BAB I PENDAHULUAN. tradisional Surabaya guna meningkatkan minat anak pada produk lokal.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. food) yang kerap menjadi menu andalan bagi masyarakat Surabaya, produk lokal

BAB I PENDAHULUAN. Kediri. Tari Jaranan bukan hanya sekedar untuk penyambutan tamu-tamu penting

Perancangan Buku Ilustrasi Karakter Jajanan Tradisional Khas Surabaya dengan Teknik Vektor Guna Meningkatkan Minat Anak pada Produk Lokal

BAB IV PEMBAHASAN. Pembahasan pada bab ini lebih difokuskan pada metode yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia lekat dengan cerita rakyat. Salah satu cerita rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Usulan Penelitian B. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. makanan tidak hanya sekadar untuk mengenyangkan perut, kini orang. Globalisasi merupakan proses berkembangnya era baru dalam hal

PERANCANGAN MEDIA SOSIALISASI TENTANG JAJANAN TRADISIONAL MELALUI GAME

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan kita dituntut untuk menghasilkan informasi. Untuk mendapatkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. budaya yang ada di Indonesia. Dalam kehidupan sehari hari makanan

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan suatu perpaduan antara seni (art) dan kerajinan (craft)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, yang sampai sekarang masih banyak anak-anak yang belum tahu

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II IDENTIFIKASI DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beribu ribu pulau dan merupakan

ABSTRAK PERANCANGAN BUKU INTERAKTIF PENGENALAN JAJANAN PASAR DI PULAU JAWA UNTUK ANAK-ANAK. Oleh : Melisa Nugroho NRP

BAB I PENDAHULUAN. lembaga tersebut tentunya harus ada pembeda identitas antara satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada pada CV. Deli s

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Alina Wheeler, dalam buku Designing Brand Identity disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kehidupan di masa yang akan datang. Anak-anak memiliki proses

BAB II METODOLOGI. Latar Belakang. Rumusan Masalah. Tujuan Perancangan. Riset Bakso. Materi. Data Perancangan. Identifikasi dan Analisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ludruk sebagai ikon kesenian kota Surabaya sudah tidak memiliki daya

BAB I PENDAHULUAN. Larasita Puji Daniar, 2014 Legenda Ciung Wanara Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat. Hal ini biasanya telah dikemas dalam bentuk brand dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Membaca dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang digemari oleh mayoritas

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan jauh sebagai peganjal perut di saat lapar menyerang. Setiap daerah

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III DATA PERANCANGAN Pengertian Desain Grafis & Multimedia.

1.1 BAB I 1.2 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Republik Indonesia No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan, keamanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI SEJARAH MUSIK KERONCONG. Antonius Natali P

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Solo sebagai salah satu kota administratif di Jawa Tengah memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatkan Brand Awareness. Penelitian yang berhubungan dengan objek

Tabel 6 Perlu tidaknya Pelestarian Kudapan Tradisional

BAB I PENDAHULUAN. salah satu hasil aktifitas kebudayaan dari suatu masyarakat, sehingga antara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kudapan sekali-pun dapat ditemukan hampir di setiap pelosok kota ini. Selain

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesulitan anak dalam berbahasa menjadi suatu masalah yang tidak kalah


BAB I PENDAHULUAN. sektor perdagangan, sektor perekonomian, dan sektor transportasi. Dari segi. transportasi, sebelum ditemukannya mesin, manusia

BAB I PENDAHULUAN. penduduk cukup beragam suku bangsanya. Suku Minahasa yang paling banyak

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL KOMIK ASAL-USUL API

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. biasanya digunakan sebagai aplikasi dari Corporate Identity adalah Stationery Set.

BAB I PENDAHULUAN. Toko Sumber Hidangan dibangun pada tahun 1929, didirikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di setiap tempat di Indonesia memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, bisnis bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Logo, sebuah istilah sejak awal dari Bahasa Yunani logos sampai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Burgerman adalah salah satu kafe burger di Surabaya yang bermaksud

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI

PROSPEK USAHA AGRO OUTLET MAKANAN JAJANAN TRADISIONAL KHAS SUNDA DAN KENDALANYA. Ana

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II PERANCANGAN MEDIA PROMOSI KULINER TRADISIONAL ACEH

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 1300-an, hal ini dibuktikan oleh penemuan prasasti Trowulan I yang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung dikenal memiliki kekayaan kuliner yang luar biasa. Ada

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun

Bab I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, anak - anak membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

I. PENDAHULUAN. kebutuhan mereka (Body dkk, 2000: 3). Bagian penting dari instrument

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jajanan tradisional saat ini hampir terasingkan dan kurang diminati oleh warga Surabaya khususnya anak-anak karena munculnya berbagai macam jajanan modern. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran warga lokal untuk menghargai dan melestarikan produk yang asli dari daerah Surabaya. Jajanan tradisional termasuk salah satu budaya yang harus dilestarikan, oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang buku ilustrasi karakter jajanan tradisional Surabaya guna meningkatkan minat anak pada produk lokal. Perancangan buku ilustrasi dengan mengubah jajanan tradisional ke bentuk karakter diharapkan dapat lebih mudah menarik minat anak-anak untuk membaca dan mengerti akan keberadaan jajanan tradisional khas Surabaya, sehingga produk lokal akan mampu bersaing dengan produk-produk modern. Dalam Kamus Bahasa Indonesia (Eko, 2006:88), pelestarian berasal dari kata dasar lestari yang artinya tetap selama-lamanya tidak berubah. Lalu, dalam kaidah penggunaan Bahasa Indonesia, kata kunci lestari ditambah awalan ke- dan akhiran an, maka yang dimaksud pelestarian adalah upaya untuk membuat sesuatu tetap selama-lamanya, dapat didefinisikan sebagai upaya untuk mempertahankan sesuatu agar tetap sebagaimana adanya. Pengertian makanan/jajanan adalah produk pangan yang siap hidang atau yang langsung dapat dimakan. Makanan biasanya dihasilkan dari bahan pangan 1

2 setelah terlebih dahulu diolah atau dimasak (Soekarto, 1990), sedangkan yang termasuk makanan/jajanan tradisional adalah makanan (termasuk jajanan) dan minuman serta bahan-bahan campuran (ingredient ), yang secara tradisional telah digunakan dan berkembang di daerah atau masyarakat Indonesia (Anonim, 1996). Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada tahun 1988 terbukti bahwa makanan/jajanan yang sifatnya informal ini ternyata memberi kontribusi yang tidak sedikit terhadap perekonomian. Tiga puluh persen kebutuhan rumah tangga dipenuhi dari makanan/jajanan, (Hubeis, 1995:44). Makanan/jajanan tradisional merupakan makanan yang biasa dimakan sejak beberapa generasi, terdiri dari hidangan yang cocok dengan selera, tidak bertentangan dengan agama, kepercayaan masyarakat setempat, dan terbuat dari bahan makanan serta bumbubumbu yang tersedia di daerah setempat (Sastroamidjojo, 1995:3). Jajanan tradisional adalah bagian dari budaya dari setiap kota di Indonesia dimana jajanan itu berada. Di tengah maraknya jajanan modern di Surabaya yang menyajikan berbagai macam-macam pilihan, jajanan tradisional khas Surabaya mulai terlupakan di kalangan anak-anak, selain itu orang tua tidak lagi mengenalkan tentang jajan pasar, sehingga dari waktu ke waktu peminat jajan tradisional semakin memudar (Alamsyah, 2006:7). Setiap kota di Indonesia memiliki jajanan tradisional khas dari daerahnya masing-masing, tidak terkecuali dengan kota Surabaya. Surabaya adalah ibu kota dari provinsi Jawa Timur yang juga memiliki ciri khas tersendiri sebagai identitas dan pembeda dengan kota lainnya di Jawa Timur.

3 Surabaya memiliki beberapa jajanan tradisional yang seharusnya dilestarikan agar menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun asing yang sedang berlibur ataupun sekedar berkunjung. Setiap Jajanan tradisional selalu memiliki resep, bahan dasar, cara membuat dan cara menyajikan yang berbedabeda. Gambar 1.1 Jajanan Tradisional Sumber: http://ncc-indonesia.com/2013/12/jajan-pasar-tampah/ Dalam buku Monggo Dipun Badhog karangan Dukut Imam Widodo, ada beberapa jajanan yang khas Surabaya, antara lain: mageli, juwawat, roti benthel, lempang-lempung, dumbleg, grobyak, bongko, gebedel, grobyak, jemunek, onde-onde, nogosari, klanthing, klepon, cucur, getas, cara bikang, jongkong, mendut, kue lumpur, nogosari, blendung, kue perut ayam, bubur, dll. Beberapa dari jajanan tradisional tersebut tidak asli dari Surabaya, namun memiliki pengaruh dari daerah lain. Jajanan tradisional perlu dilestarikan dengan cara yang unik dan beda agar dapat menarik minat warga surabaya untuk mengetahui lebih dalam tentang produk lokal khususnya bagi anak-anak yang

4 lahir di era modern ini, selain itu jajanan tradisional harus dijaga keasliannya agar tidak diakuisisi oleh negara lain. Anak-anak yang tumbuh di era modern sangat kurang pengetahuannya tentang produk lokal khususnya jajanan tradisional, mereka lebih berminat untuk mengkonsumsi jajanan-jajanan siap saji atau makanan ringan yang sudah berlabel. Pada psikologi perkembangan dinyatakan pada rentang kehidupan manusia khususnya anak-anak ada yang disebut masa keemasan yang dikenal sebagai masa peka. Hal ini dipertegas oleh Piere Duquet (1953: 41) bahwa: A children who does not draw is an anomaly, and particulary so in the years between 6 an 10, which is outstandingly the golden age of creative expression. Anak-anak di usia 7-9 tahun lebih peka untuk mengingat tokoh atau karakter yang mereka lihat. Jajanan tradisional ataupun snack ringan lebih menarik perhatian anakanak karena memiliki promosi dan desain kemasan yang menarik, dengan berbagai macam pilihan rasa ditambah desain dari jajanan itu sendiri semakin membuat jajanan tradisional kalah saing. Gambar 1.2 Jajanan Modern

5 Sumber: http://www.tokomesin.com/6_pilihan_mesin_pengemas_makanan_ringan.html Ketidaktertarikan anak-anak terhadap produk lokal disebabkan oleh tidak adanya pengenalan jajanan tradisional kepada mereka. Jajanan tradisional juga merupakan suatu budaya yang memiliki keanekaragaman bergantung dari daerah asalnya. Saat ini jajanan tradisional sudah kehilangan identitas atau kurang populer di kalangan anak-anak. Perancangan sebuah karakter untuk setiap jajanan tradisional khas surabaya diharapkan dapat menarik minat anak-anak pada produk lokal, karena diusianya yang terbilang masih dini, mereka akan lebih tertarik dengan hal-hal yang mudah dicerna, misalnya gambar kartun, gambar karakter, gambar maskot dan sebagainya. Anak-anak akan lebih mudah untuk tertarik dan mempunyai rasa ingin tahu terhadap produk lokal jika disajikan dengan sesuatu yang unik dan beda dari biasanya. Karakter dalam bentuk visualnya dapat juga disebut sebagai maskot. Menurut Wheeler (2009:46), maskot merupakan salah satu elemen (pictorial mark) dari brand identity. Maskot adalah personifikasi dari brand dalam wujud karakter tertentu dengan sifat dan ciri khas yang mewakili brand tersebut. Maskot adalah alat komunikasi sekaligus diferensiasi yang dapat menjadi suatu media promosi yang efektif dalam konteks awareness di waktu dekat, dan loyalty di jangka panjang. Maskot merupakan media motivator yang mampu menjembatani antara brand dengan target audiens. Maskot yang efektif adalah maskot yang mampu menggambarkan sebuah kota, filosofi, membawa gambaran visi dan misi, serta mampu menjadi bagian dari dari publik itu sendiri.

6 Melalui buku ilustrasi, anak-anak akan lebih mudah mencerna dan memahami bagaimana bentuk karakter jajanan tradisional khas Surabaya. Gambar ilustrasi merupakan gambar yang sifatnya menerangkan atau visualisasi dari suatu uraian, baik berupa berita, cerita, karangan atau naskah. Gambar untuk membantu memperjelas isi buku, atau karangan (Alwi, 2002:425). Gambar ilustrasi juga merupakan gambaran singkat alur cerita suatu cerita guna lebih menjelaskan salah satu adegan (Kusmiyati, 1999:46). Penelitian jajanan tradisional dengan media gambar ilustrasi merupakan bentuk visual dari teks atau kalimat dengan tujuan memperjelas audience yang secara umum belum dapat membaca dengan lancar, maka gambar ilustrasi dapat menerangkan secara umum karakter atau keseluruhan informasi tentang tata cara dan cerita mengenai jajanan tradisional. Media-media informasi dapat berbentuk digital maupun cetak (hardcopy). Salah satu media informasi adalah buku. Menurut Muktiono (2003:2) Buku adalah sumber ilmu pengetahuan dan sumber pembangunan watak Bangsa. Buku adalah sarana informasi yang efektif karena buku dapat memuat informasi yang lebih lengkap jika disbanding dengan media informasi lainnya. Hal ini dikarenakan buku dapat berisi gambar (visual) dan tulisan-tulisan (verbal) yang dapat membantu masyarakat dalam menerima dan mengingat informasi yang ada. Melalui perancangan karakter dari jajanan khas surabaya, produk lokal akan lebih populer dikalangan anak-anak dan dapat bersaing dengan jajanan modern, selain itu warga surabaya akan lebih menghargai budaya yang mencerminkan ciri khas dari daerah asalnya.

7 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan penjabaran latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana merancang buku ilustrasi karakter jajanan tradisional khas Surabaya dengan teknik vektor guna meningkatkan minat anak pada produk lokal? 1.3 Batasan Masalah Dari rumusan masalah di atas, maka ditentukan batasan-batasan pemasalahan agar penulisan ini lebih fokus dan tidak meluas. Batasan-batasan masalah tersebut antara lain : a. Perancangan ini difokuskan pada 6 jajanan tradisional khas Surabaya yaitu cucur, cara bikang, kue jongkong, kue lumpur, klanting, dan kue perut ayam. b. Karakter jajanan tradisional yang dirancang berbentuk kartun. 1.4 Tujuan Di dalam pembuatan tugas akhir ini penulis harus mempunyai tujuan. Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan tugas akhir ini adalah: a. Untuk merancang buku ilustrasi karakter jajanan tradisional khas Surabaya guna meningkatkan minat anak pada produk lokal.

8 c. Untuk merancang karakter jajanan tradisional khas Surabaya yaitu cucur, cara bikang, kue jongkong, kue lumpur, klanting, dan kue perut ayam. b. Untuk merancang karakter jajanan tradisional berbentuk kartun. 1.5 Manfaat 1.5.1 Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari perancangan karakter jajanan tradisional khas Surabaya ini adalah agar dapat menambah minat warga Surabaya khususnya anakanak terhadap produk lokal. Hasil perancangan ini diharapkan menjadi referensi bagi masyarakat serta mahasiswa yang ingin mengetahui tentang pembuatan sebuah karakter jajanan tradisional khas Surabaya berbasis vektor yang berbentuk kartun. 1.5.2 Manfaat Praktis a. Diharapkan dapat memperkaya khazanah buku-buku berbasis tradisional, khususnya jajanan tradisional khas Surabaya. b. Diharapkan dapat menjadi salah satu media yang bisa melestarikan budaya lokal sekaligus memberikan informasi kepada warga lokal tentang jajanan tradisional khas Surabaya.