BAB I PENDAHULUAN. keadilan sosial. Didalamnya sekaligus terkandung makna tugas-pekerjaan yang harus

dokumen-dokumen yang mirip
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Oleh : Uci Sanusi, SH., MH

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Makalah Bela Negara. Disusun oleh MANIS RUKMINI: Dosen Pembimbing. Drs. M. KHALIS PURWANTA MM. PROGAM DIPLOMA MANAJEMEN INFORMATIKA

ANATOMI KEAMANAN NASIONAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Dinno Mulyono, M.Pd. MM. STKIP Siliwangi 2017

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

Untuk turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia diperlukan sikapsikap:

SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SELAKU INSPEKTUR UPACARA PADA ACARA PERINGATAN HARI BELA NEGARA TAHUN 2015 JAKARTA, 19 DESEMBER 2015

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

UU 27/1997, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 27 TAHUN 1997 (27/1997) Tanggal: 3 OKTOBER 1997 (JAKARTA)

Bab 1 Pendahuluan 1. Latar Belakang

NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SELAKU INSPEKTUR UPACARA PADA ACARA PERINGATAN HARI BELA NEGARA TAHUN 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA BESERTA PENJELASANNYA

NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 7.1 Kesimpulan. ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata Pramuka merupakan singkatan dari prajamuda karana, yang memiliki arti

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. RUMUSAN MASALAH

Waktu: 8 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Standar Kompetensi: Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Pendidikan Kewarganegaraan (IPB 105) TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1997 TENTANG MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. sekaligus (Abdullah, 2006: 77). Globalisasi telah membawa Indonesia ke dalam

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Geopolitik

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN PENDUKUNG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOL. INF. KETUT BUDIASTAWA, S.SOS, MSI

*10197 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 27 TAHUN 1997 (27/1997) TENTANG MOBILISASI DAN DEMOBILISASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

bentuk usaha pembelaan negara meliputi:

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

MATERI UUD NRI TAHUN 1945

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

REVITALISASI BELA NEGARA DI LINGKUNGAN DITJEN POTHAN

PLEASE BE PATIENT!!!

MAKALAH PKN PERANAN MASYARAKAT DALAM USAHA BELA NEGARA DI INDONESIA

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

PENGETAHUAN TENTANG BELA NEGARA

Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor penting dalam memajukan bangsa dan negara. Pada pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya. Pembangunan tersebut sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan

MI STRATEGI

SANTIAJI PANCASILA: Lima Nilai Dasar PANCASILA

SAMBUTAN KETUA UMUM FKPPI DALAM ACARA RAPIMPUS FKPPI 2014 "POLA PIKIR FKPPI DALAM MENGABDI PADA KEPENTINGAN RAPAT PIMPINAN PUSAT FKPPI 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Beberapa kesimpulan menjawab rumusan masalah tentang pemahaman nilai

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN SIKAP BELA NEGARA PADA SISWA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

d. Hak atas kelangsungan hidup. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan Berkembang.

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN)

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

5. Distribusi Distribusi adalah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN. Syahlan A. Sume. Modul ke: Fakultas FEB

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

KONSEPSI DAN IMPLEMENTASI SISHANKAMRATA SEBAGAI SISTEM PERTAHANAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI.

LATIHAN SOAL PENDIDIKAN PANCASILA IPB 111 UNIT MATA KULIAH DASAR UMUM

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

PANCASILA DALAM IMPLEMENTASI SILA DUA DAN TIGA

Bab 2. Pokok Pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 29

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

Program Bela Negara Sebagai Perwujudan Hak Dan Kewajiban Warga Negara. Dalam Penyelenggaraan Pertahanan Negara. Oleh: Zaqiu Rahman *

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1

KEWARGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAPEL :...

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ASTAGATRA. Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D.

FORMATIF 1 I. Isilah tiitk-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar! II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

Modul ke: GEOPOLITIK. 10Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

PANDUAN MAHASISWA BELA NEGARA

Landasan dan Tujuan Pendidikan Pancasila

KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI PERWUJUDAN GEOSTRATEGI INDONESIA

Transkripsi:

1

2

3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia didirikan oleh para pendiri bangsa ini dengan tujuan yang sangat mulia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai berikut : Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Didalamnya sekaligus terkandung makna tugas-pekerjaan yang harus dilakukan oleh negara sepanjang sejarahnya. Perwujudan dan pencapaian tujuan-tujuan luhur itu tentu saja tidak lepas dan tidak sepi dari aneka ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Semuanya bersifat, merintangi, bahkan membahayakan kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara, dan karena itu harus sedapat mungkin dicegah, dihadapi dan diatasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu partisipasi aktif setiap dan seluruh warga negara Indonesia kiranya merupakan suatu keharusan. Partisipasi itu sesungguhnya adalah hak dan kewajiban warga negara, yang secara konstitusional tercantum dalam pasal 27 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi, setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. oleh sebab itu, tak 4

satupun warga negara yang sudah dewasa, sehat jasmani dan rohaninya boleh menghindari keharusan tersebut dengan alasan apapun juga. A. Tujuan Kegiatan Sosialisasi Adapun tujuan dari kegiatan sosialisasi ini adalah: 1. Agar generasi muda sadar akan peranannya sebagai tunas bangsa dan kader bangsa untuk senantiasa secara terus menerus mencintai bangsa dan negaranya sendiri. 2. Agar generasi muda memiliki kesadaran untuk membela negara, dengan cara turut serta menjaga kedaulatan negara, menjaga keutuhan wilayah dan keselamatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. B. Sasaran Kegiatan Sosialisasi Adapun sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan sosialisasi ini antara lain adalah: 1. Memberikan pemahaman kepada generasi muda akan nilai-nilai bela negara. 2. Generasi muda memiliki kesadaran untuk membela negara sebagai prasyarat dalam membangun sistem pertahanan negara yang bersifat semesta. 3. Turut sertanya generasi muda membantu aparat keamanan dan ketertiban dalam rangka menciptakan lingkungan sekitarnya dimana dia berada agar terwujud lingkungan yang kondusif. 5

BAB II PEMBAHASAN A. Pentingnya Bela negara Apa sesungguhnya yang dimaksud dengan bela negara itu? Kamus Umum Bahasa Indonesia mengartikan istilah bela sebagai menjaga baik-baik, memelihara, merawat, melepaskan dari bahaya, memihak untuk melindungi dan mempertahankan sesuatu. Sesuatu yang harus dijaga, dipelihara, dirawat, dilindungi dan dipertahankan dalam konteks ini adalah negara. Tegasnya, Negara Kesatuan Republik Indonesia, yeng keberadaannya dari Sabang sampai Merauke. Dengan demikian Membela Negara dapat kita artikan sebagai menjaga, memelihara, melindungi dan mempertahankan eksistensi negara, bahkan melepaskannya dari bahaya. Muncul pertanyaan, mengapa negara harus dibela, bukankah itu adalah tugas dari aparat TNI dan POLRI?. Dan apakah tugas bela negara itu hanya melulu dibidang mempertahankan keamanan dan ketertiban saja, serta bagaimana cara dan bentuk bela negara bagi masyarakat. Perihal cara dan bentuk bela negara tentu saja ada bermacam-macam. Dalam konteks warga negara, pembelaan itu dilakukan melalui pembangunan dan pengembangan suatu postur pertahanan negara yang tangguh, berdaya pikat, berdaya tahan dan berdaya saing tinggi. Pertahanan seperti itu dimaksudkan untuk mencegah, 6

menghadapi, dan mengatasi segala macam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa, baik yang bersifat militer maupun non militer. Sangat jelas yang bersifat militer adalah, sistem pertahanan negara kita menempatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai komponen utama dengan didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung. Sedangkan dalam menghadapi ancaman non militer, sistem pertahanan negara kita menempatkan lembaga pemerintah diluar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi, dengan didukung oleh unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa. B. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan Syarat- syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang. Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.dan Bela Negara merupakan tekad, sikap, perilaku, dan tindakan warga negara dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam bela negara adalah cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara. Yakin pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban bagi bangsa dan Negara serta memiliki kemampuan awal bela Negara.Salah satu strategi dalam membangun daya tangkal bangsa untuk menghadapi kompleksitas 7

ancaman ini adalah melaksanakan revitalisasi pembinaan kesadaran bela negara kepada setiap warga negara. Strategi itu akan terwujud bila ada keterpaduan penyelenggaraan secara lintas sektoral, sebagai wujud tanggung jawab bersama pembinaan SDM untuk mewujudkan keutuhan dan kelangsungan hidup NKRI. Diharapkan ada kesepahaman bahwa pembinaan kesadaran bela negara sebagai upaya membangun karakter bangsa yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional. Juga dapat diprogramkan pada setiap institusi pemerintah dan non pemerintah. Begitu pula dengan organisasi kemasyarakatan (Ormas) bisa melaksanakan sesuai aturan yang berlaku.demi suatu tujuan, yaitu nasionalisme, cinta tanah air, dan kedamaian. Hak dan kewajiban warga negara, terutama kesadaran bela negara akan terwujud dalam sikap dan perilakunya bila ia dapat merasakan bahwa konsepsi demokrasi dan hak asasi manusia sungguh sungguh merupakan sesuatu yang paling sesuai dengan kehidupannya sehari hari. Unsur-unsur bela negara meliputi: 1. Cinta tanah air; 2. Kesadaran berbangsa dan bernegara; 3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara; 4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara. Contoh-contoh bela negara: 1. Melestarikan budaya; 8

2. Belajar dengan rajin bagi para pelajar; 3. Taat akan hukum dan aturan-aturan negara; Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang bela negara: 1. UUD pasal 30 ayat 1,2,3,4 dan 5 tahun 1945 tentang keamanan negara; 2. UU nomor 39 tahun 1999 pasal 6b tentang Hak Asasi Manusia; 3. Undang-undang No. 3 pasal 9 ayat 1 tahun 2002 tentang pertahanan negara; 4. TAP MPR VII tahun 2000 tentang peranan TNI dan POLRI; 5. TAP MPR VI tahun 2000 tentang pemisahan TNI dan POLRI. Dan dalam Pasal 30 UUD 1945 menyebutkan bahwa "tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara". Konsep Bela Negara dapat diuraikan yaitu secara fisik maupun non-fisik. Secara fisik yaitu dengan cara "memanggul bedil" menghadapi serangan atau agresi musuh. Bela Negara secara fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Sedangkan Bela Negara secara nonfisik dapat didefinisikan sebagai "segala upaya untuk mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara", di mana unsur-unsur Rakyat Terlatih membantu pemerintah merupakan unsur bantuan tempur bagi pasukan reguler TNI dan terlibat langsung di medan perang. C. Bela Negara Secara Non Fisik Di masa transisi menuju masyarakat madani sesuai tuntutan reformasi saat ini, justru kesadaran bela negara ini perlu ditanamkan guna menangkal berbagai potensi 9

ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik dari luar maupun dari dalam seperti yang telah diuraikan di atas. Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya, bela negara tidak selalu harus berarti "memanggul bedil menghadapi musuh". Keterlibatan warga negara sipil dalam bela negara secara non-fisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang masa dan dalam segala situasi, misalnya dengan cara: a. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati arti demokrasi dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus kepada masyarakat; b. Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata (bukan retorika); c. Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan menjunjung tinggi Hak Azasi Manusia; d. Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruh- pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa Indonesia dengan lebih bertaqwa kepada Allah swt melalui ibadah sesuai agama/kepercayaan masing-masing. 10

BAB III PELAKSANAAN KEGAIATAN SOSIALISASI A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Sosialisasi Lokasi pelaksanaan sosialisasi adalah Desa Loa Duri Ulu Kabupaten Kutai Kartanegara, dan waktu pelaksanaan tanggal 06 April 2016. B. Materi Sosialisasi Adapun materi Sosialisasi yang akan dilaksanakan yaitu : Pentingnya partisipasi masyarakat dalam rangka keikutsertaan bela negara. C. Jadwal Kegiatan Jadwal pelaksanaan kegiatan penyuluhan pada hari Rabu Jam 08.30 wita sampai selesai, tanggal 06 April 2016.. 11

12

DAFTAR HADIR Kegiatan : Sosialisasi Materi : Bela Negara Tgl Pelaksanaan : 06 April 2016 Tempat : Desa Loa Duri Ulu Kabupaten Kutai Karta Negara Pemateri: : 1. Drs. H. Maskan, M.Si. 1. Frendly Albertus, S.Sos. M.A. No. N a m a Tanda Tangan 13