BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB II SISTEM PENCETAK KUE LIDAH KUCING

OTOMASI ALAT PEMBUAT BRIKET ARANG MENGGUNAKAN PLC

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol

Gambar 3.1 Tahapan Perancangan Miniatur Lift

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

kendali pemotongan kertas pada industri rumah tangga, dimana dengan

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang

BAB III PERANCANGAN ALAT

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012

ALAT PENCETAK PAKAN IKAN DALAM BENTUK PELLET

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC UNTUK STARTING DAN BREAKING PADA PINTU GESER MENGGUNAKAN PID

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

SISTEM PENGATURAN STARTING DAN PENGEREMAN MOTOR UNTUK PINTU GESER OTOMATIS

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

Dalam perancangan sistem pengendalian gerak palang pintu kereta api ini.

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Tujuan Pengukuran 4.2. Peralatan Pengukuran

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

Pengantar Programable Logic Control. Dr. Fatchul Arifin, MT

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN MODUL. Nama Alat : Simulasi Pengukuran Timer Pada Terapi Inframerah. Menggunakan ATmega16

ELEKTRO-PNEUMATIK (smkn I Bangil)

BAB III PENGENDALIAN GERAK MEJA KERJA MESIN FRAIS EMCO F3 DALAM ARAH SUMBU X

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengontrol dan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan, yang

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

PENGEPRES KANTONG PLASTIK OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II KONSEP DASAR LEMARI PENGERING PAKAIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Rancang Bangun Alat Penggulung Dinamo Menggunakan Mikrokontroler

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakansanakan mulai bulan Januari 2014 Juni 2014, bertempat di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Waterbath terapi rendam kaki menggunakan heater dan peltier sebagai

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

USER MANUAL KERAN AIR OTOMATIS MATA DIKLAT : ELEKTRONIKA INDUSTRI ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L Maka untuk

BAB II SISTEM PEMANASAN AIR

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini ialah dengan melakukan eksperimen secara

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB III PERANCANGAN SISTEM

RANCANG BANGUN ALAT PEMBERSIH SUNGAI OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3.1 Pengantar Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan perealisasian keseluruhan sistem yang meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Pada perancangan perangkat keras akan dibahas mengenai perancangan dan perhitungan dari tiap modul yang digunakan serta keterangan mengenai modul yang digunakan tiap bagian, dan juga gambaran dari pengkabelan masukan dan keluaran pada PLC. Diagram kotak perangkat keras dapat dilihat pada Gambar 3.1. POWER AC SENSOR SUHU PENDETEKSI SEKAT LONG LS ATAS PINTU OVEN LS BAWAH PINTU OVEN LS ATAS PENUANG LS BAWAH PENUANG P L C MIXER KONVEYOR DRIVER PENUANG ADONAN MOTOR PENEKAN ADONAN DRIVER PINTU OVEN MENLAKAN OVEN TOMBOL MASUKAN Gambar 3.1. Diagram Kotak Perangkat Keras 13

14 3.2 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras akan dibahas pada setiap proses yang ada pada dasar sistem. yaitu meliputi pencampuran, penuangan, pencetakan, dan pengovenan. Proses proses tersebut berjalan secara berurutan. Untuk memudahkan jalannya proses, maka peletakan mekanis harus diperhatikan. Pada bagian mekanik pencampuran adonan diletakkan pada bagian paling atas, supaya bisa dilakukan penuangan ke dalam box pencetak adonan. Box pencetak adonan diletakkan di bawah mekanik pencampuran adonan membentuk posisi L. Konveyor diletakkan memanjang di bawah box pencetak adonan, agar pencetak dapat mengisi lubang pada loyang. Bagian pengovenan diletakkan pada sebelah sisi kiri dari oven, tepat sesudah loyang keluar dari mesin pencetakan, untuk mempermudah pengambilan loyang setelah adonan dicetak. Bagian elektronis dan PLC, diletakkan dibawah meja pengovenan. Pemilihan COM keluaran PLC perlu diperhatikan, agar tidak menghabiskan banyak kabel dan konektor. Konfigurasi keluaran dengan pasangan COM ditunjukkan pada tabel 3.1. Tabel 3.1. Tabel Pasangan COM COM Pasangan COM 0 Y0 1 Y1 2 Y2, Y3 3 Y4,Y5 4 Y6,Y7 5 Y10,Y11 6 Y12,Y13 7 Y14,Y15,Y16,Y17 8 Y20,Y21,Y22,Y23 9 Y24,Y25,Y26,27 Pada pasangan COM di atas terlihat bahwa COM7, COM8 dan COM9 mempunyai keluaran yang lebih banyak. Maka COM dan pasangan keluaran yang akan digunakan adalah COM7, COM8 dan COM9. Dengan penjelasan yang ditunjukkan pada Tabel 3.2.

15 Tabel 3.2. COM yang dipakai dan Keterangan COM Keterangan 7 pasangan keluaran Y17 dan Y15. Y17 digunakan untuk mengaktifkan sirene dan Y15 digunakan untuk menggerakkan pemotong adonan pada bagian mesin pencetak. 8 pasangan keluaran Y20, Y21, Y22, Y23. Y20 digunakan untuk mengaktifkan motor konveyor. Y21 digunakan untuk mengaktifkan motor extruder. Y22 digunakan untuk mengaktifkan motor pencampur adonan. Y23 digunakan untuk mengaktifkan kompor listrik. 9 pasangan keluaran Y24, Y25, Y26, Y27. Y24 dan Y25 digunakan untuk mengaktifkan driver motor penuang adonan. Y26 dan Y27 digunakan untuk mengaktifkan driver motor pintu oven. 3.2.1 Pencampuran Adonan Pada bagian pencampuran adonan digunakan motor AC 220 dengan kecepatan 1400 RPM. Motor ini digerakkan secara otomatis oleh PLC dengan pengkabelan seperti Gambar 3.2. Motor ini disambungkan pada bagian atas salah satu baling baling pencampur. Seperti terlihat pada Gambar 3.3. Pencampur adonan akan bergerak saat tombol START yang terhubung pada bagian masukan PLC X0 ditekan. Sedangkan tombol STOP digunakan untuk menghentikan semua proses yang berjalan. Untuk pengkabelan tombol masukan terlihat pada Gambar 3.4. Gambar 3.2. Konfigurasi Pengkabelan MOTOR AC

16 Gambar 3.3. Mekanik Pencampur Adonan (ukuran dalam mm) Gambar 3.4. Konfigurasi Pengkabelan Tombol Masukan Tombol START dan tombol STOP dalam perealisasiannya digunakan jenis tombol push on. 3.2.2 Penuangan Adonan Gambar 3.5. Skematik dan Pengkabelan Penuang Adonan

17 Bagian penuangan adonan ini, akan menggerakkan mekanik pencampur adonan agar tertuang ke dalam box pencetak adonan. Untuk menggerakkan penuang ini, dibutuhkan motor DC dengan torsi yang besar, karena beban dari mekanik pencampur dan adonannya berat. Maka digunakan motor DC power window dengan catu daya menggunakan power supply yang biasa digunakan pada CPU (Central Processing Unit). Agar motor bisa bergerak 2 arah (naik-turun) pada perancangan ini digunakan driver motor menggunakan relay dengan skematik dan pengkabelan seperti Gambar 3.5. Gambar 3.6. Mekanik Penuang Adonan Gambar 3.7. Pengkabelan Limit Switch Penuang Agar bisa menuang adonan, bagian mekanik mixer diputar vertikal ke arah box pencetak adonan, dengan metode ulir. Bentuk mekanik metode ulir ditunjukkan pada Gambar 3.6. Untuk mendeteksi posisi awal mekanik penuang

18 dan posisi akhir saat berhenti untuk menuang digunakan limit switch yang dipasang pada bagian penyangga pencampur adonan. Bentuk pengkabelan ditunjukkan pada Gambar 3.7. Peletakan limit switch ditunjukkan pada Gambar 3.8. Gambar 3.8. Peletakan limit switch 3.2.3 Pencetak Adonan Bagian pencetak adonan ini terdiri dari beberapa komponen pendukung yaitu: 1. Box Pencetak 2. Konveyor 3. Loyang dan Pendeteksi Loyang 4. Pemotong adonan 3.2.3.1 Box Pencetak Adonan Box Pencetak adonan ini mendorong adonan ke ujung keluaran box pencetak, menggunakan 2 buang motor DC dengan cara menggerakkan extruder (lihat Gambar 2.7). Pengkabelan dari motor ditunjukkan pada Gambar 3.9. Bentuk mekanik dari box pencetak ditunjukkan pada Gambar 3.10

19 Gambar 3.9. Pengkabelan Motor Extruder Gambar 3.10. Mekanik Box Pencetak 3.2.3.2 Konveyor Konveyor ini digerakkan oleh 1 buah motor DC dan menggunakan IC regulator untuk mengatur kecepatan dari konveyor. Pengkabelan ditunjukkan pada Gambar 3.11. Regulator yang digunakan menggunakan IC LT1083 dengan output

20 maksimal 12V, dengan bentuk untai seperti Gambar 3.12. Untuk menghitung nilai R1 dan R2 pada untai tersebut digunakan persamaan yang terdapat pada datasheet LT1083 yang ditunjukkan pada Persamaan 3.1. =1,25.1+...(3.1) Gambar 3.11. Pengkabelan Motor Konveyor Gambar 3.12. Skematik Regulator LT1083 Dengan menetapkan nilai R2 sebesar 5000 Ω, menggunakan potensio, dan Vout sebesar 12V, maka diperoleh nilai R1 sebesar 12=1,25.1+....(3.2) 1=581Ω

21 Nilai R1 sebesar 581Ω tidak terdapat di pasaran, untuk itu pada perancangan nilai R1 diganti dengan 560Ω. Pada bagian mekanik konveyor terdapat pembatas untuk memudahkan peletakan loyang. Bentuk konveyor ditunjukkan pada Gambar 3.13. Gambar 3.13. Mekanik Konveyor 3.2.3.3 Loyang dan Pendeteksi Loyang Gambar 3.14. Bentuk Loyang Loyang yang digunakan untuk pencetak memiliki ukuran 30 x 30 cm. Dengan bentuk seperti Gambar 2.9, hasil dari perealisasian ditunjukkan pada Gambar 3.14. Untuk bisa mendeteksi loyang digunakan sensor infra merah

22 menggunakan modul dari Autonics dengan seri BYD-30DDT. Sensor ini memiliki kemampuan maksimal mendeteksi benda sejauh 10 sampai 30 mm. Keluaran dari sensor ini bisa langsung dihubungkan pada masukan PLC. Bentuk dari sensor ini terlihat pada Gambar 3.15. pengkabelan dari sensor ini ditunjukkan pada Gambar 3.16. Gambar 3.15. Autonics BYD-30DDT Gambar 3.16. Pengkabelan Sensor Gambar 3.17. Letak Mekanik Sensor Inframerah

23 Sensor inframerah diletakkan di sebelah kiri dari box pencetak, dengan posisi mekanik seperti Gambar 3.17, agar mudah disesuaikan dengan ujung keluaran pencetak adonan dan loyang pencetak. 3.2.3.4 Pemotong Adonan Gambar 3.18. Skematik dan Pengkabelan Pemotong Adonan Pemotong adonan ini bertujuan agar pada saat berhenti adonan tidak menetes keluar loyang pencetak. Pemotong adonan ini digerakkan oleh motor DC dengan bentuk skematik dan pengkabelan seperti Gambar 3.18. Mekanik adonan ini terletak diujung keluaran box pencetak adonan. Bentuk mekanik dari pemotong adonan ditunjukkan pada Gambar 3.19. Gambar 3.19. Mekanik Pemotong Adonan

24 3.2.4 Pengovenan Adonan Pada proses Pengovenan adonan, akan digunakan kompor listrik untuk memanaskan oven. Bentuk pengkabelan ditunjukkan pada Gambar 3.20. Gambar 3.20. Pengkabelan Kompor Listrik Gambar 3.21. Bentuk Thermocouple Untuk mendeteksi suhu di dalam oven digunakan Sensor thermocouple. Bentuk sensor dari thermocouple ini ditunjukkan pada Gambar 3.21. Keluaran dari sensor thermocouple berupa tegangan yang mempunyai sinyal sangat kecil yaitu pada suhu 300C sekitar 0,021 mv. Sedangkan untuk masukan analog dibutuhkan minimal 0,3mV untuk melakukan perubahan tiap 1 desimal. Nilai 0,3 mv tersebut didapat dari perhitungan menggunakan Persamaan 3.3. =!"#$%&'(,16383...(3.3)!)*+ Dengan mengatur tegangan referensi (Vref) sebesar 5 volt pada program PLC, maka untuk setiap perubahan 1 desimal (VinPLC) mempunyai perhitungan sebagai berikut 1=!"#$%&'(,16383...(3.4)

25 $/01(= 2343...(3.5) $/01(=0.3 Gambar 3.22 Sensor Thermocouple dan Untai penguat instrumentasi Gambar 3.23. Pengkabelan Penguat Instrumentasi ke Masukan Analog Untuk itu dibutuhkan penguat instrumentasi dengan jenis IC L1920, untuk memperkuat sinyal keluaran Thermocouple. Bentuk untai ditunjukkan pada Gambar 3.22. Dengan menggunakan Persamaan 3.6, keluaran thermocouple akan diperkuat 1000x. dengan cara sebagai berikut: 1000= 67.68Ω 9 :=49.05Ω +1...(3.6) Karena tidak ada nilai 49Ω maka nilai RG ganti 50Ω dengan memasang 100Ω secara paralel. Setelah keluaran sensor thermocouple diperkuat, maka langsung diumpankan pada bagian analog input pada PLC, dengan pengkabelan seperti Gambar 3.23.

26 Untuk menggerakkan pintu oven digunakan motor DC yang menggunakan driver motor agar bisa bergerak 2 arah (naik-turun). Bentuk untai dan pengkabelan ditunjukkan pada Gambar 3.24. Agar pintu oven berhenti pada titik yang ditentukan, maka digunakan limit switch dengan untai seperti Gambar 3.25. bentuk dari mekanik Oven dan peletakan sensor ditunjukkan pada Gambar 3.26. Gambar 3.24. Untai Driver motor Pintu Oven dan Pengkabelannya Gambar 3.25. Pengkabelan Limit Switch Pintu Oven Gambar 3.26. Mekanik Oven dan Peletakan Limit Switch

27 3.3 Perancangan perangkat lunak Tabel 3.3. Pengalamatan PLC Alamat Fungsi XO Tombol START X1 Tombol STOP X4 Limit Switch Penuang atas X5 Limit Switch Penuang Bawah X6 Limit Switch Pintu Oven Atas X7 Limit Switch Pintu Oven Bawah X10 Sensor Inframerah ID100 Masukan Thermocouple Y15 Motor Pemotong Adonan Y17 Mengaktifkan Sirene Y20 Motor Konveyor Y21 Motor Pencetak Y22 Motor Pencampur Y23 Mengaktifkan Kompor Listrik Y24 Driver Motor Penuang Y25 Driver Motor Penuang Y26 Driver Motor Pintu Oven Y27 Driver Motor Pintu Oven M0 Alamat Untuk Menyimpan X0 M1 Alamat Untuk Menyimpan T100 M2 Alamat Untuk Menyimpan X4 M3 Alamat Untuk Menyimpan X5 M4 Alamat Untuk Menyimpan T1 M6 Alamat Untuk Menyimpan X10 M7 Alamat Untuk Menyimpan C0 M9 Alamat Untuk Menyimpan T104 M13 Alamat Untuk Menyimpan T0 M20 Alamat Untuk Menyimpan X0 M22 Alamat Untuk Menyimpan X6 M23 Alamat Untuk Menyimpan X7 M60 Alamat Untuk Menyimpan D1 T0 Mengatur waktu nyala Pencampur Adonan T1 Mengatur waktu Proses Penuangan T2 Mengatur waktu tunggu sedikit ada adonan T4 Mengatur waktu konveyor dan extruder untuk berhenti sebentar setelah proses Pencetakan T103 Mengatur waktu gerak motor extruder sesaat T104 Mengatur waktu lama pengovenan T109 Mengatur waktu nyala sirene T5 Mengatur waktu gerak Pemotong Adonan D1 Menyimpan Nilai Decimal saat suhu 100 0 C C0 Counter sekat loyang

28 Berikut akan dibahas mengenai perancangan perangkat lunak yang dimulai dengan memilih jalur alamat masukan dan jalur alamat keluaran seperti Tabel 3.1. Program yang digunakan untuk merealisasikan pembuatan perangkat lunak adalah XCP-PROV3.3. Perancangan perangkat lunak ini dijelaskan dengan diagram alir yang ditunjukkan pada Gambar 3.27. PROSES PENCETAKAN PROSES PENGOVENAN START START JALANKAN MOTOR PENCAMPUR ADONAN KOMPOR MENLA JALANKAN TIMER PENCAMPUR MENUANG ADONAN APAKAH SUDAH 100 0 C? APAKAH SUDAH 3 M ENIT? PINTU OVEN TERBUKA KOMPOR MATI JALANKAN EXTRUDER 10 DETIK APAKAH SEKAT SUDAH 16? APAKAH SUHU MASIH 100 0 C? JALANKAN KONVEYOR PINTU OVEN TERTUTUP KOMPOR MENLA APAKAH ADA PENEKANAN TOMBOL STOP? APAKAH TERDETEKSI SEKAT LONG? APAKAH SUDAH 30 MENIT? APAKAH SUDAH 30 M ENIT? MATIKAN KONVEYOR DAN EXTRUDER 2 DETIK JALANKAN EXTRUDER PINTU OVEN TERBUKA APAKAH TERDETEKSI SEKAT LONG? NLAKAN SIRENE END APAKAH SUDAH 5 DETIK? END (a) (b) Gambar 3.27. (a) Diagram Alir Proses pencampuran, penuangan dan pencetakan. (b) Diagram alir Pengovenan Pada saat tombol START (X0) ditekan, PLC akan menggerakkan motor pencampur adonan (Y22 aktif) selama 30 menit dengan cara mengatur nilai K pada T0 sebesar 100 x 600 detik x 30 menit = 1800. Setelah dilakukan

29 pencampuran, kemudian PLC akan menuang adonan ke dalam box pencetak adonan, dengan mengaktifkan driver motor ( Y24 ON dan Y25 OFF ) Saat proses penuangan berhenti (PLC mendeteksi limit switch penuang bawah, X5) pada titik yang ditentukan, driver motor penuang adonan akan berhenti (Y24 OFF dan Y25 OFF ) selama 5 menit dengan mengatur nilai K pada T1 sebesar 100ms x 600 detik x 5 menit = 300. Setelah proses penuangan adonan selesai, PLC akan menggerakkan motor extruder (Y21 aktif) selama 10 detik dengan mengatur nilai K pada T103 sebesar 10 x 100 detik = 1000. Setelah menjalankan motor pencetak, PLC akan menggerakkan motor konveyor (Y20 aktif). Saat dideteksi ada sekat loyang (PLC mendeteksi masukan sensor inframerah), PLC akan menggerakkan motor extruder (Y21 aktif) sampai sudah tidak terdeteksi masukan inframerah. Apabila sudah tidak terdeteksi masukan infra merah, motor extruder dan motor konveyor akan berhenti selama 2 detik, dengan mengatur nilai K pada T4 sebesar 100 x 20= 2000. Pada saat motor extruder dan motor konveyor berhenti selama T4, PLC akan menggerakan motor pemotong adonan selama 2 detik dengan cara mengatur nilai K pada T5 sebesar 100 x 20= 2000. Proses tersebut dilakukan berulang sampai ada penekanan tombol STOP (PLC mendeteksi masukan X1) dan sistem berhenti. Pada proses pengovenan, saat ditekan tombol PLC akan mengaktifkan kompor listrik (Y23 ON ) dan mendeteksi suhu oven (cek nilai ID100), apabila sudah mencapai suhu 100 0 C PLC akan membuka pitu oven dengan cara mengaktifkan driver motor pintu oven (Y26 ON, Y27 OFF ) dan kompor listrik dimatikan (Y23 OFF ). Proses hidup-mati kompor listrik dilakukan berulang ulang tergantung pada suhu oven (apabila suhu lebih dari 100 0 C kompor mati kurang dari 100 kompor hidup). Kemudian apabila sensor infra merah sudah mendeteksi sekat sebanyak 16x (counter C0 bernilai 16), maka pintu oven akan tertutup (Y26 OFF, Y27 ON ). Loyang dipanaskan selama 30 menit dengan mengatur nilai T104 sebesar 180000. Apabila sudah 30 menit, pintu oven terbuka dan PLC mengaktifkan sirene/alarm (Y17 ON ) selama 2 detik.