PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN IPA

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS KELINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PERCOBAAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DAPAT MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MENULIS BAHASA INDONESIA

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 TINGGARSARI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA

PENERAPAN MODEL WORD SQUARE BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

PENERAPAN TPS DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS DAN SIKAP SOSIAL

kemajuan. Begitu pula sebaliknya, jika Pendidikan merupakan kebutuhan PENDAHULUAN pendidikan berkualitas buruk, bisa

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA POSTER DAPAT MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BAHASA INDONESIA TEMA CITA-CITAKU

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, 2,

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS PENILAIAN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KETERAMPILAN MENULIS PADA BAHASA INDONESIA

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN TPS DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI KOGNITIF IPS

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PENILAIAN PROYEK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN IPA DAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA KELAS IV SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Ahmad HeruWibowo NIM

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PPKn PADA SISWA KELAS XI, SMKN 1 SUKAWATI GIANYAR

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAPAT MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA SISWA KELAS VB

Nur Indah Sari* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

PENERAPAN MODEL GI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA X2 SMA NEGERI 4 SINGARAJA

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

ARTIKEL IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SERVICE BULUTANGKIS

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, 2,

PENERAPAN MODEL TGT MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA SISWA KELAS VB SD NEGERI 8 PEMECUTAN

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PPKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IX.1 SMP N 4 PASAMAN. Sudirman 1) 1 SMP N 4 Pasaman

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Kata-kata Kunci: TGT, aktivitas, hasil belajar,lompat jauh.

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Keywords: Creative Problem Solving, process skill, Natural Science

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 1 CANDIPURO MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN TEKNIK MIND MAPPING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY BERBASIS KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TEMA TEMPAT TINGGALKU

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKA HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V

Joyful Learning Journal

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TSTS UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT RENDAH IPA KELAS V

PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

PENERAPAN PBL DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS BUDAYA PENYELIDIKAN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PENGETAHUAN IPA

PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM SETTING PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

IMPLEMENTASI STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN IPA DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

TAHUN AJARAN 2015/2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TIPE PROBLEM-BASED LEARNING

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

278 Penerapan Metode Sosiodrama...

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS PROJECT BASED LEARNING DAPAT MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HOREY PADA SISWA KELAS IV DI SDN 17 SUNGAI GERINGGING PARIAMAN

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA KONKRET UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PENILAIAN PROYEK BERBANTUAN MEDIA KONKRET DAPAT MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN MATEMATIKA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA ARTIKEL. Oleh : NI NENGAH TIRTA

PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DENGAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 4 TAMANWINANGUN TAHUN AJARAN

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

PENGGUNAAN PENDEKATAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN 26 LUBUK ALUNG

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN IPA Ni Luh Sri Ayu Karyaningsih 1, Nengah Suadnyana 2, I Gusti Agung Oka Negara 3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: sriayukaryaningsih@yahoo.com 1, suadnyanainengah@gmail.com 2, okanegaragustiagung@gmail.com 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan keaktifan belajar IPA Siswa Kelas VB SDN 9 Benoa Tahun Ajaran 2015/2016 melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan (2) meningkatkan hasil belajar Pengetahuan IPA Siswa Kelas VB SDN 9 Benoa Tahun Ajaran 2015/2016 melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Pelaksanaan dalam masing masing siklus terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Subjek terteliti adalah siswa Kelas VB SDN 9 Benoa Tahun Ajaran 2015/2016 dengan jumlah 25 siswa. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan metode observasi dan metode tes. Data dianalisis melalui metode statistik deskriptif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar pengetahuan IPA siswa dengan rata-rata persentase awal nilai keaktifan siswa 75,12% menjadi 83% dan rata-rata persentase awal nilai hasil belajar pengetahuan IPA siswa 79,6% meningkat menjadi 83,04%. Kata kunci : Problem Based Learning, keaktifan, hasil belajar. Abstract This study aimed at (1) improving the students participation in study natural science of VB grade students of SDN 9 Benoa in academic year 2015/2016 through implemented Problem Based Learning method and (2) improving the result of the study of natural science of VB grade students of SDN 9 Benoa in academic year 2015/2016 through implemented Problem Based Learning method. This research was an action research and conducted in two cycles. The implementation of each cycle consisting of action planning, action, observation and reflection. The subjects of the study was VB grade students of SDN 9 Benoa in academic year 2015/2016 which consisted of 25 students. The data obtained in this study was conducted through observation and tests method. The data were analyzed both descriptive statistics and quantitative method. The results of the analysis showed that the implementation of Problem Based Learning method in learning process improve the students participation and the results of the study of natural science with average percentage of the initial value of students participation was 75.12% to 83% and the average percentage of the initial value of learning result of natural science of students was 79.6% increase to 83.04%. Keywords : Problem Based Learning, students participation, learning result. 1

PENDAHULUAN Perkembangan yang terjadi pada kehidupan masyarakat dalam upaya menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tidak terlepas dari peranan pendidikan. Pendidikan merupakan suatu usaha dalam mempersiapkan seseorang melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Menurut Dirman dan Juarsih (2014:1) adapun tujuan Pendidikan Nasional pada era reformasi ini yaitu untuk membangun manusia Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggungjawab. Tujuan pendidikan nasional tersebut dapat dicapai melalui peran pengembangan dan implementasi kurikulum di tingkat satuan pendidikan, mulai dari tingkat dasar (SD dan SMP), tingkat menengah (SMA dan SMK) sampai pada tingkat perguruan tinggi. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peranan penting dalam sistem pendidikan karena dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan tentang tujuan yang harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, akan tetapi juga memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa (Dirman dan Juarsih, 2014 :1). Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan insan Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. (Dirman dan Juarsih, 2014:13) Dalam penerapan kurikulum 2013 menggunakan suatu pendekatan yaitu pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah. Selain menggunakan pendekatan saintifik kurikulum 2013 juga menggunakan sebuah model pembelajaran dalam implementasinya salah satunya model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau sering juga di sebut model 2 pembelajaran berbasis masalah. Dalam implementasi kurikulum 2013, suatu model pembelajaran sangatlah penting diterapkan untuk meningkat keaktifan dan hasil belajar pengetahuan siswa. Pengembangan kurikulum 2013 yang menggunakan suatu pendekatan dan model pembelajaran merupakan suatu usaha perbaikan dan peyempurnaan mutu pendidikan. Seiring berjalannya waktu, pendidikan dan teknologi juga semakin berkembang. Dengan perkembangan yang terjadi saat ini permasalahan yang muncul pada pendidikan juga menjadi semakin bertambah. Jika siswa memiliki kendala dalam mengikuti arus perkembangan tersebut, maka dari itu tugas gurulah yang harus turut membantu untuk mempersiapkan diri siswa sehingga mampu menghadapi masalah-masalah yang nantinya timbul setelah mereka terjun di masyarakat. Kenyataan di lapangan yang peneliti temukan di SDN 9 Benoa adalah nilai keaktifan dan hasil belajar pengetahuan IPA yang rata-rata belum sesuai dengan harapan yaitu mencapai rata-rata nilai yang berkriteria baik (B). Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan di SDN 9 Benoa pada tanggal 21 November 2015, rendahnya keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VB disebabkan oleh pembelajaran yang kurang aktif. Dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, masih banyak siswa yang kurang berinisiatif dalam bertanya, menjawab pertanyaan dari guru, dan masih malu dalam mengemukakan suatu pendapat, sehingga berdampak terhadap hasil belajar siswa yang cenderung menurun. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai kektifan dan hasil belajar pengetahuan IPA sebelumnya pada semester 1 tahun ajaran 2015/2016 sebagai berikut: 1) terdapat 25 siswa kelas VB yang terdiri dari 12 siswa putri dan 13 siswa putra, 2) kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah pada mata pelajaran IPA di kelas VB adalah 77), 3) dari 25 siswa 40% mendapatkan nilai di bawah KKM. Berdasarkan kendala yang ditemukan, maka perlu di upayakan suatu jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut yakni menerapkan pendekatan

saintifik dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar pengetahuan IPA supaya nilai rata rata siswa yang awalnya di bawah KKM menjadi sesuai dengan KKM yang ditentukan. Penerapan pendekatan saintifik dengan Learning (PBL) memiliki langkah-langkah pembelajaran yang saling berkaitan dan berpusat pada siswa. Dalam penerapan Learning, siswa dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran dan dapat menggunakan kecerdasan dari dalam diri siswa secara individu yang berada dalam sebuah kelompok atau lingkungan untuk memecahkan suatu masalah. Kurikulum 2013 menggunakan suatu pendekatan yaitu saintifik atau pendekatan ilmiah yang bertujuan untuk mendorong siswa agar mampu dan lebih baik dalam melakukan observasi /mengamati, bertanya, bernalar, mengasosiasi (merumuskan jawaban) dan mengomunikasikan (mempresentasikan). Dengan pemahaman yang siswa peroleh atau ketahui setelah menerima materi pembelajaran dalam kurikulum 2013, siswa diharapkan memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik serta siswa akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya siswa mampu menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di lingkungan masyarakat pada masa yang akan datang. Dalam pembelajaran seorang guru dituntut supaya dapat memilih model pembelajaran yang bisa membuat siswa aktif dan semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir siswa dalam memecahkan masalah dan dapat menumbuhkan keaktifan dan semangat belajar siswa adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau yang sering juga disebut dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah. Problem Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah adalah model pembelajaran yang berdasar pada masalah-masalah yang dihadapi siswa 3 terkait dengan KD yang sedang dipelajari siswa (Kosasih, 2014:88). Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau yang sering juga disebut dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah berkaitan dengan penggunaan pengetahuan dari dalam diri individu yang berada dalam sebuah kelompok atau tim untuk memecahkan suatu masalah. Tujuan dari Learning (PBL) yaitu menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah serta mengembangkan kemampuan siswa secara aktif membangun pengetahuannya sendiri. Keunggulan model pembelajaran Problem Based Learning menurut Ngalimun (2012), yaitu sebagai berikut. a) Dengan Problem Based Learning akan terjadi pembelajaran bermakna. Siswa yang belajar memecahkan masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya. b) Dalam situasi Problem Based Learning, siswa mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. c) Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok. Dalam penerapannya, model Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning memiliki beberapa langkah. 1. Mengamati, mengorientasikan siswa terhadap masalah. Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan pengamatan terhadap fenomena tertentu, terkait dengan KD yang akan dikembangkannya. 2. Menanya, memunculkan permasalahan. Guru mendorong siswa untuk merumuskan suatu masalah terkait dengan fenomena yang diamatinya. Masalah itu dirumuskan berupa pertanyaan yang bersifat problematis. 3. Menalar, mengumpulkan data. Guru mendorong siswa untuk megumpulkan informasi (data) dalam

rangka menyelesaikan masalah, baik secara individu ataupun berkelompok, dengan membaca berbagai referensi, pengamatan lapangan, wawancara, dan sebagainya. 4. Mengasosiasi, merumuskan jawaban. Guru meminta siswa untuk melakukan analisis data dan merumuskan jawaban terkait dengan masalah yang mereka ajukan sebelumnya. 5. Mengomunikasikan. Guru memfasilitasi siswa untuk mempresentasikan jawaban atas permasalahan yang mereka rumuskan sebelumnya. Guru juga membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dilakukan. Oleh karena itu, penerapan model pembelajaran Problem Based Learning diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar pengetahuan IPA siswa dari sebelumnya. Maka dilakukan penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Pengetahuan IPA Siswa Kelas VB SDN 9 Benoa Tahun Ajaran 2015/2016. Sesuai dengan permasalahanpermasalahan yang telah dirumuskan, adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VB SDN 9 Benoa Tahun Ajaran 2015/2016 dan untuk meningkatkan hasil belajar pengetahuan IPA siswa kelas VB SDN 9 Benoa Tahun Ajaran 2015/2016. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, adapun manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang pendidikan, yang terfokus pada bidang model pembelajaran yang variatif. Dari penelitian ini diharapkan siswa mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar pengetahuan siswa yang lebih optimal. Diharapkan bagi guru dapat meningkatkan kualitas dalam melakukan proses pembelajaran yang lebih inovatif sehingga upaya peningkatan keaktifan dan hasil belajar pengetahuan siswa dapat terwujud khususnya dalam pembelajaran IPA. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi berguna bagi Kepala Sekolah untuk memetik suatu kebijakan yang tepat dalam proses pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan sehingga kualitas pendidik lebih baik dari sebelumnya yang tidak hanya dibekali teori namun penerapan secara konkrit pada proses pembelajaran. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai informasi yang berguna dalam menjalankan misi guru yakni mencerdaskan kehidupan bangsa yang tidak hanya menitik beratkan pada hasil belajar namun proses pembelajaran yang ilmiah, serta dapat dijadikan referensi untuk meneliti aspek atau variabel lainnya yang berhubungan dengan dunia pendidikan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah upaya guru dalam memperbaiki mutu dalam proses belajarmengajar dan meningkatkan kualitas pembelajaran dalam suatu kelas. Adapun tujuannya menurut Suharsimi, dkk (2015:197) yaitu, untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesional pendidik dalam menangani proses belajar-mengajar. Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang menggunakan siklus atau putaran tindakan yang berkelanjutan.setiap putaran melalui empat tahap yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.untuk lebih jelas, desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas 4

Rancangan PTK yang dirujuk dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Perencanaan Pada tahapan ini susunan tindakan yang akan dilakukan untuk penerapan Learning (PBL) yakni : a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran; b) Menentukan Media pembelajaran yang sesuai dengan materi; 3) Menyiapkan instrument berupa lembar observasi dan tes. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar pengetahuan siswa pada mata pelajaran IPA. 2) Pelaksanaan Pada tahapan pelaksanaan dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan yaitu 3 kali petemuan untuk penelitian serta observasi keaktifan dan 1 kali pertemuan untuk pemberian tes hasil belajar IPA siswa di kelas VB SDN 9 Benoa. 3) Pengamatan Melaksanakan pengamatan terhadap segala aktivitas pembelajaran untuk mendapatkan gambaran mengenai pengelolaan kelas dan kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran yang nantinya dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran berikutnya. 4) Refleksi Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan siklus yang sudah berjalan untuk memperbaiki kegiatan pada siklus berikutnya. Hasil refleksi dijadikan sebagai masukan untuk menyempurnakan tindakan pada siklus II sehingga kelemahankelemahan yang ada pada siklus I dapat diatasi semaksimal mungkin. Tempat dilakukan penelitian tindakan kelas ini adalah di kelas VB SDN 9 Benoa. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah 25 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Objek dari penelitian ini adalah keaktifan dan hasil belajar pengetahuan pada mata pelajaran IPA siswa kelas VB semester I tahun ajaran 2015/2016 di SDN 9 Benoa Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 2 macam 5 metode yaitu metode observasi dan tes. Metode observasi merupakan suatu cara memperoleh data dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang sesuatu objek tertentu (Agung, 2012:61). Dalam penelitian ini, metode observasi ini digunakan untuk mengukur keaktifan belajar IPA siswa kelas VB SDN 9 Benoa pada semester I tahun ajaran 2015/2016. Metode tes ialah cara memperoleh data yang berbentuk suatu tugas yang dilakukan atau dikerjakan oleh seorang atau sekelompok orang yang dites, dan dari tes tersebut dapat menghasilkan suatu data berupa skor. Penggunaan metode tes ini dilakukan untuk mengukur peningkatan hasil belajar pengetahuan IPA siswa kelas VB SDN 9 Benoa pada semester I tahun ajaran 2015/2016 setelah menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Tes yang digunakan ialah berupa soal-soal yang sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Tes dalam penelitian ini berbentuk soal uraian. Setelah pengumpulan data, langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Dalam menganalisis data digunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif.metode analisis statistik deskriptif adalah cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumus-rumus statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi, grafik, angka rata-rata (Mean), median (Me), dan modus (Mo) untuk menggambarkan keadaan objek/variabel sehingga diperoleh kesimpulan umum. Sedangkan metode analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka atau persentase mengenai keadaan suatu objek yang diteliti sehingga diperoleh kesimpulan umum. Metode analisis deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk menentukan tingkatan tinggi rendahnya keaktifan belajar IPA dan hasil belajar pengetahuan IPA siswa yang dikonversikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima. Skor Keaktifan belajar dan Hasil belajar pengetahuan IPA siswa yang diperoleh melalui observasi kemudian dianalisis dengan langkah-langkah dan rumus sebagai berikut.

1. Analisis Data Keaktifan Belajar Siswa a) Menentukan nilai keaktifan belajar individu dengan rumus sebagai berikut. Perolehan Skor Keaktifan Nilai = x 100 Skor Maksimal b) Tabel Distribusi Frekuensi Rentangan (R) = Skor tertinggi (Xt) skor terendah (Xr) + 1 (Agung, 2014:142) Jika R<15 maka data tersebut disusun ke dalam tabel data tunggal.sebaliknya jika R>15 maka data sebaiknya disusun kedalam tabel data bergolong. 1) Menentukan kelas interval (k) k = 1 + 3,3 log n(agung, 2016:22) k = kelas interval n = banyak data 2) Menentukan panjang kelas (p) p = R (Agung, 2016:22) k p = panjang kelas R = rentangan k = kelas interval c) Menghitung Modus (Mo) Mo = b + i [ b1 b1+b2 ](Agung, 2014:143) Mo = modus b = batas bawah kelas interval modus i = kelas interval b 1 = frekuensi Mo-frekuensi kelas yang lebih rendah b 2 =frekuensi Mo-frekuensi kelas yang lebih tinggi d) Menghitung Median (Me) Me = b + i [ 1 2 n fkb fm ](Agung, 2014:143) Me = Median b = batas bawah kelas interval n = banyaknya data fkb = frekuensi komulatif bawah kelas median fm = frekuensi pada kelas median e) Menghitung mean (M) M = fx (Agung, 2014:143) N Mx = Rata-Rata fx = Jumlah seluruh nilai N = Banyak siswa f) Menyajikan data ke dalam Grafik Poligon f x (Agung, 2014:144) f = frekuensi x = skor g) Menentukan persentase rata-rata keaktifan belajar siswa M% = [ M ] x 100% (Agung, 2014:144) SMI M% = Rata-rata persen M = Rata-rata skor SMI = Skor Maksimal Ideal h) Hasil analisis rata-rata persentase keaktifan belajar IPA siswa yang diperoleh selanjutnya dikonversikan ke dalam (PAP) skala lima dengan berpedoman pada kriteria seperti tabel berikut. Tabel 1.Pedoman Konversi PAP Skala Lima tentang Keaktifan Belajar Persentase Penguasaan Kriteria Keaktifan Belajar 90 100 Sangat Aktif 80 89 Aktif 65 79 Cukup Aktif 55 64 Kurang Aktif 0 54 Sangat Kurang Aktif 6

(Diadaptasi dari Agung, 2014:145) Penelitian ini dikatakan berhasil jika Keaktifan belajar IPA siswa telah mencapai persentase 80 89 dengan kriteria aktif. 2. Analisis Data Hasil Belajar Pengetahuan IPA a) Menentukan nilai hasil belajar pengetahuan IPA individu dengan rumus sebagai berikut. Perolehan Skor Keaktifan Nilai = x 100 Skor Maksimal b) Tabel Distribusi Frekuensi Rentangan (R) = Skor tertinggi (Xt) skor terendah (Xr) + 1 (Agung, 2014:142) Jika R<15 maka data tersebut disusun ke dalam tabel data tunggal.sebaliknya jika R>15 maka data sebaiknya disusun kedalam tabel data bergolong. 1) Menentukan kelas interval (k) k = 1 + 3,3 log n(agung, 2016:22) k = kelas interval n = banyak data 2) Menentukan panjang kelas (p) p = R (Agung, 2016:22) k p = panjang kelas R = rentangan k = kelas interval c) Menghitung Modus (Mo) Mo = b + i [ b1 b1+b2 ](Agung, 2014:143) Mo = modus b = batas bawah kelas interval modus i = kelas interval b 1 = frekuensi Mo-frekuensi kelas yang lebih rendah b 2 = frekuensi Mo-frekuensi kelas yang lebih tinggi d) Menghitung Median (Me) 1 Me = b + i [ 2 n fkb fm ](Agung, 2014:143) Me = Median b = batas bawah kelas interval n = banyaknya data fkb = frekuensi komulatif bawah kelas median fm = frekuensi pada kelas median e) Menghitung mean (M) M = fx (Agung, 2014:143) N Mx = Rata-Rata fx = Jumlah seluruh nilai N = Banyak siswa f) Menyajikan data ke dalam Grafik Poligon f x (Agung, 2014:144) f = frekuensi x = skor g) Menentukan persentase rata-rata hasil belajar pengetahuan IPA siswa M% = [ M ] x 100% (Agung, 2014:144) SMI M% = Rata-rata persen M = Rata-rata skor SMI = Skor Maksimal Ideal h) Hasil analisis rata-rata persentase hasil belajar pengetahuan IPA siswa yang diperoleh selanjutnya dikonversikan ke dalam (PAP) skala lima dengan berpedoman pada kriteria seperti tabel berikut 7

Tabel 2.Pedoman Konversi PAP Skala Lima tentang Hasil Belajar Pengetahuan IPA Persentase Kriteria Hasil Belajar Pengetahuan IPA Penguasaan 90-100 Sangat Tinggi 80-89 Tinggi 65-79 Sedang 55-64 Rendah 0-54 Sangat Rendah (Diadaptasi dari Agung, 2014:145) Penelitian ini dikatakan berhasil jika hasil belajar pengetahuan IPA siswa telah mencapai persentase 80 89 pada kriteria tinggi. Nilai hasil belajar pengetahuan IPA siswa pada siklus I yang disajikan dalam grafik polygon yaitu sebagai berikut. i) Selanjutnya untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar IPA siswa secara klasikal dapat menggunakan rumus sebagai berikut. Jumlah Siswa Tuntas (Sesuai KKM) KK = Banyak Siswa yang Mengikuti Tes X 100% KK = Ketuntasan Klasikal KKM = Kriteria ketuntasan minimal (77) Penilaian ini dikatakan berhasil jika ketuntasan belajar IPA siswa secara klasikal telah mencapai minimal 75%.Penelitian ini dikatakan berhasil jika keaktifan belajar dan hasil belajar pengetahuan IPA siswa telah mencapai persentase 80 89. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis data, adapun nilaikeaktifan belajar siswa pada siklus I yang disajikan dalam sebuah grafik polygon yaitu sebagai berikut. Gambar 2. Grafik Poligon berdasarkan Data Keaktifan Belajar pada siklus I Gambar 3. Grafik Poligon berdasarkan Data Hasil Belajar Pengetahuan IPA siswa pada siklus I Pemberian tindakan pada siklus I belum sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai peneliti. Belum tercapainya kriteria keberhasilan tersebut disebabkan oleh beberapa kendala dan permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan siklus I seperti yang telah dipaparkan pada hasil refleksi siklus I sebelumnya yaitu, 1) Dalam kegiatan diskusi kelompok, masih ada beberapa siswa yang belum bisa mengemukakan pendapat sendiri. 2) Dalam kegiatan pembelajaran masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan materi yang dibahas dengan maksimal. 3) Media yang digunakan kurang menarik keinginan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar. Kendala-kendala dan permasalahan tersebut diatasi dengan melakukan tindakan perbaikan seperti yang telah dipaparkan pada hasil refleksi siklus I. Perbaikan tindakan yang dilakukan misalnya : (1) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disesuaikan dengan langkah langkah 8

Learning dengan materi Ekosistem. (2) Mempersipkan Lembar Kerja Siswa sebagai tugas kelompok.(3) Mempersiapkan Lembar Observasi untuk mengukur keaktifan belajar siswa dan Lembar Kerja Siswa sebagai instrument tes hasil belajar pengetahuan siswa. (4) Menyiapkan media pembelajaran yang lebih menarik dan mudah dicermati siswa. Adapun nilai keaktifan belajar siswa pada siklus II yang disajikan dalam sebuah grafik polygon yaitu sebagai berikut. Gambar 4. Grafik Poligon berdasarkan Data Keaktifan Belajar pada siklus II Nilai Hasil Belajar Pengetahuan IPA siswa pada siklus II yang disajikan dalam grafik polygon yaitu sebagai berikut. Gambar 5. Grafik Poligon berdasarkan Data Hasil Belajar Pengetahuan IPA siswa pada siklus II Berdasarkan perbaikan tindakan yang dilakukan, ternyata cukup berhasil meningkatkan keaktifan dan hasil belajar pengetahuan siswa.selama siklus II berlangsung, kendala kendala dalam pembelajaran lebih tampak memudar karena dapat kita lihat dari keberhasilan siswa.berdasarkan analisis data, pemberian tindakan pada siklus II ternyata dapat mendorong siswa untuk lebih memahami materi ekosistem dan meningkatkan keaktifan dan hasil belajar pengetahuan IPA siswa. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan nilai rata-rata keaktifan belajar siswa dari sebelumnya 75,12 menjadi 83 dan hasil belajar pengetahuan IPA siswa dari sebelumnya yaitu, 79,6 dan pada refleksi siklus II dilakukan menjadi 83,04. Selain itu, tujuan yang ingin dicapai peneliti yang berpedoman terhadap tingkat ketuntasan belajar secara klasikal dapat dikatakan tercapai, dimana kriteria ketuntasan secara klasikal tersebut 75% yakni 84% pada siklus II. Dari penelitian ini ternyata penerapan Learning dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dan hasil belajar pengetahuan IPA siswa. Hal tersebut dikarenakan oleh penerapan model pembelajaran sudah dilaksanakan secara optimal dengan bantuan media pembelajaran yang menarik berupa gambar dan video yang menjelaskan tentang ekosistem serta keunggulan model pembelajaran Problem Based Learning yakni lebih menekankan pembelajaran yang membuat siswa yang lebih berperan dari pada guru. Dalam proses pembelajaran siswa diberikan kebebasan untuk bertanya, berpendapat bahkan menyanggah jawaban teman yang dianggap tidak sesuai serta mengajukan alasan yang mendukung jawabannya sendiri. Sehingga cara belajar atau kondisi belajar yang seperti hal tersebut memacu semangat siswa lebih meningkatkan diri dan yang sudah tentunya akan berdampak pada hasil belajar siswa tersebut. Maka dari itu sebagai pendidik hendaknya melakukan pembelajaran yang bervariasi salah satu yang dapat diterapkan adalah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. Berikut ini rekapitulasi keaktifan belajar siswa dan hasil belajar pengetahuan IPA siswa serta ketuntasan klasikal hasil belajar pengetahuan IPA siswa kelas VB SDN 9 Benoa Siklus I dan Siklus II disajikan dalam tabel berikut. 9

Tabel 3.Rekapitulasi Keaktifan dan Hasil Belajar Pengetahuan IPA Siswa serta Ketuntasan Klasikal Pada Siklus I dan II. Persentase (%) Tahapan Keaktifan belajar siswa Hasil belajar pengetahuan IPA siswa SIKLUS I 75,12% 79,6% SIKLUS II 83% 83,04% Ketuntasan Klasikal hasil belajar pengetahuan IPA siswa 72 % 84 % SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data keaktifan dan hasil belajar pengetahuan IPA siswa dapat ditarik simpulan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pelajaran IPA kelas VB SDN 9 Benoa Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan pada tahun ajaran 2015/2016. Keaktifan belajar siswa pada siklus I adalah 75,12% meningkat menjadi 83% pada siklus II. Penerapan pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan siswa dalam pelajaran IPA kelas VB SDN 9 Benoa Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan pada tahun ajaran 2015/2016. Hasil belajar pengetahuan IPA siswa pada siklus I adalah 79,6% meningkat menjadi 83,04% pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian ini, adapun saran-saran yang disampaikan kepada, diharapkan kepada guru SDN 9 Benoa untuk tetap menerapkan pembelajaran yang lebih bervariasi. Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan yakni dengan model pembelajaran Problem Based Learning. Pembaca yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning agar memperhatikan hambatan habatan yang peneliti temukan sebagai bahan pertimbanagan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan penelitian. DAFTAR PUSTAKA Agung, A.A Gede. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Undiksha Singaraja.. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media Publishing.. 2016. Statistika Dasar Untuk Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish. Aunurrahman. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media. Dirman dan Juarsih, Cicih. 2014. Pengembangan Kurikulum. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Kosasih.2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widya. Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: Rajawali Pers. 10

Siswantara, I Gede Agus. 2013. Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 8 Kesiman.Skripsi (diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Undiksha. Sudarma, I Nyoman. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus II Kecamatan Kuta Tahun Pelajaran 2013/2014. Tesis (diterbitkan). Progam Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana Undiksha. Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Suharsimi, dkk. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kharisma Putra Utama. 11