EFEK PEMBERIAN α-mangostin DARI GARCINIA TETRANDA PIERRE TERHADAP MORFOLOGI P.FALCIPARUM

dokumen-dokumen yang mirip
MEKANISME AKSI α-mangostin DARI GARCINIA TETRANDA PIERRE TERHADAP P.FALCIPARUM SECARA IN VITRO

AKTIVITAS DAN POTENSI ANTIMALARIA SENYAWA SANTON TEROKSIGENASI DAN TERPRENILASI

Bahan bakar dan bahan baku kertas. Senyawa organik bahan alam

PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIMALARIA DAN INSEKTISIDA FRAKSI ETIL ASETAT DAN SENYAWA 5,7,2',5",7",4"-HEKSAHIDROKSIFLAVANON-[3,8"]- FLAVON DARI BATANG

EFEK ISOLAT AKTIF ANTIMALARIA DARI ARTHOCARPUS CHAMPEDEN TERHADAP ERITOSIT TERINFEKSI PLASMODIUM FALCIPARUM

Uji Aktivitas Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya. LINN) sebagai Antimalaria in vitro

EFFECT OF ANTIMALARIA HERBAL SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) ON MORPHOLOGY CHANGES OF DEVELOPMENT AND PARASITE Plasmodium Falciparum

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari -Juni 2011 di Laboratorium Kimia

EFFECT OF ANTIMALARIA HERBAL SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) ON MORPHOLOGY CHANGES OF DEVELOPMENT AND PARASITE Plasmodium Falciparum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UJI AKTIFITAS ANTIMALARIA EKSTRAK AIR DAUN JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA) PADA KULTUR PLASMODIUM FALCIPARUM IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. Ar11l ELVIEN LAHARSYAH

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Pemberian Kalsium terhadap Pertumbuhan Plasmodium falciparum in Vitro

Aktivitas Antiplasmodium In Vitro dari Hasil Pemisahan KCV Fraksi etil asetat Umbi Angiopteris evecta Kalimantan Tengah

Prosiding Tugas Akhir Semester Genap 2010/2011

KATA PENGANTAR. Penulis

I. PENDAHULUAN. dunia telah memanfaatkan tumbuhan obat untuk memelihara kesehatan (Dorly,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Skrining Alkaloid dari Tumbuhan Alstonia scholaris

ISOLASI DAN KARAKTERISASI STRUKTUR SANTON SERTA UJI ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L)

III. METODOLOGI A. TEMPAT DAN WAKTU

1 Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

Sel sebagai unit dasar kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini

Sel : Unit Kehidupan Terkecil. Konsep Kunci

Uji potensi antiplasmodium ekstrak buah pare... (Susilawati dan Hermansyah)

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. primer sel otak fetus hamster ini merupakan penelitian eksperimental yang

3 Metodologi Percobaan

CSL5_Manual apusan darah tepi_swahyuni 2015 Page 1

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia

III. METODOLOGI PENELITIAN

Aktivitas antiplasmodium dari dua fraksi ekstrak n-heksana kulit batang asam kandis (Garcinia parvifolia Miq)

ABSTRAK. PENGARUH FRAKSI AIR KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana) DAN ARTEMISININ TERHADAP PARASITEMIA PADA MENCIT YANG DIINOKULASI Plasmodium berghei

digunakan adalah bagian daun segar dan simplisia lempuyang wangi dan lempuyang pahit yang digunakan adalah bagian rimpang.

BIOLOGI SEL. Pokok Bahasan. 1. Teori sel 2. Alat bantu mempelajari sel 3. Sel prokariot dan eukariot 4. Ultrastruktur Sel

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

Jurnal Medika Veterinaria Vol. 7, No. 1, Februari 2013 ISSN :

MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan dua rancangan penelitian, yaitu : deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

Aktivitas antimalaria ekstrak etil asetat kulit batang mundu (Garcinia dulcis Kurz)

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium.

Syamsudin 1, Susan Marlina 1, Rita Marleta Dewi 2 1 Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila, Jakarta, 2 P3M, Litbangkes, Departemen Kesehatan

dan tiga juta di antaranya ditemukan di negara sedang berkembang. Di Indonesia diperkirakan

Y ij = µ + B i + ε ij

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium

Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 11, No. 2, 2006, halaman ISSN : Akreditasi DIKTI Depdiknas RI No.

Produksi Senyawa Metabolit Sekunder Melalui Kultur Jaringan dan Transformasi Genetik Artemisia Annua L.

METODOLOGI PENELITIAN

SANTON TERMODIFIKASI DARI Garcinia cylindrocarpa Kosterm. BERSIFAT AKTIF ANTIMALARIA

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

III. MATERI DAN METODE

SKRIPSI. Oleh : RIZA RIDHO DWI SULISTYO K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2007

ISOLASI, KARAKTERISASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN TUMBUHAN PACAR CINA (Aglaia odorata) SKRIPSI SARJANA KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara

Analisis Nitrit Analisis Chemical Oxygen Demand (COD) HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Identifikasi Bakteri

POTENSI SITOTOKSIK EKSTRAK AIR DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) ABSTRAK

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu,

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

dapat dimanfaatkan sebagai obat berbagai macam penyakit. Beberapa yang dilakukan untuk menemukan senyawa-senyawa bioaktif yang

Deskripsi METODE SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON MONOSUBSTITUSI (EURIKUMANON MONOVALERAT)SEBAGAI ANTIPLASMODIUM

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor yaitu:

BAB IV METODE PENELITIAN. digunakan adalah penelitian Posttest Only Control Design ( Gliner,2000 ) dengan kultur in

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) Terhadap Kerusakan,

BAB 1 PENDAHULUAN. di saluran akar gigi. Bakteri ini bersifat opportunistik yang nantinya bisa menyebabkan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik. Penanaman sel ke 96-wells plate. Uji Viabilitas Sel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan. Malaria adalah penyakit yang disebabkan infeksi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh Vitamin E (α-tokoferol) terhadap persentase

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA

DESKRIPSI KEGIATAN Kegiatan Waktu Deskripsi 1. Pendahuluan 10 menit Instruktur menelaskan tujuan dari kegiatan ini

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI AKTIVITAS ANTIMALARIA EKSTRAK ETANOL DAUN COCOR BEBEK (Kalanchoe blossfeldiana Poelln.) pada Plasmodium falciparum 3D7

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KECAPI (Sandoricum koetjape Merr.) Abstract

Artikel Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran. Oleh: NAFITA ARIFANI NIM : G2A FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

4 Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan

AKTIVITAS SITOTOKSIK SENYAWA TURUNAN FLAVONOID TERPRENILASI DARI BEBERAPA SPESIES TUMBUHAN ARTOCARPUS ASAL INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Parasitologi Veteriner dan

Uji Potensi Bakteri dan Resistensi terhadap Antibiotik

Bidang : Biologi Terapan

EFEK HEMOSTATIS EKSTRAK METANOL DAUN SISIK NAGA (Drymoglossum Piloselloides Presl.) PADA TIKUS JANTAN (Rattus norvegicus L.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

EFEK PEMBERIA α-magosti DARI GARCIIA TETRADA PIERRE TERHADAP MORFOLOGI P.FALCIPARUM Hadi Kuncoro Kelompok Bidang Ilmu Bahan Alam Hayati, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda e-mail : kuncoro_hadi82@yahoo.com ABSTRACT Morphological changes assay to P. falciparum from the effects of α-mangostin from G. tetranda using TEM methods has been done. This test aims to determine the effect of mangostin on P. falciparum by observing morphological ultrastructure of P. falciparum using transmission electron microscope (TEM). α-mangostin known to cause morphological changes in ultrastructure of P.falciparum after contact with α- mangostin on the 12 and 24 hour. Key words: α- Mangostin, G. tetranda, P. falciparum, Transmission Electron microscope (TEM) ABSTRAK Telah dilakukan pengujian terhadap perubahan morfologi P. falciparum akibat efek pemberian α-mangostin dari G. tetranda menggunakan metode TEM. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian mangostin kepada P. falciparum dengan melakukan pengamatan ultrastruktur dari morfologi P. falciparum menggunakan Mikroskop Elektron transmisi (TEM). Diketahui α-mangostin menyebabkan perubahan morfologi pada ultrastruktur dari P.falciparum setelah pemberian α-mangostin pada jam ke 12 dan 24. Kata Kunci: α-mangostin, G. tetranda, P. falciparum, Mikroskop Elektron Transmisi. PEDAHULUA Garcinia merupakan salah satu genus yang tersebar luas diseluruh dunia, terutama didaratan rendah hutan hujan tropis Asia Tenggara maupun Afrika bagian barat. Tanaman yang merupakan keluarga dari Guttiferae ini digunakan secara umum sebagai obat tradisional dan diketahui kaya akan metabolit sekunder diantaranya biflavonoid, santon, dan isoprenil benzofenon. Senyawa yang banyak ditemukan dalam spesies Garcinia umumnya memberikan bioaktifitas, seperti antioksidan, sitotoksik, antibakteri, bahkan sebagai antimalaria. Salah satu spesies Garcinia yang belum banyak diteliti adalah Garcinia tetranda Pierre (wadung). Spesies ini banyak ditemui di daerah Indonesia Timur merupakan koleksi Taman asional Meru Betiri, Jember. Berdasarkan hasil penelitian kelompok kimia tumbuhan ITS, G. tetranda Pierre dilaporkan mengandung senyawa santon, khususnya santon terprenilasi mulai dari monoprenilasi sampai triprenilasi. Bagianbagian tertentu dalam satu tumbuhan J. Trop. Pharm. Chem. 2011. Vol 1. o. 2. 102

berpeluang menghasilkan senyawa yang sama atau berbeda. Jenis santon terprenilasi seperti α-mangostin yang diisolasi dari kulit akar tanaman ini juga ditemukan dalam tumbuhan Garcinia mangostana dan dilaporkan aktivitasnya sebagai antimalaria [1]. Berdasarkan laporan penelitian terdahulu terhadap pengujian penghambatan pertumbuhan parasit Plasmodium falciparum secara in vitro terhadap delapan senyawa santon yang diisolasi dari tumbuhan Garcinia tetranda Pierre (Wadung), diketahui bahwa - mangostin memiliki nilai IC50 0,5.10-3 μm, nilai ini lebih kecil dibandingkan standar kloroquin difosfat yang memiliki nilai IC50 = 3. 10-3 μm, hal ini menunjukkan bahwa kedua senyawa tersebut sangat poten untuk ditindak lanjuti menjadi obat antimalaria baru [2]. Senyawa aktif antimalaria bersifat sebagai inhibitor pada proses degradasi hemoglobin, maka inhibitor akan menghambat proses yang terkait dengan pembentukan asam amino sebagai kebutuhan esensial bagi pertumbuhan parasit malaria. Begitu juga hambatan proses detoksifikasi heme, menyebabkan terjadinya penumpukan heme bebas pada vakuola makanan dan akan bersifat toksik sehingga melisis membran, mengakibatkan hemolisis dan menghambat aktivitas beberapa enzim. Hal ini berpengaruh pada metabolisme parasit dan menyebabkan kematian parasit [3]. Pada penelitian ini akan dilakukan pengamatan terhadap perubahan morfologi P. falciparum akibat pemberian α- Mangostin dari G. tetranda dengan menggunakan Mikroskop Elektron Transmisi (TEM). METODE Sampel dan Bahan Sampel penelitian yaitu senyawa aktif - mangostin yang diisolasi dari kulit batang wadung (Garcinia tetranda Pierre) berasal dari Taman asional Meru Betiri, Jember, Provinsi Jawa Timur. Parasit malaria P. falciparum, yaitu parasit malaria P. falciparum strain 3D7 berasal dari Institute Biologi Molekuler Eijkman, Jakarta. Bahan yang digunakan untuk pembiakan parasit dan pengamatan ultrastruktur parasit yaitu acl (Merck), RPMI 1640, HEPES buffer, ahco3, hypoxanthine (Merck), D- sorbitol (Sigma), gentamisin sulfat (Sigma), serum dan sel darah manusia, aquadest steril for irrigation (Otsuka), larutan pewarna giemsa, minyak imersi. Isolat beku P.falciparum strain 3D7, glutaraldehid 5%, natrium cacodilat 0,1M, sukrosa 3%, osmium tetraoksida 2% dan K3Fe(C)6 2,5% dalam dapar atrium cacodilat ditambahkan sukrosa 3%, propilenoksida, spurr s mixture, uranil asetat 0,8%, triple lead citrate. Instrumen Instrumen yang digunakan adalah Blue tip, yellow tip, culture tube, autoclaf, oven, botol laborat (Scott-Duran), tabung sentrifuse bertutup 15 dan 50 ml (Falcon), pipet mikro (Soccorex dan Ependorf), pinset, lampu spiritus, Laminar Air Flow (LAF/clean bench), mikroskop (Olympus CH-20), gelas obyek, lempeng mikro (microplate), petridish, Lempeng multi titer datar dengan 6 lubang (well), sentrifuge, alat ultrathin, pisau diamond, grid yang telah dilapisi formvar 5%, Mikroskop Elektron Transmisi (TEM) JEOL 1010. J. Trop. Pharm. Chem. 2011. Vol 1. o. 2. 103

Pengamatan morfologi P.falciparum menggunakan TEM Uji senyawa aktif antimalaria pada morfologi vakuola makanan parasit malaria, yang diamati dengan Mikroskop Elektron Transmisi (TEM), dilakukan secara in vitro. Pengujian dilakukan menggunakan P. falciparum strain 3D7 pada lempeng multi titer datar dengan 6 lubang (well) meggunakan kultur parasit dengan tingkat parasitemia 1 % dan hematokrit 5 %. Pengamatan ultrastruktur parasit dilakukan pada masa inkubasi 12 dan 24 jam dengan mengamati dibawah mikroskop elektron Transmisi (TEM) JEOL 1010. Pengujian senyawa aktif terhadap biakan P.falciparum dilakukan berdasarkan prosedur pengamatan Aikawa, 1971; Bozzola and Russel, 1998 HASIL DA PEMBAHASA Pengamatan morfologi parasit malaria dengan menggunakan mikroskop elektron transmisi menunjukkan adanya perubahan morfologi parasit pada pengamatan 12 dan 24 jam. Bentuk parasit yang bulat dengan inti yang jelas dan diliputi oleh membran ganda banyak ditemukan pada pengamatan 12 jam pertama (Gambar 1.(a)). Parasit dan eritrosit dibatasi, yang umumnya berhimpit dengan membran luar parasit, sehingga tidak kelihatan dengan jelas. Pada membran luar parasit, kadang dapat ditemukan suatu lekukan, yang disebut sebagai sitostoma, yang memiliki fungsi sebagai mulut untuk mengisap hemoglobin, melalui proses endocytosis, yang melibatkan lisosom sekunder. Setelah proses endocytosis selesai, hemoglobin yang telah diperoleh akan diangkut oleh lisosom sekunder ke vakuola makanan melalui proses fusi (penggabungan). Pada tahap se-lanjutnya, parasit akan mencerna hemoglobin dan menghasilkan suatu hasil antara berupa heme, yang oleh parasit akan dipolimerasasi menjadi bentuk hemozoin. Sitoplama parasit dipenuhi oleh strukturstruktur seperti vakuola makanan dengan hemozoin yang berbentuk anyaman seperti tikar, organel yang memiliki membran ganda (bilaminar wall). Pada pengamatan di jam ke 24, parasit yang ditemukan umumnya dalam bentuk trofozoit tua, dengan struktur yang telah berkembang, misalnya inti yang berlobus, sitoplasma yang diliputi oleh berbagai organel, seperti vesikel transpor, vakuola makanan yang berisi hemozoin, badan osmiofilik serta sitostoma (Gambar 1.b.). Hasil pengamatan ultra-struktur yang terkait dengan analisis morfologi parasit malaria (Gambar 1.),digunakan juga untuk meng-konfirmasi aktivitas biokimiawi senyawa santon terprenilasi aktif antimalaria dari kulit batang G. tetranda Pierre pada vakuola makanan parasit. Pengamatan ultrastruktur parasit malaria yang telah diinkubasi dengan senyawa aktif pada proses degradasi hemoglobin menjadi heme dan globin yang terjadi di vakuola makanan parasit malaria P. falciparum. Berdasarkan Gambar 1, pada kontrol negatif (tanpa pemberian bahan aktif) selama inkubasi 12 dan 24 jam, terlihat ultrastruktur dari stadium trofozoit normal, dengan vakuola makanan berisi hemozoin dan terlihat vakuola makanan dalam bentuk normal (Gambar 1. (a) dan (b)). Adanya hemozoin pada vakuola makanan berarti bahwa proses pengambilan hemoglobin sebagai sumber nutrisi dibawa ke vakuola makanan dan telah diubah secara proteolisis menjadi heme dan globin. Selanjutnya heme yang bersifat toksik bagi parasit telah didetoksifikasi menjadi hemozoin (proses detoksifikasi berlangsung nomal), sedangkan globin akan terhidrolisis menjadi asam-asam amino yang digunakan parasit untuk melakukan sintesis protein. J. Trop. Pharm. Chem. 2011. Vol 1. o. 2. 104

Hal yang berbeda teramati pada stadium trofozoit P.falciparum yang diinkubasi dengan senyawa α-mangostin selama 12 dan 24 jam (Gambar 1.(c) dan (d)). Mikrograf morfologi P.falciparum yang diinkubasi dengan senyawa aktif antimalaria pada 12 dan 24 jam, terlihat pada Gambar 1. Cys (a) (b) (c) Gambar 1. (a-b) Trofozoit normal P. falciparum (kontrol negatif). P. falciparum yang diinkubasi 12 dan 24 jam dengan senyawa α-mangostin (c-d), Pengamatan dengan mikroskop elektron transmisi pembesaran 15.000x. Skala dalam bar : (a-f). =nukleus, Hz =hemozoin, = transfer vesikel, Ery =eritrosit, Cys = sitostoma. (d) Hasil pengamatan ultrastruktur yang terkait dengan analisis morfologi parasit malaria (Gambar 1.), digunakan juga untuk mengkonfirmasi perubahan morfologi senyawa santon terprenilasi yang aktif sebagai antimalaria dari kulit batang G. tetranda pada vakuola makanan parasit. Pengamatan ultrastruktur parasit malaria yang telah diinkubasi dengan senyawa aktif pada hambatan proses degradasi J. Trop. Pharm. Chem. 2011. Vol 1. o. 2. 105

hemoglobin didasarkan pada parameter pembengkakan vakuola makanan parasit akibat akumulasi globin pada vakuola makanan parasit malaria serta perubahan morfologi akibat pemberian senyawa aktif. Berdasarkan Gambar 1., pada kontrol negatif (tanpa pemberian bahan aktif) selama inkubasi 12 dan 24 jam, terlihat ultrastruktur dari stadium trofozoit normal, dengan vakuola makanan berisi hemozoin (Gambar 1.(a) dan (b)). Adanya hemozoin pada vakuola makanan berarti bahwa proses pengambilan hemoglobin sebagai sumber nutrisi dibawa ke vakuola makanan dan telah diubah secara proteolisis menjadi heme dan globin. Selanjutnya heme yang bersifat toksik bagi parasit telah didetoksifikasi menjadi hemozoin (proses detoksifikasi berlangsung nomal). Hal yang sama teramati juga pada stadium trofozoit P.falciparum yang diinkubasi dengan senyawa -mangostin selama diinkubasi 12 dan 24 jam (Gambar 1.(c) dan (d). Berdasarkan kajian ultrastruktur di atas maka, dapat diinterpretasikan bahwa senyawa -mangostin memiliki potensi untuk menghambat hidrolisis globin menjadi asam-asam amino parasit malaria selama masa inkubasi 24 jam. KESIMPULA Berdasarkan pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa mekanisme aksi -mangostin dari G. tetranda menyebabkan penghambatan hidrolisis globin menjadi asam-asam amino yang untuk kepentingan sintesis protein parasit P.falciparum menyebabkan kematian pada parasit. UCAPA TERIMA KASIH Terima kasih kepada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, ITD Unair, FMIPA UB, Eijkman Institute, Jakarta. Dirjen Dikti sebagai sponsor dalam penelitian fundamental (2007) dan HPTP (2008 dan 2009). UP. Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman. DAFTAR PUSTAKA 1. Mahabusarakam, W.; Kuaha, K.; Wialirat, W.; & Taylor, W.C. Prenylated Xanthones As Potential Antiplasmodial Substances, Planta Med, 2006; 72; 912-916 2. Ersam, T.; Santosa, M.; & Widyawaruyanti, A. 2008, Kajian Bioaktivitas Dan Mekanisme Aksi Antimalaria Dari Senyawa Santon Pada Tumbuhan Wadung (Garcinia tetranda Pierre), Laporan Akhir Penelitian HPTP, LPPM-ITS; Surabaya 3. Sherman, I.W. 1998, Malaria, Parasite Biology, Pathogenesis and Protection, American Society for Microbiology Press; Washington, D.C., USA 4. Saxena, S.; Pant,.; Jain, D.C.; & Bhakuni, R.S. 2003, Antimalarial Agents from Plant Sources, Review Articles, Current Science Vol. 85 o. 9, ovember 10, hal 1314-1326 5. Rosenthal, P.J. 2002, Hydrolysis of Erythrocyte Proteins by Proteases of Malaria Parasites, Current Opinion in Hematology. Vol. 9, hal 140 145 6. Rosenthal, P.J.; Wollish, W.S.; Palmer, J.T.; & Rasnick, D. 1991, Antimalarial Effects of Peptide Inhibitors of a Plamodium falciparum Cysteine Proteinase, Journal Clinical Investigation, Vol. 88, ovember, hal 1467-1472 7. Rosenthal, P.J. 1995, Plasmodium falciparum : Effects of Proteinase Inhibitors on Globin Hydrolysis by Cultured Malaria Parasites, Experimental Parasitology, Vol. 80, hal 272-281 8. Kuncoro, H. 2010, Efek Pemberian α- Mangostin Dan 1,3,6-Trihidroksi-7-Metoksi- 2(1,1-Dimetil-Metoksi-propena)-8-Prenilsanton Terhadap Plasmodium falciparum secara in vitro, Tesis, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya J. Trop. Pharm. Chem. 2011. Vol 1. o. 2. 106