebut tidak ditemukan adanya hiasan maupun ornamen. Elemen atap menguatkan karakter bangunan karena atap merupakan bagian penting

dalam pembentuk kesan monumental. Perubahan yang terjadi pada atap hanya berupa perubahan warna genteng, dikarenakan warna genteng yang telah memudar (Gambar 6). (a) (b) (c) (d) (a) bentuk atap tampak atas (b) perspektif bagian timur atap (c) perspektif bagian atas atap (d) perspektif bagian barat atap Gambar 6. Bentuk Atap Bangunan 2. Dinding Eksterior Dinding bangunan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara secara keseluruhan menggunakan dinding batu bata merah dan diplester. Ada dua jenis ketebalan dinding yang digunakan, untuk dinding yang masih asli peninggalan kolonial Belanda adalah dinding satu bata ± 40 cm sedangkan dinding tambahan atau dinding baru yang digunakan untuk penambahan ruang bangunan adalah dinding pasangan setengah bata ± 15 cm. Dinding setengah bata digunakan pada ruang kesekretariatan pada lantai dua bangunan. Dinding eksterior bangunan ini tidak memiliki ornamen hanya terdapat batu granit berwarna hitam setinggi 1m untuk mempermanis bangunan. Dinding eksterior bangunan memiliki tekstur yang halus. Warna yang digunakan untuk dinding eksterior ini dominan putih. Dominasi warna putih ini memberikan kesan monumental yang merupakan salah satu ciri bangunan dengan gaya Nieuwe Bouwen yang telah berkembang pada masa itu. Pada dinding eksterior diberi granit setinggi 1 meter yang mengelilingi bangunan. Tampak depan Tampak belakang Gambar 7. Dinding Bangunan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Kota Malang Pada komponen penyusun fasade, dinding eksterior bangunan memiliki ketebalan yang memberikan kesan monumental dan memiliki peran yang penting karena memberikan nuansa bangunan kolonial pada bangunan 1m

3. Kolom Perletakan kolom bangunan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara memiliki satu jenis kolom dengan kolom yang telah mengalami perubahan serta perbaikan. Bentuk kolom sederhana tanpa ornamen namun memiliki kesan kokoh, kuat, dan perkasa. Kolom ini berada pada bagian dalam bangunan berfungsi menyangga atap bangunan. Saat ini jumlah total kolom Tuscan sebanyak 9 buah kolom. Perletakan kolom ini memiliki jarak yang sama. Kolom pada bangunan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara adalah berupa kolom-kolom yang terbuat dari cor beton. Keberadaan kolom ini merupakan ciri khas dari langgam Nieuwe Bouwen. Warna kolom didominasi warna orange (Gambar 8). Gambar 8. Kolom Bangunan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Kota Malang Kolom pada bangunan memiliki bentuk yang sederhana. Ciri khas dari kolom ini memiliki permukaan yang halus dan terdapat kayu yang berada pada bagian bawah kolom. Kolom ini mendapat perawatan yang cukup baik. 4. Pintu Pintu adalah salah satu elemen yang penting pada fasade bangunan. Pada bangunan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara tidak memiliki banyak jenis pintu Kolonial Belanda. Pada fasade bangunan hanya menggunakan dua jenis pintu. Jenis pintu yang mendominasi pada fasade bangunan adalah pintu dengan ciri khas yang menandakan perkembangan arsitektur abad ke-20. Terdapat tiga tipe pintu yang terletak pada fasade sisi utara, timur dan barat bangunan sedangkan pada fasade sisi selatan bangunan tidak terdapat pintu. Ciri yang menonjol dari tiga tipe pintu ini adalah penggunaan material kaca yang disusun pada bagian atas daun pintu. Susunan kaca pada daun pintu memberikan dampak langsung pada ruangan yang berada di dalam. Pintu dengan susunan kaca secara vertikal mempermudah masuknya cahaya ke dalam ruangan sehingga ruangan tersebut mendapat pencahayaan (lihat gambar 9). Ukuran pintu berkesan gigantis dengan panjang mencapai 3,0 m dan bentuk yang terkesan kaku dan massif. 280 cm 280 cm 280 250 cm 165 cm Gambar 9. Tipe Pintu pada Dinding Eksterior Bangunan 178 cm

Penggunaan pintu pada fasade sisi utara dan selatan bangunan merupakan salah satu upaya beradaptasi dengan iklim di Indonesia terutama di wilayah Kota Malang. Pada kawasan ini angin berhembus dari selatan ke utara maka dengan pintu jenis ini mampu mengurangi kecepatan angin yang berasal dari luar bangunan sehingga angin yang masuk kedalam ruangan tetap terasa nyaman dan tidak terlalu kencang. Perletakan pintu pada sisi utara dan timur yang saling berdampingan mampu mengalirkan angin yang dapat menggantikan udara panas dalam ruangan dengan udara baru yang sejuk dari luar ruangan. 5. Jendela Bangunan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Kota Malang hanya memiliki dua jenis jendela. Jendela-jendela pada fasade bangunan memiliki ukuran yang besar dan tinggi, memiliki unsur vertikalitas yang kuat karena tinggi jendela sejajar dengan pintu. Material jendela pada fasade sisi barat didominasi oleh kaca sedangkan material jendela pada fasade sisi timur menggunakan kayu secara keseluruhan. Jenis jendela pada fasade sisi timur adalah jendela krepyak. Jendela jenis ini merupakan ciri khas arsitektur Nieuwe Bouwen yang dihasilkan dari percampuran arsitektur Barat (Belanda) dan arsitektur Timur (tradisional) yang banyak diterapkan pada perkembangan arsitektur awal abad ke-20. Warna yang digunakan pada material jendela senada dengan warna material pintu yaitu warna putih. Bangunan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara hanya memiliki empat buah jendela jenis pertama. Jendela jenis satu terdiri dari jendela ganda dengan arah bukaan ke luar bangunan dan jendela mati. Material yang digunakan pada jendela adalah kayu jati dicat warna abuabu, dan penggunaan jendela jenis ini memberi kesan yang monumental (lihat gambar 10). 215 cm 40 cm 400 cm 260cm 60 cm 220 cm 182 cm 215 cm Gambar 10. Jenis Jendela pada Bangunan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Kota Malang 4. Kesimpulan 35 cm 150 cm Karakter visual bangunan didominasi oleh elemen arsitektural dengan ukuran yang gigantis. Karakter visual yang ditunjukkan oleh bangunan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Kota Malang adalah langgam Nieuwe Bouwen. Penggunaan bentuk yang sederhana dan tidak memiliki banyak ornament pada fasade bagian depan

bangunan menggambarkan bangunan yang monumental. Pintu dan jendela bangunan merupakan salah satu adaptasi terhadap iklim di Indonesia, selain itu pada ruang dalam bangunan digunakan jenis pintu massif yang menggambarkan bangunan milik penguasa pada masanya. Daftar Pustaka Wikimapia. 2015. KPPN Malang. Indonesia: Wikimapia. http://wikimapia.org/2493691/kppn-malang. (diakses pada tanggal 22 Agustus 2015) Fajarwati, Nur Annisa. 2011. Pelestarian Bangunan Utama Eks Rumah Dinas Residen Kediri. Arsitektur e-journal, Vol. 4(2):85-105. Krier, Rob. 2001. Komposisi Arsitektur. Terjemahan. Jakarta: Erlangga. Handinoto dan Paulus H.S. 1996. Perkembangan Kota & Arsitektur Kolonial Belanda di Malang. Yogyakarta: Andi