Ni Nyoman Kencanawati*, Fatmah Mahmud*, I Nyoman Merdana*, Ngudiyono*

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN KINERJA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

Scanned by CamScanner

/BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh faktor air semen dan suhu selama perawatan.

KETAHANAN DI LINGKUNGAN ASAM, KUAT TEKAN DAN PENYUSUTAN BETON DENGAN 100% FLY ASH PADA JANGKA PANJANG

ANALISIS KEGAGALAN STRUKTUR BETON AKIBAT KOROSI BAJA TULANGAN

ANALISIS KEKUATAN BETON PASCABAKAR DENGAN METODE NUMERIK

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu material utama yang banyak digunakan untuk

PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN PERMEABILITAS BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

TEKNOLOGI BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PENGGUNAAN AKSELERATOR PADA BETON YANG MENGGUNAKAN PEREKAT BERUPA CAMPURAN SEMEN PORTLAND TIPE I DAN ABU TERBANG

BAB III LANDASAN TEORI

ANTI KOROSI BETON DI LINGKUNGAN LAUT

Desember 2012 JURNAL TUGAS AKHIR. REANATA KADIMA GINTING ( )

PENELITIAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN DAN TANPA PEMAKAIAN SIKAFIBRE

KAJIAN KORELASI RASIO-AIR-POWDER DAN KADAR ABU TERBANG TERHADAP KINERJA BETON HVFA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidrasi dan menghasilkan suatu pengerasan dan pertambahan kekuatan.

LAJU PENETRASI KLORIDA PADA BETON MENGGUNAKAN METODE RAPID MIGRATION TEST

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

STUDI EKSPERIMENTAL BESARAN MEKANIS BETON MUTU NORMAL PADA SUHU TINGGI. Kaligawe Km.4 Semarang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

STUDI MENGENAI PERANCANGAN CAMPURAN BETON DENGAN GRADASI BERCELAH MENGGUNAKAN PEMODELAN PERILAKU RANGKAIAN PEGAS SERI

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu material yang banyak digunakan sebagai material

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. portland atau semen hidrolik yang lain, dan air, kadang-kadang dengan bahan tambahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH VARIASI FAKTOR AIR SEMEN DAN TEMPERATUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Irzal Agus. (Dosen Fakultas Teknik Unidayan Baubau) ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. didukung oleh hasil pengujian laboratorium.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

ANALISA EKSPERIMENTAL KUAT TARIK BELAH BETON PASCA PEMBAKARAN JURNAL TUGAS AKHIR

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND POZZOLAN

BAB III LANDASAN TEORI. tidak terlalu diperhatikan di kalangan masyarakat.

PENGARUH VARIASI SUHU PADA PERAWATAN ELEVATED TEMPERATURE TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. beton. Sebenarnya masih banyak alternatif bahan lain yang dapat dipakai untuk

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

PERBANDINGAN DESAIN CAMPURAN BETON NORMAL MENGGUNAKAN SNI DAN SNI 7656:2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan material bangunan yang paling umum digunakan dalam

REAKTIVITAS BERBAGAI MACAM POZZOLAN DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN MEKANIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bidang Teknik PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU BETON

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PECAHAN BETON RECYCLE SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA BETON DENGAN MUTU RENCANA f c = 25 MPa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA MODULUS ELASTISITAS DENGAN KUAT TEKAN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN MAUPUN SEMEN PORTLAND TIPE I

Kinerja Kuat Tekan Beton dengan Accelerator Alami Larutan Tebu 0.3% Lampiran 1 Foto Selama Penelitian

PENGARUH PERAWATAN TERHADAP DAYA TAHAN BETON

PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME TERHADAP PENGURANGAN SUSUT BETON. Abstrak

proporsi perbandingan tertentu dengan ataupun tanpa bahan tambah yang

BAB I 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

1. PENDAHULUAN 1.1. BETON

PENGARUH VARIASI SUHU DAN DURASI PEMBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN BETON PASCA BAKAR

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

DEGRADASI MEKANIK BETON NORMAL PASCA BAKAR

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perbandingan tertentu. Kelebihan beton yang lain adalah. adanya inovasi penggunaan material baru, misalnya bakteri.

BAB II STUDI PUSTAKA

PENGGUNAAN LIMBAH BAJA (KLELET) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA BETON. Hanif *) ABSTRAK

ANALISIS UKURAN AGREGAT KASAR PADA SIFAT MEKANIS BETON

PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON YANG DIPENGARUHI OLEH LINGKUNGAN ASAM SULFAT

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

BAB I PENDAHULUAN. macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON

Viscocrete Kadar 0 %

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN. & error) untuk membuat duplikasi proses tersebut. Menurut (Abdullah Yudith, 2008 dalam lesli 2012) berdasarkan beratnya,

Beton sebagai bahan bangunan teknik sipil telah lama dikenal di Indonesia, lokal, sehingga beton sangat populer dipakai untuk struktur-struktur besar

PENGARUH PERBEDAAN PROSES PENDINGINAN TERHADAP PERUBAHAN FISIK DAN KUAT TEKAN BETON PASCA BAKAR

KAJIAN KUAT TEKAN BETON UMUR 90 HARI MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND DAN SEMEN PORTLAND POZOLAND. Oleh: F. Eddy Poerwodihardjo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan kemajuan industri yang semakin pesat

PERBANDINGAN PEMAKAIAN AIR KAPUR DAN AIR TAWAR SERTA PENGARUH PERENDAMAN AIR GARAM DAN AIR SULFAT TERHADAP DURABILITAS HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

STUDI EKSPERIMEN KAPASITAS TARIK DAN LENTUR PENJEPIT CONFINEMENT KOLOM BETON

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

ANALISIS SIFAT MEKANIK TULANGAN BETON PASCA BAKAR (SEBAGAI BAHAN PENGAYAAN MATA KULIAH BAHAN BANGUNAN DAN STRUKTUR BETON) Agus Santoso

BAB I PENDAHULUANb Latar Belakang Permasalahan

ANALISA WAKTU KERUSAKAN BALOK BETON BERTULANG AKIBAT KOROSI PADA BANGUNAN STRUKTUR DI DAERAH PANTAI

Transkripsi:

22 Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 Vol. 2, No. 1 : 22-27, Maret 2015 DETEKSI PENURUNAN KADAR KEBASAAN BETON PASCA BAKAR SEBAGAI ESTIMASI AWAL TERJADINYA KOROSI PADA BAJA TULANGAN Alkaline Onset Detection of Concrete after Fire as a Preliminary Estimation of Steel Reinforcement Corrosion Ni Nyoman Kencanawati*, Fatmah Mahmud*, I Nyoman Merdana*, Ngudiyono* Abstrak Beton memiliki ketahanan terhadap kebakaran yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan material konstruksi lain. Walaupun demikian, perilaku beton terhadap bahaya kebakaran masih terus tetap di pelajari karena reaksi fisik dan kimia pasti terjadi bila beton dipanaskan yang mengakibatkan kekuatan dan kekakuannya menurun. Sifat mekanik seperti kuat tekan, kuat tarik, dan kuat lentur beton pasca bakar telah banyak diteliti. Demikin pula perubahan warna pada permukaan beton pasca bakar telah menjadi suatu pedoman umum dalam investigasi konstruksi beton setelah mengalami kebakaran. Penelitian ini mencoba mengangkat tentang kadar kebasaan beton pasca bakar mengingat sifat basa beton memiliki arti penting dalam menjaga baja tulangan agar tidak terjadi korosi.ph meter digunakan untuk mendeteksi ph beton pasca bakar pada suhu 300 0 C, 500 0 C, dan 700 0 C. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, didapatkan onset temperatur peralihan kondisi asam ke basa beton pasca bakar yaitu pada suhu 660 0 C. Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu acuan dalam investigasi, audit, dan perbaikan struktur beton bertulang pasca bakar. Kata kunci : Beton pasca bakar, Kadar ph, Tingkat kebasaan beton, Korosi baja tulangan PENDAHULUAN Baja tulangan merupakan penguat struktur beton bertulang yang ditutupi selimut beton. Keberadaan selimut beton tersebut berfungsi sebagai pelindung baja terhadap serangan korosi yang berasal dari pengaruh lingkungan sekitarnya. Beton pada lingkungan yang basa dengan kadar ph sebesar 12-13 akan memberikan proteksi korosi yang sangat baik terhadap baja tulangan dengan membentuk selaput pasif yang terdiri dari senyawa besi-oksida pada permukaan baja tulangan. Pembentukan senyawa ini tak terlepas dari peran kalsium hidroksida (CAOH2) yang terdapat pada pasta semen. Temperatur tinggi akibat kebakaran dapat mengakibatkan dekomposisi dari senyawasenyawa yang terdapat pada pasta semen (Purkish, 1996; Zhang Becanic dan Pearce, 2002). Dekomposisi ini tergantung pada suhu kebakaran maksimum yang terjadi dan juga durasi kebakaran (Li, 2010). Perubahan senyawa saat terjadinya kebakaran diestimasikan dapat mengakibatkan kadar kebasaan beton menurun. Hal ini mengakibatkan proteksi terhadap baja tulangan juga menurun. Temperatur tinggi yang berujung pada penurunan kadar alkali pada beton setelah kebakaran sangat penting diketahui terkait proses perbaikan konstruksi. Beton dengan ingkungan asam tidak dapat lagi diandalkan untuk melindungi baja tulangan terhadap korosi. Sehingga penelitian ini mencoba untuk mempelajari sampai temperatur tinggi berapakah yang dapat menurunkan kadar kebasaan beton dengan mengukur ph dari beton yang dipanasi dari temperatur 300 0 C dan temperatur 700 0 C. Onset temperatur yang merupakan peralihan lingkungan dalam beton dari basa ke asam ini yang dapat dijadikan pedoman pada perbaikan konstruksi beton pasca bakar selanjutnya. * Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram Jl. Majapahit 62 Mataram

Kencanawati., N.N., dkk : Deteksi Penurunan Kadar Kebasaan Beton 23 TINJAUAN PUSTAKA Selimut beton difungsikan untuk melindungi baja tulangan terhadap serangan korosi pada baja tulangan Lingkungan beton yang alkalis (ph=12-13) akan memberikan proteksi korosi yang sangat baik terhadap baja tulangan dengan membentuk selaput pasif yang terdiri dari senyawasenyawa besi oksida (Fe2O3) atau hidroksida (FeOOH) di permukaan baja tulangan (Duggal, 2004;Mehta dan Monteiro, 2006). Penetrasi gas CO2 dan ion klorida dari lingkungan penggunaan dapat menurunkan ph beton dan melarutkan selaput pasif secara setempat sehingga baja akan terkorosi (Fardhyanti, 2004 dan Armer., 2001) Studi tentang turunnya kebasaan beton pada temperatur normal telah banyak dilakukan. Pada temperatur normal menurunnya kadar kebasaan pada beton disebabkan oleh proses karbonasi. CO2 di udara bereaksi dengan kalsium hidroksida (Ca(OH)2) yang ada di pasta semen sehingga menghasilkan kalsium karbonat yang bersifat asam. Kedaan ini selain mempengaruhi sifat mekanik beton, juga mempercepat terjadinya korosi pada baja tulangan (Chi dkk., 2002 ; Mankmon dan Shao, 2006; Verjanon, 2014). Sedikitnya literatur yang menjelaskan tentang kadar kebasaan beton pada temperatur tinggi mendorong peneliti untuk melakukan studi lebih lanjut tentang masalah ini. METODE PENELITIAN Penelitian ini terbagi atas beberapa tahap besar yaitu: Tahap A: Pembuatan beton Tahap ini diwali dengan pemeriksaan pendahuluan bahan penyusun beton yaitu uji kualitas agregat kasar, uji kualitas agregat halus, uji visual semen, dan air. Pembuatan dan perawatan beton berdasarkan SNI 03-2493-1991. Tahap B: Pembakaran beton Pembakaran beton dilakukan pada suhu 300 0 C, 500 0 C, dan 800 0 C dengan menggunakan tungku pembakaran standar. Benda uji berupa silinder beton ukuran diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Tahap C: Pengujian ph beton pasca bakar dengan ph meter dan pengujian ph beton dengan larutan phenolptalien. Uji ini juga dilakukan di laboratorium Struktur dan Bahan. Selain itu pengujian mengenai penurunan berat dan penurunan kapasitas beban beton pasca bakar dilakukan pada tahap ini. Tahap D: Analisa hasil HASIL DAN PEMBAHASAN Campuran Beton Perhitungan campuran beton berdasarkan SNI-03-2834-2000. Faktor air semen ditentukan sebesar 0,5 dan diperoleh nilai slump 9 cm. Kebutuhan bahan per 1 m 3 seperti Tabel 1.

24 Spektrum Sipil, 2(1), Maret 2015 Tabel 1 Kebutuhan Bahan Campuran Beton per 1 m 3 Bahan beton Berat (kg) Air 205 Semen 410 Pasir 694 Batu Pecah 1041 Kurva Pertumbuhan Panas Pembakaran dilakukan dengan tiga variasi yaitu 300 0 C, 500 0 C, dan 700 0 C. Masing-masing temperatur dinaikkan 10% dari temperatur variasi saat uji kebakaran. Setelah mencapai temperatur variasi, temperatur tersebut dipertahankan selama 3 jam agar terjadi induksi panas yang sempurna ke dalam beton. Kurva pertumbuhan panas saat pembakaran dapat dilihat pada Gambar 1. Suhu 300 0 C dicapai dalam rentang waktu 60 menit, suhu 500 0 C dicapai dalam waktu 90 menit, dan suhu 700 0 C dicapai dalam waktu 120 menit. Gambar 1 Kurva Pertumbuhan Panas Penurunan Berat Perubahan fisik yang dapat dengan jelas di evaluasi pada beton pasca bakar adalah dengan mengevaluasi selisih berat beton sebelum dan setelah mengalami pembakaran. Gambar 2 menunjukkan penurunan berat yang terjadi pada beton pasca bakar pada masing-masing variasi temperatur. Gambar 2 Penurunan Berat Beton Pasca Bakar

Kencanawati., N.N., dkk : Deteksi Penurunan Kadar Kebasaan Beton 25 Semakin tinggi suhu pembakaran, semakin besar terjadi pengurangan berat pada beton. Hal ini diakibatkan oleh berkurangnya jumlah air kapiler pada pori-pori beton akibat proses hidrasi lanjut saat pembakaran pada suhu awal. Selain itu retak dan spalling yang terjadi pada suhu pembakaran yang lebih tinggi yaitu 700 0 C, tentu juga mengurangi berat beton. Penurunan Kapasitas Beban Beban dukung terhadap gaya tekan menurun sejalan dengan kenaikan suhu pembakaran seperti terihat pada Gambar 3. Adanya retak pada internal beton akibat adanya desakan air kapiler pada pasta semen, dapat mengurangi daya dukung beton terhadap beban. Semakin tinggi suhu pembakaran, maka semakin besar pula penurunan daya dukung beton terhadap beban. Gambar 3 Penurunan Kapasitas Beban Tekan Beton Pasca Bakar Penurunan Kadar Kebasaan Kadar kebasaan beton ditentukan oleh nilai ph serta perubahan warna saat ditetesi dengan larutan penolpthalein. Berikut hasil uji kadar kebasaan beton ditampilkan pada Tabel 2 dan Gambar 4. Tabel 2 Uji Kadar Kebasaan Beton Pasca bakar Suhu ( 0 )C ph Phenolpthalein test 30 12.14 Magenta 330 11.38 Magenta 550 10.63 Magenta 770 9.21 Colorless Gambar 4 Uji ph Beton Pasca bakar

26 Spektrum Sipil, 2(1), Maret 2015 Pada pembakaran beton sampai dengan suhu 500 0 C, beton masih bersifat basa yang ditunjukkan dengan nilai ph diatas 10 dan perubahan warna menjadi magenta setelah penetesan larutan phenolpthalein. Kondisi ini menunjukkan bahwa beton masih bersifat basa dan masih dapat melindungi baja tulangan terhadap bahaya korosi. Namun, setelah mengalami pembakaran pada suhu 700 0 C, beton mengalami penurunan ph yang signifikan dari 12 menjadi 9 tanpa adanya perubahan warna pada beton setelah penetesan phenolphthalein. Kondisi ini menunjukkan bahwa beton telah bersifat asam. Kondisi asam pada beton menyebabkan beton tidak dapat lagi sebagai proteksi pasif terhadap baja tulangan. Analisa onset temperatur dilakukan dengan cara menarik garis tren bi-linear dari kurva hubungan temperatur-ph. Garis linier pertama mewakili trend penurunan kadar ph yang masih landai dan garis linier kedua mewakili trend penurunan kadar ph yang tajam. Pertemuan dua garis linier tersebut diasumsikan sebagai onset peralihan basa-asam beton pasca bakar yaitu pada temperatur 660 0 C seperti terlihat pada Gambar 5. Gambar 5. Onset Temperatur Peralihan Asam-Basa Beton Pasca bakar SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pembakaran beton sampai dengan suhu 500 0 C menunjukkan beton masih bersifat basa dengan nilai ph diatas 10 dan perubahan warna menjadi magenta setelah penetesan larutan phenolpthalein. Namun sebaliknya, pembakaran beton pada suhu 700 0 C menyebabkan beton bersifat asam dengan ph dibawah 10 yaitu 9 dan tidak terjadi perubahan warna pada beton setelah penetesan phenolphthalein. Onset peralihan sifat basa-asam beton pasca bakar yaitu pada temperatur 660 0 C.

Kencanawati., N.N., dkk : Deteksi Penurunan Kadar Kebasaan Beton 27 Saran Perlu dibuktikan secara eksperimental pada temperatur sekitar 660 0 C merupakan onset temperatur peralihan kondisi basa ke asam beton pasca bakar. DAFTAR PUSTAKA Armer, GST., 2001, Monitoring and Assessment of Structure, Spon Press, London. Chi. JM., Huang R., and Yang CC., Effects Of Carbonation On Mechanical Properties And Durability Of Concrete Using Accelerated Testing Method, Journal of Marine Science and Technology, Vol. 10, No. 1, 2002, pp. 14-20 Duggal SK., Building Construction Material, New Age International Limited Publisher, 2003 Fardhyanti DS., Uji Efektivitas Natrium Fosfat Sebagai Inhibitor Pada Korosi Baja Tulangan Beton, Jurnal Kimia sains dan Aplikasi, Vol 7, No 2 (2004), pp 30-37 Li, Q and Li, Z., Repair of Fire-Damaged Concrete: Improvement of Carbonation Resistance, Proceeding of Second International conference on Sustainable Construction Materials and Technologies, ISBN 978-1-4507-1490-7, Italy, June 28-30, 2010 Mehta, PK. And Monteiro, PJM., 2006, Concrete Microstructures, Properties, and Materials, Mc Graw-Hill, New York. Monkman S., and Shao Y., Assessing the Carbonation Behavior of Cementitious Materials, Journal Of Materials In Civil Engineering, November/December 2006, pp 768-776 Purkish, JA., 1996, Fire Safety Engineering Design of Structures, Butterworth, Heinneman SNI 03-2493-1991: Metoda Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium SNI 03-2834-2000: Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. Varjonen S., Accelerated Carbonated Concrete as Corrosion Environment, Tampere University of Technology, available in http://www.nvtf.org, 2014 Zhang B., Bicanic N, Pearce CJ., Phillips DV., Relationship Between Brittleness and Moisture Loss of Concrete Exposed to High Temperatures, Cement and Concrete Research 32 (2002) 363 371.