Pascalia Vinca Alvando 1* Achmad Darul 2 Dasapta Erwin Irawan 3 1. Mahasiswi Sarjana Institut Teknologi dan Sains Bandung 2

dokumen-dokumen yang mirip
Keywords: dewatering, drain hole, akuifer terkekang, drawdown

Tedy Agung CAHYADI 1, Lilik Eko WIDODO 2, Zuher SYIHAB 3), Sudarto NOTOSISWOYO 2)

BAB V PEMBAHASAN. menentukan tingkat kemantapan suatu lereng dengan membuat model pada

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. lereng, hidrologi dan hidrogeologi perlu dilakukan untuk mendapatkan desain

TUGAS AKHIR. Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik Eksplorasi Tambang di Institut Teknologi dan Sains Bandung

Seminar Nasional ke-2: Sains, Rekayasa & Teknologi UPH Rabu - Kamis, Mei 2017, Gedung D, Kampus UPH Karawaci, Tangerang

BAB V PEMBAHASAN. lereng tambang. Pada analisis ini, akan dipilih model lereng stabil dengan FK

STUDI LITERATUR PENDUGAAN NILAI KONDUKTIVITAS HIDRAULIK DENGAN MENGGUNAKAN DATA UJI HIDRAULIK LAPANGAN DAN DATA LOGING GEOTENIK

Studi Analisis Airtanah Pada Confined Aquifer, Unconfined Aquifer dan Half-Confined Aquifer

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... ix. A Latar Belakang...1

POTENSI AIR TANAH DI PULAU MADURA

SIMULASI NUMERIK PADA ALIRAN AIR TANAH MENGGUNAKAN COLLOCATION FINITE ELEMENT METHOD

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x

Roh Santoso Budi Waspodo ABSTRAK

PEMBUATAN PROGRAM APLIKASI DRAINASE VERTIKAL DENGAN MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

DAFTAR ISI. RINGKASAN... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN...

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Kondisi dan Potensi Dampak Pemanfaatan Air Tanah di Kabupaten Sumenep ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN GEOTEKNIK KESTABILAN LERENG PADA PT. INDOASIA CEMERLANG SITE KINTAP KECAMATAN SUNGAI CUKA KABUPATEN TANAH LAUT PROFINSI KALIMANTAN SELATAN

DISTRIBUSI SEBARAN KONDUKTIVITAS HIDRAULIK DARI HASIL UJI AKUIFER CONSTANT HEAD PERMEABILITAS PADA BATUAN SEDIMEN SECARA HETEROGEN

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. bersifat komersial seperti kegiatan industri, pertanian, perkantoran, perhotelan,

Model Hydrogeology for Conservation Zone in Jatinangor using Physical and Chemical Characteristic of Groundwater

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODEL ALIRAN AIR TANAH UNTUK MEMPREDIKSI PENYEBARAN POLUTAN DI TIMUR CEKUNGAN BANDUNG

PENENTUAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE PUMPING TEST

BAB I PENDAHULUAN I.1

PENGARUH FLUKTUASI MUKA AIR WADUK TERHADAP DEBIT REMBESAN MENGGUNAKAN MODEL SEEP/W (Studi Kasus di Bendungan Benel, Kabupaten Jembrana, Bali)

BAB I PENDAHULUAN. PT Beringin Jaya Abadi merupakan salah satu tambang terbuka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. batuan, bahan rombakan, tanah, atau campuran material tersebut yang bergerak ke

BAB I PENDAHULUAN. Airtanah merupakan salah satu komponen dari siklus hidrologi yang ada di

Studi Geolistrik Untuk Mengidentifikasi Kedudukan Lumpur dan Air Dalam Rangka Optimalisasi Timbunan Lowwall

BAB I PENDAHULUAN. Stability Radar (SSR) dan Peg Monitoring WITA, terjadi longsoran besar di low-wall

BAB I PENDAHULUAN. dengan aliran sungai mempunyai masalah dengan adanya air tanah. Air tanah

PENGENDALIAN OVERLAND FLOW SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGELOLAAN DAS. Oleh: Suryana*)

METODE ADI (ALTERNATING DIRECT IMPLICIT) PADA PENYELESAIAN MODEL ALIRAN AIR TANAH

Simulasi Aliran Air Tanah Cekungan Air Tanah Denpasar-Tabanan, Provinsi Bali

Kelongsoran pada Bantaran Sungai Studi Kasus Bantaran Kali Ciliwung Wilayah Jakarta Selatan dan Timur

Analisis Kebutuhan Pompa pada Sistem Penyaliran Tambang Terbuka dengan Persamaan Material Balance (Studi Kasus pada PT TIA)

RSNI3 2527:2012 SNI. Standar Nasional Indonesia. Cara uji sifat hidraulik akuifer terkekang dan bebas dengan metode Jacob

B-100. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode II ISSN : X Yogyakarta, 11 Desember 2010

Cara uji sifat hidraulik akuifer terkekang dan bebas dengan metode Jacob

BAB III METODE PENELITIAN

Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian

DAFTAR ISI. BAB III TEORI DASAR Lereng repository.unisba.ac.id. Halaman

PENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP STABILITAS LERENG PADA TIMBUNAN JALAN TOL DI JAWA BARAT

Kondisi dan Potensi Dampak Pemanfaatan Air Tanah di Kabupaten Bangkalan ABSTRAK

BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA

sasi Nasional Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di dan tidak untuk di komersialkan

Week 8 AKIFER DAN BERBAGAI PARAMETER HIDROLIKNYA

PENELITIAN HYDROGEOLOGI TAMBANG UNTUK RENCANA DRAINASE TAMBANG BATUBARA BAWAH

Simulasi Aliran Air Tanah Cekungan Air Tanah Denpasar-Tabanan, Provinsi Bali

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Zonasi Potensi Pencemaran Bahan Bakar Minyak terhadap Airtanah Bebas (Studi Kasus SPBU Yogyakarta)

Tugas Akhir Pemodelan Dan Analisis Kimia Airtanah Dengan Menggunakan Software Modflow Di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat

Penentuan Zonasi Kawasan Imbuhan Cekungan Air Tanah (CAT) Subang yang ada di Wilayah Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat

DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA TANAH LEMPUNG BERLAPIS MENGGUNAKAN METODE "MEYERHOF DAN HANNA" DAN METODE ELEMENT HINGGA (PLAXIS)

PENENTUAN PARAMETER PERMEABILITAS KONDISI TIDAK JENUH AIR METODE FREDLUND & XING

Kajian Teknis Sistem Penyaliran dan Penirisan Tambang Pit 4 PT. DEWA, Tbk Site Asam-asam Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan

KOMPETENSI PEMANTAU KESTABILAN LERENG : IMPLIKASINYA TERHADAP PRODUKTIVITAS PENAMBANGAN SUMBER DAYA MINERAL

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

1. Alur Siklus Geohidrologi. dari struktur bahasa Inggris, maka tulisan hydrogeology dapat diurai menjadi

Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional 2

Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan Menggunakan Metode Elemen Hingga

PENGEMBANGAN METODE PENGELOLAAN AIRTANAH DENGAN TEORI PERMAINAN (Studi Kasus Cekungan Air Tanah Salatiga) TESIS

HIDROGEOLOGI DAERAH RENCANA PENAMBANGAN BATUBARA OPEN- PIT PT. BHARINTO EKATAMA KABUPATEN KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Menurut Arikunto (2006:26) Metode Penelitian adalah cara yang

Bab 5. Kesimpulan Dan Saran

PENYELIDIKAN HEAD HYDROLIK SISTIM AKUIFER BEBAS UNTUK KONDISI ALIRAN STEADY SATE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

Estimasi Konduktivitas Hidraulik Rekahan Batuan Menggunakan ANFIS : Perbandingan dengan HC-System

Optimasi Metode Jaringan Syaraf Tiruan pada Pemodelan Salinitas Air Tanah

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 1 Februari

STUDI RELASI HIDRODINAMIKA SUNGAI CIWALEN DAN AIR TANAH MELALUI PENDEKATAN MODEL (Studi Kasus pada Aliran Sungai Ciwalen Kecamatan Garut Kota)

Gambar 3 Hidrostratigrafi cekungan airbumi Jakarta (Fachri M, Lambok MH dan Agus MR 2002)

STUDI KARAKTERISTIK AKUIFER BEBAS DAN HASIL AMAN PENURAPAN AIRTANAH KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN

ANALISIS KEBERADAAN DAN KETERSEDIAAN AIR TANAH BERDASARKAN PETA HIDROGEOLOGI DAN CEKUNGAN AIR TANAH DI KOTA MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMODELAN PEREMBESAN AIR DALAM TANAH

BAB IV KONDISI HIDROGEOLOGI

APLIKASI SLIDE SOFTWARE UNTUK MENGANALISIS STABILITAS LERENG PADA TAMBANG BATUGAMPING DI DAERAH GUNUNG SUDO KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Jurnal Geografi. Media Informasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Air Tanah. Air Tanah adalah

SUSTAINABLE PRODUCT DEVELOPMENT FOR SHIP DESIGN USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD

Metode Pumping Test sebagai Kontrol Untuk Pengambilan Airtanah Secara Berlebihan

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISA KESTABILAN LERENG METODE LOWE-KARAFIATH (STUDI KASUS : GLORY HILL CITRALAND)

STUDI PENGARUH TEBAL TANAH LUNAK DAN GEOMETRI TIMBUNAN TERHADAP STABILITAS TIMBUNAN

PROYEKSI KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR INDUSTRI DI KABUPATEN TANGERANG

BAB III HIDROGEOLOGI

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISA KESTABILAN LERENG METODE SLICE (METODE JANBU) (Studi Kasus: Jalan Manado By Pass I)

Tata cara analisis dan evaluasi data uji pemompaan dengan metode Papadopulos Cooper

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

LEMBAR PENGESAHAN MOTTO

Transkripsi:

PEMODELAN DAMPAK PEMASANGAN INCLINED DRAIN HOLE PADA WALL PIT PT XXX TERHADAP PENURUNAN MUKA AIRTANAH Pascalia Vinca Alvando 1* Achmad Darul 2 Dasapta Erwin Irawan 3 1 Mahasiswi Sarjana Institut Teknologi dan Sains Bandung 2 Staf Pengajar Institut Teknologi dan Sains Bandung 3 Staf Pengajar Institut Teknologi Bandung *corresponding author: ABSTRAK Airtanah merupakan salah satu faktor penting yang berkontribusi terhadap ketidakstabilan lereng, air akan mengisi pori tanah sehingga tekanan air pori meningkat, pada tahun 2009 di Pit E, PT. XXX khususnya low wall pernah terjadi longsor, tujuan penelitian ini untuk mengetahui besar penurunan muka airtanah (drawdown) serta melakukan simulasi dalam waktu 10 tahun kedepan setelah upaya dewatering pada tahun 2016 dengan menggunakan sistem drain hole yang dipasang secara inclined. Model konseptual daerah penelitian dibangun dengan data pengamatan muka airtanah mula-mula, curah hujan, topografi dan properti hidrogeologi, simulasi numerik menggunakan metode beda hingga setelah instalasi incline drain hole (IDH) dilakukan yaitu IDH6, IDH4 dan IDH3, pada akifer terkekang masing-masing kedalaman 50m, 50m dan 80m, pemodelan dikalibrasi dengan pengukuran muka airtanah insitu serta perhitungan metode Theis. Hasil simulasi sesuai kurun waktu yang ditentukan menunjukan terjadi penurunan muka airtanah yang ditandai dengan perubahan head pada IDH6 lifetime enam tahun, pada tahun ke enam muka airtanah -168,9; pada IDH4 tahun ke lima kedudukan muka airtanah -181,6 dan sudah tidak dapat dijangkau incline drain hole dan pada IDH 3 lifetime tujuh tahun pada tahun ke tujuh kedudukan muka airtanah -196,2. Keywords: dewatering, drain hole, akuifer terkekang 1. Pendahuluan Pada tahun 2009 di salah satu pit pertambangan milik PT.XXX khususnya pada low wall, longsor pernah terjadi. Longsor yang terjadi harus cepat ditanggulangi, sehingga kegiatan operasional tambang dapat kembali berjalan normal. Cara penanggulangan yang tepat salah satunya adalah dengan memperhatikan mekanisme terjadinya longsor. Longsor yang terjadi pada tahun 2009 tersebut diakibatkan gaya pendorong yang lebih besar dibandingkan gaya penahan. Gaya pendorong pada kasus ini adalah tekanan air tanah yang disebabkan oleh adanya sistem akuifer terkekang. Sehingga penanggulangan yang tepat yaitu dengan memperbesar gaya penahannya. Gaya penahan diperbesar salah satunya dengan mengendalikan air rembesan untuk meningkatkan kekuatan geser material penyusun lereng (Irwandy, 2016). Pengendalian air rembesan yang dimaksud adalah dengan upaya menurunkan muka airtanah. PT.XXX menggunakan upaya tersebut dengan menggunakan sistem drain hole yang dipasang secara inclined pada kuarter ke-empat di tahun 2016. Drain hole merupakan salah satu upaya dalam menurunkan muka airtanah dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui besar penurunan muka airtanah dalam waktu 10 tahun kedepan. Keperluan untuk mengetahui besar penurunan muka airtanah dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengetahui keefektifan dari kegiatan dewatering yang dilakukan.

Efektif yang dimaksud adalah besar kemampuan drain hole untuk mengeluarkan airtanah pada kurun waktu yang telah ditentukan dilihat dari diameter dan panjang drain hole. 2. Metode Penelitian 2.1 Model Konseptual Dalam melakukan simulasi penurunan muka airtanah, data yang dibutuhkan berupa model konseptual yang menggambarkan sistem akuifer pada daerah penelitian. Untuk membangun sistem akuifer, data yang diperlukan berupa hidrostratigrafi dan ketebalannya. Parameter hidrogeologi seperti nilai konduktivitas dan storage ditentukan berdasarkan uji akuifer atau melalui pendekatan teoritis (jika uji akuifer tidak dilakukan). Kemudian, pengumpulan data curah hujan dan evapotranspirasi diperlukan sebagai salah satu sumber recharge pada model. 2.2 Pengamatan Muka Airtanah mula-mula Distribusi muka airtanah mula-mula diperlukan sebagai pre-stress head. Setelah stress diberikan pada model melalui discharge (pada model ini debit yang keluar akibat dewatering berperan sebagai discharge), maka perubahan pada head akan terjadi. Perubahan head inilah yang disebut sebagai penurunan muka airtanah. Atau dengan kata lain, penurunan muka airtanah (drawdown) merupakan respon dari stress yang diberikan pada model. 2.3 Penyelesaian Numerik Finite Difference Method Metode finite difference digunakan untuk mengetahui nilai property (transmissivity dan storage) dari sebuah akuifer melalui setiap poin yang ada di dalam boundary (Anderson, 1992). Untuk mengetahui nilai tersebut, poin-poin diselesaikan dalam grid pattern. Ada 2 macam finite-difference grid yaitu block-centered grid dan mesh-centered grid. Simulasi numerik pada model ini menggunakan block-centered grid untuk mengetahui nilai dari setiap poin dalam boundary. 2.4 Model Kalibrasi Menurut Anderson (1992), suatu model dapat dikatakan akurat jika model tersebut dapat menghasilkan nilai kalibrasi misalnya pada nilai head (simulated heads) yang hampir sama dengan nilai head sesuai dengan pengukuran di lapangan (field measured). Kalibrasi pada model ini dilakukan berdasarkan perhitungan drawdown menurut Theis (1935) dan pengukuran muka airtanah insitu. 3. Data 3.1 Model konseptual Daerah penelitian memiliki sistem akuifer terkekang. Pada Gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa sistem akuifer ini memiliki litologi berupa mudstone dan sandstone. Sandstone sebagai lapisan akuifer berada diantara mudstone yang yang hadir sebagai lapisan akuitar. Parameter hidrogeologi berupa hydraulic conductivity dan storage pada masing-masing layer ditentukan berdasarkan pendekatan teoritis dari Domenico and Schwartz 1990 dan Health 1983. Pada Tabel 3.1 dipaparkan nilai hydraulic conductivity dan storage pada masingmasing layer. Tabel 3.1 Nilai storage pada masing-masing litologi daerah penelitian Litologi K (m/day) Ss Sy Eff.Por Tot.Por

Mudstone 2,592 x 10-5 0,0002377 0,02 0,02 0,5 Sandstone 0,2 0,00001188 0,21 0,21 0,25 Mudstone 2,592 x 10-5 0,0002377 0,02 0,02 0,5 Dalam pembuatan model konseptual ini, dilakukan beberapa batasan dan asumsi, yaitu: 1. Model diasumsikan homogen dan isotropi. 2. Boundary dinyatakan sebagai inactive cells (no-flow boundary). 3. Discharge dinyatakan konstan selama simulasi berlangsung. 4. Dimensi grid pada perangkat lunak Visual Modflow 2011.1 (Trial Version) berukuran 10 m x 10 m, yang menggambarkan luas daerah penelitian pada setiap grid. 5. Nilai konduktivitas hidraulik dan storage diasumsikan mengikuti Domenico and Schwartz 1990 dan Health 1983. 3.2 Drain Hole Pada daerah penelitian, terdapat tiga drain hole yang menjadi objek pengamatan, yaitu IDH 3, IDH 4 dan IDH 6. Drain hole dipasang sampai kedalaman akuifer dengan masingmasing kedalaman 80 m, 50 m dan 50 m, spasi 100 m. Diameter drain hole 0,05 m. Sedangkan untuk nilai conductance 0,3 m/hari. 4. Hasil dan Pembahasan Perhitungan penurunan muka airtanah menurut Theis memiliki rumus sebagai berikut: u= r2 S 4 Tt Dimana: u = konstanta Theis r = jarak pengamatan penurunan muka airtanah (m) S = storativity, dengan nilai 0.0005 untuk akuifer terkekang (tidak berdimensi) T = transmissivity, dengan rumus K x b, K adalah hydraulic conductivity dan b adalah tebal akuifer t = waktu pengamatan penurunan muka airtanah (hari) h₀ h= Q 4 πt W (u) Dimana: h 0 -h = besarnya penurunan muka airtanah (m) Q = debit (m 3 /day) W = well function t(days) h 0-h (m) IDH 3 Z IDH 4 Z IDH 6 Z 365 8.7-132.7 10.0-133.0 5.0-124.0 730 9.4-142.1 11.4-144.4 6.9-130.9 1095 10.5-152.6 11.4-155.8 6.9-137.8

1460 10.5-163.2 12.8-168.6 7.5-145.3 1825 10.7-173.9 13.0-181.6 7.7-153.0 2190 10.9-184.8 15.9-168.9 2555 11.4-196.2 Tabel 4.1 Hasil Perhitungan menurut Theis Equation Perhitungan drawdown menurut Theis menghasilkan penurunan muka airtanah rata-rata dari setiap drain hole adalah 10 meter per tahun. Jika discharge constant, maka akan dapat terlihat batas maksimum penurunan muka airtanah yang dapat dicapai drain hole. Masingmasing drain hole memiliki lifetime yang berbeda. IDH 3 memiliki lifetime hingga 7 tahun kedepan dengan kedudukan muka airtanah maksimum berada pada elevasi -196.2. Sedangkan untuk IDH 4, elevasi muka airtanah berada pada -181.6. Lifetime yang dimiliki IDH 6 adalah 6 tahun, dengan elevasi penurunan muka airtanah maksimum pada -168.9. Gambar 4.1 menunjukan hubungan Antara drawdown terhadap fungsi waktu dalam static steady-state flow selama 10 tahun kedepan. Penurunan muka airtanah diamati dari piezometer 1 dan piezometer 2. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa penurunan muka airtanah maksimum yaitu 10.5 m 3 /hari pada simulasi hari ke 3650. 5. Kesimpulan Gambar 4.1 Grafik drawdown terhadap waktu selama 3650 hari Simulasi penurunan muka airtanah ini memiliki kesimpulan sebagai berikut: 1. Penirisan tambang yang dilakukan sebagai upaya dalam menurunkan muka airtanah berhasil dilihat dari percobaan pemodelan yang dibuat dengan menggunakan perangkat lunak Visual Modflow 2011.1 (Trial Version). 2. Berdasarkan pemodelan didapatkan besar rata-rata penurunan muka airtanah sebesar 6.6 m 3 /hari dengan penurunan muka airtanah terjadi sebesar 10 m setiap tahunnya. 3. Sehingga jika dikaitkan dengan kemampuan drain hole dalam menurunkan muka airtanah dilihat dari batas maksimum drain hole dapat mengeluarkan airtanah, serta elevasi muka airtanah, IDH 3 akan mampu mengluarkan air hingga 7 tahun kedepan, IDH 4 selama 5 tahun kedepan, sedangkan IDH 6 adalah 6 tahun kedepan.

Acknowledgements Daftar Pustaka Anderson, M. P. and Woessner, W. W., 1992. Applied Ground Water Modeling Simulation of Flow and Advective Transport. Academic Press. INC. Arif, Irwandy., 2016. Geoteknik Tambang: Mewujudkan Produksi Tambang yang Berkelanjutan dengan Menjaga Kestabilan Lereng, Gramedia Pustaka Utama. Cahyadi, T.A., Notosiswoyo, S., Widodo, L.E., Iskandar, I., and Suyono., 2016. Pengaruh Instalasi Drain Hole Terhadap Penurunan Muka Airtanah Pada Media Permeabilitas yang Berbeda (Studi Kasus Model Konseptual) https://www.researchgate.net/publication/310673215_pengaruh_instalasi_dra IN_HOLE_TERHADAP_PENURUNAN_MUKA_AIRTANAH_PADA_MEDIA_PER MEABILITAS_YANG_BERBEDA_STUDI_KASUS_MODEL_KONSEPTUAL_Conc eptual_model_of_groundwater_depressurization_in_different_permeabi. Diunduh pada 14 Desember 2016 Domenico, P.A. and F.W. Schwartz, 1990. Physical and Chemical Hydrogeology, John Wiley & Sons, New York. Fetter, C.W., 2001. Applied Hydrogeology 4 th edition, Upper Saddle River, N.J., Prentice- Hall.